Share

Bab 683

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Setelah mengatakan ini, Raja Bakir memandang semua orang. Dia berpikir sejenak, lalu berkata dengan perlahan, "Kalian semua adalah menteri Kerajaan Nuala. Jadi, menurut kalian bagaimana mengatasi masalah ini? Apa kalian punya solusi?"

Begitu pertanyaan ini dilontarkan, jantung Kemal sontak berdetak dengan kencang karena dia sudah menebaknya sejak awal, begitu juga dengan yang lain.

Dimas seketika berdiri dan berkata dengan hormat, "Yang Mulia, saya punya solusi, tidak tahu cara ini efektif atau tidak."

Raja Bakir sangat senang saat mendengar ini. Dia langsung mengangguk sambil berucap, "Katakanlah, Dimas."

Dimas berujar, "Yang Mulia, yang diinginkan oleh Kerajaan Agrel adalah Wira. Kita bisa menyerahkan Wira pada mereka, tapi tidak secara cuma-cuma. Saran saya adalah mengutus Wira pergi ke Kerajaan Agrel! Dengan begitu, kita akan mengetahui maksud Kerajaan Agrel."

"Sejak dulu, Kerajaan Nuala memiliki aturan untuk tidak melukai para utusan. Dengan aturan ini, saya rasa Kerajaan Agrel t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dinitra
entahlah, saya juga bingung
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 684

    Orang sehebat Wira akan diutus pergi ke Kerajaan Agrel. Hidup dan matinya akan dipertaruhkan. Kemal tentu saja sangat mengkhawatirkan hal ini. Saat ini, Wira sedang duduk di dalam kamar. Dia menggelengkan kepalanya begitu membaca isi dekret yang memintanya menjadi seorang utusan. Jika bukan demi Kerajaan Nuala, Wira mungkin tidak akan bisa menjadi utusan. "Untung saja aku menjadi seorang utusan, Aku benar-benar mendapatkan keuntungan yang nggak terduga," ucap Wira."Tuan Wahyudi, beberapa hari lagi kamu akan diutus pergi ke Kerajaan Agrel. Apa kamu benar-benar ingin pergi?" tanya Lukman sembari menatap Wira. Lukman merasa agak khawatir. Saat ini, dia merasa dilema. Meskipun berasal dari faksi penasihat kanan, tetapi Lukman merasa bahwa Wira adalah orang yang pantas dijadikan orang dekat. Dia bahkan bersedia melayani Wira. Jelas-jelas merupakan orang dari faksi penasihat kanan, tetapi di dalam hatinya, Lukman telah memutuskan bahwa dirinya berada di pihak Wira. Wira tentu saja tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 685

    Setelah meletakkan suratnya, Wira pun menghela napas. Pada saat ini, Danu datang dengan membawa sepucuk surat lagi. Surat ini sangat sederhana, hanya ada beberapa kata yang tertulis.[ Mari bertemu di luar kota. ]Tanpa perlu memikirkannya, Wira sudah tahu bahwa surat ini pasti dikirimkan oleh Rendra. Sembari membaca surat tersebut, Wira pun berkata sambil tersenyum, "Ayo, temani aku untuk bertemu dengan Jenderal Rendra."Usai mengatakan itu, Wira langsung menuju luar kota. Banyak orang menganggap bahwa pertempuran masih akan berlanjut, tetapi beberapa orang tahu bahwa pertempuran sebenarnya telah berakhir. Pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino tidak akan menyerang lagi!Saat ini, di sebuah gazebo luar kota yang sejuk, terlihat dua orang tengah duduk di sana dan menyeduh teh. "Ayah, apakah dia benar-benar akan datang?" tanya Solomon yang lumayan penasaran.Rendra malah bertanya sambil tersenyum, "Solomon, bagaimana menurutmu?""Menurutku, dia ... dia seharusnya akan datang, tapi aku ng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 686

    Solomon memandang Wira, lalu menangkupkan tangan sembari berkata, "Tuan Wira, aku sangat penasaran, bagaimana kamu bisa memahami pemikiran ayahku?"Dimulai dari pemberontakan pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino hingga pertemuan malam ini, bentuk dari interaksi mereka hanya sepucuk surat dan satu pertarungan di markas perbekalan. Bagaimana orang ini bisa memahami, bahkan menyampaikan pemikiran yang ingin diungkapkan oleh ayahnya? Kenapa dia tidak bisa memahaminya?Wira menatap Solomon, lalu menjawab pertanyaannya seraya tersenyum, "Bukan karena aku bisa menebak, tapi karena adanya rasa kebersamaan. Sejak ayahmu datang ke Provinsi Jawali, aku sudah tahu apa yang dia pikirkan dengan perintah pertamanya. Dia juga memberikanku sebuah peringatan."Setelah mendengar perkataan Wira, Solomon tampak tercengang sejenak. Kemudian, dia mengingat sesuatu dan segera berkata, "Maksudmu adalah ... 'menghancurkan kota' yang dikatakan oleh ayahku?"Solomon tercengang oleh pola berpikir Wira. Hanya deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 687

    "Tuan Wira, kalau boleh tahu, berapa banyak yang kamu ketahui tentang Kerajaan Agrel?" tanya Rendra. Begitu kata-kata tersebut diucapkan, Wira langsung memicingkan matanya. Sejujurnya, dia tidak tahu terlalu banyak tentang Kerajaan Agrel. Wira hanya tahu tentang Raja Tanuwi dan putranya, Giandra."Aku hanya tahu sedikit saja. Mohon penjelasan dari Jenderal Rendra. Aku akan sangat berterima kasih padamu," jawab Wira. Dia tahu bahwa Rendra mengajaknya bertemu hari ini karena ingin membahas hal tersebut.Meskipun beberapa informasi tentang Kerajaan Agrel akan terungkap setelah Wira sampai di sana, langkah ini diambil oleh Rendra supaya Wira dapat membuat perencanaan yang lebih matang, setelah memahami tentang beberapa hal. Memikirkan hal ini, Wira makin berterima kasih atas tindakannya.Baru setelah itu, Rendra menarik napas dalam-dalam dan berkata sambil tersenyum, "Nggak perlu bersikap sungkan. Menurutku, orang itu pasti juga berharap kamu tahu tentang hal ini, jadi aku hanya berinisiat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 688

    Wira tidak merasa keberatan ketika mendengar kata-kata ini. Jika bukan karena pengetahuannya dari dunia lain, dia tahu jelas bahwa mengalahkan Raja Tanuwi adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Raja Tanuwi tidak kalah dengan Wira, melainkan dengan waktu. Senjata ini adalah hasil riset berabad-abad yang telah dilakukan oleh banyak generasi, sementara Wira hanya memanfaatkannya saja. Meskipun dia memenangkan pertempuran, Wira tidak pernah meremehkan Raja Tanuwi."Wira, sebenarnya kamu masih memiliki pilihan lain, yaitu memberikan saran kepada Raja Ararya dan Raja Byakta untuk membantu mereka mendapatkan Kerajaan Agrel. Mungkin itu akan lebih mudah. Apa kamu tertarik?" tanya Rendra sambil tersenyum. Pria itu terlihat tenang, tetapi ada sesuatu yang aneh dalam kata-katanya.Wira sontak tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Menurutku ... aku nggak perlu menjawab pertanyaan ini."Mendengar itu, Rendra yang terkejut pun bertanya, "Eh? Kenapa?""Belum saatnya," jawab Wira dengan tenang."Ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 689

    Akan tetapi, jika diperbandingkan, Wira lebih memahami tindakan Kerajaan Agrel. Hanya saja, dia tidak merasa senang. Wira telah menyelesaikan segala hal yang perlu diurus. Rencananya untuk pergi ke Kerajaan Agrel juga telah ditetapkan sehingga tidak ada ruang untuk negosiasi lebih lanjut.Keesokan paginya, Wira berangkat ke pintu gerbang bersama Danu, Mandra, dan sepuluh prajurit dari Pasukan Zirah Hitam. Selain Wulan yang datang untuk mengantar kepergiannya, Lukman juga datang dengan raut wajah yang khawatir.Bukan hanya mereka, Farrel juga datang. Hanya saja, hal yang membuat Wira terkejut adalah Darsono dan Irsyad juga kemari. Akan tetapi, tatapan mereka terlihat dingin dan puas. Wira tidak peduli dengan mereka. Dia melirik Wulan, lalu berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, kamu tahu kemampuan suamimu ini. Aku pasti akan segera kembali."Wira memeluk Wulan sembari tersenyum. Kemudian, wanita itu menjawab, "Iya, aku tahu. Aku akan menunggumu kembali ... oh iya, Nona Dian juga ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 690

    Saat Fabrian membuka surat itu, dia langsung menghela napas. Sorot matanya memancarkan sedikit kekecewaan. Itu adalah harapan Kerajaan Nuala. Lebih dari itu, ada rasa kagum di mata Fabrian! Itu adalah penghargaan untuk Wira! Meskipun pergi ke Kerajaan Agrel sendirian dan berhadapan dengan bahaya, Wira tetap melangkah tanpa ragu."Sepertinya ... aku harus melakukan beberapa hal!" ucap Fabrian. Setelah membaca surat itu, dia langsung meninggalkan Dusun Darmadi ....Bukan hanya Fabrian, Dian juga menerima surat yang sama. Usai membacanya, wanita itu langsung meneteskan air mata sembari berkata, "Aku akan menunggumu kembali ... dan juga menjaga bisnismu ...." Tak lama kemudian, Dian pun berhenti menangis. Kini, sorot matanya penuh dengan ketegasan.Pada saat yang sama, di dalam Ngarai Naga Biru, Meri dan yang lainnya juga menerima surat tersebut. Beberapa orang di sana tampak sangat emosi ketika membaca surat dari Wira.Melihat situasi ini, Meri segera memberi perintah, "Berengsek! Raja s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 691

    Semua orang tertegun sejenak setelah mendengar perkataan ini. Jamal dan Molika merasa Wira yang berbakat pasti bisa kembali dari Kerajaan Agrel dengan selamat. Namun, Meri malah berkata, "Aku nggak tahu, cepat katakan saja."Sekarang, pikiran Meri sangat kacau, dia tidak bisa memahami ucapan Putu. Sementara itu, Putu tentu tahu kekhawatiran Meri saat ini.Jadi, Putu segera menjelaskan, "Tuan Wahyudi pasti sudah merencanakan semuanya sejak awal, makanya dia memutuskan untuk pergi. Dia pasti akan baik-baik saja. Selain itu, Tuan Wahyudi pernah bilang, waktunya nggak tepat. Aku rasa mungkin Tuan Wahyudi sedang menunggu kesempatan.""Kalau Tuan Wahyudi berada jauh di Kerajaan Agrel, kebetulan dia bisa mengawasi kekacauan internal di Kerajaan Nuala dan menunggu orang lain memberontak. Asalkan ada kesempatan ini, aku pikir Tuan Wahyudi pasti akan kembali. Yang harus kita lakukan adalah bersiap-siap dan menanti waktunya Tuan Wahyudi kembali," lanjut Putu.Semuanya merasa gugup setelah Putu se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2726

    Shafa juga buru-buru menyatakan sikapnya. Dia memang cerdas. Di zaman sekarang, jika ingin memiliki pijakan yang kokoh, seseorang tentu harus memiliki nilai pada diri sendiri. Mereka tidak mungkin terus mengandalkan Wira seumur hidup.Pada akhirnya, orang yang paling bisa diandalkan hanya diri sendiri. Jika terus mengandalkan Wira, mungkin suatu saat Wira akan merasa illfeel pada mereka. Hasilnya pun akan menjadi sangat buruk.Wira tidak melontarkan sepatah kata pun sejak tadi. Jika ingin membujuk Doddy, semua tergantung kemampuan Shafa.Doddy menggosok telapak tangannya sambil tertawa dengan canggung. Kemudian, dia menggeleng dan berkata, "Kamu mungkin nggak tahu aku nggak tertarik pada wanita. Orang-orang yang mengurusku juga para prajuritku. Aku nggak suka wanita masuk ke kamarku. Aku nggak suka aroma di tubuh mereka."Shafa tak kuasa termangu. Dia tahu Wira punya beberapa istri. Wajar juga jika pria punya banyak istri. Sementara itu, Doddy yang terkenal dan memegang kekuasaan milit

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2725

    Di dalam kereta kuda. Melihat ekspresi Kaffa dan Shafa yang sangat waspada, Wira tersenyum dan bertanya, "Kenapa kalian berdua nggak berbicara?"Setelah ragu sejenak, Kaffa berkata dengan pelan, "Kak Wira, aku baru tahu identitasmu, aku tentu saja nggak berani berbicara sembarangan di depanmu. Kalau aku salah bicara, kemungkinan besar akan ...."Sebelum Kaffa selesai berbicara, Shafa segera mendorong lengannya. Mendapat isyarat itu, dia pun segera menghentikan kata-katanya.Wira menggelengkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Shafa, aku tahu kepribadian kakakmu, jadi aku nggak akan menyalahkan kalian. Meskipun dia salah bicara, apa masalahnya? Bukankah aku tetap menganggap kalian sebagai teman? Kalau nggak, aku nggak akan membiarkan kalian duduk di kereta kudaku."Danu berkata dengan nada ramah, "Benar. Kakakku sudah menganggap kalian berdua sebagai teman, jadi kalian perlu begitu formal di depan kakakku. Kalau nggak, berarti kalian meremehkan kakakku dan kakakku akan marah."Setel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2724

    Orang lain mungkin tidak akan berani mendambakan hal ini seumur hidupnya."Oh ya. Sejak kapan kamu tahu identitas Kak Wira?" tanya Kaffa lagi karena dia sama sekali tidak mendapatkan petunjuk apa pun. Bahkan saat menerima liontin giok dan melihat ekspresi Danu, dia juga tidak berani membayangkan Kak Wira di depannya adalah Wira yang terkenal itu. Ini benar-benar seperti dongeng yang tidak mungkin terjadi, tetapi kenyataannya memang begitu.Shafa perlahan-lahan berkata, "Sebenarnya aku juga baru mengetahui semuanya beberapa waktu yang lalu. Dia meminta kita memanggilnya Kak Wira, ditambah lagi senjata rahasianya itu, dan sikapnya dalam bertindak, semua itu sudah cukup bagiku untuk menebak identitasnya.""Lagi pula, senjata rahasia yang bernama pistol itu hanya Kak Wira yang punya di seluruh dunia ini, orang lain nggak punya senjata rahasia seperti itu. Kalau dia bisa membawa pistol itu, mana mungkin dia orang lain lagi."Shafa termasuk orang yang berpengetahuan luas, dia tentu saja bisa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2723

    Setelah semuanya sudah diatur dengan baik dan hampir sampai di depan pintu penjara bawah tanah, Wira memberikan instruksi pada Danu, "Oh ya. Jangan memberi tahu terlalu banyak orang tentang kepulanganku kali ini, terutama Tuan Osmaro."Jika ingin kembali secara terang-terangan, Wira tentu saja tidak akan menggunakan cara seperti ini. Dia juga akan membiarkan anggota jaringan mata-mata melindunginya di sepanjang perjalanan, sehingga tidak akan terjadi begitu banyak kejadian seperti ini. Namun, dia memiliki pertimbangannya sendiri dan memilih lebih baik tidak mengungkapkan kepulangannya agar tidak memicu masalah."Semuanya sesuai dengan pengaturan Kakak," jawab Danu sambil menganggukkan kepala dengan tegas. Selama ini, dia selalu memegang prinsip yaitu selalu patuh pada Wira tanpa syarat. Meskipun Wira memerintahnya untuk mati, dia juga tidak akan ragu sedikit pun. Beginilah ikatan persaudaraan mereka."Aku nggak menyangka orang yang membantu kita adalah Wira yang terkenal itu. Pantas sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2722

    Setelah melihat Wira yang duduk di dalam sel, Danu merasa hatinya sakit dan berteriak, "Cepat buka pintu sel ini! Kalian benar-benar berani sekali. Bahkan kakakku juga kalian berani tangkap?"Bukan hanya Adianto yang langsung tercengang begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang berada di sana juga begitu. Danu adalah jenderal yang terkenal dan berkuasa. Di seluruh Provinsi Lowala, tidak ada yang bisa menandinginya dan bahkan tidak ada yang berani mengganggunya. Orang yang dipanggilnya kakak tentu saja adalah Wira.Adianto tidak berani percaya dengan apa yang didengarnya, tetapi kenyataannya sudah ada di depan matanya. Setelah menelan ludah, dia segera membuka pintu sel dan inisiatif masuk ke dalamnya. Dia hanya menundukkan kepala karena tidak berani menatap Wira dan berkata, "Tuan, sebelumnya aku nggak tahu apa-apa dan sudah menyinggungmu.""Aku mohon Tuan bisa memaafkanku, jangan menghukumku. Aku nggak akan mengulanginya lagi kelak."Pada saat ini, Adianto benar-benar ketakutan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2721

    "Menurutku, ini ide yang bagus. Kalau begitu, kita lakukan sesuai keinginanmu. Aku akan pergi memberi tahu rekan-rekanku di luar biar mereka membantuku memberi pelajaran pada anak ini. Sejujurnya, aku juga kesal dengan anak ini," kata Adianto sambil tersenyum sinis, lalu bersiap pergi bersama Ruben.Adianto memang tidak bisa langsung memutuskan semua hal yang ada di penjara bawah tanah, dia tetap harus melaporkannya pada atasannya. Namun, jabatannya lebih tinggi daripada orang-orang yang ada di sana. Jika kerabatnya ingin masuk ke kota, semua juga pasti akan melewatinya. Oleh karena itu, dia tentu saja memiliki pengaruh tertentu.Namun, saat baru saja berbalik, Adianto dan Ruben melihat ada sekelompok orang mendekat. Terutama saat melihat orang yang berdiri di paling depan, Adianto langsung tertegun dan tidak tahu harus berbuat apa."Saudaraku, ada apa?" tanya Ruben dengan ekspresi bingung."Aku nggak salah lihat, 'kan? Kenapa Jenderal Danu tiba-tiba datang ke penjara bawah tanah? Buka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2720

    "Aku mengerti. Melihat situasinya nggak beres, jadi kakakmu langsung pergi, 'kan? Orang bilang suami istri yang selalu bersama pun akan berpisah saat menghadapi bahaya, ternyata kakak adik pun seperti ini," sindir Sahim.Shafa malah tidak berbicara dan menjelaskan apa pun juga. Dia sebenarnya sudah menyadarinya saat tadi Wira berbicara dengan Kaffa. Wira bisa duduk di sini dengan begitu tenang pasti karena sudah memberikan tugas pada Kaffa. Kalau begitu, mengapa dia harus khawatir?Selain itu, Shafa tahu betul kebaikan kakaknya terhadapnya melebihi siapa pun. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu menjelaskan apa pun pada orang lain."Tutup mulutmu," kata Wira dengan kesal.Sahim langsung tidak berani berbicara lagi.Tepat pada saat itu, Ruben dan Adianto datang dan langsung berdiri di depan pintu sel."Sekarang kamu sudah tahu kekuatanku, 'kan? Tadi aku sebenarnya nggak ingin menyusahkan kalian dan menyuruh kalian cepat pergi, tapi kalian nggak mau dengar. Kalian malah mengusir para

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2719

    Kaffa menyadari liontin giok ini memang berguna. Setelah mendengar perkataan Danu, dia tidak ragu-ragu dan langsung berkata, "Tuan Wira yang memberiku liontin giok ini sudah ditangkap kepala penjaga gerbang kota ke penjara bawah tanah. Jenderal Danu, cepat selamatkan dia."Kepala penjaga gerbang kota memang memiliki kekuasaan, tetapi kekuasaan itu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Danu. Kaffa merasa lebih yakin lagi, kali ini Wira dan adiknya pasti akan selamat.Swish.Mendengar perkataan Kaffa, ekspresi Danu langsung menjadi sangat muram dan napasnya pun menjadi terengah-engah. "Mereka berani menangkap kakakku? Benar-benar nggak tahu diri!"Setelah memaki sebentar, Danu langsung melambaikan tangan pada kedua penjaga di belakangnya. "Segera kumpulkan orang dan ikut aku ke penjara bawah tanah!"Tak lama kemudian, semua orang sudah siap dan berangkat menuju penjara bawah tanah.Kaffa juga segera mengikuti mereka. Dia ingin menyelamatkan adiknya dengan tangannya sendiri dan berter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

DMCA.com Protection Status