Usai mendengar perkataan Wira, Danu dan yang lainnya benar-benar terkejut! Mereka tidak menyangka bahwa Wira akan menggunakan metode ini. Apabila berita ini benar-benar tersebar, bukannya riwayat Darsono dan Irsyad akan tamat?Keesokan harinya, berita tentang Toko Uang Tyaga menyebar dengan cepat. Kini, semua orang telah mengetahuinya. Mereka sangat terkejut karena tidak pernah menyangka bahwa akan ada orang yang berani merampok Toko Uang Tyaga!Tindakan ini tidak cukup hanya dinilai dengan kata "berani", melainkan adalah tindakan yang sangat nekat dan mencari mati. Kini, seluruh Provinsi Jawali mulai mencari keberadaan uang emas tersebut. Menurut Toko Uang Tyaga, uang emas senilai miliaran gabak itu masih belum meninggalkan Provinsi Jawali!Pada saat ini, di kantor gubernur, Darsono dan Irsyad tengah duduk di ruang tamu bersama dengan Lukman dan Hatta. Darsono menangkupkan tangan, lalu berbicara seraya tersenyum ramah, "Tuan Lukman, kami berharap kamu bisa memberikan bantuan besar dal
Setelah mengambil keputusan, Lukman hendak memberikan perintah untuk menangkap Wira. Tidak disangka, seorang bawahannya tiba-tiba berlari masuk dengan tergesa-gesa. Kemudian, dia berkata, "Tuan, ada kabar buruk! Ini sangat gawat!"Lukman mengernyit dan segera memarahi, "Jangan panik begitu. Katakanlah, apa yang terjadi?"Bawahannya segera menjelaskan, "Di luar sana ... ada rumor baru yang beredar. Mereka mengatakan bahwa ... Toko Uang Tyaga telah bersekongkol dengan seseorang untuk merampok uang emasnya sendiri ...."Begitu mendengar hal ini, Lukman dan Darsono sama-sama terkejut. Terutama Darsono yang tampak sangat kesal. Dia langsung menepuk meja sembari berkata, "Keterlaluan! Bisa-bisanya memfitnahku merampok uangku sendiri! Siapa yang menyebarkan rumor ini?"Bawahan Lukman menjawab, "Aku ... aku juga nggak tahu, tapi sekarang rumor ini menyebar dengan cepat di luar ...." Saat ini, baik pedagang maupun orang biasa, mereka telah mulai menggosipkan hal ini."Eh ... apa kalian sudah me
Barraq dan yang lainnya segera menaati perintah Solomon. Saat itu, mereka lagi-lagi memimpin 1.000 orang untuk bergerak menuju Provinsi Jawali."Nggak lama lagi ... Provinsi Jawali pasti akan meminta bantuan. Pada saat itu, kita akan bisa mengendalikan Provinsi Jawali tanpa hambatan!" ucap Solomon sembari tersenyum. Sorot matanya memancarkan kepercayaan diri yang tegas!Saat ini, Provinsi Jawali masih belum mengetahui situasi di sini. Mereka masih fokus dalam insiden perampokan uang emas. Farrel yang telah mendengar kabar tersebut juga tertawa terbahak-bahak, lalu dia segera berkata, "Wira benar-benar kejam. Dia berhasil merampas lebih dari 60 miliar gabak dari Toko Uang Tyaga. Ini sungguh menarik."Akan tetapi, gadis berpakaian ungu yang mendengar perkataannya malah tertegun sejenak, lalu dia bertanya, "Bagaimana kamu bisa yakin bahwa dia adalah pelakunya?"Farrel pun menjawab, "Siapa lagi selain dia? Di dalam Provinsi Jawali, hanya sedikit orang yang akan berani merampok Toko Uang Ty
Tak lama kemudian, kereta kuda Farrel sampai di depan halaman rumah Wira. Farrel dibawa masuk ke halaman dan dia tertawa terbahak-bahak saat melihat Wira. Farrel berujar, "Wira, caramu benar-benar hebat!"Wira tersenyum dan berucap, "Farrel, apa maksudmu?"Farrel juga tidak berbasa-basi lagi, lalu langsung menyahut, "Wira, memangnya masih ada yang harus dirahasiakan di antara kita? Lagi pula, semua orang bisa menebak itu perbuatanmu."Wira tertawa dan menimpali, "Aku nggak peduli, pokoknya aku nggak akan mengakuinya. Selain itu ... mengenai rahasia ... Farrel, apa kamu nggak merahasiakan sesuatu dariku?"Ucapan Wira membuat Farrel terdiam. Farrel seketika merasa kesal. Namun, mendengar perkataan Wira, Farrel tahu pasti Yudha yang memberi tahu Wira!"Kalau kamu sudah tahu, untuk apa mengujiku lagi? Aku memang wanita, apa sudah cukup jelas?" ucap Farrel.Farrel merasa tidak berdaya, lalu tersenyum dan berkata, "Wira, sekarang kamu bisa memberitahuku yang sebenarnya, 'kan? Kamu tenang saj
Farrel melirik gadis berpakaian ungu setelah mendengar ucapan Wira. Gadis berpakaian ungu berkata, "Hehe, aku nggak berani bertaruh denganmu. Tapi, Wira berani. Bagaimana kalau kamu bertaruh dengannya saja?"Farrel mengedipkan mata. Meskipun suka bertaruh, dia hanya mengikuti taruhan saat merasa yakin sepenuhnya. Namun ....Sekarang Farrel tidak terlalu yakin. Tentu saja, biasanya dia pasti merasa emas yang disimpan di dalam air ini adalah hal yang tidak memungkinkan. Namun, Farrel menjadi ragu karena Wira yang mengatakan hal ini."Kenapa? Kamu nggak berani bertaruh? Kalau kamu menang, aku akan menyetujui 1 permintaanmu. Kamu boleh meminta apa pun!" ucap Wira sambil tersenyum.Farrel mengedipkan mata setelah mendengar ucapan Wira. Farrel bertanya, "Jadi, bagaimana kalau aku kalah dan kamu menang? Aku harus membayar apa?"Farrel ingin mendengar jawaban Wira baru memutuskan untuk bertaruh atau tidak. Kemudian, Wira menjawab, "Gampang ... nanti kamu cukup bantu aku kirim semua uang emas i
Farrel menjelaskan, "Tadi sebelum datang, aku mendapat kabar bahwa bandit Desa Angindra sama sekali nggak terluka dan terus melakukan kejahatan. Sebaliknya, pasukan Provinsi Jawali yang bertugas untuk melenyapkan bandit belum kembali!""Tiga ribu pasukan Provinsi Jawali melawan 1.000 bandit yang nggak punya senjata lengkap. Seharusnya, anggota Desa Angindra nggak mampu melawan pasukan Provinsi Jawali," lanjut Farrel.Wira juga terkejut setelah mendengar perkataan Farrel. Apa yang direncanakan Desa Angindra?"Maksudmu, ada yang menyokong Desa Angindra? Siapa orang itu?" ucap Wira. Dia tidak terlalu familier dengan orang-orang di sini. Tentu saja, dia tidak bisa menebak siapa penyokong itu."Ini ... sulit ditebak .... seharusnya ada 3 kemungkinan!" kata Farrel seraya mengulurkan 3 jarinya.Wira seketika merasa penasaran begitu mendengar perkataan ini, lalu menyahut, "Coba jelaskan!"Farrel pun mengungkapkan tebakannya, "Kemungkinan pertama nggak sulit ditebak, yaitu gubernur bersekongkol
Rendra dan Solomon tersenyum, lalu segera mengerahkan pasukan mereka. Tiga puluh ribu lebih pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino berangkat menuju Provinsi Jawali.Saat ini, Lukman sangat senang setelah menerima surat dari Rendra. Lukman berujar, "Untung saja Rendra mengutus pasukannya ke Provinsi Jawali untuk membantuku melenyapkan bandit."Selesai bicara, Hatta yang berdiri di samping juga agak terkejut. Dengan begitu, masalah ini pun terselesaikan.Wira tentu saja tidak memedulikan semua ini. Dia berencana mengeluarkan uang emas dan meminta bantuan Farrel untuk mengirimnya. Sementara itu, perjalanan Wira di Provinsi Jawali juga sudah berakhir. Jadi, Wira tidak ingin tinggal lebih lama lagi.Namun, Wira tidak tahu bahwa saat ini pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino sudah tiba di Provinsi Jawali. Pasukan di ketiga benteng kota membuka gerbang dan membawa pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino masuk. Pemimpin pengawal dari ketiga benteng kota segera menyambut kedatangan Rendra dan pasu
Saat ini, Rendra masih tidak terburu-buru. Dia duduk di dalam kamp sambil merenung. Tiba-tiba, Solomon berjalan masuk dan berkata, "Ayah, ada surat lagi dari orang itu. Coba lihat dulu."Rendra langsung membuka matanya dan mengambil surat itu. Dia mengernyit setelah membaca isi surat. Rendra berucap, "Menyerang hanya demi seseorang?"Rendra agak terkejut. Dia mengamati nama "Wira" dengan cermat dan hatinya tergerak."Apa?" tanya Solomon yang segera menghampiri Rendra. Solomon juga kaget setelah membaca surat itu."Jadi, kita bersusah payah hanya demi seseorang?" ujar Solomon. Dia tidak mengerti apa maksud orang itu.Rendra menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, "Sepertinya, orang itu sangat menyukai Wira. Dia ingin ... membuat Wira kecewa dan tunduk kepadanya, lalu bekerja untuknya."Mendengar ucapan Rendra, Solomon mendengus dan menimpali, "Kenapa begitu repot? Kalau kita menerobos kota dan menangkap Wira, dalam 3 hari, kita bisa segera kembali ke Kerajaan Agrel."Re
Jaran berpikir saat Wira sendiri yang ingin menceritakannya, semua kebenarannya pun akan terungkap.Wira tersenyum dan berkata, "Nggak bisa dibilang seperti ini juga. Aku mencari kalian bukan hanya untuk menghadapi dia, aku sebenarnya punya alasan lain juga. Aku juga ...."Saat mengatakan itu, Wira melirik bungkusan yang berisi abu jenazah di punggung Agha.Saat baru bertemu dengan Wira dan yang lainnya, Fikri kebetulan melihat adegan itu. Dia pun langsung mengerti, ternyata begitu kejadiannya. Sepertinya, Wira adalah orang yang sangat menghargai hubungannya dengan yang lainnya juga hingga rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk mencari jasad teman-temannya. Bisa memiliki teman seperti ini termasuk keberuntungan seumur hidup.Saat keduanya sedang berbicara, Dwija tiba-tiba mendekati Wira dan berkata sambil menunjuk ke arah kaki gunung, "Ada orang yang datang."Wira dan yang lainnya segera berjalan ke tepi tebing gunung dan melihat saat ini seluruh gunung sudah dikepung dengan rapat.
Sementara itu, terlihat sebuah lubang hitam dan kini masih sedang meneteskan darah di kepala Jaran. Dalam sekejap, Jaran sudah terkapar di tanah dan langsung mati."Apa yang sudah terjadi?" tanya semua orang yang menoleh secara bersamaan dan menatap Wira.Saat ini, Wira masih menggenggam sebuah pistol dan tadi dia yang menembak saat Jaran tidak memperhatikannya. Bagaimanapun juga, perhatian Jaran sedang tertuju pada Fikri, ini juga yang memberikannya kesempatan bagus untuk bertindak. Dia pun berhasil memastikan kemenangannya hanya dengan satu tembakan."Aku khawatir dia benar-benar akan menggunakan ilmu sihir terkuatnya seperti yang dikatakannya dan membawa masalah bagi kalian semua, jadi aku langsung menembaknya. Dengan begitu, kita juga akan menghemat banyak tenaga," kata Wira sambil tersenyum dan menyimpan kembali pistolnya.Fikri yang berdiri di samping pun segera mendekati Wira dan berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu punya senjata seperti ini sejak awal, kenapa masih perlu bantu
"Karena kamu memilih untuk mati bersama mereka, jangan salahkan aku nggak berbelas kasihan," teriak Jaran dengan marah.Namun, saat Jaran hendak turun tangan, terdengar suara angin yang bertiup dan langsung muncul beberapa sosok di depannya. Mereka semua mengenakan jubah hitam dan hanya menunjukkan sepasang mata saja. Melihat mereka, dia langsung menjadi panik. Dia juga berasal dari Lembah Duka, tentu saja tahu siapa mereka dan dia tidak mungkin bisa menandingi mereka.Dalam sekejap, napas Jaran menjadi makin terengah-engah. Dia mengepalkan tinjunya dengan erat dan secara refleks mundur beberapa langkah, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Kalian semua meninggalkan Lembah Duka? Apa kalian masih ingat dengan aturan yang ditetapkan orang-orang itu untuk Lembah Duka?""Sekarang kalian keluar dari Lembah Duka berarti sudah menentang mereka secara terang-terangan. Kalau ketahuan mereka, mereka pasti nggak akan membiarkan kalian begitu saja.""Bagaimana kalau kita saling mengalah? Jangan a
"Tapi, tempat ini nggak akan jadi kuburanku, melainkan jadi kuburan kalian. Karena kalian sendiri yang cari mati, aku akan mengabulkan keinginan kalian," kata Jaran.Dalam sekejap, kedua pihak berpindah ke tebing gunung yang letaknya jauh dari sana. Setelah bergerak sekitar satu jam, Wira dan yang lainnya sudah tiba di tebing gunung itu. Pemandangan di sana sangat tandus dan terdapat sebuah jurang yang sangat dalam di samping. Tempat ini terlihat sangat menyeramkan, tetapi sangat cocok untuk pertarungan hidup dan mati juga."Aku tahu kamu sengaja mengulur waktu. Kamu pasti sudah tahu kemampuanku juga, jadi nggak berani melawanku secara langsung. Sayangnya, sekarang kita sudah sampai ke sini, aku ingin melihat kamu masih punya cara apa lagi untuk terus mengulur waktu," kata Jaran dengan tegas.Jaran berpikir tadi Wira memilih untuk berpindah lokasi, ini membuktikan Wira pasti sedang mengulur waktu. Bagaimanapun juga, Wira juga sudah tahu kekuatannya, tidak akan berani benar-benar melawa
Fikri berkata dengan dingin, "Dilihat dari penampilannya yang seperti itu, aku sudah tahu siapa dia. Pengkhianat ini malah inisiatif datang mencariku, ini malah memudahkan urusan kita. Sekarang semuanya sudah siap, hanya tinggal bertindak saja. Kalau sudah di dalam kota, kita memang akan sulit untuk melawannya.""Kalau kita bertindak di sana, kemungkinan besar akan menarik perhatian orang lain. Tapi, sekarang dia sendiri yang mendekati kita, kita pun jadi jauh lebih mudah untuk menghabisinya. Nanti kita pancing dia ke tempat yang lebih jauh dari sini, lalu kita baru bertindak. Kita singkirkan dia dengan diam-diam."Sebagai pewaris ketua Lembah Duka, Fikri tidak akan membiarkan siapa pun melanggar aturan dari Lembah Duka. Apa yang dilakukan Jaran sudah membawa bencana besar bagi orang-orang di lembah. Jika orang-orang itu tahu ada orang dari lembah yang keluar dari sana, mungkin nyawa mereka juga tidak akan selamat."Kita jalankan semuanya sesuai dengan rencanamu," kata Wira dengan perl
Saat Wira dan yang lainnya tiba di sekitar Provinsi Tengah, Jaran dan Caraka yang sudah menunggu lama di pintu gerbang kota pun segera menemukan target mereka."Mereka malah bisa keluar dari Lembah Duka dengan selamat? Ini memang di luar dugaanku. Tapi, dilihat dari situasinya sekarang, sepertinya mereka nggak menemukan bala bantuan," kata Jaran yang berdiri di atas tembok kota sambil tersenyum dingin.Sebelum Wira dan yang lainnya pergi ke Lembah Duka, Jaran sudah menduga hasilnya akan seperti ini. Namun, dia tidak menyangka Wira ternyata bisa keluar dari sana dengan selamat.Lembah Duka tentu saja memiliki peraturannya tersendiri, orang luar sulit untuk masuk ke sana. Jika masuk, mungkin hanya akan menambah masalah bagi diri mereka sendiri. Untuk keluar dari sana adalah hal yang sangat sulit. Bagaimanapun juga, lembah itu memiliki terlalu banyak rahasia, tentu saja tidak suka diganggu orang luar.Namun, Wira malah bisa keluar dari Lembah Duka dengan selamat, hal ini memang membuat Ja
"Ayahmu jauh lebih bijaksana daripada yang kamu kira. Kamu cuma perlu menuruti perintahnya.""Mengenai Lembah Duka, kamu perlahan-lahan lupakan saja. Mulai sekarang, kamu bukan lagi bagian dari Lembah Duka. Kamu berasal dari Provinsi Tengah dan aku sahabatmu."Fikri mengangguk, tetapi matanya berkaca-kaca. Memikirkan apa yang akan mungkin terjadi ke depan, hatinya terasa berat.Wira menghibur, "Tenang saja, mungkin situasinya nggak seburuk yang kamu bayangkan. Lembah Duka belum tentu akan hancur.""Kita cuma perlu fokus pada tugas kita. Sisanya biarkan ayahmu yang mengurusnya. Mungkin masalah seperti ini nggak akan bisa mengancamnya."Meskipun mereka hanya selisih beberapa tahun, Wira tidak menganggap mereka sebagai teman sebaya. Di matanya, Fikri lebih mirip anak kecil.Sikap Fikri memang lebih dewasa jika dibandingkan dengan Agha. Namun, kesenjangan di antara keduanya tidak terlalu banyak."Omong-omong, sebentar lagi kita akan masuk Provinsi Tengah. Jangan lupa menyamar. Aku khawatir
Di Lembah Duka, Fikri berada di kamar Arie sepanjang malam. Tidak ada yang tahu apa yang dibicarakan oleh ayah dan anak itu.Keesokan pagi, suasana hati Fikri tampak sangat buruk. Bahkan, dia tidak menghiraukan siapa pun.Sementara itu, Arie tampak bersemangat. Dia bekerja sama dengan Wira untuk menyusun strategi melawan Panji.Semua persiapan sudah selesai. Wira pun tidak berlama-lama di Lembah Duka. Siang hari itu, dia langsung membawa rombongan meninggalkan Lembah Duka.Awalnya hanya ada empat orang saat pergi, tetapi sekarang bertambah satu orang, yaitu Fikri. Namun, di belakang masih ada banyak ahli yang mengikuti.Hanya saja, orang-orang ini menjaga jarak dengan Wira dan lainnya. Mereka terus mengikuti tanpa pernah kehilangan jejak Wira dan lainnya. Mereka ini tentu adalah orang-orang yang diutus oleh Arie untuk bekerja sama dengan Wira dalam menghadapi Jaran."Ayahmu seharusnya sudah kasih tahu kamu semuanya, 'kan?" Sambil menunggang kuda, Wira menatap Fikri yang berada di sampi
Kedua provinsi memiliki jutaan pasukan. Ditambah dengan bantuan orang-orang dari Lembah Duka, tidak mungkin ada yang bisa menembus benteng mereka. Keselamatan mereka bisa dibilang terjamin.Hanya saja, Wira mengurungkan niatnya. Orang-orang Lembah Duka memiliki kemampuan di luar nalar, bahkan bisa memanggil angin dan hujan. Kehadiran seperti ini tentu sangat menakutkan.Jika benar-benar membawa mereka ke kedua provinsi, mungkin akan menimbulkan masalah yang berujung pada bencana besar. Itu sebabnya, Wira terpaksa menahan dorongannya itu.....Di wilayah barat, di Provinsi Tengah, di sebuah restoran.Dalam beberapa hari terakhir, Panji dan Caraka terus berada di Provinsi Tengah, terus memantau arah gerbang utara.Lembah Duka berada di arah itu, sementara Wira dan lainnya sudah menuju ke sana. Jika mereka kembali, mereka pasti akan melewati tempat itu. Ketika saat itu tiba, mereka akan tahu apakah Wira dan lainnya berhasil memanggil orang-orang dari Lembah Duka atau tidak."Sebelumnya ka