Ekspresi Irsyad berubah muram mendengar itu. Harus diakui, kata-kata Wira sangat masuk akal. Tindakannya menerobos masuk rumah Wira tanpa bukti atau membawa dokumen resmi tidak bisa dibenarkan.Ditambah lagi, meskipun Wira tidak disenangi istana, dia tetap seorang sekretaris utama tingkat kesembilan. Irsyad memang berisiko dibunuh jika menerobos masuk rumahnya. Biarpun tidak sampai dibunuh, dia juga tidak bisa menuntut jika dilukai."Wira, paling-paling kamu takut, 'kan? Menggelikan. Kalau gitu, aku akan menyuruh seseorang untuk menggeledah rumahmu besok," ujar Irsyad sambil mendengus dingin."Kamu nggak takut aku mengangkut uang emas itu keluar malam ini? Selain itu, apa kamu seyakin itu kalau seseorang bisa diutus untuk menggeledahku besok? Sobat, kamu harus mendapatkan buktinya dulu. Aku tahu Toko Uang Tyaga cukup cakap, tapi nggak semudah itu untuk meyakinkan Lukman," tantang Wira sambil tersenyum sinis.Ekspresi Irsyad sontak berubah muram. Dia menatap Wira dan tiba-tiba merasa ti
"Benarkah? Aku memang nggak berbakat, tapi bisnisku berjalan dengan sangat baik. Kalau nggak, orang di belakang kalian itu juga nggak akan menyuruh kalian untuk menyerangku. Kalian juga nggak perlu menipuku dalam urusan bisnis." Usai mengatakan itu, Wira hanya tersenyum tanpa berbasa-basi lebih lanjut. Dia menoleh, lalu mengambil sumpit dan lanjut menyantap makanannya."Kalau kamu berani bertaruh, buatlah surat perjanjian. Kalau nggak, silakan pergi dan jangan menggangguku yang sedang makan dengan tenang. Karena ada pertunjukan sebagai hiburan kita hari ini ... rasa makanannya menjadi lebih enak," timpal Wira sambil tersenyum. Kemudian, dia mengangkat gelasnya untuk bersulang bersama Fabrian dan yang lainnya.Begitu orang-orang ini mendengar percakapan antara Wira dan Irsyad, mereka sontak merasa lega dan benar-benar rileks sekarang. Satu per satu dari mereka meminum anggur hingga wajahnya tampak memerah.Irsyad berdiri di sana dan mulai merenung. Dia adalah orang yang cerdas dan peka.
Wira sama sekali tidak memedulikan ucapan Irsyad. Sebab, dia tahu bahwa tak peduli apa pun yang dipikirkan oleh Irsyad, pada akhirnya pria itu tidak akan bisa menemukan bukti apa pun.Apalagi, Wira juga menyadari bahwa Irsyad adalah orang yang cerdas. Kelemahan terbesar dari orang cerdas adalah keangkuhan mereka. Dia ingin melihat ekspresi Irsyad yang meragukan dirinya sendiri ketika gagal nantinya. Ini merupakan hukuman terbaik bagi orang cerdas.Sementara itu, Irsyad tentu tidak mengetahui pemikiran Wira. Dia malah duduk sembari menjelaskan, "Itu sangat sederhana. Pertama, kehadiran teman-temanmu selalu sangat kebetulan, baik ketika terjadi kebakaran atau perampokan. Mereka selalu kebetulan muncul dalam dua situasi tersebut. Ini adalah asumsi pertamaku."Mereka tidak mengindahkan perkataan Irsyad. Sebab, semua orang telah memikirkan hal ini sebelumnya dan dugaan tersebut hanyalah asumsi semata.Irsyad melanjutkan, "Kedua, kelompok ini nggak meninggalkan Provinsi Jawali, tapi uang ema
"Kamu menyembunyikan uang emas di dalam botol!" ucap Irsyad. Perkataannya ini membuat Fabrian dan yang lainnya merasa sedikit gugup."Tuan Muda Irsyad, kamu pasti bercanda. Kalau begitu, aku akan membukanya satu per satu," ujar Wira. Sembari berkata demikian, dia membuka salah satu botol. Irsyad langsung menundukkan kepala untuk memeriksanya. Akan tetapi, ketika botol itu dibuka, selain bau yang tidak sedap, hanya ada cairan yang tampak keruh. Botol kedua juga sama, begitu pula dengan botol ketiga ....Pada akhirnya, Wira telah membuka semua botol, tetapi tidak ada sebatang uang emas pun yang terlihat. Saat ini, ekspresi Irsyad akhirnya berubah. Dia sangat kebingungan sehingga bertanya, "Bagaimana mungkin nggak ada?"Irsyad tidak percaya dengan hal ini. Dia yakin bahwa analisisnya sudah sangat akurat. Dia percaya bahwa semua ini adalah perbuatan Wira. Namun, kenapa ... tidak ada!Setelah itu, Wira pun berkata, "Tuan Muda Irsyad, kamu sangat cerdas. Dengan semua bukti ini, pantas saja k
Usai mendengar perkataan Wira, Danu dan yang lainnya benar-benar terkejut! Mereka tidak menyangka bahwa Wira akan menggunakan metode ini. Apabila berita ini benar-benar tersebar, bukannya riwayat Darsono dan Irsyad akan tamat?Keesokan harinya, berita tentang Toko Uang Tyaga menyebar dengan cepat. Kini, semua orang telah mengetahuinya. Mereka sangat terkejut karena tidak pernah menyangka bahwa akan ada orang yang berani merampok Toko Uang Tyaga!Tindakan ini tidak cukup hanya dinilai dengan kata "berani", melainkan adalah tindakan yang sangat nekat dan mencari mati. Kini, seluruh Provinsi Jawali mulai mencari keberadaan uang emas tersebut. Menurut Toko Uang Tyaga, uang emas senilai miliaran gabak itu masih belum meninggalkan Provinsi Jawali!Pada saat ini, di kantor gubernur, Darsono dan Irsyad tengah duduk di ruang tamu bersama dengan Lukman dan Hatta. Darsono menangkupkan tangan, lalu berbicara seraya tersenyum ramah, "Tuan Lukman, kami berharap kamu bisa memberikan bantuan besar dal
Setelah mengambil keputusan, Lukman hendak memberikan perintah untuk menangkap Wira. Tidak disangka, seorang bawahannya tiba-tiba berlari masuk dengan tergesa-gesa. Kemudian, dia berkata, "Tuan, ada kabar buruk! Ini sangat gawat!"Lukman mengernyit dan segera memarahi, "Jangan panik begitu. Katakanlah, apa yang terjadi?"Bawahannya segera menjelaskan, "Di luar sana ... ada rumor baru yang beredar. Mereka mengatakan bahwa ... Toko Uang Tyaga telah bersekongkol dengan seseorang untuk merampok uang emasnya sendiri ...."Begitu mendengar hal ini, Lukman dan Darsono sama-sama terkejut. Terutama Darsono yang tampak sangat kesal. Dia langsung menepuk meja sembari berkata, "Keterlaluan! Bisa-bisanya memfitnahku merampok uangku sendiri! Siapa yang menyebarkan rumor ini?"Bawahan Lukman menjawab, "Aku ... aku juga nggak tahu, tapi sekarang rumor ini menyebar dengan cepat di luar ...." Saat ini, baik pedagang maupun orang biasa, mereka telah mulai menggosipkan hal ini."Eh ... apa kalian sudah me
Barraq dan yang lainnya segera menaati perintah Solomon. Saat itu, mereka lagi-lagi memimpin 1.000 orang untuk bergerak menuju Provinsi Jawali."Nggak lama lagi ... Provinsi Jawali pasti akan meminta bantuan. Pada saat itu, kita akan bisa mengendalikan Provinsi Jawali tanpa hambatan!" ucap Solomon sembari tersenyum. Sorot matanya memancarkan kepercayaan diri yang tegas!Saat ini, Provinsi Jawali masih belum mengetahui situasi di sini. Mereka masih fokus dalam insiden perampokan uang emas. Farrel yang telah mendengar kabar tersebut juga tertawa terbahak-bahak, lalu dia segera berkata, "Wira benar-benar kejam. Dia berhasil merampas lebih dari 60 miliar gabak dari Toko Uang Tyaga. Ini sungguh menarik."Akan tetapi, gadis berpakaian ungu yang mendengar perkataannya malah tertegun sejenak, lalu dia bertanya, "Bagaimana kamu bisa yakin bahwa dia adalah pelakunya?"Farrel pun menjawab, "Siapa lagi selain dia? Di dalam Provinsi Jawali, hanya sedikit orang yang akan berani merampok Toko Uang Ty
Tak lama kemudian, kereta kuda Farrel sampai di depan halaman rumah Wira. Farrel dibawa masuk ke halaman dan dia tertawa terbahak-bahak saat melihat Wira. Farrel berujar, "Wira, caramu benar-benar hebat!"Wira tersenyum dan berucap, "Farrel, apa maksudmu?"Farrel juga tidak berbasa-basi lagi, lalu langsung menyahut, "Wira, memangnya masih ada yang harus dirahasiakan di antara kita? Lagi pula, semua orang bisa menebak itu perbuatanmu."Wira tertawa dan menimpali, "Aku nggak peduli, pokoknya aku nggak akan mengakuinya. Selain itu ... mengenai rahasia ... Farrel, apa kamu nggak merahasiakan sesuatu dariku?"Ucapan Wira membuat Farrel terdiam. Farrel seketika merasa kesal. Namun, mendengar perkataan Wira, Farrel tahu pasti Yudha yang memberi tahu Wira!"Kalau kamu sudah tahu, untuk apa mengujiku lagi? Aku memang wanita, apa sudah cukup jelas?" ucap Farrel.Farrel merasa tidak berdaya, lalu tersenyum dan berkata, "Wira, sekarang kamu bisa memberitahuku yang sebenarnya, 'kan? Kamu tenang saj
Fikri berkata dengan dingin, "Dilihat dari penampilannya yang seperti itu, aku sudah tahu siapa dia. Pengkhianat ini malah inisiatif datang mencariku, ini malah memudahkan urusan kita. Sekarang semuanya sudah siap, hanya tinggal bertindak saja. Kalau sudah di dalam kota, kita memang akan sulit untuk melawannya.""Kalau kita bertindak di sana, kemungkinan besar akan menarik perhatian orang lain. Tapi, sekarang dia sendiri yang mendekati kita, kita pun jadi jauh lebih mudah untuk menghabisinya. Nanti kita pancing dia ke tempat yang lebih jauh dari sini, lalu kita baru bertindak. Kita singkirkan dia dengan diam-diam."Sebagai pewaris ketua Lembah Duka, Fikri tidak akan membiarkan siapa pun melanggar aturan dari Lembah Duka. Apa yang dilakukan Jaran sudah membawa bencana besar bagi orang-orang di lembah. Jika orang-orang itu tahu ada orang dari lembah yang keluar dari sana, mungkin nyawa mereka juga tidak akan selamat."Kita jalankan semuanya sesuai dengan rencanamu," kata Wira dengan perl
Saat Wira dan yang lainnya tiba di sekitar Provinsi Tengah, Jaran dan Caraka yang sudah menunggu lama di pintu gerbang kota pun segera menemukan target mereka."Mereka malah bisa keluar dari Lembah Duka dengan selamat? Ini memang di luar dugaanku. Tapi, dilihat dari situasinya sekarang, sepertinya mereka nggak menemukan bala bantuan," kata Jaran yang berdiri di atas tembok kota sambil tersenyum dingin.Sebelum Wira dan yang lainnya pergi ke Lembah Duka, Jaran sudah menduga hasilnya akan seperti ini. Namun, dia tidak menyangka Wira ternyata bisa keluar dari sana dengan selamat.Lembah Duka tentu saja memiliki peraturannya tersendiri, orang luar sulit untuk masuk ke sana. Jika masuk, mungkin hanya akan menambah masalah bagi diri mereka sendiri. Untuk keluar dari sana adalah hal yang sangat sulit. Bagaimanapun juga, lembah itu memiliki terlalu banyak rahasia, tentu saja tidak suka diganggu orang luar.Namun, Wira malah bisa keluar dari Lembah Duka dengan selamat, hal ini memang membuat Ja
"Ayahmu jauh lebih bijaksana daripada yang kamu kira. Kamu cuma perlu menuruti perintahnya.""Mengenai Lembah Duka, kamu perlahan-lahan lupakan saja. Mulai sekarang, kamu bukan lagi bagian dari Lembah Duka. Kamu berasal dari Provinsi Tengah dan aku sahabatmu."Fikri mengangguk, tetapi matanya berkaca-kaca. Memikirkan apa yang akan mungkin terjadi ke depan, hatinya terasa berat.Wira menghibur, "Tenang saja, mungkin situasinya nggak seburuk yang kamu bayangkan. Lembah Duka belum tentu akan hancur.""Kita cuma perlu fokus pada tugas kita. Sisanya biarkan ayahmu yang mengurusnya. Mungkin masalah seperti ini nggak akan bisa mengancamnya."Meskipun mereka hanya selisih beberapa tahun, Wira tidak menganggap mereka sebagai teman sebaya. Di matanya, Fikri lebih mirip anak kecil.Sikap Fikri memang lebih dewasa jika dibandingkan dengan Agha. Namun, kesenjangan di antara keduanya tidak terlalu banyak."Omong-omong, sebentar lagi kita akan masuk Provinsi Tengah. Jangan lupa menyamar. Aku khawatir
Di Lembah Duka, Fikri berada di kamar Arie sepanjang malam. Tidak ada yang tahu apa yang dibicarakan oleh ayah dan anak itu.Keesokan pagi, suasana hati Fikri tampak sangat buruk. Bahkan, dia tidak menghiraukan siapa pun.Sementara itu, Arie tampak bersemangat. Dia bekerja sama dengan Wira untuk menyusun strategi melawan Panji.Semua persiapan sudah selesai. Wira pun tidak berlama-lama di Lembah Duka. Siang hari itu, dia langsung membawa rombongan meninggalkan Lembah Duka.Awalnya hanya ada empat orang saat pergi, tetapi sekarang bertambah satu orang, yaitu Fikri. Namun, di belakang masih ada banyak ahli yang mengikuti.Hanya saja, orang-orang ini menjaga jarak dengan Wira dan lainnya. Mereka terus mengikuti tanpa pernah kehilangan jejak Wira dan lainnya. Mereka ini tentu adalah orang-orang yang diutus oleh Arie untuk bekerja sama dengan Wira dalam menghadapi Jaran."Ayahmu seharusnya sudah kasih tahu kamu semuanya, 'kan?" Sambil menunggang kuda, Wira menatap Fikri yang berada di sampi
Kedua provinsi memiliki jutaan pasukan. Ditambah dengan bantuan orang-orang dari Lembah Duka, tidak mungkin ada yang bisa menembus benteng mereka. Keselamatan mereka bisa dibilang terjamin.Hanya saja, Wira mengurungkan niatnya. Orang-orang Lembah Duka memiliki kemampuan di luar nalar, bahkan bisa memanggil angin dan hujan. Kehadiran seperti ini tentu sangat menakutkan.Jika benar-benar membawa mereka ke kedua provinsi, mungkin akan menimbulkan masalah yang berujung pada bencana besar. Itu sebabnya, Wira terpaksa menahan dorongannya itu.....Di wilayah barat, di Provinsi Tengah, di sebuah restoran.Dalam beberapa hari terakhir, Panji dan Caraka terus berada di Provinsi Tengah, terus memantau arah gerbang utara.Lembah Duka berada di arah itu, sementara Wira dan lainnya sudah menuju ke sana. Jika mereka kembali, mereka pasti akan melewati tempat itu. Ketika saat itu tiba, mereka akan tahu apakah Wira dan lainnya berhasil memanggil orang-orang dari Lembah Duka atau tidak."Sebelumnya ka
"Ini ide bagus," ujar Wira sambil tersenyum.Setelah mendengar Arie berkata demikian, Wira pun merasa lebih lega. Hanya saja, sebelumnya Wira telah mengajukan saran seperti ini dan Arie menolaknya. Lantas, apa yang membuat Arie tiba-tiba berubah pikiran?Suara Arie kembali terdengar. "Setelah menghabisi Jaran, orang-orang dari Lembah Duka harus kembali. Kalau Fikri ... aku harap kamu bisa membawanya bersamamu.""Sebelum pergi, aku akan berpesan padanya untuk nggak sembarangan menggunakan ilmu sihirnya agar nggak menarik perhatian orang. Kalau kamu menyetujuinya, aku akan membantumu melawan Jaran."Saat ini, Wira akhirnya mengerti alasan Arie mengambil risiko sebesar ini. Jika melibatkan orang-orang Lembah Duka, kemungkinan besar akan menarik perhatian orang-orang di luar. Akibatnya, Lembah Duka akan berada dalam bahaya.Arie melakukan ini demi melindungi anaknya. Jika terjadi sesuatu pada Lembah Duka dan Fikri tidak ada di sini, Arie bisa mati dengan tenang. Siapa juga yang ingin melih
Sejak dulu, semua orang yang ada di sini sepenuhnya bergantung pada Arie. Apa pun yang terjadi, Arie selalu berdiri di depan mereka, membantu mereka mengatasi semua rintangan. Mereka telah terbiasa dengan cara seperti ini."Kuharap begitu. Nggak ada pilihan lain lagi untuk sekarang."Saat mereka berbicara, terdengar suara langkah kaki dari luar pintu. Seorang pria berjalan masuk dengan hormat."Ada apa?" tanya Fikri."Ketua mengundang Tuan Wira ke ruangannya. Katanya ada urusan penting yang harus dibahas," sahut pria itu."Benar, 'kan? Ayahku pasti bisa mendapat ide. Dia mungkin sudah punya solusi sekarang," ujar Fikri sambil tersenyum.Saat keduanya hendak pergi bersama, pandangan pria itu tiba-tiba tertuju pada Firki. Dengan sopan, dia berkata, "Tuan Muda, Ketua beri perintah, cuma Tuan Wira yang boleh masuk. Kamu nggak perlu ikut."Fikri tertegun sejenak. Jelas-jelas akan membahas strategi, kenapa harus disembunyikan darinya? Namun, karena Arie sudah memutuskan demikian, dia hanya b
"Heh." Wira tertawa mengejek, lalu berkata, "Ini justru lebih sulit lagi.""Dia sangat licik, bahkan pintar bersembunyi. Satu-satunya kesempatan terbaik untuk membunuhnya adalah saat kami bertarung hari itu.""Tapi, dia punya kemampuan di luar nalar. Dia mengubah cuaca sesuka hati hingga membuat kami kehilangan kesempatan.""Setelah itu, kami baru tahu kalau dia berasal dari Lembah Duka. Makanya, aku menempuh perjalanan jauh ke sini, berharap bisa mendapat bantuan kalian."Wira tidak menyembunyikan apa pun dan langsung menceritakan semua situasi kepada Arie yang berdiri di depannya. Semua yang dikatakan adalah kenyataan."Biarkan aku berpikir sebentar ...." Arie menghela napas. Tanpa banyak bicara, dia berjalan ke sisi lain. Sebelum pergi, dia tidak lupa memberi instruksi kepada Fikri, "Jaga temanmu baik-baik."Segera, Fikri mengatur tempat tinggal untuk Wira dan lainnya. Tempat ini cukup tua, tetapi masih cukup bersih.Saat mereka berjalan tadi, Wira juga memperhatikan bangunan di sek
"Ketika saat itu tiba, bukannya yang paling menderita adalah orang-orang di Lembah Duka? Karena kamu ada di sini dan pernah berinteraksi dengan Jaran, mari kita diskusi dulu. Mungkin kamu punya cara untuk membantuku mengatasi masalah ini."Bisa dilihat bahwa Arie sama sekali tidak berbohong. Dia benar-benar mencemaskan Lembah Duka. Jika tidak, dia tidak akan bersusah payah seperti ini.Bagaimanapun, putranya ada di sini. Jika orang-orang di atas sana mengambil tindakan untuk membalas dendam, bukan hanya orang-orang di Lembah Duka yang akan mati, tetapi juga satu-satunya putranya ...."Sebenarnya masalah ini sederhana saja. Asalkan kamu meminjamku beberapa orangmu dan aku membawa mereka keluar, mereka seharusnya punya cara untuk melawan Jaran, 'kan? Setelah semua beres, kalian juga nggak perlu cemas lagi. Gimana?"Untuk melawan Jaran yang melarikan diri dari Lembah Duka, mereka hanya bisa menggunakan orang-orang di dalam untuk menurunkan risiko yang ada. Bagaimanapun, mereka sama-sama m