Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 621 - Chapter 630

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 621 - Chapter 630

2722 Chapters

Bab 621

"Si tua bangka dari Keluarga Linardi adalah orang yang sangat licik. Kejadian saat itu saja hampir menyebabkan keluarga mereka hancur. Kalau sudah seperti ini, apa sekarang mereka masih berani terlibat dalam perselisihan pemerintahan? Penasihat kanan sudah memberitahuku sejak awal bahwa Keluarga Linardi nggak ada gunanya. Jadi, kita nggak perlu memanfaatkan mereka lagi."Hatta akhirnya mengerti setelah mendengar penjelasan ini. Dia bertanya, "Ayah, menurutmu apa kita harus menghadapi Wira? Kalau kita berurusan dengan Wira, penasihat kanan pasti sangat senang."Lukman mengangguk sembari berujar, "Kita masih harus mempertimbangkan masalah ini. Untuk melenyapkan Wira, kita harus menyingkirkannya dengan 1 serangan saja. Kita nggak boleh memberinya kesempatan untuk melawan, apalagi hanya menggertak! Satu hal lagi, kita jangan turun tangan langsung. Akan lebih baik kalau kita meminta bantuan orang lain untuk menyingkirkannya!"Hatta sontak bingung dan bertanya, "Ayah, kalau begitu kita akan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 622

Danu baru mengerti setelah mendengar penjelasan Wira.Saat ini, di ruangan privat yang gelap dalam Rumah Bordil Fion, Farrel dan gadis berpakaian ungu sedang duduk sambil minum teh."Biarpun sudah sering ke sini, setiap kali datang aku selalu merasa tempat ini bagus. Pantas saja para pria senang datang ke sini," ujar Farrel sambil menggoyangkan kipas lipatnya dan tersenyum tipis. Dia benar-benar kelihatan seperti tuan muda yang datang untuk bersenang-senang."Sebagai seorang wanita, kamu benar-benar nggak tahu malu dengan datang ke tempat seperti ini," balas gadis berpakaian ungu dengan kesal.Farrel sontak tersenyum dan berkata, "Bukannya kamu juga di sini sekarang? Kamu harus belajar cara wanita di sini menyenangkan pria. Itu bisa dibilang sebuah seni."Biasanya, gadis berpakaian ungu itu pasti akan marah. Namun, sekarang dia hanya tersenyum dan berkata, "Justru kamu yang harus belajar. Dengan begitu, mungkin kamu benaran bisa menaklukkan Wira.""Kamu tahu sendiri kalau Wira ini pria
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 623

Yudha mengetahui kemampuan Wira dengan sangat baik. Jadi, tentu saja orang-orang penasihat kiri yang lain juga tahu. Selain itu, strategi membangun dan mempertahankan negara yang diusulkan Wira juga sudah mereka ketahui. Dari situ saja, mereka sudah memahami talenta Wira.Sementara itu, penasihat kanan dan para anteknya yang mampu memegang kekuasaan selama bertahun-tahun juga tidak bisa diremehkan. Terlebih lagi, saking waspadanya mereka sampai menghasut Raja demi menundukkan Wira. Hal itu membuktikan bahwa mereka tahu tentang kemampuan Wira, tetapi hanya berpura-pura bodoh.Saat ini, satu-satunya orang yang tidak mengetahui bakat dan pengetahuan Wira yang sebenarnya hanyalah Raja egois itu."Pujianmu berlebihan," ujar Wira sambil tersenyum.Farrel berujar lagi, "Kamu seharusnya tahu situasimu sendiri saat ini. Awalnya, nggak ada yang berani mengusikmu berkat perlindungan orang-orang penasihat kiri. Tapi, dekret Raja menjerumuskan kamu ke situasi sulit. Orang-orang penasihat kiri sekal
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 624

Wira tidak menyangka bahwa Farrel akan balik menanyai dirinya. Sejujurnya, ambisi Wira tidak sebesar orang-orang lain. Dia hanya ingin hidup dengan tenang. Soal uang, Wira memang merasa makin banyak uang akan makin baik. Lagi pula, tidak ada orang yang bisa hidup di dunia tanpa uang. Namun, jika dibandingkan dengan Keluarga Barus, ambisinya masih kalah jauh.Keluarga Barus adalah keluarga terhormat yang memiliki banyak uang. Mereka juga pedagang besi terbesar di kerajaan. Keluarga Barus pada dasarnya menguasai kedua barang yang paling dibutuhkan saat perang pecah, yakni uang dan senjata. Dengan kekuatan sebesar itu, tidak heran jika mereka menjadi ambisius."Aku cuma tanya sambil lalu. Lanjutkan ucapanmu," ujar Wira sambil tersenyum.Farrel melanjutkan, "Di luar istana, pedagang garam dan pedagang sutra dikendalikan oleh keluarga terhormat. Kebetulan, kamu juga terlibat dalam jalur penjualan garam. Sebagai pedagang garam terbesar di Kerajaan Nuala, Keluarga Larasati di Provinsi Sebra t
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 625

Mendengar ini, Wira pun tahu bahwa Keluarga Larasati telah mulai bertindak."Kuharap mereka melawanku dengan metode bisnis yang jujur. Kalau mereka pakai cara kotor, aku nggak akan segan-segan pada mereka," gumam Wira. Dia juga punya batas kesabarannya sendiri. Jika orang-orang itu melawannya dengan metode bisnis, itu tidak masalah. Lagi pula, mereka semua adalah pebisnis.Wira hanya tidak suka jika orang-orang menggunakan cara yang tidak bermoral. Setidaknya, dia masih bisa menerima tindakan Keluarga Larasati saat ini yang bermaksud menghentikan pelelangan. Langkah ekstrem ini tentu saja memengaruhi bisnis Wira, tetapi tidak banyak."Kompetisi Puisi Nasaka akan diadakan dua hari lagi, kita jual saat itu saja," ujar Wira.Wira berencana menggunakan metode yang sama seperti saat menjual Pedang Treksha. Akan ada banyak orang yang datang ke Kompetisi Puisi Nasaka. Dia yakin orang-orang di sana pasti tertarik membeli produknya. Wira pun menunggu dimulainya Kompetisi Puisi Nasaka dengan ten
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 626

Tadinya, Wira berpikir Hatta akan bersikap kasar atau setidaknya memasang tampang masam. Akan tetapi, orang ini tampak biasa-biasa saja padanya.Teringat pada kesombongan Hatta tempo hari di Kediaman Omair, lalu membandingkannya dengan sikap pria itu hari ini, Wira sontak paham bahwa Hatta bukanlah orang yang bisa diremehkan. Padahal, Hatta sangat membenci Wira, tetapi dia masih bisa menyapanya dengan begitu ramah. Pengendalian diri sehebat ini bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki orang biasa.Fabrian dan Pramana juga datang bersama Wira. Kali ini, Wira tidak membawa terlalu banyak orang. Selain dia dan istrinya, hanya ada Danu dan dua orang tersebut. Mereka hanya datang berlima. Danu berdiri di samping dengan tangan menggenggam Pedang Treksha. Dia memandang waspada pada sekelilingnya dengan aura yang mengintimidasi."Ayo masuk," ajak Wira sambil tersenyum. Dia memimpin semuanya berjalan ke tepi danau di kaki gunung. Di sana, sudah disiapkan bangku-bangku yang dikelilingi orang-orang. B
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 627

Banyak tuan muda dari keluarga terhormat dan beberapa sarjana buru-buru menyetujui.Lukman mengangguk, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku akan menerima kehormatan ini. Karena ini adalah kompetisi puisi, wajar kalau kita bertemu dengan teman yang sama-sama menggemari puisi. Sebenarnya, aku ingin mengajukan topik membangun dan mempertahankan negara. Tapi, Tuan Wahyudi ada di sini. Waktu itu, puisi 'Mengenang Dirga' yang ditulisnya menjadi sangat terkenal. Kurasa nggak ada topik yang bisa melampauinya."Mendengar ucapan Lukman, Wira sontak tertegun sejenak. Apa yang ingin dilakukan tua bangka itu?"Bagaimana kalau kali ini kita minta Tuan Wahyudi yang memberikan topik?" kata Lukman sambil menatap Wira. Senyum yang terlihat di wajahnya tampak tulus."'Mengenang Dirga' memang bagus. Kalau Pak Lukman setuju, biar Tuan Wahyudi saja yang mengusulkan topik."Semua orang segera menimpali dengan tegas, "Betul, mari kita minta Tuan Wahyudi mengajukan topik!"Wira memicingkan mata menat
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 628

Lukman tersenyum sembari menatap ke arah Wira. Maksud dari perkataan Lukman sangat jelas. Dia ingin melihat bagaimana Wira akan menilai sosok berkuasa. Akan tetapi, Wira hanya tersenyum. Semua orang memandang ke arah mereka dengan raut wajah yang tegang.Opal tak kuasa menelan air liur dan tampak sangat cemas. Dia khawatir bahwa Wira yang tak kenal takut itu akan mengucapkan sesuatu yang terlalu provokatif. Sebaliknya, Hatta malah tersenyum dan juga merasa penasaran seperti ayahnya. Di sisi lain, Farrel dan gadis berpakaian ungu juga sangat penasaran. Mereka ingin tahu, puisi seperti apakah yang akan dilontarkan oleh Wira.Semua orang menatap Wira lekat-lekat dan menantikan bait puisi dari dirinya. Mereka benar-benar penasaran dengan puisi yang akan dibuat oleh pria itu. Apakah dia akan takut pada sosok berkuasa atau justru sebaliknya akan mengkritik mereka?Tepat ketika semua tatapan tertuju pada Wira, dia pun mulai berbicara perlahan, "Lebih baik menua dan mati di antara anggur dan b
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 629

"Benar sekali. Orang ini benar-benar nggak kenal takut. Dia sepertinya memang sedang mencari masalah!""Tapi, aku juga mengaguminya. Berbicara seperti ini membutuhkan keberanian. Sebenarnya, siapa yang memberinya nyali sebesar itu?""Nggak perlu membahas yang lain, kalau kita hanya fokus pada puisinya, dari segi sastra, puisi ini sama sekali nggak kalah dari puisi 'Mengenang Dirga'.""Aku juga merasa begitu, tapi pemerintah memang nggak berniat untuk menghargai prestasi Tuan Wahyudi. Jadi, perkataannya ini bukan masalah besar, 'kan?"Orang-orang mulai berkomentar. Sementara itu, begitu Wira duduk, Farrel langsung mengacungkan jempol ke arahnya sembari memuji, "Kak Wira, kamu sungguh mengagumkan!" Farrel memang benar-benar mengaguminya. Bahkan, Keluarga Barus pun tidak berani mengatakan hal semacam ini."Jangan seperti itu. Aku nggak layak menerima pujian darimu," ucap Wira sambil tersenyum."Tapi, puisimu ini mungkin akan menyinggung pemerintah. Apa kamu nggak khawatir bahwa Raja Bakir
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 630

Wira tidak mengenal orang ini. Namun, jelas bahwa orang ini memiliki karisma yang luar biasa. Pria ini pasti merupakan keturunan dari keluarga terhormat."Bukannya itu Tuan Irsyad dari Toko Uang Tyaga?" ucap Farrel yang sangat terkejut.Wira tertegun sejenak, lalu segera bertanya, "Oh? Siapa dia?"Farrel menjelaskan, "Pemilik dari Toko Uang Tyaga di Provinsi Jawali adalah Darsono Pratham dan orang ini adalah putranya, Irsyad Pratham!"Perkataan Farrel langsung membangkitkan semangat Wira. Dia pun berkata, "Toko Uang Tyaga sepertinya cukup kaya, bagus sekali." Kemudian, Wira menoleh ke arah Irsyad dan bertanya sambil tersenyum, "Tuan Irsyad, apakah kamu ingin membeli semuanya?"Irsyad mengangguk sembari menjawab, "Tentu, bukannya itu hanya 18 miliar gabak? Aku akan membeli semuanya. Lagi pula, aku bisa menghasilkan banyak keuntungan dengan melelangnya lain kali, 'kan?"Setelah mengucapkan kata-kata ini, Irsyad langsung mengeluarkan segepok uang kertas dan memberikannya kepada Wira. Meli
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
6162636465
...
273
DMCA.com Protection Status