Usai membaca surat itu, Solomon sontak mendengus dingin dan berkata, "Nyali pria bernama Wira ini benar-benar besar. Berani betul dia memprovokasi kita saat pasukan kita sudah menekan mereka!""Ayah, hiraukan saja dia. Besok, kita tetap harus menyerang kota dan menangkapnya!" ujar Solomon lagi dengan ekspresi sinis. Dia sama sekali tidak ingin memedulikan provokasi Wira.Mendengar ini, Rendra pun berkata, "Solomon, biar kutanya padamu. Kalau kamu diberi waktu satu hari, bisakah kamu menyelesaikan krisis di Provinsi Jawali?"Solomon sontak menggeleng dan menjawab, "Mustahil! Mana mungkin waktu satu hari cukup? Ayah, jangan dengarkan omong kosong Wira. Dia pasti cuma mengulur waktu untuk menunggu bala bantuan. Biarpun diberi waktu tiga hari, itu tetap akan sia-sia!"Dibutuhkan lima hari bagi pasukan terdekat untuk tiba ke sini. Solomon pun tahu bahwa para prajurit Kerajaan Nuala sedang berjuang melawan pasukan Kerajaan Agrel yang menyerang perbatasan. Tidak ada lagi pasukan militer yang
Lukman tahu bahwa penyerangan kota seharusnya dilakukan pada siang hari, bukan pada malam hari. Tepatnya, pada pagi hari! Itu adalah waktu terbaik untuk bertindak. Berhubung pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino belum terlihat sampai saat ini, itu artinya mereka tidak akan datang. Setidaknya, mereka tidak akan datang hari ini."Gimana bisa? Kenapa mereka nggak datang?" tanya Lukman dengan heran."Bukannya kamu sudah membaca surat kemarin? Kenapa kamu masih bertanya?" ujar Wira sambil tersenyum."Aku memang membacanya, tapi ... mungkinkah ini karena pria angkuh itu mau bersaing denganmu?" tanya Lukman lagi. Hanya alasan itu yang terpikirkan olehnya. Selain itu, dia sama sekali tidak punya ide lain.Wira terkekeh-kekeh, lalu menatap Lukman dan berkata dengan tenang, "Kamu benar-benar ingin tahu kebenarannya?"Lukman menatap Wira yang tersenyum tipis padanya. Dia tertegun sejenak, lalu langsung menjawab, "Tentu saja.""Kalau begitu, duduklah. Aku akan menjelaskannya padamu," kata Wira.Lu
Lukman tidak bisa percaya bahwa Kerajaan Agrel akan bertindak seekstrem ini demi merekrut Wira. Mereka bahkan mengorbankan Rendra, sosok yang sangat berkuasa itu."Kamu mungkin nggak percaya, tapi aku nggak sedang berbohong. Kalau nggak, kenapa Rendra menghimpun pasukannya? Menurut logika, seharusnya Kerajaan Agrel nggak perlu melakukan itu. Menurutku, peperangan akan segera pecah di perbatasan. Pada akhirnya, dua metode ini digunakan untuk membuatku tunduk pada Kerajaan Agrel. Mereka pasti akan memaksa Kerajaan Nuala untuk menyerahkanku," ujar Wira.Prediksi Wira tentu saja bukan omong kosong belaka. Dari kata-kata Dewina, Wira sudah mendapatkan jawabannya. Dia bahkan sudah bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti. Mana mungkin Kerajaan Nuala mau berperang dengan Kerajaan Agrel hanya demi dirinya?Lukman masih tidak bisa memercayai kata-kata Wira. Namun, penjelasan Wira barusan tidak memberinya ruang untuk membantah. Jika dipikir-pikir, segala keanehan dalam situasi ini memang bisa
Lukman sangat kebingungan. Apa maksud dari menyanjung Wira? Dia benar-benar tidak mengerti!Hubungan Wira dan Rendra adalah musuh. Bahkan bisa dikatakan, jika Kerajaan Agrel benar-benar menghargai bakat Wira, Rendra seharusnya menganggapnya sebagai musuh politik. Bagaimana mungkin dia akan mencoba menyanjung Wira? Itu sebabnya, dia yang kebingungan pun bertanya, "Wira, apa maksudmu lagi?"Sementara itu, Wira berkata sambil tersenyum, "Ini sangat sederhana. Dia tahu bahwa dengan menyerang Provinsi Jawali, aku nggak akan bisa mempertahankannya. Tapi, dia malah nggak menyerang dan ingin melihat kemampuanku, juga ingin membuktikan dirinya sendiri. Pada saat yang sama ... dia juga ingin berteman denganku!"Wira kembali menjelaskan, "Sebab, kalau aku benar-benar bisa mempertahankan Provinsi Jawali, reputasiku pasti akan melonjak. Dia sedang mencoba untuk mengajakku bergabung dengan Kerajaan Agrel. Apa kamu sudah mengerti?""Sejujurnya, aku malah menjadi ... berutang budi," keluh Wira sembari
"Tuan Wahyudi sangat berbakat. Kami merasa malu dengan diri kami sendiri. Kami mohon kepada Tuan Wahyudi untuk merencanakan strategi dan mencari jalan keluar bagi kami!""Harap Tuan Wahyudi merencanakan strategi dan mencari jalan keluar bagi kami!""Harap Tuan Wahyudi merencanakan strategi dan mencari jalan keluar bagi kami!"Mereka telah melihat kemampuan sejati Wira dan tentunya sudah yakin sepenuhnya sekarang. Wira pun melirik semua pasukan dengan tatapan dingin, lalu berbicara dengan tenang, "Aku berjanji akan mencari jalan keluar bagi semuanya. Aku pasti akan menepati janjiku. Apalagi, janjiku yang kemarin sudah ditepati. Selama kalian percaya padaku, Provinsi Jawali nggak akan jatuh!"Wira menimpali, "Pembangunan parit yang belum selesai kemarin akan diteruskan hari ini. Selain itu, aku memerintahkan bahwa di dalam Provinsi Jawali, nggak ada yang boleh berbicara tentang kekalahan untuk mematahkan semangat pasukan!"Kemudian, Wira mengancam, "Kalau aku mendengar ada para prajurit
Saat Rendra merasa penasaran, panah-panah mulai ditembakkan langsung ke tenda perangnya. Setiap anak panah membawa sepucuk surat. Totalnya ada ribuan surat dalam serangan ini. Saat ini, semua orang dalam pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino telah menerima surat-surat itu!Rendra tentu juga melihatnya. Dia memegang surat itu, lalu berkata sambil tersenyum, "Trik kecil untuk memecah belah dan memengaruhi pikiran ... ini benar-benar menarik, tapi dia nggak tahu bahwa pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino adalah bawahanku. Selama bertahun-tahun, mereka adalah tangan kananku. Perkataan Wira nggak akan bisa memengaruhi mereka begitu saja."Rendra tidak terlalu menghiraukan surat-surat ini, tetapi banyak orang di pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino telah membacanya.Saat melihat surat-surat itu, jantung mereka berdetak kencang. Bagaimanapun, tindakan mereka merupakan pengkhianatan dan pembelotan nyata. Setelah peristiwa ini, mereka hanya memiliki dua pilihan, yaitu antara mati atau tetap s
Sejujurnya, Raja Bakir sangat enggan mengutus Yudha untuk menghadapi situasi tersebut. Saat ini, Gatot bangkit dan berkata, "Yang Mulia, mohon izinkan Panglima Yudha untuk memimpin pasukan."Gatot bukan pendukung dari faksi penasihat kiri maupun kanan. Gatot adalah salah satu dari sedikit pejabat yang bersikap netral di istana. Dia selalu mempertimbangkan kepentingan nasional di atas segalanya.Meskipun Gatot tahu bahwa permintaannya mungkin tidak akan disetujui oleh Raja Bakir, dia tetap mengatakannya. Begitu mendengar hal ini, Raja Bakir sontak menarik napas dalam-dalam. Kemudian, dia mengangguk seraya berkata, "Aku akan mempertimbangkan permohonanmu. Sekarang, kalian semua sudah boleh meninggalkan tempat ini."Setelah para pejabat pergi, Raja Bakir kembali ke ruang kerja istana. Begitu masuk, permintaan pertamanya adalah untuk memanggil Yudha. Sementara itu, Yudha juga telah mendengar tentang situasi di Provinsi Jawali. Meskipun sangat khawatir, dia juga memiliki keyakinan besar dal
Saat Yudha mendengar kata-kata ini, dia merasa makin sedih. Namun, dia tidak banyak bicara dan hanya mengikuti perintah. Dia memang mengkhawatirkan Provinsi Jawali, tetapi … Yudha hanya bisa memilih untuk memercayai Wira.Bagaimanapun, jika Yudha mengumpulkan dan memimpin pasukan ke sana sekarang, setidaknya itu akan memakan waktu tujuh hari sebelum dia mampu menyelamatkan Wira di Provinsi Jawali. Apabila Wira mampu bertahan, tujuh hari bukanlah masalah. Namun, jika Wira tidak mampu, semuanya tetap akan terlambat ketika Yudha tiba di sana.Saat ini, bantuan terbaik yang dapat Yudha berikan adalah segera menenangkan perbatasan. Begitu perbatasan stabil, Rendra akan bagaikan burung dalam sangkar. Bahkan ... Rendra mungkin akan melarikan diri tanpa melakukan pertempuran!"Tuan Wahyudi, tunggu aku. Aku akan mengendalikan perbatasan secepat mungkin dan memastikan kamu tetap aman!" Usai berkata demikian, Yudha segera mengumpulkan pasukan dan meninggalkan ibu kota kerajaan untuk menuju perbat
Setelah Joko pergi, Darsa yang berdiri di dalam tenda menghela napas karena saat ini dia benar-benar tidak tahu apa rencana Wira dan yang lainnya. Namun, sekarang dia hanya bisa menebak karena dia tidak mungkin bisa selalu mengetahui semua pergerakan musuh di garis depan.....Di luar tenda, Joko memimpin pasukan kavaleri dan segera bergerak maju karena sudah menerima perintah dari Wira. Tidak peduli apa pun yang terjadi, mereka harus menahan pergerakan musuh.Di dataran terbuka di garis depan, Arhan dan Hayam juga sedang memimpin pasukan kavaleri mereka perlahan-lahan maju. Mereka juga sudah menerima perintah dari Wira sebelumnya, sehingga mereka tahu saat ini mereka harus selalu waspada. Bagaimanapun juga, Wira sudah memperingatkan mereka bahwa pasukan utara memiliki rencana licik, sehingga posisi mereka pasti sangat tidak menguntungkan.Saat pasukan mereka terus bergerak maju, Hayam menatap Arhan dan berkata dengan nada muram, "Sebelumnya, Tuan bilang sekarang kita harus membuat mus
Adjie tertegun dan berpikir sejenak, lalu perlahan-lahan berkata, "Kalau mereka ingin menggagalkan rencana kita, mereka hanya bisa menahan kita atau melancarkan serangan langsung pada kita. Jadi, kemungkinan besar mereka akan menjalankan kedua pilihan ini sekaligus."Wira langsung tertawa terbahak-bahak, lalu menatap Adjie dan berkata, "Bagus, analisismu ini memang benar. Musuh mungkin akan benar-benar melakukannya. Aku tanya sekali lagi, apa rencanamu kalau mereka benar-benar melakukannya?"Adjie langsung berpikir sejenak. Hal pertama yang harus dilakukannya adalah memastikan bagaimana musuh akan menyerang agar dia bisa menentukan langkah balasan yang tepat. Memikirkan hal ini, dia pun mengernyitkan alis.Sementara itu, Agha dan Nafis saling memandang karena mereka benar-benar bingung harus bagaimana menyelesaikan masalah ini.Adjie maju dan mengamati peta itu dengan saksama, lalu perlahan-lahan berkata, "Tunggu, aku mulai mengerti sekarang. Musuh pasti akan reorganisasi pasukannya. K
Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Setelah merespons, Hayam berbalik dan pergi.Setelah Hayam pergi, Adjie yang berdiri di samping mengernyitkan alis dan berkata sambil tersenyum, "Tuan, kenapa kita harus lebih mendekat?"Menurut Adjie dan yang lainnya, menjaga jarak yang lebih jauh lebih menguntungkan jika mereka tidak berniat untuk bertarung langsung dengan musuh. Namun, melihat strategi yang direncanakan sekarang, mereka merasa agak merepotkan. Bagaimanapun juga, mereka juga tahu menangani masalah ini dengan cara seperti ini bukan hal yang mudah.Salah seorang mengernyitkan alis dan berkata, "Sebelumnya kita juga nggak menyangka, tapi sekarang kelihatannya situasi ini benar-benar merepotkan. Selain itu, apa kalian menyadari sesuatu? Kalau kita berhasil menyelesaikan masalah ini, musuh pasti akan kesulitan."Semua orang pun menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Wira tersenyum dan berkata, "Hehe. Kalau kita tetap menjaga jarak, musuh akan mencurigai kita. Tapi, ka
Adjie berbicara sambil menunjuk pada lokasi di peta.Melihat titik yang ditunjuk, Wira tertegun sejenak karena dia benar-benar tidak terpikirkan tempat ini sebelumnya. Dia bertanya dengan sangat penasaran, "Kalau dilihat dari peta ini, tempat ini sepertinya adalah Gunung Sembilan Naga. Kalau musuh menyerang kita dari tempat ini, mereka harus menguasainya lebih dulu. Tapi, seharusnya nggak mudah melewati gunung ini, 'kan?"Tepat pada saat itu, Hayam tiba-tiba masuk dari luar. Sebelumnya, dia dan Arhan sedang sibuk menyiapkan pasukan sesuai dengan rencana Wira agar bisa langsung dikerahkan. Mereka akan menjadi gelombang ketiga yang melancarkan serangan.Begitu melihat Hayam, Wira tersenyum dan berkata, "Hayam, kamu sudah menempatkan pasukan di daerah ini?"Setelah maju dengan ekspresi bingung dan melihat tempat yang ditunjuk Wira di peta, Hayam baru perlahan-lahan berkata, "Gunung Sembilan Naga? Aku memang sudah menempatkan seluruh anggota yang aku bawa dari Paviliun Langit di sana. Ngga
Darsa langsung menganggukkan kepala, lalu berkata, "Kalau rencana ini sudah berjalan, langkah selanjutnya akan jadi lebih mudah. Untuk saat ini, kita selesaikan urusan sebelumnya dulu."Joko juga menganggukkan kepala, lalu menatap lokasi Gunung Sembilan Naga di peta dan berkata dengan pelan, "Aku nggak tahu apa semuanya bisa berjalan sesuai dengan rencana. Tapi, bagi kita, tugas ini tetap merepotkan. Bagaimana menurut kalian?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum dan menganggukkan kepala karena mereka juga merasa strategi ini bisa dijalankan. Beberapa saat kemudian, seseorang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya kita juga nggak menyangka hal ini akan terjadi, tapi sekarang sepertinya pasukan besar Wira akan sangat kesulitan."Setelah semuanya sudah disiapkan, Darsa berkata dengan pelan, "Ah, ini memang sangat merepotkan. Sekarang aku malah makin tertarik dengan Wira."Mendengar perkataan itu, Joko tersenyum.Seolah-olah teringat sesuatu, Darsa kembali berkata, "Kalau dugaanku n
"Selain itu, meskipun musuh mengetahui rencana kita, jumlah mereka juga masih kalah dari kita. Dengan begitu, mereka akan terpaksa melawan kita dan ini akan menjadi kesempatan besar bagi kita," lanjut Zaki.Darsa yang berdiri di samping pun menganggukkan kepala karena dia merasa strategi ini memang cukup masuk akal. Setelah berpikir sejenak, dia berkata dengan nada muram, "Kalau memang seperti itu, aku merasa rencana ini cukup bagus. Dengan begitu, kita juga bisa menumpas habis rencana kita."Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju.Melihat kedua orang itu sudah setuju, Darsa kembali tersenyum dan berkata, "Baiklah. Kalau kalian sudah setuju, sekarang kita tinggal memastikan satu hal. Siapa di antara kalian yang akan memimpin serangan ini?"Mendengar pertanyaan itu, Joko dan Zaki langsung tertegun. Menurut mereka, memimpin serangan ini memang bukan hal yang mudah.Setelah berpikir sejenak, Zaki berkata dengan nada muram, "Bagaimana kalau aku
Mendengar perkataan Joko, Darsa yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Hehe. Nggak perlu terburu-buru. Kalau benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini, sebenarnya sangat mudah. Tapi, kita harus memastikan tujuan musuh dalam pertempuran kali ini dulu."Zaki langsung menjadi cemas dan perlahan-lahan berkata, "Tuan, aku yakin musuh pasti berusaha menguras stamina kita. Sekarang pasukan kita sudah cukup kewalahan menghadapi Wira, kita harus segera bertindak."Joko juga mengernyitkan alis dan berkata, "Benar, Tuan. Kita nggak boleh terus menahan diri lagi, kita harus mencari cara untuk segera menyelesaikan masalah ini."Zaki juga menganggukkan kepala setuju dengan perkataan Joko.Melihat kedua orang itu begitu bersemangat, Darsa hanya bisa tersenyum dan berkata, "Sepertinya situasi ini memang agak merepotkan, tapi kita tetap harus memastikan semuanya bisa berjalan dengan baik."Semua orang pun menganggukkan kepala dan salah satu dari mereka pun berkomentar, "Situasi kita kali
Zaki tertegun sejenak setelah mendengar perkataan itu, lalu berkata dengan pelan, "Tuan, kamu pasti sedang bercanda. Menurut kami, kalau kita menyelesaikan masalah ini, hal lainnya benar-benar akan jadi lebih mudah."Beberapa saat kemudian, Darsa pun tersenyum dan berkata, "Sebelumnya kita juga nggak yakin rencana ini akan berhasil, tapi sekarang kita harus memastikan kemungkinan langkah ini lebih dulu."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga merasa rencana ini sepertinya akan berjalan dengan baik.Setelah memastikan langkah selanjutnya, Darsa tersenyum dan kembali berkata, "Aku nggak menyangka kita akan menjalankan rencana ini, sekarang kita hanya perlu memastikan ini adalah keputusan yang tepat."Semua orang kembali tertegun karena mereka juga merasa urusan lainnya akan menjadi lebih mudah diatasi jika masalah ini bisa diselesaikan.Salah satu dari orang-orang ini bahkan berkata dengan sangat bersemangat, "Sebelumnya kita juga nggak yakin, tapi sekarang kelihatannya renc
Mendengar perkataan Zaki, Darsa menghela napas karena situasi kali ini memang sulit untuk ditangani. Jika ingin menyelesaikan masalah ini, dia merasa mereka harus mencari solusi yang tepat. Selain itu, hal ini juga memang cukup merepotkan.Tepat pada saat itu, Darsa yang seolah-olah teringat sesuatu pun berkata dengan pelan, "Sekarang kita juga nggak bisa mengirim semua mata-mata kita dan masalah ini pun belum selesai, kita berada dalam posisi yang sangat sulit. Jadi, menurutku, situasi kali ini benar-benar rumit."Setelah itu, Darsa mengernyitkan alis dan melanjutkan, "Sebelumnya aku juga nggak memikirkan hal ini, tapi sekarang sepertinya situasinya benar-benar sulit. Menurut kalian, apa yang harus kita lakukan?"Setelah terdiam sejenak, Zaki tersenyum dan berkata, "Tuan, kamu pasti sedang bercanda, 'kan? Kamu juga tahu kemampuanku nggak begitu hebat. Kalau memimpin pasukan di medan perang, aku masih bisa. Tapi, kalau untuk hal seperti ini, aku benar-benar nggak tahu."Darsa hanya ter