Share

Bab 649

Author: Arif
"Benarkah? Aku memang nggak berbakat, tapi bisnisku berjalan dengan sangat baik. Kalau nggak, orang di belakang kalian itu juga nggak akan menyuruh kalian untuk menyerangku. Kalian juga nggak perlu menipuku dalam urusan bisnis." Usai mengatakan itu, Wira hanya tersenyum tanpa berbasa-basi lebih lanjut. Dia menoleh, lalu mengambil sumpit dan lanjut menyantap makanannya.

"Kalau kamu berani bertaruh, buatlah surat perjanjian. Kalau nggak, silakan pergi dan jangan menggangguku yang sedang makan dengan tenang. Karena ada pertunjukan sebagai hiburan kita hari ini ... rasa makanannya menjadi lebih enak," timpal Wira sambil tersenyum. Kemudian, dia mengangkat gelasnya untuk bersulang bersama Fabrian dan yang lainnya.

Begitu orang-orang ini mendengar percakapan antara Wira dan Irsyad, mereka sontak merasa lega dan benar-benar rileks sekarang. Satu per satu dari mereka meminum anggur hingga wajahnya tampak memerah.

Irsyad berdiri di sana dan mulai merenung. Dia adalah orang yang cerdas dan peka.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yuky Arysandy
mantul kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 650

    Wira sama sekali tidak memedulikan ucapan Irsyad. Sebab, dia tahu bahwa tak peduli apa pun yang dipikirkan oleh Irsyad, pada akhirnya pria itu tidak akan bisa menemukan bukti apa pun.Apalagi, Wira juga menyadari bahwa Irsyad adalah orang yang cerdas. Kelemahan terbesar dari orang cerdas adalah keangkuhan mereka. Dia ingin melihat ekspresi Irsyad yang meragukan dirinya sendiri ketika gagal nantinya. Ini merupakan hukuman terbaik bagi orang cerdas.Sementara itu, Irsyad tentu tidak mengetahui pemikiran Wira. Dia malah duduk sembari menjelaskan, "Itu sangat sederhana. Pertama, kehadiran teman-temanmu selalu sangat kebetulan, baik ketika terjadi kebakaran atau perampokan. Mereka selalu kebetulan muncul dalam dua situasi tersebut. Ini adalah asumsi pertamaku."Mereka tidak mengindahkan perkataan Irsyad. Sebab, semua orang telah memikirkan hal ini sebelumnya dan dugaan tersebut hanyalah asumsi semata.Irsyad melanjutkan, "Kedua, kelompok ini nggak meninggalkan Provinsi Jawali, tapi uang ema

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 651

    "Kamu menyembunyikan uang emas di dalam botol!" ucap Irsyad. Perkataannya ini membuat Fabrian dan yang lainnya merasa sedikit gugup."Tuan Muda Irsyad, kamu pasti bercanda. Kalau begitu, aku akan membukanya satu per satu," ujar Wira. Sembari berkata demikian, dia membuka salah satu botol. Irsyad langsung menundukkan kepala untuk memeriksanya. Akan tetapi, ketika botol itu dibuka, selain bau yang tidak sedap, hanya ada cairan yang tampak keruh. Botol kedua juga sama, begitu pula dengan botol ketiga ....Pada akhirnya, Wira telah membuka semua botol, tetapi tidak ada sebatang uang emas pun yang terlihat. Saat ini, ekspresi Irsyad akhirnya berubah. Dia sangat kebingungan sehingga bertanya, "Bagaimana mungkin nggak ada?"Irsyad tidak percaya dengan hal ini. Dia yakin bahwa analisisnya sudah sangat akurat. Dia percaya bahwa semua ini adalah perbuatan Wira. Namun, kenapa ... tidak ada!Setelah itu, Wira pun berkata, "Tuan Muda Irsyad, kamu sangat cerdas. Dengan semua bukti ini, pantas saja k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 652

    Usai mendengar perkataan Wira, Danu dan yang lainnya benar-benar terkejut! Mereka tidak menyangka bahwa Wira akan menggunakan metode ini. Apabila berita ini benar-benar tersebar, bukannya riwayat Darsono dan Irsyad akan tamat?Keesokan harinya, berita tentang Toko Uang Tyaga menyebar dengan cepat. Kini, semua orang telah mengetahuinya. Mereka sangat terkejut karena tidak pernah menyangka bahwa akan ada orang yang berani merampok Toko Uang Tyaga!Tindakan ini tidak cukup hanya dinilai dengan kata "berani", melainkan adalah tindakan yang sangat nekat dan mencari mati. Kini, seluruh Provinsi Jawali mulai mencari keberadaan uang emas tersebut. Menurut Toko Uang Tyaga, uang emas senilai miliaran gabak itu masih belum meninggalkan Provinsi Jawali!Pada saat ini, di kantor gubernur, Darsono dan Irsyad tengah duduk di ruang tamu bersama dengan Lukman dan Hatta. Darsono menangkupkan tangan, lalu berbicara seraya tersenyum ramah, "Tuan Lukman, kami berharap kamu bisa memberikan bantuan besar dal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 653

    Setelah mengambil keputusan, Lukman hendak memberikan perintah untuk menangkap Wira. Tidak disangka, seorang bawahannya tiba-tiba berlari masuk dengan tergesa-gesa. Kemudian, dia berkata, "Tuan, ada kabar buruk! Ini sangat gawat!"Lukman mengernyit dan segera memarahi, "Jangan panik begitu. Katakanlah, apa yang terjadi?"Bawahannya segera menjelaskan, "Di luar sana ... ada rumor baru yang beredar. Mereka mengatakan bahwa ... Toko Uang Tyaga telah bersekongkol dengan seseorang untuk merampok uang emasnya sendiri ...."Begitu mendengar hal ini, Lukman dan Darsono sama-sama terkejut. Terutama Darsono yang tampak sangat kesal. Dia langsung menepuk meja sembari berkata, "Keterlaluan! Bisa-bisanya memfitnahku merampok uangku sendiri! Siapa yang menyebarkan rumor ini?"Bawahan Lukman menjawab, "Aku ... aku juga nggak tahu, tapi sekarang rumor ini menyebar dengan cepat di luar ...." Saat ini, baik pedagang maupun orang biasa, mereka telah mulai menggosipkan hal ini."Eh ... apa kalian sudah me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 654

    Barraq dan yang lainnya segera menaati perintah Solomon. Saat itu, mereka lagi-lagi memimpin 1.000 orang untuk bergerak menuju Provinsi Jawali."Nggak lama lagi ... Provinsi Jawali pasti akan meminta bantuan. Pada saat itu, kita akan bisa mengendalikan Provinsi Jawali tanpa hambatan!" ucap Solomon sembari tersenyum. Sorot matanya memancarkan kepercayaan diri yang tegas!Saat ini, Provinsi Jawali masih belum mengetahui situasi di sini. Mereka masih fokus dalam insiden perampokan uang emas. Farrel yang telah mendengar kabar tersebut juga tertawa terbahak-bahak, lalu dia segera berkata, "Wira benar-benar kejam. Dia berhasil merampas lebih dari 60 miliar gabak dari Toko Uang Tyaga. Ini sungguh menarik."Akan tetapi, gadis berpakaian ungu yang mendengar perkataannya malah tertegun sejenak, lalu dia bertanya, "Bagaimana kamu bisa yakin bahwa dia adalah pelakunya?"Farrel pun menjawab, "Siapa lagi selain dia? Di dalam Provinsi Jawali, hanya sedikit orang yang akan berani merampok Toko Uang Ty

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 655

    Tak lama kemudian, kereta kuda Farrel sampai di depan halaman rumah Wira. Farrel dibawa masuk ke halaman dan dia tertawa terbahak-bahak saat melihat Wira. Farrel berujar, "Wira, caramu benar-benar hebat!"Wira tersenyum dan berucap, "Farrel, apa maksudmu?"Farrel juga tidak berbasa-basi lagi, lalu langsung menyahut, "Wira, memangnya masih ada yang harus dirahasiakan di antara kita? Lagi pula, semua orang bisa menebak itu perbuatanmu."Wira tertawa dan menimpali, "Aku nggak peduli, pokoknya aku nggak akan mengakuinya. Selain itu ... mengenai rahasia ... Farrel, apa kamu nggak merahasiakan sesuatu dariku?"Ucapan Wira membuat Farrel terdiam. Farrel seketika merasa kesal. Namun, mendengar perkataan Wira, Farrel tahu pasti Yudha yang memberi tahu Wira!"Kalau kamu sudah tahu, untuk apa mengujiku lagi? Aku memang wanita, apa sudah cukup jelas?" ucap Farrel.Farrel merasa tidak berdaya, lalu tersenyum dan berkata, "Wira, sekarang kamu bisa memberitahuku yang sebenarnya, 'kan? Kamu tenang saj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 656

    Farrel melirik gadis berpakaian ungu setelah mendengar ucapan Wira. Gadis berpakaian ungu berkata, "Hehe, aku nggak berani bertaruh denganmu. Tapi, Wira berani. Bagaimana kalau kamu bertaruh dengannya saja?"Farrel mengedipkan mata. Meskipun suka bertaruh, dia hanya mengikuti taruhan saat merasa yakin sepenuhnya. Namun ....Sekarang Farrel tidak terlalu yakin. Tentu saja, biasanya dia pasti merasa emas yang disimpan di dalam air ini adalah hal yang tidak memungkinkan. Namun, Farrel menjadi ragu karena Wira yang mengatakan hal ini."Kenapa? Kamu nggak berani bertaruh? Kalau kamu menang, aku akan menyetujui 1 permintaanmu. Kamu boleh meminta apa pun!" ucap Wira sambil tersenyum.Farrel mengedipkan mata setelah mendengar ucapan Wira. Farrel bertanya, "Jadi, bagaimana kalau aku kalah dan kamu menang? Aku harus membayar apa?"Farrel ingin mendengar jawaban Wira baru memutuskan untuk bertaruh atau tidak. Kemudian, Wira menjawab, "Gampang ... nanti kamu cukup bantu aku kirim semua uang emas i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 657

    Farrel menjelaskan, "Tadi sebelum datang, aku mendapat kabar bahwa bandit Desa Angindra sama sekali nggak terluka dan terus melakukan kejahatan. Sebaliknya, pasukan Provinsi Jawali yang bertugas untuk melenyapkan bandit belum kembali!""Tiga ribu pasukan Provinsi Jawali melawan 1.000 bandit yang nggak punya senjata lengkap. Seharusnya, anggota Desa Angindra nggak mampu melawan pasukan Provinsi Jawali," lanjut Farrel.Wira juga terkejut setelah mendengar perkataan Farrel. Apa yang direncanakan Desa Angindra?"Maksudmu, ada yang menyokong Desa Angindra? Siapa orang itu?" ucap Wira. Dia tidak terlalu familier dengan orang-orang di sini. Tentu saja, dia tidak bisa menebak siapa penyokong itu."Ini ... sulit ditebak .... seharusnya ada 3 kemungkinan!" kata Farrel seraya mengulurkan 3 jarinya.Wira seketika merasa penasaran begitu mendengar perkataan ini, lalu menyahut, "Coba jelaskan!"Farrel pun mengungkapkan tebakannya, "Kemungkinan pertama nggak sulit ditebak, yaitu gubernur bersekongkol

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3216

    Kedua orang itu terkejut mendengar kabar ini. Menurut mereka, situasi kali ini benar-benar di luar nalar.Zaki mengerutkan kening dan bertanya, "Tuan, kalau memang begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Darsa tahu bahwa rencananya kali ini telah digagalkan oleh musuh. Dia hanya bisa menghela napas pelan dan membalas, "Ini agak merepotkan. Semua rencana kita harus ditunda.""Untuk saat ini, biarkan para mata-mata menyelidiki keadaan sekitar, tapi jangan sampai menyusup ke wilayah musuh. Aku menduga musuh sedang mencari cara untuk menangkap mereka."Mendengar ini, kedua orang itu mengangguk. Setelah memastikan rencana baru, Joko tersenyum getir dan berujar, "Aku nggak nyangka situasinya akan menjadi seperti ini. Tapi, dilihat dari situasi sekarang, ini memang lebih sulit dari yang kita bayangkan. Yang terpenting, kita harus memastikan kekuatan kita tetap stabil."Keduanya kembali mengangguk. Setelah selesai menyesuaikan rencana, mereka baru merasa agak lega.Beberapa saat kemudia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3215

    Di pihak pasukan utara, para mata-mata yang sebelumnya diutus masih belum kembali. Setelah memastikan segalanya, Zaki yang berdiri di dalam kemah mengernyit dan bertanya, "Kenapa para mata-mata belum kembali? Apa terjadi sesuatu?"Joko yang berdiri di sampingnya juga ikut mengernyit. Situasi ini memang terasa aneh.Seseorang berkata, "Benar, seharusnya para mata-mata itu sudah kembali. Kenapa masih nggak kelihatan batang hidungnya? Aneh sekali."Orang lainnya juga merasa heran."Ya, aku nggak nyangka kita harus menunggu selama ini. Tampaknya memang ada sesuatu yang mencurigakan. Selain itu, pasukan musuh mulai istirahat. Bukankah ini terlalu cepat?"Banyak orang sependapat, tetapi mereka tidak terlalu peduli. Sementara itu, Darsa yang mendengar kabar itu agak terkejut. Ada sesuatu yang tidak beres.Memikirkan hal ini, Darsa segera memberikan perintah, "Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi! Kalau ada masalah, ini bisa menjadi sesuatu yang merepotkan."Melihat betapa seriusnya Darsa, be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3214

    Orang-orang mengangguk setuju. Selama semuanya bisa disesuaikan dengan baik, segalanya akan lebih mudah untuk diurus. Saat ini, seseorang tertawa dan berkata, "Haha, tapi sekarang hari sudah mulai malam. Apa kita bisa memutuskan semuanya hari ini?"Mendengar pertanyaan mereka, Wira merenung sejenak. Dalam pandangannya, rencana ini memang bisa dijalankan.Orang lain tersenyum dan berujar, "Rencana yang Tuan sebutkan sebelumnya juga bisa diterapkan. Saat ini, pasukan musuh sudah kacau dan panik. Kalau kita bergerak sekarang, pasti akan berhasil.”Mendengar itu, semua orang mengangguk ringan. Dalam pandangan mereka, rencana ini memang layak dijalankan.Saat ini, Wira melihat ke arah langit di luar dan tersenyum. "Kalau begitu, semuanya lebih mudah diatur. Tapi, ini masih tergolong cukup awal bagi kita. Adjie, atur mata-mata kita untuk mengawasi pergerakan musuh. Kalau mereka mulai istirahat, segera laporkan kepada kita."Orang-orang merasa ini adalah keputusan terbaik. Bagaimanapun, ini m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3213

    Mendengar perkataan mereka, Wira tersenyum dan berkata, "Haha, sebelumnya aku memang nggak nyangka, tapi kecepatan musuh kali ini jauh lebih cepat dari yang kuduga."Beberapa orang ikut tersenyum. Setelah memastikan semua di pihak mereka sudah beres, mereka pun tampak sangat bersemangat.Saat ini, seseorang tertawa dan berkata, "Haha, mata-mata yang kita tangkap kali ini harus diinterogasi dengan baik. Kalau nggak, sia-sia perjuangan kita."Mendengar itu, Wira tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya ke mata-mata yang berdiri di dekat perkemahan. Dengan tenang, dia bertanya, "Berapa orang yang kalian tangkap?"Mata-mata itu menangkupkan tangan memberi hormat, lalu menyahut, "Kami berhasil menangkap cukup banyak orang. Dari yang kami perkirakan, ada sekitar lima orang. Sekarang mereka semua sedang menunggu di luar perkemahan. Apa harus dibawa masuk sekarang?"Semua orang mengangguk. Menurut mereka, kali ini rencana mereka benar-benar berjalan baik. Salah satunya tersenyum dan berujar, "

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3212

    Semua orang kembali mengangguk. Setelah beberapa saat, Joko berkata, "Kalau begitu, biar aku yang pergi. Aku juga ingin melihat seberapa kuat mereka kali ini. Tapi yang paling penting, kita harus memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Selain itu, banyak hal yang perlu kita selesaikan sekarang."Semua orang setuju. Jika mereka ingin menangani situasi ini, ini adalah langkah yang paling masuk akal.Melihat kedua orang itu tampak bersemangat, Darsa berkata, "Hahaha, semangat kalian memang luar biasa. Tapi, yang paling penting adalah tetap waspada. Jangan sampai musuh memanfaatkan celah sekecil apa pun. Paham?"Joko dan Zaki mengangguk. Setelah beberapa saat, mereka menangkupkan tangan di depan dada, lalu berbalik dan pergi.Begitu mereka pergi, pekerjaan yang tersisa menjadi lebih mudah. Di sisi lain, beberapa orang yang masih berada di tempat itu tampak lebih lega.Ada yang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya aku kurang yakin, tapi sekarang aku semakin yakin. Selain itu, kalian meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3211

    Saat melihat mata-mata masuk dengan tergesa-gesa, Zaki agak terkejut. Menurutnya, semuanya seharusnya sudah beres. Bagaimana mungkin masih ada masalah?Joko dan yang lainnya juga tampak heran. Dalam pandangan mereka, rencana ini benar-benar bisa berhasil. Mereka pun bertanya, "Ada masalah apa?"Mata-mata yang baru masuk itu segera menyahut, "Ini gawat! Entah kenapa, pihak musuh tiba-tiba melepaskan semua kuda perang yang mereka tawan sebelumnya!""Apa? Melepaskan kuda perang?" Zaki tertegun sejenak, lalu berkata dengan bingung, "Ini nggak masuk akal. Apa yang sedang mereka rencanakan? Jangan-jangan mereka berniat mengembalikan kuda ini ke kita? Memangnya mereka sebaik itu?"Joko dan yang lainnya juga merasa bingung. Di sisi lain, ekspresi Darsa sontak berubah. Dia segera berkata dengan suara rendah, "Ini nggak beres. Mereka pasti punya maksud lain. Mereka sedang menghancurkan jebakan kuda kita!"Mendengar hal ini, semua orang termangu sesaat. Kemudian, beberapa orang mulai berseru, "Si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3210

    Di pihak pasukan utara, Zaki dan para bawahannya sedang berkumpul di sekitar peta untuk menyusun rencana.Joko yang berdiri di samping mereka tersenyum dan berkata, "Kita telah menyelesaikan jebakan kawat kuda, sekarang kita harus memikirkan cara untuk menjebak pasukan musuh. Rencana ini seharusnya bisa berjalan dengan baik."Mendengar ini, semua orang tersenyum tipis. Mereka tahu bahwa kunci keberhasilan rencana ini terletak pada langkah terakhir.Memikirkan hal itu, Zaki dan Joko serempak menoleh ke arah Darsa. Darsa tersenyum dan berkata dengan suara rendah, "Langkah paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengalahkan Wira dan pasukannya. Jebakan kawat kuda sudah kita tanam, tapi sekarang kita harus menarik mereka masuk ke perangkap. Siapa di antara kalian yang mau melakukannya?"Mendengar ini, Zaki dan Joko terdiam sejenak, saling menatap, lalu menggeleng. Setelah beberapa saat, seseorang akhirnya berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku saja yang pergi?"Yang berbicara adala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3209

    Melihat beberapa orang tampak kebingungan, Wira tersenyum dan bertanya, "Kalian tahu kenapa aku ingin menggunakan kuda-kuda itu?"Semua orang menggeleng. Mereka benar-benar tidak tahu alasannya. Melihat reaksi mereka, Wira tersenyum tipis, lalu berucap, "Karena kuda-kuda itu telah dilatih oleh pasukan utara. Jadi, kalau kita melepaskan mereka, mereka pasti akan kembali ke perkemahan pasukan utara.""Dengan demikian, mereka akan langsung menghancurkan jebakan kawat kuda yang telah dipasang oleh musuh."Mendengar ini, semua orang termangu sejenak. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa cara seperti ini bisa dilakukan. Jika itu benar, jebakan yang telah dipasang musuh bisa dihancurkan sepenuhnya.Harus diketahui bahwa jebakan kawat kuda adalah alat sekali pakai. Setelah rusak, tidak akan bisa digunakan lagi. Sebelumnya, banyak dari mereka yang masih khawatir tentang cara mengatasi jebakan tersebut. Namun, setelah mendengar rencana Wira, mereka semua langsung merasa bersemangat.Beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3208

    Seolah-olah terpikir akan sesuatu, Nafis yang berdiri di samping sedikit mengerutkan kening. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya berkata dengan pelan, "Tuan, sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita nggak mungkin hanya diam dan membiarkan musuh mengatur segalanya, 'kan?"Wira tersenyum getir. Dia tahu bahwa pasukan musuh sedang memasang jebakan, tetapi bagaimana cara mengatasinya masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti adalah mereka tidak bisa mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu.Hayam tampaknya terpikir akan sesuatu. Dia menatap Wira dan yang lainnya, lalu tertawa sebelum berkata, "Hehe. Tuan, mereka sedang memasang jebakan kawat kuda. Sepertinya taktik kita sebelumnya benar-benar memberi mereka pelajaran."Jebakan kawat kuda? Mendengar hal ini, Nafis dan yang lainnya tidak bisa menahan tawa mereka. Melihat reaksi mereka, Wira juga tersenyum. Setelah berpikir sesaat, dia berujar, "Aku punya cara untuk menghancurkan jebakan mereka."Semua orang terdiam setelah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status