Duke Hagen Martus, mendapatkan kutukan akan kekuatan es yang ia miliki. Dibebaskan setelah 5 tahun terakhir dikurung oleh ayahnya untuk menjalankan misi penting. Tidak pernah terpikirkan jika ia akan bertemu dengan Elena Matius, putri kedua Talamus yang juga dikurung dan disembuyikan identitasnya dari semua orang. Keduanya semakin dekat setelah saling membantu satu sama lain. Hubungan keduanya semakin dekat, bahkan Duke mengakui perasaannya terhadap Elena. Disaat keduanya ingin menjalin hubungan yang lebih serius, rahasia besar muncul mengejutkan keduanya. Rahasia tentang Elena adalah orang yang telah membunuh permaisuri Mira, ibu dari Duke tepatnya 5 tahun yang lalu. Bagaimana keseruan mereka, simak terus kelanjutannya
View MoreKerajaan VedericTerdapat Levator yang tampak diam di kamarnya.Ia terlihat marah kala sudah beberapa hari ini, tidak ada kabar apapun dari Talamus."Apa yang sedang ia perbuat? Tidakkah dia tahu jika aku menunggu."Levator langsung beranjak dari ranjangnya, pergi untuk menemui ayahnya.Levator tidak bisa menemukan ayahnya di ruang singgasana.Kemana ayahnya?Levator langsung mencarinya ke tempat lain.Terlihat Federic tengah berbicara dengan penasehat kerajaan."Ayah."Federic menoleh sekilas, segera mengakhiri obrolannya dengan penasehat kerajaan."Apa yang sedang ayah bicarakan?" tanya Levator terus terang.Federic hanya diam, duduk di kursi dekat taman sembari menikmati teh hijaunya."Kamu belum mendengar soal Talamus?" Levator menggelengkan kepalanya, "Memangnya apa yang terjadi dengan Talamus?" tanya Levator karena penasaran.Federic menghela napas pelan, "Dia mendapatkan kembali wilayah timurnya."Levator terlihat sangat terkejut, "Sungguh?" Federic mengangguk membuat Levator m
Elena tampak duduk termenung di bangku taman.Ia memikirkan apa yang terjadi dengan Duke barusan.Elena terus kepikiran tentang apa yang sebenarnya terjadi.Ia begitu mencemaskan Duke sekarang.Elena tak sengaja melihat Astra berjalan menuju dapur membuatnya dengan cepat langsung bangkit dari kursi dan mengejarnya. "Astra!"Astra menoleh, dengan raut wajah yang kesal terpaksa berhenti sejenak. "Kamu mau kemana?"Elena bertanya dengan pelan dan hati- hati. "Kenapa?" tanya balik Astra dengan dingin. Elena meremas gaunnya dengan sedikit cemas. "Bagaimana dengan keadaan Duke? Apa dia terluka parah?" Astra menghembuskan napas gusarnya, "Kenapa bertanya padaku? Tanya sendiri pada ayahmu."Elena menatap takut Astra, "Apa ayah yang melakukan semua itu?" Astra berdecak pelan. "Sebaiknya kembalilah ke kerajaanmu. Bukankah pernikahanmu sudah dibatalkan? Tolong jangan bebani alpha kami dengan keberadaanmu di sini. Ia melakukan segalanya untukmu."Elena yang mendengar hal itu sedikit merasak
Beberapa hari kemudianAda Elena yang sedang membantu paman Hoba di dapur.Ia terlihat begitu senang dan antusias dalam membantu memasak.Padahal ia tidak seharusnya melakukan hal itu bukan?Tapi mengingat ia begitu senang melakukan hal- hal kecil membuat paman Hoba mengajari Elena untuk memasak.Dari arah luar ada Astra dan sikembar yang hendak menemui paman Hoba.Mereka bertiga berhenti di ambang pintu kala melihat paman Hoba sedang melakukan pelatihan pada Elena."Paman Hoba sedang melakukan pendidikan pada Elena?"Matteo terlihat seperti cemas dan takut saat ini."Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya nanti."Galen mengusap tengkuk belakangnya dengan sedikit merinding kala membayangkan masakan paman Hoba yang selalu asin, pahit atau terkadang hambar.Astra menelan ludahnya kembali, "Apa kita batalkan saja untuk menemui paman Hoba?" tanyanya pada mereka berdua.Matteo melihat ke samping, "Semua orang tahu jika kau tidak pernah takut dengan hal apapun, siapa yang tahu jika k
Kerajaan NocturniaAda Manos yang sedang duduk di kursi singgasananya. Ia terlihat diam merenung. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Rasa- rasanya dia seperti sedang memikirkan sesuatu. "Ayah!" Manos menoleh dan terlihat putranya berjalan menghampirinya. Dia adalah Octavian. "Ada apa?"Manos membenarkan bajunya sekilas. "Apa yang ayah pikirkan?"Octavian duduk di kursi yang lebih rendah dari Manos. Manos menghembuskan napas panjang. "Kamu sudah dengar berita?" tanya Manos membuat Octavian mengernyitkan keningnya. "Berita apa?" tanya Octavian yang ternyata belum tahu apa- apa. "Duke sudah dikeluarkan. Dia dijadikan penjaga keamanan kehutanan oleh Talamus."Octavian terlihat begitu terkejut sekali mendengar berita tentang sepupunya. "Ayah serius?" tanya Octavian tak percaya, "Bagaimana mungkin paman mengeluarkan Duke? Bukankah itu akan membawa masalah buat kita semua? Apa yang dipikirkan oleh paman Hagen hingga mengeluarkan Duke."Manos kembali menghela napas, "Tapi ada ben
Kerajaan Slyvamoon"Jadi kita batalkan pernikahan ini?" tanya Federic dengan nada dingin dan picingan mata yang begitu sinis. "Jangan marah dulu. Para guard sedang mencari putriku!"Levator memalingkan muka menunjukkan rasa jengkel dan kecewa. "Ayo kita pulang saja, tidak ada gunanya di sini."Levator langsung beranjak dari kursi, bersamaan dengan Duke yang baru saja masuk ke dalam ruang singgasana. "Bagaimana Duke, kamu menemukan putriku?" Duke menggelengkan kepalanya, "Saya tidak bisa menemukannya."Talamus yang mendengar hal itu terlihat begitu marah, ia langsung berdiri, menatap sengit Duke, "Bagaimana bisa, bukankah aku telah memberimu benang emas?" tekan Talamus dengan emosi. Mora dan Selena menatap Duke dengan penuh harap. Duke menelisik mereka satu persatu dengan napas yang sedikit tersengal. "Itu kenyataannya. Saya tidak bisa menemukannya."Talamus membuang napas besar, menarik rambutnya frustasi. Mendengar hal itu, Federic langsung bangkit dari kursinya, "Sepertinya d
•••Duke dan Elena kini sedang berjalan- jalan di sekitar taman. "Bagaimana dengan kondisi kerajaan?" tanya Elena ingin tahu.Duke melihat bunga yang semi dengan ayunan kepalanya, "Ayahmu terlihat cemas dan panik."Elena kini merasa sedikit bersalah, namun ia sendiri juga tidak bisa menerima pernikahan tersebut.Duke yang bisa memahami pikiran Elena sontak melontarkan sesuatu, "Jangan merasa bersalah, tidak semua orang tua bisa memaksakan kehendaknya."Elena melihat Duke dari samping, "Menurutmu tindakanku tidak salah?" tanya Elena yang diangguki oleh Duke."Bukankah kamu bisa menolaknya? Tidak semua perintah orang tua bisa kita lakukan," beritahunya pada Elena.Elena berhenti berjalan, berpikir sejenak akan komentar Duke barusan, "Benar juga, aku bisa menolak jika tidak menyukainya."Duke manggut- manggut setuju akan ucapan Elena barusan."Apa kamu akan ke kerajaan sekarang?" tanya Elena saat melihat Duke yang hendak pergi."Duke mengangguk, melihat Elena,"Tenang saja, mereka tidak a
"Ayo keluar!"Elena menoleh kala mendengar suara serak tersebut, keningnya berkerut kala melihat pria tinggi nan tampan. Astra langsung masuk ke dalam ruangan, mendekati Elena. "Kamu pria waktu itu?" Astra mengangguk membuat Elena melihat ke belakang, berharap melihat Duke. Astra yang memiliki pendengaran yang tajam, bisa mendengarkan langkah kaki yang mendekat. "Ayo ikut denganku jika kamu ingin keluar dari sini," ajak Astra dengan singkat yang mana hal itu langsung diangguki oleh Elena. Elena langsung beranjak dari kursi, berjalan di belakang Astra. Keduanya lewat belakang, sebelum tepergok Talamus. Di tempat lain ada Talamus dan Duke yang tengah berjalan menuju ruangan Elena. "Kamu pasti merasa sangat senang bukan karena bisa bebas dari ruangan terkutuk yang telah mengurungmu selama 5 tahun ini? Bukankah kamu seharusnya berterima kasih padaku? Berkat aku kamu bisa keluar dan bebas untuk menghirup udara segar," tanya Talamus dengan nada yang mengejek membuat Duke yang berjal
Kerajaan VedericAda Levator yang sudah tidak sabar untuk pergi ke kerajaan Sylvamoon.Di mana hari ini ia akan menikah dengan Elena, putri kedua dari Talamus yang memiliki kecantikan tiada tandingannya."Aku sungguh akan merasa begitu bahagia dan sejahtera setelah menikah dengannya," gumamnya dengan senang kala mengingat pertemuan pertamanya kemarin dengan Elena.Levator terus menyunggingkan bibirnya dengan manis kala mengingat betapa cantiknya Elena.Levator menoleh kala pintu diketuk.Terlihat Federic berjalan menghampirinya."Kau terlihat senang sekali putraku," ujar Federic yang bisa melihat betapa bahagianya Levator."Iya ayah, Levator sangat bahagia sekali hari ini. Di mana Levator akan menikah dengan Elena, putri kerajaan tercantik yang pernah Levator temui," akuinya yang beberapa kali memuji dan mengagumi kecantikan Elena.Federic tertawa mendengar pengakuan putranya."Ya, ayah rasa Elena sangat cocok denganmu. Setelah menikah nanti kalian akan menjadi penguasa pack yang pali
Kerajaan SylvamoonElena mengerjapkan kedua matanya dengan perlahan.Pandangannya terlihat sedikit buram.Tampak semua orang mengelilinginya dengan raut wajah yang sangat cemas."Elena, kamu sudah sadar sayang?" tanya Mora sembari mengusap tangan Elena.Elena melihat Mora dengan kesadaran yang belum pulih."Kamu dari mana saja tadi?" kini giliran Selene yang bertanya, di mana ia duduk di samping kanan Elena.Elena berusaha untuk bangun, membuat Mora dan Selene membantu Elena untuk bersandar."Apa para vampir itu menyakitimu?" Elena mengangkat kepalanya, melihat Talamus dengan senyuman yang samar serta gelengan kepala.Talamus menghembuskan napas lega kala mendengar hal itu."Lain kali kamu jangan sembarangan pergi ya? Minta para guard untuk mendampingimu," beritahu Mora dengan wajah yang tak bisa menyembunyikan rasa cemas dan khawatirnya saat ini.Talamus memandangi lekat putrinya."Kamu sengaja keluar bukan?" tanya Talamus dengan nada suara yang kini terdengar menahan marah.Elena me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments