Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 611 - Bab 620

2722 Bab

Bab 611

Tidak ada tanda-tanda ketidakpuasan dalam perkataan Wulan. Hal ini membuat Wira merasa lumayan terkejut sehingga bertanya, "Bagaimana kamu bisa mengetahui maksudku?" tanya Wira.Wulan menjawab sambil tersenyum, "Aku hanya menebaknya."Wira pun bertanya lagi untuk memastikan, "Jadi, apa kamu ... nggak marah?""Nggak, aku mengerti etika sosial, jadi tentunya nggak akan peduli. Apalagi, suatu saat nanti kamu pasti akan memiliki istri kedua. Kalau terlalu keras kepala, bagaimana bisa aku menjadi istri pertama yang baik? Selain itu, memiliki tempat di hatimu sudah cukup bagiku. Manusia itu ... nggak boleh terlalu serakah," ucap Wulan dengan nada serius.Hal ini membuat Wira merasa sangat lega. Meskipun dia merasa bersalah karena memiliki perasaan terhadap wanita lain, dia juga memahami bahwa latar belakang budaya yang berbeda dapat memberikan pandangan yang berbeda tentang sebuah hubungan.Lantaran Wira menerima pendidikan dari dunia lain, di mana berlaku sistem monogami, Wira selalu merasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 612

Saat Wira mendengar kabar ini, dia langsung mengernyit. Dewina menjelaskan, "Setelah insiden terakhir dengan bangsa Agrel, istana telah memerintahkan para gubernur di seluruh provinsi untuk mulai merapikan administrasi daerah mereka.""Gubernur Provinsi Jawali, Lukman Marino, juga pergi untuk menginspeksi tiga kabupaten di sekitar sini. Pada saat bersamaan, dia juga membawa putranya. Hari ini, mereka telah kembali ke kantor gubernur Provinsi Jawali," timpal Dewina.Setelah Dewina menyampaikan informasi ini, meskipun Wira merasa terkejut, dia tidak terlalu memusingkannya. Sebab, dia tidak memiliki konflik langsung dengan Lukman. Mungkin satu-satunya hal yang bisa dihubungkan dengannya, hanyalah upaya Keluarga Linardi untuk menjodohkan istrinya dengan putra Lukman.Namun, kini Keluarga Linardi telah memutuskan hubungan mereka secara resmi. Tidak akan mudah bagi Lukman untuk mencari masalah dengan Wira. Selain itu, mengenai putra Lukman, Wira juga tidak khawatir. Bagaimanapun, dia telah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 613

Danu berucap, "Kak Wira, gubernur sudah kembali. Apa ...."Wira tahu Danu cemas, tetapi Wira hanya menggeleng dan menyahut, "Nggak masalah. Kamu tenang saja." Wira tidak terlalu mengkhawatirkan gubernur. Namun, dia sangat kebingungan dengan Dewina.Keesokan paginya, Pramana mencari Wira dan berujar dengan ekspresi khawatir, "Paman Wira, gawat. Sepertinya Fabrian dijebak."Wira kaget mendengar ucapan Pramana, lalu bertanya, "Dijebak? Ada apa?"Pramana pun menceritakan kejadiannya. Fabrian datang ke Provinsi Jawali karena mempunyai perjanjian pernikahan dengan Keluarga Omair di Provinsi Jawali. Leluhur Keluarga Omair memiliki bisnis produksi kain sehingga sangat kaya. Setelah menjalankan bisnis ini secara turun-temurun, Keluarga Omair menjadi sehebat sekarang ini.Awalnya, penyokong Keluarga Omair adalah Keluarga Gumilar. Namun, Keluarga Omair hampir terlibat masalah Putro. Jadi, sejak saat itu, pernikahan ini tidak pernah diungkit lagi. Lagi pula, usia Fabrian dan putri Keluarga Omair m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 614

Fabrian tidak berkomentar. Meskipun belum jelas siapa dalangnya, Fabrian sudah bisa menebaknya. Faksi penasihat kanan!Waktu itu, Putro mendampingi Dirga sebagai penasihat militer. Kemudian, Raja mengeluarkan dekret Dirga mati. Tidak lama kemudian, Putro juga diberhentikan dari jabatannya.Setelah itu, faksi penasihat kanan berkuasa di pemerintahan. Namun, sekarang Raja mengangkat seorang penasihat kiri. Siapa yang tidak bisa membaca situasi ini? Hanya saja, semua orang berusaha menghindarinya.Fabrian memang tidak langsung menyebutkan namanya, tetapi gubernur mendukung faksi penasihat kanan. Jadi, penasihat kanan pasti akan marah jika mendengar ucapan ini. Hal ini karena dia tahu Fabrian sedang menyindirnya."Kamu memang nggak bilang itu perbuatan siapa, tapi ... semua orang bisa menebaknya dari sindiranmu. Fabrian, Keluarga Omair mendapatkan kekayaan seperti sekarang ini dengan susah payah selama 3 generasi. Jadi, aku nggak akan membiarkan Keluarga Gumilar menghancurkannya! Kalaupun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 615

Nawfal merasa terkejut. Apa Wira datang untuk berbisnis gelas kristal dengannya? Nawfal berkata, "Tuan Wira, gelas kristal ini memang bagus, tapi ... apa kamu berniat berbisnis ini denganku?"Wira mengangguk setelah mendengar perkataan Nawfal, lalu menjawab, "Tentu saja. Aku baru saja datang dan membutuhkan seorang rekan untuk melelang beberapa produk kristal. Kalau Pak Nawfal bersedia, aku ingin meminjam koneksimu untuk mengadakan pelelangan kelas atas di Provinsi Jawali."Wira melanjutkan, "Nanti, semua produk kristal akan dilelang dan Pak Nawfal boleh mengambil keuntungan 20 persen dari setiap harga pelelangan produk. Bagaimana?"Dua puluh persen memang kelihatannya tidak banyak, tetapi harga barang-barang ini sangat mahal. Gelas kristal seperti ini bahkan bisa dilelang seharga ratusan juta gabak.Nawfal menelan ludah, berarti dia akan mendapatkan keuntungan puluhan juta gabak. Nawfal berujar, "Tuan Wira ... kamu punya berapa banyak produk kristal seperti ini?"Wira menyahut, "Nggak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 616

Siapa sangka, putra gubernur datang saat ini. Pasti akan terjadi masalah besar! Apa Hatta sudah mengetahui masalah di perjamuan semalam?Ekspresi Nawfal berubah drastis dan dia tidak jadi berbicara. Nawfal segera keluar untuk menyambut Hatta. Tak lama kemudian, Wira melihat pria yang berpakaian mewah dan memegang kipas berjalan masuk. Ekspresinya tampak arogan.Gubernur adalah penguasa di Provinsi Jawali. Sebagai putranya, tentu saja Hatta juga mempunyai kuasa yang besar. Sementara itu, Nawfal yang mengikuti di belakang Hatta terlihat seperti seorang penjilat. Seorang pebisnis yang sangat kaya sekalipun juga harus bersikap patuh begitu berhadapan dengan orang berkuasa seperti ini."Tuan Hatta, ada apa?" tanya Nawfal dengan hati-hati. Sementara itu, Hatta tersenyum."Pak Nawfal, tadi aku baru saja menemani ayahku inspeksi. Jadi, sekarang aku datang mengunjungimu," kata Hatta.Raut wajah Nawfal berubah drastis. Mengunjungi? Sepertinya, bukan itu tujuan Hatta.Nawfal adalah orang pintar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 617

Nawfal berkata, "Tuan Hatta, ini ... masalah ini ...." Dia merasa dilema. Tentu saja, Nawfal bersedia mendengar keputusan gubernur dan menikahkan putrinya dengan putra gubernur.Namun, Keluarga Omair mempunyai perjanjian pernikahan dengan Keluarga Gumilar dan semuanya tertulis dengan jelas. Jika Nawfal langsung menyetujui Hatta, kelak pasti akan timbul masalah!Hatta tertegun sejenak, lalu dia berpura-pura bingung dan bertanya, "Ada apa, Pak Nawfal?"Nawfal berpikir sesaat. Kemudian, dia mendekati Hatta dan berbisik di telinganya, "Tuan Hatta, kamu datang nggak tepat waktu. Aku sedang membicarakan tentang pembatalan pernikahan dengan Keluarga Gumilar." Nawfal melanjutkan, "Bagaimanapun, semuanya tertulis jelas dalam surat perjanjian. Kalau nggak dibatalkan, nanti akan repot. Jadi ...."Nawfal memang bijaksana. Dia menjelaskannya kepada Hatta, tetapi tidak membiarkan Fabrian dan Wira mengetahui hal ini. Dengan demikian, Nawfal tidak menyinggung siapa pun.Wira menyipitkan matanya dan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 618

Hatta langsung murka. Dia membentak, "Wira, beraninya kamu bicara begitu kepadaku!"Wira juga tahu bahwa hari ini Hatta datang untuk mencari masalah, jadi Wira tidak terlalu memedulikannya. Wira berucap, "Aku nggak berani. Tapi, apa yang kubilang memang kenyataan. Kedua keluarga ini punya perjanjian pernikahan. Kalau Tuan Hatta meminta untuk membatalkan pernikahan tanpa alasan yang jelas, tentu saja ini kurang pantas.""Pak Gubernur itu pejabat penting pemerintahan, semua keputusannya juga mewakili pemerintah. Jadi, apakah pantas kalau Tuan Hatta menindas orang seperti ini? Bagaimana kalau kami melapor agar pemerintah bisa menilainya?" lanjut Wira.Wira berbicara dengan tenang, tetapi raut wajah Hatta berubah drastis. Jika masalah ini dilaporkan kepada pemerintah, tentu saja akan sangat merepotkan. Lagi pula, penasihat kanan tidak memiliki kekuasaan mutlak, ada penasihat kiri yang mengawasinya.Meskipun masalah Yudha membuat faksi penasihat kiri terpengaruh, orang yang pintar tahu bahw
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 619

Meskipun Wira berkata begitu, Fabrian tetap menyalahkan dirinya sendiri. "Kalau kemarin malam aku nggak mengucapkan kata-kata itu, situasinya pasti nggak akan begini."Melihat Fabrian seperti ini, Wira seketika menggelengkan kepalanya sembari berkata, "Fabrian, yang kamu katakan sekarang salah! Ucapanmu kemarin nggak salah. Kenapa kamu harus menyalahkan dirimu sendiri? Yang salah adalah kerajaan dan era pemerintahan ini.""Hari ini, Paman akan memberitahumu jangan pernah melawan kata hatimu di saat apa pun. Paman keduamu selalu jujur dan terbuka selama hidupnya. Sekalipun berada di dalam situasi seperti ini, dia nggak pernah berbicara melawan hati nuraninya. Di dunia ini, orang-orang hidup dalam kesulitan karena terlalu banyak kebohongan," lanjut Wira.Setelah Wira menyelesaikan ucapannya, Fabrian sontak tertegun. Dia awalnya mengira bahwa Wira akan memarahi dirinya karena kata-kata yang diucapkan saat mabuk kemarin malam. Namun, tidak disangka Wira akan begitu murah hati. Wira tidak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 620

Lukman meletakkan buku yang ada di tangannya, lalu menatap Hatta sambil berkata, "Nak, Ayah memang nggak terlalu mengenal Wira, tapi Ayah tahu beberapa hal tentang dirinya. Wira adalah orang yang sangat hebat. Kalau nggak, penasihat kanan nggak mungkin akan takut padanya."Hatta menghela napas, lalu bertanya, "Ayah, jangan-jangan yang dikatakan Yudha benar bahwa Wira adalah dalang di balik kerusuhan Kerajaan Agrel? "Lukman mengangguk sembari menjawab, "Masalah ini 80% benar. Wira memiliki bakat yang hebat. Penasihat kanan juga ingin merekrutnya. Tapi, Wira sepertinya nggak sejalan dengan penasihat kanan sehingga mereka nggak bisa bekerja sama. Jadi, Wira nggak bisa menjadi sekutu dan hanya bisa dianggap sebagai musuh."Mendengar ini, Hatta buru-buru bertanya, "Ayah, kita harus bagaimana? Apa langsung membunuhnya?""Membunuh? Apa kamu kira dia gampang dibunuh? Dia saja bisa menghadapi bahaya dengan mudah. Sulit untuk membunuhnya. Selain itu, apa kamu lupa bagaimana Dirja dihukum?" timp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
6061626364
...
273
DMCA.com Protection Status