Kerajaan Lykantor
Di dalam ruangan yang gelap dan dingin, lantai yang lembab serta penerang ruangan dari obor, ada Duke yang duduk termenung menatap langit malam dari celah jendela.Duke Hagen Martus, pewaris tunggal sekaligus putra mahkota kerajaan Lykantor.Karena kekuatan yang Duke miliki dia diasingkan oleh ayahnya, Hagen.Semua orang menyakini jika kekuatan yang dimiliki Duke adalah sebuah kutukan gelap dan misterius, di mana kekuatannya bisa membahayakan orang- orang di sekitarnya.Karena itu Moon Goddes tidak memasangkan Duke dengan matenya di usia yang sudah berkepala tiga demi keselamatan bersama.Duke melirik sekilas kala pintu tua nan besar itu dibuka.Terlihat beberapa guard berdiri tak jauh dari Duke."Maaf Alpha, Raja Hagen meminta kami untuk menjemputmu," beritahu guard pada Duke dengan penuh hormat.Duke yang mendengar hal itu, perlahan merubah posisinya menghadap mereka, tatapan datar sekilas melihat pintu tua yang terbuka.Udara segar di malam hari serta angin sepoi- sepoi yang masuk ke dalam ruangan gelap itu, mampu membuat Duke merasakan sejuk nan segar angin luar.Tanpa bertanya sepatah katapun, Duke meraih pedangnya dan pergi keluar dari ruangan gelap yang mengurung dirinya selama 5 tahun ini.Duke memejamkan mata,menikmati udara segar yang bisa ia hirup dengan bebas.Langkah kaki Duke semakin lebar dan cepat untuk segera menemui raja.Duke memasuki ruang singgasana dengan senyum yang lebar."Ayah," panggil Duke dengan suara yang girang dan langkah yang lebar menghampiri Hagen."Tetap berdiri di tempatmu," titah Hagen membuat Duke langsung berhenti di tempat ia berdiri.Hagen kembali duduk di singgasananya dengan tatapan yang datar pada Duke.Duke terlihat sedikit kecewa, kala ayahnya begitu percaya dengan kutukan akan kekuatan yang ia miliki.Di mana Hagen begitu menjaga jarak dengannya seperti orang-orang yang lain."Bagaimana setelah bebas? Kamu senang?" tanya Hagen tentang perasaan Duke setelah bebas dari kurungan selama 5 tahun terakhir.Duke membuang napas sekilas, mengedarkan pandangan ke sekitar, dan kembali menatap Hagen."Sama saja," jawab Duke singkat membuat Hagen hanya mengangguk sekilas."Sudah 5 tahun, sekarang waktu yang tepat untuk menunjukkan kekuatanmu pada semua orang," beritahu Hagen pada Duke.Duke terlihat bingung, merasa curiga dengan ucapan terselubung ayahnya."Bukankah kekuatan ini kutukan bagi kerajaan? Kenapa ayah meminta Duke untuk menunjukkan pada semua orang?" tanya Duke penasaran akan perintah Hagen.Hagen menghembuskan napas panjang sebelum ia menjelaskan pada Duke."Beberapa hari yang lalu kerajaan Sylvamoon di serang sekelompok rogue, Talamus bilang jika mereka memiliki kekuatan yang luar biasa. Kemungkinan mereka adalah suruhan seseorang," jelas Hagen pada Duke.Duke hanya diam mendengarkan, hingga ia mengajukan pertanyaan, "Lalu apa yang harus Duke lakukan?"membuat Hagen menatap dengan amat serius."Talamus meminta kamu untuk menjaga kerajaannya," jawab Hagen dengan singkat.Duke tampak menghembuskan napas gusar."Bukankah dia punya banyak guard dan warior, kenapa harus meminta bantuan Duke? Apa ia lupa dengan ucapannya dulu? Kenapa ayah menyetujui hal itu setelah Talamus menyebarkan rumor kutukan pada semua kerajaan di hutan tentang kekuatan Duke?" tanya Duke yang tak habis pikir dengan Hagen.Hagen menghela napas dan tampak manggut- manggut paham akan perasaan Duke."Ayah tahu kamu masih belum bisa melupakan akan perbuatan Talamus 5 tahun lalu, tapi jika ayah memberitahumu satu rahasia penting, sepertinya kamu akan berubah pikiran," kata Hagen mencoba menyakinkan Duke tentang membantu Talamus.Duke memalingkan muka, menunjukkan rasa tidak suka."Moon Goddes baru saja memberitahu ayah tentang menghilangkan kutukanmu," ujar Hagen yang mana sepertinya Duke tertarik akan pembicaraan hal ini.Duke menelan air liurnya, menatap lekat Hagen."Moon Goddes bilang jika Talamus menyembunyikan satu rahasia besar tentang putri semata wayangnya, Selene Talamus. Moon Goddes belum yakin itu, tapi ia merasakan jika putri Talamus, adalah satu- satunya orang yang bisa menghilangkan kutukan kekuatanmu," jelas Hagen dengan wajah yang sedikit senang membuat Duke merasa ikut bahagia mendengar berita baik tersebut."Sungguh Moon Goddes mengatakan hal itu?" tanya Duke memastikan."Kamu bisa menemuinya sendiri setelah ini untuk bertanya lebih lanjut," jawab Hagen membuat Duke terlihat begitu berbinar dan sumringah.Bibir seksi Duke terlihat melengkung ke atas kala mendengar hal baik tersebut.Hagen yang melihat hal itu turut senang.Sebenarnya Hagen sendiri tidak tega mengurung Duke selama ini.Hanya saja, Moon Goddes bilang jika banyak marabahaya yang mengincar Duke jika ia dibiarkan berkeliaran di luar sana.Hingga waktu yang tepat, Moon Goddes meminta Hagen untuk mengeluarkan Duke.Karena dunia werewolf membutuhkan Duke untuk saat ini."Tapi ayah, bukankah Duke dilarang untuk berdekatan dengan putri kerajaan? Bagaimana Duke bisa mendekati putri Talamus?" tanya Duke yang cemas akan hal itu.Karena sejak beredarnya rumor tentang kutukan kekuatan Duke, semua kerajaan melarang Duke untuk mendekati putri mereka, termasuk Talamus."Talamus menawarkan imbalan apapun yang kamu minta setelah kamu berhasil menyingkirkan kelompok rogue yang belakangan ini meresahkan kerajaan, kenapa kamu tidak memanfaatkan hal itu untuk bisa mendapatkan keuntungan dari Talamus?" Duke yang mendengar saran tersebut beberapa detik kemudian tersenyum penuh arti.Hagen yang melihat Duke tampak setuju dengan tugas dari Talamus, terlihat menampilkan senyum samar."Kalau begitu Duke akan menemui beta dan yang lain, setelah itu Duke akan pergi ke kerajaan Sylvamoon," beritahu Duke pada Hagen.Hagen hanya mengangguk membuat Duke membungkukkan setengah badannya dan melenggang pergi meninggalkan ruangan Hagen.Duke berjalan keluar istana untuk menghirup udara segar.Terlihat semua guard dan warior, menundukkan kepala serta menjaga jarak dari Duke.Tak masalah, Duke tak menghiraukan hal itu.Hal terpenting saat ini adalah menyingkirkan kutukan dalam dirinya.Duke berjalan ke taman untuk bisa menemukan teman- temannya."ALPHA!" teriak seseorang dengan lantang membuat senyum manis terlihat pada bibir seksi Duke."Oh tidak, Duke yang agung telah kembali," sahut lainnya."Salam hormat baginda," sambut Matteo yang langsung bersimpuh di depan Duke dengan dramatis.Duke berdecak kala melihat reaksi mereka yang terlihat begitu berlebihan."Apa kalian sungguh merindukanku? Reaksi kalian begitu menggambarkan betapa rindunya kalian padaku," akui Duke dengan bangga dan penuh percaya diri.Mereka bertiga yang mendengar hal itu dengan kompak memalingkan muka dan berlagak mual."Maaf, tapi setiap hari kami selalu berdoa untuk tidak bertemu denganmu," kata Matteo dengan jujur yang diangguki oleh Galen membuat Duke tersenyum miring.Matteo dan Galen adalah seorang Gama, di mana mereka berdua saudara kembar identik.Karena itu Duke menunjuk mereka berdua sebagai gama karena kekompakan keduanya dalam menanggapi sesuatu."Sekarang kamu sudah bebas? Itu artinya kamu akan kembali memimpin kerajaan Lykantor bukan?" tanya Astra, Beta yang memiliki kekuatan hampir setara dengan Duke.Duke menghembuskan napas panjang, menatap mereka bertiga."Kalian harus ikut aku!" pinta Duke pada mereka.Kerajaan SylvamoonTampak Talamus sedang mengumpulkan para penasehat dan penyihir atau dukun kerajaan."Apa yang membuat Yang Mulia tampak resah dan gelisah? Apa sesuatu menganggu pikiran Yang Mulia?" tanya Obara, selaku penasehat kerajaan.Talamus melihat Obara dengan helaan napas yang sedikit gusar."Aku meminta Hagen untuk mengirim Duke ke kerajaan," jawab Talamus pelan membuat beberapa dari mereka tampak terkejut dan ketakutan."Kenapa Yang Mulia meminta Duke yang penuh kutukan itu untuk datang kemari? Bagaimana jika dia membuat masalah? Apa tak masalah dengan kutukan yang banyak dibicarakan di luar sana?" tanya Lexus, penyihir kerajaan yang terkenal akan kekuatannya.Talamus mencoba untuk tenang, melihat sekilas istri dan putrinya."Aku hanya ingin memanfaatkan kekuatan Duke untuk melindungi kita semua. Kurasa sekelompok Rogue kemarin tidak seperti biasa, mereka tahu kelemahan kerajaan, bahkan mereka sangat paham di mana kita meletakkan batu api abadi itu," jelas Talamus kala sek
Para vampir itu terhempas ke belakang saat Duke mengayunkan pedangnya.Elena menoleh ke belakang di mana tatapannya bertemu dengan Duke sekilas."Du-Duke," gumam para vampir itu ketakutan.Duke kembali memasukkan pedangnya, melihat dengan datar para vampir itu."Cepat lari sebelum kutebas kepala kalian!" aba- aba Duke membuat para vampir itu lari secepat kilat. "Terima kasih," ucap Elena membuat Duke berbalik.Astra, Matteo dan Galen hanya diam menatap Elena saat ini.Mereka terlihat begitu terperangah dan kagum dengan kecantikan Elena."Kamu dari bangsa serigala?" tebak Duke yang diangguki oleh Elena."Kenapa memasuki wilayah mereka jika kamu tahu itu adalah peraturan terlarang?" heran Duke membuat Elena melihat dengan lekat Duke.Tatapan Elena silih berganti menatap Astra dan lainnya."Maaf aku tidak tahu soal ini," jawab Elena dengan jujur tanpa memberitahu perihal ingatannya.Duke meneliti penampilan Elena dari atas hingga bawah."Kamu seorang putri?" Elena kembali mengangguk dan
Kerajaan SylvamoonElena mengerjapkan kedua matanya dengan perlahan.Pandangannya terlihat sedikit buram.Tampak semua orang mengelilinginya dengan raut wajah yang sangat cemas."Elena, kamu sudah sadar sayang?" tanya Mora sembari mengusap tangan Elena.Elena melihat Mora dengan kesadaran yang belum pulih."Kamu dari mana saja tadi?" kini giliran Selene yang bertanya, di mana ia duduk di samping kanan Elena.Elena berusaha untuk bangun, membuat Mora dan Selene membantu Elena untuk bersandar."Apa para vampir itu menyakitimu?" Elena mengangkat kepalanya, melihat Talamus dengan senyuman yang samar serta gelengan kepala.Talamus menghembuskan napas lega kala mendengar hal itu."Lain kali kamu jangan sembarangan pergi ya? Minta para guard untuk mendampingimu," beritahu Mora dengan wajah yang tak bisa menyembunyikan rasa cemas dan khawatirnya saat ini.Talamus memandangi lekat putrinya."Kamu sengaja keluar bukan?" tanya Talamus dengan nada suara yang kini terdengar menahan marah.Elena me
Kerajaan VedericAda Levator yang sudah tidak sabar untuk pergi ke kerajaan Sylvamoon.Di mana hari ini ia akan menikah dengan Elena, putri kedua dari Talamus yang memiliki kecantikan tiada tandingannya."Aku sungguh akan merasa begitu bahagia dan sejahtera setelah menikah dengannya," gumamnya dengan senang kala mengingat pertemuan pertamanya kemarin dengan Elena.Levator terus menyunggingkan bibirnya dengan manis kala mengingat betapa cantiknya Elena.Levator menoleh kala pintu diketuk.Terlihat Federic berjalan menghampirinya."Kau terlihat senang sekali putraku," ujar Federic yang bisa melihat betapa bahagianya Levator."Iya ayah, Levator sangat bahagia sekali hari ini. Di mana Levator akan menikah dengan Elena, putri kerajaan tercantik yang pernah Levator temui," akuinya yang beberapa kali memuji dan mengagumi kecantikan Elena.Federic tertawa mendengar pengakuan putranya."Ya, ayah rasa Elena sangat cocok denganmu. Setelah menikah nanti kalian akan menjadi penguasa pack yang pali
"Ayo keluar!"Elena menoleh kala mendengar suara serak tersebut, keningnya berkerut kala melihat pria tinggi nan tampan. Astra langsung masuk ke dalam ruangan, mendekati Elena. "Kamu pria waktu itu?" Astra mengangguk membuat Elena melihat ke belakang, berharap melihat Duke. Astra yang memiliki pendengaran yang tajam, bisa mendengarkan langkah kaki yang mendekat. "Ayo ikut denganku jika kamu ingin keluar dari sini," ajak Astra dengan singkat yang mana hal itu langsung diangguki oleh Elena. Elena langsung beranjak dari kursi, berjalan di belakang Astra. Keduanya lewat belakang, sebelum tepergok Talamus. Di tempat lain ada Talamus dan Duke yang tengah berjalan menuju ruangan Elena. "Kamu pasti merasa sangat senang bukan karena bisa bebas dari ruangan terkutuk yang telah mengurungmu selama 5 tahun ini? Bukankah kamu seharusnya berterima kasih padaku? Berkat aku kamu bisa keluar dan bebas untuk menghirup udara segar," tanya Talamus dengan nada yang mengejek membuat Duke yang berjal
•••Duke dan Elena kini sedang berjalan- jalan di sekitar taman. "Bagaimana dengan kondisi kerajaan?" tanya Elena ingin tahu.Duke melihat bunga yang semi dengan ayunan kepalanya, "Ayahmu terlihat cemas dan panik."Elena kini merasa sedikit bersalah, namun ia sendiri juga tidak bisa menerima pernikahan tersebut.Duke yang bisa memahami pikiran Elena sontak melontarkan sesuatu, "Jangan merasa bersalah, tidak semua orang tua bisa memaksakan kehendaknya."Elena melihat Duke dari samping, "Menurutmu tindakanku tidak salah?" tanya Elena yang diangguki oleh Duke."Bukankah kamu bisa menolaknya? Tidak semua perintah orang tua bisa kita lakukan," beritahunya pada Elena.Elena berhenti berjalan, berpikir sejenak akan komentar Duke barusan, "Benar juga, aku bisa menolak jika tidak menyukainya."Duke manggut- manggut setuju akan ucapan Elena barusan."Apa kamu akan ke kerajaan sekarang?" tanya Elena saat melihat Duke yang hendak pergi."Duke mengangguk, melihat Elena,"Tenang saja, mereka tidak a
Kerajaan Slyvamoon"Jadi kita batalkan pernikahan ini?" tanya Federic dengan nada dingin dan picingan mata yang begitu sinis. "Jangan marah dulu. Para guard sedang mencari putriku!"Levator memalingkan muka menunjukkan rasa jengkel dan kecewa. "Ayo kita pulang saja, tidak ada gunanya di sini."Levator langsung beranjak dari kursi, bersamaan dengan Duke yang baru saja masuk ke dalam ruang singgasana. "Bagaimana Duke, kamu menemukan putriku?" Duke menggelengkan kepalanya, "Saya tidak bisa menemukannya."Talamus yang mendengar hal itu terlihat begitu marah, ia langsung berdiri, menatap sengit Duke, "Bagaimana bisa, bukankah aku telah memberimu benang emas?" tekan Talamus dengan emosi. Mora dan Selena menatap Duke dengan penuh harap. Duke menelisik mereka satu persatu dengan napas yang sedikit tersengal. "Itu kenyataannya. Saya tidak bisa menemukannya."Talamus membuang napas besar, menarik rambutnya frustasi. Mendengar hal itu, Federic langsung bangkit dari kursinya, "Sepertinya d
Kerajaan NocturniaAda Manos yang sedang duduk di kursi singgasananya. Ia terlihat diam merenung. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Rasa- rasanya dia seperti sedang memikirkan sesuatu. "Ayah!" Manos menoleh dan terlihat putranya berjalan menghampirinya. Dia adalah Octavian. "Ada apa?"Manos membenarkan bajunya sekilas. "Apa yang ayah pikirkan?"Octavian duduk di kursi yang lebih rendah dari Manos. Manos menghembuskan napas panjang. "Kamu sudah dengar berita?" tanya Manos membuat Octavian mengernyitkan keningnya. "Berita apa?" tanya Octavian yang ternyata belum tahu apa- apa. "Duke sudah dikeluarkan. Dia dijadikan penjaga keamanan kehutanan oleh Talamus."Octavian terlihat begitu terkejut sekali mendengar berita tentang sepupunya. "Ayah serius?" tanya Octavian tak percaya, "Bagaimana mungkin paman mengeluarkan Duke? Bukankah itu akan membawa masalah buat kita semua? Apa yang dipikirkan oleh paman Hagen hingga mengeluarkan Duke."Manos kembali menghela napas, "Tapi ada ben