Share

Bab 689

Author: Arif
Akan tetapi, jika diperbandingkan, Wira lebih memahami tindakan Kerajaan Agrel. Hanya saja, dia tidak merasa senang. Wira telah menyelesaikan segala hal yang perlu diurus. Rencananya untuk pergi ke Kerajaan Agrel juga telah ditetapkan sehingga tidak ada ruang untuk negosiasi lebih lanjut.

Keesokan paginya, Wira berangkat ke pintu gerbang bersama Danu, Mandra, dan sepuluh prajurit dari Pasukan Zirah Hitam. Selain Wulan yang datang untuk mengantar kepergiannya, Lukman juga datang dengan raut wajah yang khawatir.

Bukan hanya mereka, Farrel juga datang. Hanya saja, hal yang membuat Wira terkejut adalah Darsono dan Irsyad juga kemari. Akan tetapi, tatapan mereka terlihat dingin dan puas. Wira tidak peduli dengan mereka. Dia melirik Wulan, lalu berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, kamu tahu kemampuan suamimu ini. Aku pasti akan segera kembali."

Wira memeluk Wulan sembari tersenyum. Kemudian, wanita itu menjawab, "Iya, aku tahu. Aku akan menunggumu kembali ... oh iya, Nona Dian juga ak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 690

    Saat Fabrian membuka surat itu, dia langsung menghela napas. Sorot matanya memancarkan sedikit kekecewaan. Itu adalah harapan Kerajaan Nuala. Lebih dari itu, ada rasa kagum di mata Fabrian! Itu adalah penghargaan untuk Wira! Meskipun pergi ke Kerajaan Agrel sendirian dan berhadapan dengan bahaya, Wira tetap melangkah tanpa ragu."Sepertinya ... aku harus melakukan beberapa hal!" ucap Fabrian. Setelah membaca surat itu, dia langsung meninggalkan Dusun Darmadi ....Bukan hanya Fabrian, Dian juga menerima surat yang sama. Usai membacanya, wanita itu langsung meneteskan air mata sembari berkata, "Aku akan menunggumu kembali ... dan juga menjaga bisnismu ...." Tak lama kemudian, Dian pun berhenti menangis. Kini, sorot matanya penuh dengan ketegasan.Pada saat yang sama, di dalam Ngarai Naga Biru, Meri dan yang lainnya juga menerima surat tersebut. Beberapa orang di sana tampak sangat emosi ketika membaca surat dari Wira.Melihat situasi ini, Meri segera memberi perintah, "Berengsek! Raja s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 691

    Semua orang tertegun sejenak setelah mendengar perkataan ini. Jamal dan Molika merasa Wira yang berbakat pasti bisa kembali dari Kerajaan Agrel dengan selamat. Namun, Meri malah berkata, "Aku nggak tahu, cepat katakan saja."Sekarang, pikiran Meri sangat kacau, dia tidak bisa memahami ucapan Putu. Sementara itu, Putu tentu tahu kekhawatiran Meri saat ini.Jadi, Putu segera menjelaskan, "Tuan Wahyudi pasti sudah merencanakan semuanya sejak awal, makanya dia memutuskan untuk pergi. Dia pasti akan baik-baik saja. Selain itu, Tuan Wahyudi pernah bilang, waktunya nggak tepat. Aku rasa mungkin Tuan Wahyudi sedang menunggu kesempatan.""Kalau Tuan Wahyudi berada jauh di Kerajaan Agrel, kebetulan dia bisa mengawasi kekacauan internal di Kerajaan Nuala dan menunggu orang lain memberontak. Asalkan ada kesempatan ini, aku pikir Tuan Wahyudi pasti akan kembali. Yang harus kita lakukan adalah bersiap-siap dan menanti waktunya Tuan Wahyudi kembali," lanjut Putu.Semuanya merasa gugup setelah Putu se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 692

    Yudha langsung ingin membawa Wira pergi begitu bertemu dengan Wira. Hal ini membuat Wira sangat bersyukur. Wira sangat memahami karakter Yudha. Bagi Yudha, segala macam masalah pribadi tidak bisa dibandingkan dengan kepentingan negara.Jadi, dari sikap Yudha kepada Wira ini, jelas terlihat bahwa Yudha sangat peduli dengan Wira. Kalau tidak, Yudha tidak akan melanggar perintah Raja dan membawa Wira pergi."Yudha, apa yang kamu lakukan?" tanya Wira sembari tersenyum.Yudha menarik napas dalam-dalam dan menjawab, "Kerajaan Agrel sangat berbahaya. Giandra juga menyimpan dendam kepadamu karena kamu sudah membunuh ayahnya. Dia pasti akan membunuhmu! Jadi, kamu nggak boleh pergi ke Kerajaan Agrel!"Suara Yudha sangat lantang saat berbicara. Namun, Wira malah mendesah dan menimpali, "Kalau kamu membawaku kembali, ini berarti kamu melanggar perintah Raja. Apa kamu nggak takut?""Nggak takut! Aku akan memohon kepada Raja untuk mengutus orang lain ke Kerajaan Agrel," ujar Yudha. Kelihatannya, dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 693

    Yudha bersumpah di dalam hati, 'Ayah ... aku memang pernah berjanji kepadamu untuk menjaga Kerajaan Nuala. Meskipun nggak bersedia, aku juga nggak akan melanggar perintahmu. Tapi ... mulai hari ini, aku punya satu hal yang harus kuselesaikan. Aku nggak akan membiarkan Wira terancam bahaya lagi seperti hari ini sekalipun harus mempertaruhkan nyawaku!'Setelah meninggalkan tempat ini, Wira dan rombongannya berangkat dengan menunggangi kuda. Mereka melaju dengan cepat dan perjalanan mereka di wilayah Kerajaan Nuala sangat lancar dan aman."Besok kita akan sampai di daerah perbatasan. Itu baru daerah yang paling berbahaya," ujar Dewina sambil tersenyum.Wira tersenyum dan bertanya, "Apa Nona Dewina takut?"Dewina mengedipkan mata sembari menyahut, "Mana mungkin aku takut kalau Tuan Wira ada di sini?"Wira hanya tertawa dan tidak berkomentar. Hari sudah gelap, mereka semua mencari sebuah penginapan untuk beristirahat. Besok mereka baru sampai di daerah perbatasan, apa mereka tidak akan mene

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 694

    Wira tentu tidak bisa melawan beberapa orang ini. Jika hanya 1 orang, Wira mungkin bisa mencobanya. Namun, Wira sama sekali tidak takut. Dia mengangkat senapannya, lalu menembak pemimpin itu.Pemimpin tersebut langsung mati karena gerakannya sangat cepat. Orang-orang bertopeng yang lain merasa kaget dan berseru, "Kamu ... ternyata kamu punya senapan!" Meskipun memiliki kemampuan bertarung yang hebat, mereka juga tidak mungkin bisa menang melawan senapan.Wira tersenyum dan menyahut, "Mana mungkin aku berani duduk di sini kalau nggak punya senjata? Apa aku menunggu kalian membunuhku? Katakan, siapa anggota Kerajaan Agrel yang mengutus kalian datang?"Beberapa orang itu langsung tercengang setelah mendengar perkataan Wira. Salah satu dari mereka berujar, "Kamu ... bagaimana kamu bisa tahu kami berasal dari Kerajaan Agrel?" Mereka benar-benar kaget."Ini nggak sulit ditebak. Kalau aku orang Kerajaan Agrel, aku pasti akan melakukan hal yang sama. Hanya saja, dari ketiga pangeran Kerajaan A

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 695

    Wira mengambil lencana itu, lalu mengangguk dan menyimpannya. Dia tersenyum dan berkata, "Nanti kita tanyakan saja pada orang yang tahu tentang hal ini. Sekarang, kalian cepat tidur. Besok kita harus melanjutkan perjalanan lagi."Danu dan lainnya mengeluarkan anggota Pasukan Bayangan, lalu menggali lubang untuk mengubur jasad mereka. Keesokan paginya, rombongan Wira pun berangkat. Saat siang, mereka sudah sampai di daerah perbatasan. Wira berucap, "Bagian depan itu perbatasan ...."Wira menarik napas dalam-dalam. Begitu menginjak daerah tersebut, mereka sudah memasuki wilayah Kerajaan Agrel. Sebenarnya, Wira merasa sangat asing dengan Kerajaan Agrel. Namun, dia tetap yakin bisa kembali dengan selamat."Ayo cepat, kita baru benar-benar aman setelah memasuki wilayah Kerajaan Agrel," kata Wira. Mandra dan Dewina yang mendengar ucapan Wira kebingungan. Namun, Danu tahu alasannya. Hal ini karena Rendra sedang menunggu di daerah perbatasan."Tuan Wira, kenapa?" tanya Dewina.Wira tidak berbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 696

    Rendra bercanda dengan Wira. Sementara itu, Wira yang mendengar ucapan Rendra langsung tertawa. Wira menyahut, "Hahaha .... Tenang saja, kamu nggak akan mendapatkan perintah rahasia ini ...."Wira sangat yakin dan Rendra pun tertawa. Perjalanan ini sangat aman karena dikawal oleh ribuan prajurit.Rendra berpesan, "Ibu kota kerajaan ada di depan sana, kamu harus lebih berhati-hati. Aku rasa Raja Ararya akan melancarkan triknya. Bagaimanapun, dia nggak akan membiarkan kamu masuk ke kota dengan tenang."Wira tentu tahu mengenai hal ini. Raja Ararya dan Byakta adalah orang yang ambisius. Jika Raja Tanuwi tidak mati, mereka berdua pasti akan menyembunyikan diri. Setidaknya, mereka tidak akan bertindak sekarang.Namun, sekarang Raja Tanuwi sudah meninggal sehingga sandaran Ibu Suri menghilang. Tentu saja, ambisi Raja Ararya dan Byakta pun muncul. Wira tahu jelas tentang hal ini. Jadi, dia juga tahu Raja Ararya sedang menunggu untuk melancarkan triknya."Aku tahu, nanti kita bertindak sesuai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 697

    "Ternyata kamu adalah Tuan Biantara, kepala eksekutor pasukan Kerajaan Agrel. Astaga, kamu sangat pandai berbicara dan rendah hati. Aku kira kamu adalah kasim istana. Maaf, maaf," ucap Wira meminta maaf sembari menangkupkan kedua tangannya pada Biantara.Mendengar ini, senyuman di wajah Biantara seketika sirna. Dia menatap Wira dengan niat membunuh yang dahsyat. Akan tetapi, dia tidak bertindak dan hanya tersenyum sambil berkata, "Tuan Wahyudi sudah terlalu sopan. Nasibku nggak begitu baik untuk menjadi kasim istana."Setelah mengatakan ini, Biantara menatap Dewina yang berdiri di belakang Wira, lalu melanjutkan, "Kamu pasti Nona Dewina, 'kan? Tim penjemputmu ada di sebelah sana. Mari saya antar Nona Dewina." Wira bisa melihat dengan jelas bahwa Biantara menunjukkan rasa hormat saat berhadapan dengan Dewina. Sebenarnya apa identitas Dewina? Dia sama sekali bukan pelayan rendahan seperti yang dikatakan. Melihat kepala eksekutor yang begitu hormat padanya, Wira berpikir bahwa Dewina pas

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3168

    Melihat Adjie yang masih bisa tersenyum, Hayam tertegun dan bertanya dengan sangat penasaran, "Kenapa kamu tertawa? Apa informasi ini keliru?"Adjie berkata, "Hehe. Aku juga nggak yakin apa informasi ini keliru, tapi yang pastinya semua akan baik-baik saja kalau kita bisa menyelesaikan masalah ini. Tapi, kita harus memastikan hal ini terlebih dahulu baru bisa menyusun rencana selanjutnya. Sekarang yang paling mendesak adalah mencari solusi untuk masalah utama kita."Hayam tertegun sejenak, lalu mengernyitkan alis dan berkata, "Sebelumnya memang sulit untuk memahami situasi ini, tapi sekarang yang paling penting adalah mencari solusi untuk menyelesaikannya."Adjie menganggukkan kepala, setuju dengan pendapat Hayam. Melihat waktunya sudah tidak banyak lagi, dia berkata, "Baiklah, hari ini waktunya sudah hampir habis. Kalau Tuan sudah tiba, pastikan untuk segera laporkan pada Tuan bahwa malam ini mereka akan langsung menyerang dari selatan dan utara. Ingat, kita harus bersiap-siap."Hayam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3167

    Ternyata orang yang datang bertemu dengan Adjie adalah Hayam yang datang ke sini bersama Wira.Setelah turun dari kuda dan membalas salam, Hayam tersenyum dan berkata, "Setelah Tuan menyuruhku bertemu denganmu di sini, aku baru tahu ternyata kamu sudah masuk ke Desa Riwut. Kamu bahkan menjadi wakil pertama di sana."Adjie tertawa dan perlahan-lahan berkata, "Hehe. Aku hanya beruntung saja. Tuan sudah tiba di sini?"Hayam menggelengkan kepala dan berkata, "Belum, tapi Tuan mengutusku datang ke sini lebih dulu. Sekarang kami hanya membawa 500 pasukan saja, sedangkan Tuan memimpin 10 ribu pasukan sedang dalam perjalanan ke sini."Mendengar perkataan itu, Adjie menganggukkan kepala. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia tersenyum dan berkata, "Baiklah, semuanya tetap seperti rencana sebelumnya. Malam ini kita akan menyerang dari utara dan selatan secara bersamaan, tapi Desa Riwut hanya mengirim seribu orang. Jadi, sisanya tergantung pada kalian."Hayam langsung terkejut saa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3166

    Darsa langsung tertegun sejenak, lalu perlahan-lahan bertanya, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Ceritakan dengan jelas. Apa pasukan dari Kerajaan Nuala ini benar-benar begitu hebat?"Setelah menghela napas, Zaki akhirnya mulai menceritakan seluruh kejadiannya dengan detail.....Di sisi lain, Adjie sudah membawa banyak orang keluar dari Desa Riwut. Setelah tiba di sekitar Pulau Hulu, mereka segera berpencar menjadi beberapa tim."Bos, Guntur, kita tetap jalankan rencana kita sebelumnya, tapi kita baru mulai menyerang di malam hari. Kalau kita menyerang sekarang, jumlah kita yang sedikit ini bukan tandingan mereka," kata Adjie.Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, jika kali ini mereka berhasil merebut Pulau Hulu, tempat ini akan menjadi milik Desa Riwut. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dalam menjalankan rencana Adjie, tidak berani bertindak sembarangan.Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tenang saja, kali ini kita pasti akan berti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3165

    Melihat ekspresi Zaki masih terlihat bingung, Darsa tersenyum. Dia tentu saja tahu Zaki masih belum mengerti maksudnya. Dia tersenyum dan perlahan-lahan berkata, "Lihat bagian ini dulu. Kalau Wira ingin menyerang kita dari selatan, dia pasti harus melewati Desa Riwut karena hanya ada satu jalur yang bisa dilewati."Setelah tertegun sejenak, Zaki baru mengamati peta di depannya. Saat melihat jalur yang ditunjukkan Darsa, dia menganggukkan kepala dan perlahan-lahan berkata, "Sepertinya memang begitu."Pada peta itu, terlihat sebuah jalur yang langsung melewati Desa Riwut dan mengarah ke kota di selatan. Zaki menyadari pasukan dari Kerajaan Nuala juga hanya bisa melewati jalur itu, yang berarti mereka tetap harus melewati Desa Riwut untuk sampai ke sini. Jika begitu, dia bisa langsung memasang jebakan.Namun, mengingat perkataan Darsa sebelumnya, Zaki merasa sangat ragu. Setelah terdiam sejenak, dia mengernyitkan alisnya dan berkata, "Kalau mengikuti rencana Tuan Darsa, tentu nggak akan a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3164

    Zaki langsung tertegun sejenak saat mendengar Darsa juga datang karena dia sangat mengenal sosok ini yang sebelumnya.Konon, Darsa pernah bersembunyi di lembah dan memiliki kemampuan meramal yang luar biasa. Namun, setelah ditemukan Bimala, dia langsung direkrut sebagai penasihat militer.Zaki benar-benar tidak menyangka kali ini Bimala bisa mengirim Darsa yang sangat berharga ke sini, sehingga dia pun langsung bangkit dan keluar dari tenda. Namun, begitu keluar, dia melihat sekelompok orang berjalan mendekat.Di antara kerumunan itu, ada seorang pemuda yang membawa pedang panjang di pinggangnya. Namun, tubuh mungilnya terlihat tidak serasi dengan zirahnya yang besar. Begitu melihatnya, ekspresi Zaki menjadi tidak ramah karena dia adalah Joko.Selain itu, ada seorang pria paruh baya yang berdiri di samping Joko. Pria ini mengenakan pakaian sederhana dari kain kasar tanpa membawa pedang, sepatunya bahkan hanya berupa sandal jerami. Siapa pun yang melihatnya akan mengira dia adalah rakya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3163

    Melihat masalahnya sudah diselesaikan, semua orang langsung menganggukkan kepala. Beberapa saat kemudian, Adjie yang seolah-olah teringat sesuatu langsung menatap keduanya dan memberikan hormat.Enji dan Guntur tidak mengerti maksud dari tindakan Adjie, tetapi mereka tetap ikut membalas hormat itu.Setelah cukup lama, Adjie baru menatap keduanya dan berkata, "Bos, Guntur, ini adalah momen yang sangat krusial bagi Desa Riwut, jadi kita benar-benar harus mempersiapkan semuanya dengan matang. Jangan sampai hal ini malah menjadi masalah besar bagi kita. Aku harap kalian juga berjuang dengan sekuat tenaga."Enji juga memberi hormat dan berkata, "Tentu saja. Baiklah. Kalau begitu, kita pergi mempersiapkan semuanya sekarang juga dan langsung berangkat."Semua orang langsung memberi hormat dan segera keluar.....Sementara itu, Zaki yang kembali ke Pulau Hulu dengan kondisi yang sangat mengenaskan segera meminta bantuan dari suku-suku di utara. Saat ini, dia sudah kehilangan hampir 30 ribu pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3162

    Beberapa saat kemudian, Enji berkata dengan pelan, "Adjie, apa yang kamu katakan kali ini memang benar, Tuan Wira memang sudah mengerahkan pasukannya. Sepertinya pasukan Tuan Wira memang cukup kuat dan langsung mengarah ke sini. Sekarang kita juga harus segera menyusun rencana."Mendengar perkataan ini, semua orang menganggukkan kepala.Namun, Adjie malah berkata, "Kalau Bos sudah membuat keputusan, yang paling penting sekarang adalah memastikan kita bisa menyelesaikan semua ini. Lebih baik kita segera bersiap-siap."Semua orang menganggukkan kepala.Setelah selesai mengatur semuanya, Guntur tersenyum dan berkata, "Hehe. Kak Adjie, tenang saja, aku sudah mengirim orang untuk mengurusnya. Kali ini kita hanya perlu langsung beraksi saja, sisanya juga nggak sulit untuk diatur. Sekarang kita hanya perlu menentukan kapan akan berangkat."Enji juga menganggukkan kepalanya. Sekarang semuanya sudah diatur, mereka hanya perlu membagi tugas dan menyusun jalur penyerangan. Setelah berpikir sejena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3161

    Setelah menunggu hampir sehari semalam, orang yang dikirim Enji dan Guntur untuk menyelidiki situasi di depan akhirnya kembali. Melihat orang itu kembali, mereka segera keluar untuk menemuinya dengan sangat bersemangat. Begitu bertemu, mereka langsung bertanya, "Bagaimana? Apa ada pergerakan?"Pengintai itu memberi hormat dan berkata, "Bos, memang ada pasukan yang bergerak di selatan. Dilihat dari arahnya, mereka memang menuju Pulau Hulu. Kalau begitu, mereka pasti akan melewati bagian luar Desa Riwut."Mendengar perkataan itu, semua orang merasa gembira dan menjadi sangat bersemangat.Guntur melambaikan tangan dan berkata, "Kamu pergi kumpulkan saudara-saudara dulu, mungkin ada suatu hal besar akan terjadi."Ekspresi dari pengintai yang baru kembali itu berubah, lalu menatap Guntur dan berkata, "Bos, kamu berencana untuk menyerang mereka? Mereka semua itu prajurit tangguh, kita nggak mungkin bisa melawan mereka."Guntur langsung tertawa dan marah, "Kamu pikir aku bodoh ya? Mereka semu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3160

    Setelah merenung beberapa saat, Guntur tiba-tiba berucap dengan suara rendah, "Bos, kalau kita berhasil merebut Pulau Hulu, menurutmu masih perlu mempertahankan Adjie?"Mendengar itu, Enji tertegun sejenak. Sesaat kemudian, dia mulai merenung. Sebelumnya, kepintaran Adjie benar-benar membuatnya terkejut. Jika mengikuti dugaan awalnya, Adjie seharusnya bukanlah seorang pengungsi.Jelas bahwa seorang pengungsi tidak mungkin memiliki begitu banyak pengetahuan, apalagi memiliki pengalaman militer yang begitu kaya.Setelah berpikir sejenak, Enji akhirnya berkata, "Lebih baik begini, kirim orang untuk menyelidiki latar belakang Adjie. Pergilah ke selatan. Aku khawatir ada sesuatu yang mencurigakan tentang orang ini."Mendengar itu, Guntur berpikir sesaat, lalu mengangguk sambil menyahut, "Baik. Kalau begitu, aku akan segera mengirim orang."Setelah mengatakan itu, Guntur pun keluar untuk menemui orang kepercayaannya dan memberikan instruksi dengan sungguh-sungguh. Setelah semuanya diatur, di

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status