Share

Bab 675

Author: Arif
"Nggak masalah. Dalam pertempuran ini, kita pasti akan kehilangan puluhan ribu pasukan. Sekarang baru beberapa ribu orang saja, itu bukan masalah besar. Aku ingin tahu, trik apa yang masih dimiliki oleh Wira!" ucap Rendra dengan acuh tak acuh.

Pengorbanan besar memang diperlukan untuk menaklukkan kota dan benteng. Itu akan dibangun dari tumpukan mayat. Solomon pun mengangguk dan memperhatikan dengan cermat. Sementara itu, tembok apinya sudah mulai meredup. Kini, tembok tersebut bukan lagi merupakan ancaman besar. Rendra kembali memberi perintah, "Serang lagi!"

Ribuan prajurit lagi-lagi dikerahkan untuk menyerang kota. Pada saat ini, Wira juga berkata, "Saatnya untuk berjuang mati-matian. Kalau bisa bertahan, kita akan menang!"

Usai Wira berkata demikian, Danu dan Pasukan Zirah Hitam juga bergegas ke tembok kota. Masing-masing dari mereka membawa busur dan anak panah. Meskipun tidak sekuat busur zirah, panah-panah ini tetap tidak boleh diremehkan!

Pasukan Rendra mulai menyerang gerbang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 676

    Di atas tembok kota Provinsi Jawali, semua orang berjuang dengan berani. Namun, begitu mendengar bunyi terompet, semua orang sontak merasa lega. Itu adalah terompet penarikan pasukan!Pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino bisa-bisanya menarik diri. Itu adalah sesuatu yang tak pernah disangka oleh siapa pun. Melihat pasukan lawan yang menarik diri, Lukman, Noval dan para jenderal tampak tercengang. Mereka benar-benar berhasil bertahan. Ini adalah hal yang mustahil.Wira mengangguk sambil tersenyum, lalu turun dari tembok kota. Para jenderal memberikan penghormatan kepadanya saat dia pergi. Mereka tahu jelas, jika bukan karena Wira, mereka mungkin tidak akan bisa bertahan hingga sekarang. Meskipun mereka masih memiliki banyak keraguan, hasil akhirnya tetap positif.Wira pun kembali ke rumahnya. Sebelum masuk ke dalam rumah, dia mendapati Farrel yang menangkupkan tangan, lalu berkata sambil tersenyum, "Kak Wira, kamu memang luar biasa. Kamu bahkan berhasil mengatasi situasi seberat ini ..

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 677

    Wira berucap, "Bukan memuji, tapi kenyataannya memang begitu. Selain itu, kamu mau merekrutku. Jadi, kamu pasti akan berusaha menyetujui persyaratan yang kuajukan."Farrel menjadi antusias setelah mendengar ucapan Wira. Dia menyahut, "Wira, berarti kamu berniat membantu Keluarga Barus?"Wira menarik napas dalam-dalam dan menimpali, "Aku bisa membantu Keluarga Barus, tapi ... kita bicarakan lagi nanti kalau aku bisa kembali hidup-hidup."Farrel dan gadis berpakaian ungu tercengang begitu mendengar ucapan Wira. Farrel bertanya, "Kembali hidup-hidup? Apa ... maksudnya?" Dia sangat terkejut karena tidak mengerti alasannya."Masalah ini ... kamu pasti akan langsung paham setelah aku memberitahumu," kata Wira. Dia meletakkan cangkir tehnya, lalu melanjutkan, "Mungkin, aku akan pergi ke Kerajaan Agrel beberapa hari lagi.""Apa?" seru Farrel yang seketika memelotot. Dia tampak tidak percaya. Kemudian, Farrel bertanya lagi, "Pergi ke Kerajaan Agrel? Apa maksudnya?"Farrel yang terkejut belum me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 678

    Farrel mengangguk. Dia berkata setelah merenung sesaat, "Seharusnya ... Ibu Suri Kerajaan Agrel. Kalau informanku nggak salah, dia yang membuat strategi ini."Farrel memandang Wira dengan ekspresi gugup. Wira tersenyum dan menyahut, "Ibu Suri? Wanita tua ini benar-benar hebat."Farrel menggeleng dan menimpali, "Salah ... Ibu Suri ini bukan wanita tua, tapi masih muda. Kalau informasinya nggak salah, sekarang dia baru berusia 27 tahun."Wira tercengang setelah mendengar perkataan Farrel. Dia berseru, "Apa? Dia sudah menjadi Ibu Suri di usia 27 tahun? Mana mungkin?"Wira tidak mengerti. Wanita ini benar-benar hebat, bisa-bisanya dia menjadi Ibu Suri di usia yang begitu muda.Kemudian, Farrel menjelaskan, "Benar, 8 tahun yang lalu dia masuk ke istana dan menjadi Permaisuri. Tiga tahun kemudian, Kaisar meninggal dan Pangeran tertua baru berusia 5 tahun. Setelah Pangeran menjadi Kaisar, wanita ini pun menjadi Ibu Suri."Farrel melanjutkan, "Awalnya, aku mengira Kerajaan Agrel akan menjadi k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 679

    Jika ingin melindungi diri sendiri dan keluarganya, Wira harus menjadi makin kuat. Wira tentu memahami hal ini sejak awal, tetapi dulu dia tidak terlalu terkenal sehingga tidak ada yang mengincarnya.Setelah mengalahkan Raja Tanuwi, sosok Wira makin menarik perhatian semua orang. Kebanyakan orang tidak memercayai hal ini, tetapi orang yang percaya tentu tahu kehebatan Wira. Kalaupun ingin menyembunyikan diri, sepertinya hal ini sangat sulit dilakukan. Jadi, sekarang Wira hanya bisa mulai bertindak sesuai kondisinya.Farrel langsung tersenyum begitu mendengar ucapan Wira. Dia berujar dengan antusias, "Wira, aku akan mengurus semuanya. Sepertinya, kamu ... juga perlu mengurus banyak hal. Jadi, aku nggak akan mengganggumu lagi."Kemudian, Farrel meninggalkan rumah Wira dengan perasaan gembira. Sesudah Farrel pergi, Wira menulis beberapa surat dan meletakkannya di meja.Kemudian, Wira memanggil Danu, Wulan, Fabrian, Pramana, dan Mandra. Mereka tidak tahu Wira mencari mereka karena urusan a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 680

    Wira pun menceritakan kejadian sebenarnya kepada mereka. Hanya saja, mereka makin khawatir setelah mendengar cerita Wira."Kak Wira, kalau Kerajaan Nuala benar-benar berbuat seperti ini, kami ... kami akan memberontak!""Benar. Sialan, beraninya mereka menindas orang!""Dusun Darmadi sangat kuat. Tanpa pasukan sebanyak puluhan ribu orang, siapa pun nggak akan mampu menyerang kita. Dusun kita begitu terpencil, Raja juga nggak bisa berbuat apa-apa kepada kita!"Semuanya merasa kesal dan tidak puas. Wira sangat bersyukur melihat sikap mereka.Wira berucap, "Sudahlah, nggak ada gunanya kalian marah-marah begini. Aku berbuat seperti ini juga demi kalian, aku nggak mau kalian ikut menderita. Lagi pula ... belum tentu aku akan kenapa-kenapa setelah pergi ke sana. Kalian hanya perlu mengikuti arahanku."Wira menambahkan, "Tenang saja, aku janji aku pasti akan kembali dengan selamat." Dia tersenyum untuk menenangkan mereka semua.Meskipun merasa tidak puas, Danu dan lainnya tetap mendengarkan a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 681

    Tentu saja, Giandra harus bertarung mati-matian. Sementara itu, Yudha juga memiliki kemampuan yang hebat. Dengan kesenjangan jumlah pasukan antara kedua belah pihak, Yudha tetap berusaha bertahan.Yudha berujar, "Giandra, kamu mundur saja. Kalau terus berperang seperti ini, kamu juga nggak akan menang!"Yudha yang memakai baju zirah tampak karismatik saat bertarung. Auranya sangat garang. Yudha memang ingin menghabisi pasukan Kerajaan Agrel yang dipimpin Giandra, tetapi dia mengkhawatirkan Wira. Yudha ingin menyelesaikan peperangan di sini dan menyelamatkan Wira.Hanya saja, Yudha tidak tahu bahwa semua ini ada di dalam kendali Kerajaan Agrel. Giandra tersenyum dan berkata, "Yudha, kalian memang hebat. Tapi, dalam peperangan kali ini, sudah jelas pasukan Kerajaan Nuala nggak mampu melawan pasukan elite Kerajaan Agrel.""Lagi pula, di dalam Kerajaan Nuala masih ada 30 ribu pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino dari Kerajaan Agrel. Asalkan aku memberi perintah, kalian pasti akan kalah ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 682

    Suara Ardi yang lantang bergema di ruang kerja istana. Saat ini, raut wajah semua orang tampak muram setelah mendengar ucapan Ardi. Ini adalah kelemahan Kerajaan Nuala. Setiap kali berperang, semua orang akan mencemaskan hal ini.Bagaimanapun, selain Kerajaan Agrel, masih ada bangsa Monoma, bangsa Lokus, dan bangsa lainnya yang mengincar Kerajaan Nuala. Jadi, Kerajaan Nuala memang mampu bertarung dengan Kerajaan Agrel. Namun, seiring berjalannya waktu, orang-orang di Kerajaan Nuala tetap merasa cemas dan penyebabnya adalah bangsa lain ini.Ardi, Kemal, dan keenam menteri lainnya tentu memahami logika ini. Sebagai penguasa Kerajaan Nuala, Raja Bakir pasti juga memahaminya. Dia melirik Ardi yang bersikap tegas, Kemal yang tampak marah, dan ekspresi keenam menteri yang berbeda-beda. Raja Bakir sudah diam-diam membuat kesimpulan.Raja Bakir tidak menyukai Wira. Tujuan Putro menyokong Wira hanya untuk mengkritik pemerintah. Saat ini adalah kesempatan untuk menyingkirkan Wira. Raja Bakir sam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 683

    Setelah mengatakan ini, Raja Bakir memandang semua orang. Dia berpikir sejenak, lalu berkata dengan perlahan, "Kalian semua adalah menteri Kerajaan Nuala. Jadi, menurut kalian bagaimana mengatasi masalah ini? Apa kalian punya solusi?"Begitu pertanyaan ini dilontarkan, jantung Kemal sontak berdetak dengan kencang karena dia sudah menebaknya sejak awal, begitu juga dengan yang lain. Dimas seketika berdiri dan berkata dengan hormat, "Yang Mulia, saya punya solusi, tidak tahu cara ini efektif atau tidak."Raja Bakir sangat senang saat mendengar ini. Dia langsung mengangguk sambil berucap, "Katakanlah, Dimas."Dimas berujar, "Yang Mulia, yang diinginkan oleh Kerajaan Agrel adalah Wira. Kita bisa menyerahkan Wira pada mereka, tapi tidak secara cuma-cuma. Saran saya adalah mengutus Wira pergi ke Kerajaan Agrel! Dengan begitu, kita akan mengetahui maksud Kerajaan Agrel.""Sejak dulu, Kerajaan Nuala memiliki aturan untuk tidak melukai para utusan. Dengan aturan ini, saya rasa Kerajaan Agrel t

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3235

    Hayam menganggukkan kepala saat menerima perintah itu, lalu segera berbalik dan keluar.Melihat situasi itu, Adjie terlihat sangat bersemangat. Beberapa saat kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Setelah berpikir sejenak, Wira perlahan-lahan berkata, "Kalau kita menyerang musuh sekarang, ini bukan pilihan yang tepat. Sekarang kita hanya perlu menunggu kabar dari Hayam. Kalau mereka berhasil mengalahkan Zaki, kita akan segera bergerak dari jalur lain. Kita akan menyerang mereka dari depan dan belakang sekaligus."Mendengar perkataan itu, semua orang langsung menganggukkan kepala dengan semangat. Menurut mereka, rencana Wira kali ini pasti akan berhasil. Lagi pula, jika rencana ini berjalan dengan baik, langkah selanjutnya tidak akan begitu sulit lagi.Melihat situasinya sudah jelas, Adjie tiba-tiba teringat sesuatu. Dia menatap Wira dan berkata dengan pelan, "Tuan, bagaimana kalau aku memerintahkan para saudara kita untuk beristirahat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3234

    Sebaliknya, Arhan malah merasa agak ragu. Dia menatap Wira dan Adjie serta yang lainnya dengan aneh, lalu berkata dengan pelan, "Tuan, apa yang sebenarnya telah terjadi?"Mendengar Arhan bertanya seperti itu, Wira menjelaskan, "Sebelumnya kami sudah memperkirakan sebentar lagi musuh pasti akan mengetahui rencana kita, jadi aku dan Adjie merasa sangat khawatir. Tapi, kami nggak menyangka musuh akan menyadarinya begitu cepat, sehingga mereka menahan kalian agar pasukan di belakangnya bisa punya cukup waktu untuk bersiap-siap."Arhan langsung tertegun sejenak karena dia tidak menyangka masalah ini akan menjadi seperti ini. Namun, dia seolah-olah teringat sesuatu dan berkata dengan nada muram, "Saat sedang memimpin pasukan ke sana, aku dan Hayam menyadari mereka sudah bersiap-siap dan sedang menunggu kami. Jadi, kami merasa rencana kita kali ini benar-benar sudah ketahuan."Mendengar perkataan itu, Wira dan Adjie langsung tertegun.Pada saat itu, Adjie seolah-olah teringat sesuatu dan bert

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3233

    Begitu Adjie selesai berbicara, Hayam dan yang lainnya segera masuk dari luar. Saat melihat Wira dan yang lainnya, mereka langsung memberi hormat. Arhan juga mengikutinya masuk ke dalam tenda dari belakang.Melihat ekspresi kedua orang itu terlihat aneh, Adjie langsung tertegun. Sebelum Wira sempat berbicara, dia langsung bertanya, "Kenapa? Apa terjadi sesuatu?"Setelah saling memandang dengan Arhan, Hayam menatap Wira dan berkata, "Tuan, kami berdua hampir saja nggak bisa kembali lagi. Entah apa yang terjadi, kali ini pasukan musuh malah berniat untuk bertempur sengit dengan kami. Kalau bukan karena kami segera menyadari situasinya, mungkin kali ini kami nggak akan bisa kembali lagi."Mendengar kejadian itu, Wira langsung tertegun. Saat ini, pasukan musuh seharusnya sudah kelelahan, tetapi mereka malah memilih melawan pasukannya dengan sengit. Merasa perubahan yang mendadak ini memiliki maksud tersembunyi, dia pun secara refleks menatap Adjie yang berdiri di sampingnya.Adjie juga lan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3232

    Pasukan kavaleri dari kedua belah pihak langsung terlibat dalam pengejaran sengit di dataran selatan Pulau Hulu.Arhan langsung menatap Hayam, lalu mengernyitkan alis dan berteriak, "Ada yang nggak beres. Kali ini musuh malah berani mengejar kita sampai keluar dari Pulau Hulu, ini jelas mencurigakan."Hayam juga merasa bingung dan penasaran mengapa pasukan utara tiba-tiba bertindak seperti menggila. Dia dan Arhan sudah bersiap dan mengatur pasukan terlebih dahulu, sehingga mereka tidak mengetahui rencana musuh. Melihat pasukan utara menyerbu, dia langsung berteriak, "Lebih baik kita kembali dulu baru mencari tahu. Aku merasa ada yang nggak beres dengan pasukan utara ini."Joko yang mengejar pasukan Wira dari arah belakang dengan cepat tiba-tiba mengernyitkan alis. Dia tidak menyangka pengejaran ini malah membuat mereka hampir saja masuk terlalu dalam ke wilayah musuh. Dia pun segera memerintah, "Semua pasukan hentikan pengejaran dan mundur."Para pasukan yang berada di belakang Joko la

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3231

    Setelah Joko pergi, Darsa yang berdiri di dalam tenda menghela napas karena saat ini dia benar-benar tidak tahu apa rencana Wira dan yang lainnya. Namun, sekarang dia hanya bisa menebak karena dia tidak mungkin bisa selalu mengetahui semua pergerakan musuh di garis depan.....Di luar tenda, Joko memimpin pasukan kavaleri dan segera bergerak maju karena sudah menerima perintah dari Wira. Tidak peduli apa pun yang terjadi, mereka harus menahan pergerakan musuh.Di dataran terbuka di garis depan, Arhan dan Hayam juga sedang memimpin pasukan kavaleri mereka perlahan-lahan maju. Mereka juga sudah menerima perintah dari Wira sebelumnya, sehingga mereka tahu saat ini mereka harus selalu waspada. Bagaimanapun juga, Wira sudah memperingatkan mereka bahwa pasukan utara memiliki rencana licik, sehingga posisi mereka pasti sangat tidak menguntungkan.Saat pasukan mereka terus bergerak maju, Hayam menatap Arhan dan berkata dengan nada muram, "Sebelumnya, Tuan bilang sekarang kita harus membuat mus

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3230

    Adjie tertegun dan berpikir sejenak, lalu perlahan-lahan berkata, "Kalau mereka ingin menggagalkan rencana kita, mereka hanya bisa menahan kita atau melancarkan serangan langsung pada kita. Jadi, kemungkinan besar mereka akan menjalankan kedua pilihan ini sekaligus."Wira langsung tertawa terbahak-bahak, lalu menatap Adjie dan berkata, "Bagus, analisismu ini memang benar. Musuh mungkin akan benar-benar melakukannya. Aku tanya sekali lagi, apa rencanamu kalau mereka benar-benar melakukannya?"Adjie langsung berpikir sejenak. Hal pertama yang harus dilakukannya adalah memastikan bagaimana musuh akan menyerang agar dia bisa menentukan langkah balasan yang tepat. Memikirkan hal ini, dia pun mengernyitkan alis.Sementara itu, Agha dan Nafis saling memandang karena mereka benar-benar bingung harus bagaimana menyelesaikan masalah ini.Adjie maju dan mengamati peta itu dengan saksama, lalu perlahan-lahan berkata, "Tunggu, aku mulai mengerti sekarang. Musuh pasti akan reorganisasi pasukannya. K

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3229

    Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Setelah merespons, Hayam berbalik dan pergi.Setelah Hayam pergi, Adjie yang berdiri di samping mengernyitkan alis dan berkata sambil tersenyum, "Tuan, kenapa kita harus lebih mendekat?"Menurut Adjie dan yang lainnya, menjaga jarak yang lebih jauh lebih menguntungkan jika mereka tidak berniat untuk bertarung langsung dengan musuh. Namun, melihat strategi yang direncanakan sekarang, mereka merasa agak merepotkan. Bagaimanapun juga, mereka juga tahu menangani masalah ini dengan cara seperti ini bukan hal yang mudah.Salah seorang mengernyitkan alis dan berkata, "Sebelumnya kita juga nggak menyangka, tapi sekarang kelihatannya situasi ini benar-benar merepotkan. Selain itu, apa kalian menyadari sesuatu? Kalau kita berhasil menyelesaikan masalah ini, musuh pasti akan kesulitan."Semua orang pun menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Wira tersenyum dan berkata, "Hehe. Kalau kita tetap menjaga jarak, musuh akan mencurigai kita. Tapi, ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3228

    Adjie berbicara sambil menunjuk pada lokasi di peta.Melihat titik yang ditunjuk, Wira tertegun sejenak karena dia benar-benar tidak terpikirkan tempat ini sebelumnya. Dia bertanya dengan sangat penasaran, "Kalau dilihat dari peta ini, tempat ini sepertinya adalah Gunung Sembilan Naga. Kalau musuh menyerang kita dari tempat ini, mereka harus menguasainya lebih dulu. Tapi, seharusnya nggak mudah melewati gunung ini, 'kan?"Tepat pada saat itu, Hayam tiba-tiba masuk dari luar. Sebelumnya, dia dan Arhan sedang sibuk menyiapkan pasukan sesuai dengan rencana Wira agar bisa langsung dikerahkan. Mereka akan menjadi gelombang ketiga yang melancarkan serangan.Begitu melihat Hayam, Wira tersenyum dan berkata, "Hayam, kamu sudah menempatkan pasukan di daerah ini?"Setelah maju dengan ekspresi bingung dan melihat tempat yang ditunjuk Wira di peta, Hayam baru perlahan-lahan berkata, "Gunung Sembilan Naga? Aku memang sudah menempatkan seluruh anggota yang aku bawa dari Paviliun Langit di sana. Ngga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3227

    Darsa langsung menganggukkan kepala, lalu berkata, "Kalau rencana ini sudah berjalan, langkah selanjutnya akan jadi lebih mudah. Untuk saat ini, kita selesaikan urusan sebelumnya dulu."Joko juga menganggukkan kepala, lalu menatap lokasi Gunung Sembilan Naga di peta dan berkata dengan pelan, "Aku nggak tahu apa semuanya bisa berjalan sesuai dengan rencana. Tapi, bagi kita, tugas ini tetap merepotkan. Bagaimana menurut kalian?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum dan menganggukkan kepala karena mereka juga merasa strategi ini bisa dijalankan. Beberapa saat kemudian, seseorang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya kita juga nggak menyangka hal ini akan terjadi, tapi sekarang sepertinya pasukan besar Wira akan sangat kesulitan."Setelah semuanya sudah disiapkan, Darsa berkata dengan pelan, "Ah, ini memang sangat merepotkan. Sekarang aku malah makin tertarik dengan Wira."Mendengar perkataan itu, Joko tersenyum.Seolah-olah teringat sesuatu, Darsa kembali berkata, "Kalau dugaanku n

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status