"Nggak masalah. Dalam pertempuran ini, kita pasti akan kehilangan puluhan ribu pasukan. Sekarang baru beberapa ribu orang saja, itu bukan masalah besar. Aku ingin tahu, trik apa yang masih dimiliki oleh Wira!" ucap Rendra dengan acuh tak acuh.Pengorbanan besar memang diperlukan untuk menaklukkan kota dan benteng. Itu akan dibangun dari tumpukan mayat. Solomon pun mengangguk dan memperhatikan dengan cermat. Sementara itu, tembok apinya sudah mulai meredup. Kini, tembok tersebut bukan lagi merupakan ancaman besar. Rendra kembali memberi perintah, "Serang lagi!"Ribuan prajurit lagi-lagi dikerahkan untuk menyerang kota. Pada saat ini, Wira juga berkata, "Saatnya untuk berjuang mati-matian. Kalau bisa bertahan, kita akan menang!"Usai Wira berkata demikian, Danu dan Pasukan Zirah Hitam juga bergegas ke tembok kota. Masing-masing dari mereka membawa busur dan anak panah. Meskipun tidak sekuat busur zirah, panah-panah ini tetap tidak boleh diremehkan!Pasukan Rendra mulai menyerang gerbang
Di atas tembok kota Provinsi Jawali, semua orang berjuang dengan berani. Namun, begitu mendengar bunyi terompet, semua orang sontak merasa lega. Itu adalah terompet penarikan pasukan!Pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino bisa-bisanya menarik diri. Itu adalah sesuatu yang tak pernah disangka oleh siapa pun. Melihat pasukan lawan yang menarik diri, Lukman, Noval dan para jenderal tampak tercengang. Mereka benar-benar berhasil bertahan. Ini adalah hal yang mustahil.Wira mengangguk sambil tersenyum, lalu turun dari tembok kota. Para jenderal memberikan penghormatan kepadanya saat dia pergi. Mereka tahu jelas, jika bukan karena Wira, mereka mungkin tidak akan bisa bertahan hingga sekarang. Meskipun mereka masih memiliki banyak keraguan, hasil akhirnya tetap positif.Wira pun kembali ke rumahnya. Sebelum masuk ke dalam rumah, dia mendapati Farrel yang menangkupkan tangan, lalu berkata sambil tersenyum, "Kak Wira, kamu memang luar biasa. Kamu bahkan berhasil mengatasi situasi seberat ini ..
Wira berucap, "Bukan memuji, tapi kenyataannya memang begitu. Selain itu, kamu mau merekrutku. Jadi, kamu pasti akan berusaha menyetujui persyaratan yang kuajukan."Farrel menjadi antusias setelah mendengar ucapan Wira. Dia menyahut, "Wira, berarti kamu berniat membantu Keluarga Barus?"Wira menarik napas dalam-dalam dan menimpali, "Aku bisa membantu Keluarga Barus, tapi ... kita bicarakan lagi nanti kalau aku bisa kembali hidup-hidup."Farrel dan gadis berpakaian ungu tercengang begitu mendengar ucapan Wira. Farrel bertanya, "Kembali hidup-hidup? Apa ... maksudnya?" Dia sangat terkejut karena tidak mengerti alasannya."Masalah ini ... kamu pasti akan langsung paham setelah aku memberitahumu," kata Wira. Dia meletakkan cangkir tehnya, lalu melanjutkan, "Mungkin, aku akan pergi ke Kerajaan Agrel beberapa hari lagi.""Apa?" seru Farrel yang seketika memelotot. Dia tampak tidak percaya. Kemudian, Farrel bertanya lagi, "Pergi ke Kerajaan Agrel? Apa maksudnya?"Farrel yang terkejut belum me
Farrel mengangguk. Dia berkata setelah merenung sesaat, "Seharusnya ... Ibu Suri Kerajaan Agrel. Kalau informanku nggak salah, dia yang membuat strategi ini."Farrel memandang Wira dengan ekspresi gugup. Wira tersenyum dan menyahut, "Ibu Suri? Wanita tua ini benar-benar hebat."Farrel menggeleng dan menimpali, "Salah ... Ibu Suri ini bukan wanita tua, tapi masih muda. Kalau informasinya nggak salah, sekarang dia baru berusia 27 tahun."Wira tercengang setelah mendengar perkataan Farrel. Dia berseru, "Apa? Dia sudah menjadi Ibu Suri di usia 27 tahun? Mana mungkin?"Wira tidak mengerti. Wanita ini benar-benar hebat, bisa-bisanya dia menjadi Ibu Suri di usia yang begitu muda.Kemudian, Farrel menjelaskan, "Benar, 8 tahun yang lalu dia masuk ke istana dan menjadi Permaisuri. Tiga tahun kemudian, Kaisar meninggal dan Pangeran tertua baru berusia 5 tahun. Setelah Pangeran menjadi Kaisar, wanita ini pun menjadi Ibu Suri."Farrel melanjutkan, "Awalnya, aku mengira Kerajaan Agrel akan menjadi k
Jika ingin melindungi diri sendiri dan keluarganya, Wira harus menjadi makin kuat. Wira tentu memahami hal ini sejak awal, tetapi dulu dia tidak terlalu terkenal sehingga tidak ada yang mengincarnya.Setelah mengalahkan Raja Tanuwi, sosok Wira makin menarik perhatian semua orang. Kebanyakan orang tidak memercayai hal ini, tetapi orang yang percaya tentu tahu kehebatan Wira. Kalaupun ingin menyembunyikan diri, sepertinya hal ini sangat sulit dilakukan. Jadi, sekarang Wira hanya bisa mulai bertindak sesuai kondisinya.Farrel langsung tersenyum begitu mendengar ucapan Wira. Dia berujar dengan antusias, "Wira, aku akan mengurus semuanya. Sepertinya, kamu ... juga perlu mengurus banyak hal. Jadi, aku nggak akan mengganggumu lagi."Kemudian, Farrel meninggalkan rumah Wira dengan perasaan gembira. Sesudah Farrel pergi, Wira menulis beberapa surat dan meletakkannya di meja.Kemudian, Wira memanggil Danu, Wulan, Fabrian, Pramana, dan Mandra. Mereka tidak tahu Wira mencari mereka karena urusan a
Wira pun menceritakan kejadian sebenarnya kepada mereka. Hanya saja, mereka makin khawatir setelah mendengar cerita Wira."Kak Wira, kalau Kerajaan Nuala benar-benar berbuat seperti ini, kami ... kami akan memberontak!""Benar. Sialan, beraninya mereka menindas orang!""Dusun Darmadi sangat kuat. Tanpa pasukan sebanyak puluhan ribu orang, siapa pun nggak akan mampu menyerang kita. Dusun kita begitu terpencil, Raja juga nggak bisa berbuat apa-apa kepada kita!"Semuanya merasa kesal dan tidak puas. Wira sangat bersyukur melihat sikap mereka.Wira berucap, "Sudahlah, nggak ada gunanya kalian marah-marah begini. Aku berbuat seperti ini juga demi kalian, aku nggak mau kalian ikut menderita. Lagi pula ... belum tentu aku akan kenapa-kenapa setelah pergi ke sana. Kalian hanya perlu mengikuti arahanku."Wira menambahkan, "Tenang saja, aku janji aku pasti akan kembali dengan selamat." Dia tersenyum untuk menenangkan mereka semua.Meskipun merasa tidak puas, Danu dan lainnya tetap mendengarkan a
Tentu saja, Giandra harus bertarung mati-matian. Sementara itu, Yudha juga memiliki kemampuan yang hebat. Dengan kesenjangan jumlah pasukan antara kedua belah pihak, Yudha tetap berusaha bertahan.Yudha berujar, "Giandra, kamu mundur saja. Kalau terus berperang seperti ini, kamu juga nggak akan menang!"Yudha yang memakai baju zirah tampak karismatik saat bertarung. Auranya sangat garang. Yudha memang ingin menghabisi pasukan Kerajaan Agrel yang dipimpin Giandra, tetapi dia mengkhawatirkan Wira. Yudha ingin menyelesaikan peperangan di sini dan menyelamatkan Wira.Hanya saja, Yudha tidak tahu bahwa semua ini ada di dalam kendali Kerajaan Agrel. Giandra tersenyum dan berkata, "Yudha, kalian memang hebat. Tapi, dalam peperangan kali ini, sudah jelas pasukan Kerajaan Nuala nggak mampu melawan pasukan elite Kerajaan Agrel.""Lagi pula, di dalam Kerajaan Nuala masih ada 30 ribu pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino dari Kerajaan Agrel. Asalkan aku memberi perintah, kalian pasti akan kalah ka
Suara Ardi yang lantang bergema di ruang kerja istana. Saat ini, raut wajah semua orang tampak muram setelah mendengar ucapan Ardi. Ini adalah kelemahan Kerajaan Nuala. Setiap kali berperang, semua orang akan mencemaskan hal ini.Bagaimanapun, selain Kerajaan Agrel, masih ada bangsa Monoma, bangsa Lokus, dan bangsa lainnya yang mengincar Kerajaan Nuala. Jadi, Kerajaan Nuala memang mampu bertarung dengan Kerajaan Agrel. Namun, seiring berjalannya waktu, orang-orang di Kerajaan Nuala tetap merasa cemas dan penyebabnya adalah bangsa lain ini.Ardi, Kemal, dan keenam menteri lainnya tentu memahami logika ini. Sebagai penguasa Kerajaan Nuala, Raja Bakir pasti juga memahaminya. Dia melirik Ardi yang bersikap tegas, Kemal yang tampak marah, dan ekspresi keenam menteri yang berbeda-beda. Raja Bakir sudah diam-diam membuat kesimpulan.Raja Bakir tidak menyukai Wira. Tujuan Putro menyokong Wira hanya untuk mengkritik pemerintah. Saat ini adalah kesempatan untuk menyingkirkan Wira. Raja Bakir sam
Mendengar perkataan Zaki, Darsa menghela napas karena situasi kali ini memang sulit untuk ditangani. Jika ingin menyelesaikan masalah ini, dia merasa mereka harus mencari solusi yang tepat. Selain itu, hal ini juga memang cukup merepotkan.Tepat pada saat itu, Darsa yang seolah-olah teringat sesuatu pun berkata dengan pelan, "Sekarang kita juga nggak bisa mengirim semua mata-mata kita dan masalah ini pun belum selesai, kita berada dalam posisi yang sangat sulit. Jadi, menurutku, situasi kali ini benar-benar rumit."Setelah itu, Darsa mengernyitkan alis dan melanjutkan, "Sebelumnya aku juga nggak memikirkan hal ini, tapi sekarang sepertinya situasinya benar-benar sulit. Menurut kalian, apa yang harus kita lakukan?"Setelah terdiam sejenak, Zaki tersenyum dan berkata, "Tuan, kamu pasti sedang bercanda, 'kan? Kamu juga tahu kemampuanku nggak begitu hebat. Kalau memimpin pasukan di medan perang, aku masih bisa. Tapi, kalau untuk hal seperti ini, aku benar-benar nggak tahu."Darsa hanya ter
Melihat orang-orang di sana, mata-mata itu langsung tertegun dan berkata, "Para Jenderal, sepertinya ada masalah. Sebelumnya kami juga nggak menyangka orang-orang ini ternyata begitu kuat. Sekarang pasukan musuh sudah kembali menyerang lagi."Darsa langsung terkejut saat mendengar musuh kembali menyerang karena situasi ini benar-benar sulit untuk dipahami.Bahkan salah seseorang berkata, "Sepertinya ada yang nggak beres, mana mungkin mereka kembali menyerang. Ini nggak masuk akal."Saat semua orang masih bingung, Joko juga tertegun sejenak. Melihat Darsa mengernyitkan alis, dia pun memberi hormat dan berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku memimpin pasukan keluar? Kali ini, biar aku yang melawan mereka."Setelah tertegun sejenak saat mendengar perkataan Joko, Darsa tersenyum sambil menganggukkan kepala dan berkata, "Baiklah, kamu pergi menghadapi mereka dulu."Setelah Joko pergi, Zaki baru menyadari ekspresi Darsa seperti agak muram. Dia pun mengernyitkan alis dan bertanya, "Tuan, apa ada
Mendengar perkataan Wira, semua orang awalnya benar-benar tidak dapat memahaminya.Melihat reaksi semua orang, Wira hanya bisa tersenyum dan menjelaskan, "Hehe. Coba kalian bayangkan kalau kalian adalah pasukan utara. Kita sudah menyerang dengan gencar seperti ini, tapi mereka tetap nggak melancarkan serangan balik. Menurut kalian, apa yang sedang mereka pikirkan?"Mendengar perkataan itu, semua orang langsung tertegun sejenak.Beberapa saat kemudian, Adjie baru menyadari maksudnya dan menatap Wira dengan heran. Dia tersenyum dan berkata, "Aku mengerti. Maksud Tuan adalah membuat musuh nggak percaya pada kita, jadi mereka akan terus mengamati situasi ini. Benar, 'kan?"Wira tersenyum. Melihat orang-orang ini mulai memahami rencananya, dia pun perlahan-lahan tersenyum dan berkata, "Hehe. Sekarang kamu sudah mengerti, 'kan? Kalau kita melakukan ini, sisanya nggak akan jadi masalah besar."Mendengar perkataan ini, semua orang segera menganggukkan kepala. Menurut mereka, rencana ini benar-
Zaki yang berdiri di samping berkata, "Pasukan mereka kali ini nggak banyak. Mungkin mereka melihat puluhan ribu prajurit kita bergerak, jadi mereka takut bertempur. Lagi pula, mereka hanya membawa beberapa ribu orang."Mendengar itu, Darsa dan Joko tersenyum. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi akan berkembang seperti ini. Setelah beberapa saat, Darsa berucap, "Ini benar-benar di luar dugaan. Sepertinya mereka memang pengecut."Joko juga tersenyum. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan nada kurang puas, "Tapi, aku benar-benar nggak menyangka mereka akan menyerah secepat ini."Darsa merasa ada sesuatu yang tidak beres. Hanya saja, meskipun dipikirkan, dia tidak bisa langsung menemukan jawabannya. Sesaat kemudian, dia akhirnya berkata, "Aku belum bisa memastikan, yang jelas kita harus berhati-hati."Di sisi Wira, setelah melihat Agha kembali bersama pasukannya, Adjie tersenyum dan berkata, "Sepertinya semuanya berjalan sesuai rencana. Bagaimana kalau kita langsung mengirim pa
Wira mengangguk pelan. Harus diakui, yang dikatakan Adjie memang masuk akal.Setelah beberapa saat, dia tertawa dan berkata, "Haha, menyelesaikan masalah ini sebenarnya nggak terlalu sulit. Tapi, pertama-tama, kita harus memastikan tempat ini benar-benar terkendali. Selain itu, kita juga harus paham apa yang akan dilakukan selanjutnya."Mendengar itu, semua orang terdiam sejenak. Adjie berujar, "Tuan, dengan cara ini, semuanya jadi lebih mudah untuk kita atur. Selain itu, menurut kami, masalah ini memang nggak terlalu sulit untuk diselesaikan.”Semua orang mengangguk setuju. Setelah beberapa saat, seseorang tertawa dan berkata, "Haha, awalnya aku juga tidak menyangka. Tapi sekarang, kalau kita bisa menangani masalah ini, sisanya akan lebih mudah."Beberapa saat kemudian, Adjie mendengar suara derap kuda dari luar. Dia tertawa dan berkata, "Sepertinya Agha dan pasukannya sudah berangkat. Sekarang kita tinggal menunggu kabar."Wira tersenyum kecil dan mengangguk pelan.....Di sisi lain,
Setelah semua persiapan selesai, Agha masuk kembali. Melihat Wira, dia menangkupkan kedua tangannya dan melapor, "Tuan, pasukan musuh sedang masak dan istirahat. Ini adalah kesempatan bagus bagi kita!"Mendengar itu, Wira sedikit terkejut. Sebelumnya, rencananya memang hanya untuk mengganggu musuh tanpa langsung melancarkan serangan. Makanya, dia masih menunggu momen yang tepat.Kini, dengan kabar bahwa musuh sedang sibuk memasak, Wira sadar bahwa inilah saat yang tepat baginya untuk bertindak.Tanpa ragu, dia segera melambaikan tangannya dan berkata dengan tegas, "Baik, segera bawa 3.000 pasukanmu dan serang perkemahan pasukan utara! Ingat, kalau musuh mulai menyerang balik, jangan ragu, langsung mundur!"Agha mengangguk pelan, memberi hormat, dan langsung pergi untuk menjalankan perintahnya.Setelah Agha pergi, Wira menoleh ke arah Arhan dan Nafis yang berdiri di luar. Dengan suara tenang, dia berkata, "Kalian berdua juga bersiaplah. Setelah Agha mundur dan musuh kembali ke perkemaha
Semua orang mengangguk pelan setelah mendengarnya. Saat ini, setelah mendengar rencana dari Darsa, mereka pun sadar bahwa ini memang satu-satunya cara. Jika tidak, mereka bahkan tidak tahu apa konsekuensinya nanti.Melihat kedua orang di depannya, Darsa berkata dengan suara rendah, "Saat ini, yang paling utama adalah memastikan kemungkinan keberhasilan rencana ini. Selain itu, menurutku masalah yang ada masih bisa diselesaikan, hanya saja memang ada beberapa kendala yang harus kita perhatikan."Mendengar perkataannya, semua orang kembali mengangguk pelan. Dari sudut pandang mereka, rencana kali ini memang memungkinkan untuk dilakukan. Namun, yang menjadi masalah adalah pasukan besar yang dipimpin oleh Wira, yang datang dengan kekuatan besar. Ini jelas menjadi ancaman serius bagi mereka.Di sisi lain, setelah Wira dan pasukannya mengatur dengan baik, Adjie masuk ke ruangan. Setelah melihat beberapa orang di sana, dia tersenyum dan berkata, "Tuan, situasi saat ini sudah jelas. Mereka sud
Kedua orang itu terkejut mendengar kabar ini. Menurut mereka, situasi kali ini benar-benar di luar nalar.Zaki mengerutkan kening dan bertanya, "Tuan, kalau memang begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Darsa tahu bahwa rencananya kali ini telah digagalkan oleh musuh. Dia hanya bisa menghela napas pelan dan membalas, "Ini agak merepotkan. Semua rencana kita harus ditunda.""Untuk saat ini, biarkan para mata-mata menyelidiki keadaan sekitar, tapi jangan sampai menyusup ke wilayah musuh. Aku menduga musuh sedang mencari cara untuk menangkap mereka."Mendengar ini, kedua orang itu mengangguk. Setelah memastikan rencana baru, Joko tersenyum getir dan berujar, "Aku nggak nyangka situasinya akan menjadi seperti ini. Tapi, dilihat dari situasi sekarang, ini memang lebih sulit dari yang kita bayangkan. Yang terpenting, kita harus memastikan kekuatan kita tetap stabil."Keduanya kembali mengangguk. Setelah selesai menyesuaikan rencana, mereka baru merasa agak lega.Beberapa saat kemudia
Di pihak pasukan utara, para mata-mata yang sebelumnya diutus masih belum kembali. Setelah memastikan segalanya, Zaki yang berdiri di dalam kemah mengernyit dan bertanya, "Kenapa para mata-mata belum kembali? Apa terjadi sesuatu?"Joko yang berdiri di sampingnya juga ikut mengernyit. Situasi ini memang terasa aneh.Seseorang berkata, "Benar, seharusnya para mata-mata itu sudah kembali. Kenapa masih nggak kelihatan batang hidungnya? Aneh sekali."Orang lainnya juga merasa heran."Ya, aku nggak nyangka kita harus menunggu selama ini. Tampaknya memang ada sesuatu yang mencurigakan. Selain itu, pasukan musuh mulai istirahat. Bukankah ini terlalu cepat?"Banyak orang sependapat, tetapi mereka tidak terlalu peduli. Sementara itu, Darsa yang mendengar kabar itu agak terkejut. Ada sesuatu yang tidak beres.Memikirkan hal ini, Darsa segera memberikan perintah, "Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi! Kalau ada masalah, ini bisa menjadi sesuatu yang merepotkan."Melihat betapa seriusnya Darsa, be