Share

Bab 690

Penulis: Arif
Saat Fabrian membuka surat itu, dia langsung menghela napas. Sorot matanya memancarkan sedikit kekecewaan. Itu adalah harapan Kerajaan Nuala. Lebih dari itu, ada rasa kagum di mata Fabrian! Itu adalah penghargaan untuk Wira! Meskipun pergi ke Kerajaan Agrel sendirian dan berhadapan dengan bahaya, Wira tetap melangkah tanpa ragu.

"Sepertinya ... aku harus melakukan beberapa hal!" ucap Fabrian. Setelah membaca surat itu, dia langsung meninggalkan Dusun Darmadi ....

Bukan hanya Fabrian, Dian juga menerima surat yang sama. Usai membacanya, wanita itu langsung meneteskan air mata sembari berkata, "Aku akan menunggumu kembali ... dan juga menjaga bisnismu ...." Tak lama kemudian, Dian pun berhenti menangis. Kini, sorot matanya penuh dengan ketegasan.

Pada saat yang sama, di dalam Ngarai Naga Biru, Meri dan yang lainnya juga menerima surat tersebut. Beberapa orang di sana tampak sangat emosi ketika membaca surat dari Wira.

Melihat situasi ini, Meri segera memberi perintah, "Berengsek! Raja s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tina Yuky
mantul cak gua iri dengan tokoh ini perna baca novel pas liat vilemnya kecewa gak sesuai dengan novel yg di baca asikan baca novelnya berimajinasinya asik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 691

    Semua orang tertegun sejenak setelah mendengar perkataan ini. Jamal dan Molika merasa Wira yang berbakat pasti bisa kembali dari Kerajaan Agrel dengan selamat. Namun, Meri malah berkata, "Aku nggak tahu, cepat katakan saja."Sekarang, pikiran Meri sangat kacau, dia tidak bisa memahami ucapan Putu. Sementara itu, Putu tentu tahu kekhawatiran Meri saat ini.Jadi, Putu segera menjelaskan, "Tuan Wahyudi pasti sudah merencanakan semuanya sejak awal, makanya dia memutuskan untuk pergi. Dia pasti akan baik-baik saja. Selain itu, Tuan Wahyudi pernah bilang, waktunya nggak tepat. Aku rasa mungkin Tuan Wahyudi sedang menunggu kesempatan.""Kalau Tuan Wahyudi berada jauh di Kerajaan Agrel, kebetulan dia bisa mengawasi kekacauan internal di Kerajaan Nuala dan menunggu orang lain memberontak. Asalkan ada kesempatan ini, aku pikir Tuan Wahyudi pasti akan kembali. Yang harus kita lakukan adalah bersiap-siap dan menanti waktunya Tuan Wahyudi kembali," lanjut Putu.Semuanya merasa gugup setelah Putu se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 692

    Yudha langsung ingin membawa Wira pergi begitu bertemu dengan Wira. Hal ini membuat Wira sangat bersyukur. Wira sangat memahami karakter Yudha. Bagi Yudha, segala macam masalah pribadi tidak bisa dibandingkan dengan kepentingan negara.Jadi, dari sikap Yudha kepada Wira ini, jelas terlihat bahwa Yudha sangat peduli dengan Wira. Kalau tidak, Yudha tidak akan melanggar perintah Raja dan membawa Wira pergi."Yudha, apa yang kamu lakukan?" tanya Wira sembari tersenyum.Yudha menarik napas dalam-dalam dan menjawab, "Kerajaan Agrel sangat berbahaya. Giandra juga menyimpan dendam kepadamu karena kamu sudah membunuh ayahnya. Dia pasti akan membunuhmu! Jadi, kamu nggak boleh pergi ke Kerajaan Agrel!"Suara Yudha sangat lantang saat berbicara. Namun, Wira malah mendesah dan menimpali, "Kalau kamu membawaku kembali, ini berarti kamu melanggar perintah Raja. Apa kamu nggak takut?""Nggak takut! Aku akan memohon kepada Raja untuk mengutus orang lain ke Kerajaan Agrel," ujar Yudha. Kelihatannya, dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 693

    Yudha bersumpah di dalam hati, 'Ayah ... aku memang pernah berjanji kepadamu untuk menjaga Kerajaan Nuala. Meskipun nggak bersedia, aku juga nggak akan melanggar perintahmu. Tapi ... mulai hari ini, aku punya satu hal yang harus kuselesaikan. Aku nggak akan membiarkan Wira terancam bahaya lagi seperti hari ini sekalipun harus mempertaruhkan nyawaku!'Setelah meninggalkan tempat ini, Wira dan rombongannya berangkat dengan menunggangi kuda. Mereka melaju dengan cepat dan perjalanan mereka di wilayah Kerajaan Nuala sangat lancar dan aman."Besok kita akan sampai di daerah perbatasan. Itu baru daerah yang paling berbahaya," ujar Dewina sambil tersenyum.Wira tersenyum dan bertanya, "Apa Nona Dewina takut?"Dewina mengedipkan mata sembari menyahut, "Mana mungkin aku takut kalau Tuan Wira ada di sini?"Wira hanya tertawa dan tidak berkomentar. Hari sudah gelap, mereka semua mencari sebuah penginapan untuk beristirahat. Besok mereka baru sampai di daerah perbatasan, apa mereka tidak akan mene

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 694

    Wira tentu tidak bisa melawan beberapa orang ini. Jika hanya 1 orang, Wira mungkin bisa mencobanya. Namun, Wira sama sekali tidak takut. Dia mengangkat senapannya, lalu menembak pemimpin itu.Pemimpin tersebut langsung mati karena gerakannya sangat cepat. Orang-orang bertopeng yang lain merasa kaget dan berseru, "Kamu ... ternyata kamu punya senapan!" Meskipun memiliki kemampuan bertarung yang hebat, mereka juga tidak mungkin bisa menang melawan senapan.Wira tersenyum dan menyahut, "Mana mungkin aku berani duduk di sini kalau nggak punya senjata? Apa aku menunggu kalian membunuhku? Katakan, siapa anggota Kerajaan Agrel yang mengutus kalian datang?"Beberapa orang itu langsung tercengang setelah mendengar perkataan Wira. Salah satu dari mereka berujar, "Kamu ... bagaimana kamu bisa tahu kami berasal dari Kerajaan Agrel?" Mereka benar-benar kaget."Ini nggak sulit ditebak. Kalau aku orang Kerajaan Agrel, aku pasti akan melakukan hal yang sama. Hanya saja, dari ketiga pangeran Kerajaan A

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 695

    Wira mengambil lencana itu, lalu mengangguk dan menyimpannya. Dia tersenyum dan berkata, "Nanti kita tanyakan saja pada orang yang tahu tentang hal ini. Sekarang, kalian cepat tidur. Besok kita harus melanjutkan perjalanan lagi."Danu dan lainnya mengeluarkan anggota Pasukan Bayangan, lalu menggali lubang untuk mengubur jasad mereka. Keesokan paginya, rombongan Wira pun berangkat. Saat siang, mereka sudah sampai di daerah perbatasan. Wira berucap, "Bagian depan itu perbatasan ...."Wira menarik napas dalam-dalam. Begitu menginjak daerah tersebut, mereka sudah memasuki wilayah Kerajaan Agrel. Sebenarnya, Wira merasa sangat asing dengan Kerajaan Agrel. Namun, dia tetap yakin bisa kembali dengan selamat."Ayo cepat, kita baru benar-benar aman setelah memasuki wilayah Kerajaan Agrel," kata Wira. Mandra dan Dewina yang mendengar ucapan Wira kebingungan. Namun, Danu tahu alasannya. Hal ini karena Rendra sedang menunggu di daerah perbatasan."Tuan Wira, kenapa?" tanya Dewina.Wira tidak berbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 696

    Rendra bercanda dengan Wira. Sementara itu, Wira yang mendengar ucapan Rendra langsung tertawa. Wira menyahut, "Hahaha .... Tenang saja, kamu nggak akan mendapatkan perintah rahasia ini ...."Wira sangat yakin dan Rendra pun tertawa. Perjalanan ini sangat aman karena dikawal oleh ribuan prajurit.Rendra berpesan, "Ibu kota kerajaan ada di depan sana, kamu harus lebih berhati-hati. Aku rasa Raja Ararya akan melancarkan triknya. Bagaimanapun, dia nggak akan membiarkan kamu masuk ke kota dengan tenang."Wira tentu tahu mengenai hal ini. Raja Ararya dan Byakta adalah orang yang ambisius. Jika Raja Tanuwi tidak mati, mereka berdua pasti akan menyembunyikan diri. Setidaknya, mereka tidak akan bertindak sekarang.Namun, sekarang Raja Tanuwi sudah meninggal sehingga sandaran Ibu Suri menghilang. Tentu saja, ambisi Raja Ararya dan Byakta pun muncul. Wira tahu jelas tentang hal ini. Jadi, dia juga tahu Raja Ararya sedang menunggu untuk melancarkan triknya."Aku tahu, nanti kita bertindak sesuai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 697

    "Ternyata kamu adalah Tuan Biantara, kepala eksekutor pasukan Kerajaan Agrel. Astaga, kamu sangat pandai berbicara dan rendah hati. Aku kira kamu adalah kasim istana. Maaf, maaf," ucap Wira meminta maaf sembari menangkupkan kedua tangannya pada Biantara.Mendengar ini, senyuman di wajah Biantara seketika sirna. Dia menatap Wira dengan niat membunuh yang dahsyat. Akan tetapi, dia tidak bertindak dan hanya tersenyum sambil berkata, "Tuan Wahyudi sudah terlalu sopan. Nasibku nggak begitu baik untuk menjadi kasim istana."Setelah mengatakan ini, Biantara menatap Dewina yang berdiri di belakang Wira, lalu melanjutkan, "Kamu pasti Nona Dewina, 'kan? Tim penjemputmu ada di sebelah sana. Mari saya antar Nona Dewina." Wira bisa melihat dengan jelas bahwa Biantara menunjukkan rasa hormat saat berhadapan dengan Dewina. Sebenarnya apa identitas Dewina? Dia sama sekali bukan pelayan rendahan seperti yang dikatakan. Melihat kepala eksekutor yang begitu hormat padanya, Wira berpikir bahwa Dewina pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 698

    Mendengar ini, Biantara tersenyum sembari menjawab dengan santai, "Ini bukan rahasia lagi. Nona Dewina adalah selir Raja Kresna. Ketika mengintai di Kerajaan Nuala, dia mengganti namanya. statusnya juga cukup tinggi. Kenapa Tuan Wahyudi begitu penasaran dengan identitasnya? Jangan-jangan Tuan terpikat dengan kecantikan Nona Dewina, ya?" Wira hanya tersenyum dan mengelak, "Nggak, aku hanya penasaran saja."Putri Raja Kresna ternyata pergi ke Kerajaan Nuala sebagai mata-mata. Raja Kresna benar-benar licik juga. Namun, hal ini tidak mengherankan. Lagi pula, anak-anak dari keluarga besar tidak punya kendali atas diri mereka sendiri. Setelah membahas masalah ini, Biantara membawa mereka ke halaman, lalu berkata, "Ini adalah asrama para utusan. Tuan Wahyudi bisa membiarkan rombongan untuk istirahat dulu. Ibu Suri hanya ingin bertemu denganmu seorang."Ini memang peraturannya. Tanpa berpikir panjang, Wira meminta Danu dan lainnya untuk menunggu di asrama, lalu pergi menghadap Ibu Suri bersa

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3099

    Selama mereka bisa menguasai tembok kota, saat fajar tiba dan pasukan Kerajaan Nuala memasuki kota, mereka dapat bergerak menuju tiga gerbang lainnya melalui jalur yang menghubungkan tembok kota.Nafis memberi hormat, lalu segera memimpin 100 orang untuk naik. Begitu mereka mencapai tembok kota, mereka mendapati bahwa para prajurit musuh di sana ternyata tertidur dengan bersandar pada dinding.Wira yang baru saja naik ke tembok juga melihat pemandangan itu dan hanya bisa tersenyum getir. Setelah beberapa saat, dia memberi isyarat untuk tetap diam dan memberi isyarat tangan untuk membunuh mereka.Orang-orang di belakangnya langsung mengerti maksudnya. Dengan hati-hati, mereka berjalan berjongkok menuju para prajurit yang sedang tertidur.Para prajurit dari pasukan utara itu bahkan tidak menyadari bahwa tidur mereka kali ini akan membawa mereka ke akhir hayat.....Sementara itu, di kediaman Kunaf.Meskipun kota dalam keadaan siaga penuh, sebagai tempat kediaman penguasa tertinggi di kot

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3098

    Setelah pasukan terbagi, Wira memimpin kelompoknya keluar dari hutan lebat.Karena Kunaf telah mengeluarkan perintah untuk menangkap Wira, gerbang kota berada dalam keadaan siaga penuh.Namun, karena Kunaf yakin bahwa Wira telah melarikan diri ke utara, dia lantas menarik kembali setengah dari pasukannya.Melihat jumlah patroli di gerbang kota berkurang, Nafis berbisik, "Tuan, kenapa jumlah prajurit tampak jauh lebih sedikit dibandingkan siang tadi? Jangan-jangan ini jebakan?"Wira tersenyum dan menyahut, "Nggak. Ini pasti karena Latif memberi tahu Kunaf kita kabur ke utara."Mendengar itu, yang lainnya tersenyum kecil. Jika Kunaf benar-benar mempercayai informasi itu,berarti dia benar-benar bodoh.Bagaimana mungkin mereka yang telah melarikan diri dari utara justru kembali ke arah sana? Itu sama saja mencari mati!"Nafis, kamu yang memimpin di depan. Sebarkan pasukan, jangan berkumpul di satu tempat. Habisi prajurit musuh yang menjaga gerbang, lalu kenakan seragam mereka. Lakukan den

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3097

    Mendengar laporan itu, Kunaf langsung berseri-seri dan segera menyuruh para penari untuk pergi.Setelah aula menjadi kosong, Kunaf menatap Latif dengan penuh antusiasme. Dia bahkan lupa menyuruhnya berdiri.Kunaf sangat memahami perintah dari Bimala. Tidak peduli apa pun caranya, Wira harus ditangkap. Jika berhasil, Kunaf bisa meninggalkan tempat ini.Latif perlahan-lahan berdiri, lalu menangkupkan tangannya sambil berujar dengan tenang, "Lapor, Jenderal. Kami telah mencari di dalam hutan untuk waktu yang lama, tapi nggak menemukan jejak musuh. Aku menduga mereka sudah meninggalkan area ini.""Nggak ada jejak?" Ekspresi Kunaf yang tadinya bersemangat langsung berubah. Dia lantas terdiam beberapa saat sebelum mengerutkan kening dan bertanya, "Kalau begitu, apa ada informasi dari penjaga gerbang?"Latif bertugas di benteng utama, jadi pertanyaan itu masih berada dalam ranah tanggung jawabnya. Dia segera menjawab, "Saat kembali, aku sudah menanyakan kepada penjaga gerbang. Hingga saat ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3096

    Mengingat semua hal besar yang telah dilakukan oleh Wira, Latif merasa sangat bersemangat. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu langsung dengan Wira.Latif segera menangkupkan tangan dan berkata, "Aku sudah lama mengetahui nama besar Tuan Wira. Hari ini, aku akhirnya bisa bertemu langsung denganmu. Ini benar-benar suatu kehormatan bagiku. Aku Latif, mohon ampuni nyawaku."Wira terkekeh-kekeh dan membalas, "Haha. Dengan cara pencarian seperti ini, kamu nggak takut Kunaf mengetahuinya dan memenggal kepalamu?"Saat berbicara, Wira menunjuk ke arah para prajurit yang masih memegang obor di kejauhan. Kini, dia sudah bisa menebak maksud Latif. Rupanya, dia sedang berusaha membantu Wira sebagai tanda persahabatan.Latif hanya bisa tertawa canggung dan berkata dengan suara rendah, "Jujur saja, aku nggak terlalu menyukai Kunaf. Lagian, dia nggak ada di sini. Dia nggak akan tahu apa yang sebenarnya terjadi.""Hari ini, ketika aku melihat Tuan berada dalam situasi sulit, aku ingin membantu sebi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status