Share

Bab 627

Penulis: Arif
Banyak tuan muda dari keluarga terhormat dan beberapa sarjana buru-buru menyetujui.

Lukman mengangguk, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku akan menerima kehormatan ini. Karena ini adalah kompetisi puisi, wajar kalau kita bertemu dengan teman yang sama-sama menggemari puisi. Sebenarnya, aku ingin mengajukan topik membangun dan mempertahankan negara. Tapi, Tuan Wahyudi ada di sini. Waktu itu, puisi 'Mengenang Dirga' yang ditulisnya menjadi sangat terkenal. Kurasa nggak ada topik yang bisa melampauinya."

Mendengar ucapan Lukman, Wira sontak tertegun sejenak. Apa yang ingin dilakukan tua bangka itu?

"Bagaimana kalau kali ini kita minta Tuan Wahyudi yang memberikan topik?" kata Lukman sambil menatap Wira. Senyum yang terlihat di wajahnya tampak tulus.

"'Mengenang Dirga' memang bagus. Kalau Pak Lukman setuju, biar Tuan Wahyudi saja yang mengusulkan topik."

Semua orang segera menimpali dengan tegas, "Betul, mari kita minta Tuan Wahyudi mengajukan topik!"

Wira memicingkan mata menat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 628

    Lukman tersenyum sembari menatap ke arah Wira. Maksud dari perkataan Lukman sangat jelas. Dia ingin melihat bagaimana Wira akan menilai sosok berkuasa. Akan tetapi, Wira hanya tersenyum. Semua orang memandang ke arah mereka dengan raut wajah yang tegang.Opal tak kuasa menelan air liur dan tampak sangat cemas. Dia khawatir bahwa Wira yang tak kenal takut itu akan mengucapkan sesuatu yang terlalu provokatif. Sebaliknya, Hatta malah tersenyum dan juga merasa penasaran seperti ayahnya. Di sisi lain, Farrel dan gadis berpakaian ungu juga sangat penasaran. Mereka ingin tahu, puisi seperti apakah yang akan dilontarkan oleh Wira.Semua orang menatap Wira lekat-lekat dan menantikan bait puisi dari dirinya. Mereka benar-benar penasaran dengan puisi yang akan dibuat oleh pria itu. Apakah dia akan takut pada sosok berkuasa atau justru sebaliknya akan mengkritik mereka?Tepat ketika semua tatapan tertuju pada Wira, dia pun mulai berbicara perlahan, "Lebih baik menua dan mati di antara anggur dan b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 629

    "Benar sekali. Orang ini benar-benar nggak kenal takut. Dia sepertinya memang sedang mencari masalah!""Tapi, aku juga mengaguminya. Berbicara seperti ini membutuhkan keberanian. Sebenarnya, siapa yang memberinya nyali sebesar itu?""Nggak perlu membahas yang lain, kalau kita hanya fokus pada puisinya, dari segi sastra, puisi ini sama sekali nggak kalah dari puisi 'Mengenang Dirga'.""Aku juga merasa begitu, tapi pemerintah memang nggak berniat untuk menghargai prestasi Tuan Wahyudi. Jadi, perkataannya ini bukan masalah besar, 'kan?"Orang-orang mulai berkomentar. Sementara itu, begitu Wira duduk, Farrel langsung mengacungkan jempol ke arahnya sembari memuji, "Kak Wira, kamu sungguh mengagumkan!" Farrel memang benar-benar mengaguminya. Bahkan, Keluarga Barus pun tidak berani mengatakan hal semacam ini."Jangan seperti itu. Aku nggak layak menerima pujian darimu," ucap Wira sambil tersenyum."Tapi, puisimu ini mungkin akan menyinggung pemerintah. Apa kamu nggak khawatir bahwa Raja Bakir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 630

    Wira tidak mengenal orang ini. Namun, jelas bahwa orang ini memiliki karisma yang luar biasa. Pria ini pasti merupakan keturunan dari keluarga terhormat."Bukannya itu Tuan Irsyad dari Toko Uang Tyaga?" ucap Farrel yang sangat terkejut.Wira tertegun sejenak, lalu segera bertanya, "Oh? Siapa dia?"Farrel menjelaskan, "Pemilik dari Toko Uang Tyaga di Provinsi Jawali adalah Darsono Pratham dan orang ini adalah putranya, Irsyad Pratham!"Perkataan Farrel langsung membangkitkan semangat Wira. Dia pun berkata, "Toko Uang Tyaga sepertinya cukup kaya, bagus sekali." Kemudian, Wira menoleh ke arah Irsyad dan bertanya sambil tersenyum, "Tuan Irsyad, apakah kamu ingin membeli semuanya?"Irsyad mengangguk sembari menjawab, "Tentu, bukannya itu hanya 18 miliar gabak? Aku akan membeli semuanya. Lagi pula, aku bisa menghasilkan banyak keuntungan dengan melelangnya lain kali, 'kan?"Setelah mengucapkan kata-kata ini, Irsyad langsung mengeluarkan segepok uang kertas dan memberikannya kepada Wira. Meli

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 631

    Sementara itu, Hatta hanya menggeleng dan tidak terlalu peduli. Dia yakin bahwa puisi ini akan tersebar besok dan pada akhirnya akan diketahui oleh pemerintah. Itu sebabnya, Hatta berkata, "Ayah, kita nggak perlu khawatir tentang ini. Begitu Raja Bakir mengetahuinya, dia pasti nggak akan melepaskan Wira begitu saja!"Lukman mengangguk setuju seraya berkata, "Semoga begitu ...." Pada saat yang sama, puisi tersebut telah tersebar luas di Provinsi Jawali. Keesokan harinya, banyak orang telah mengetahui tentang insiden tersebut.Saat ini, di ruang kerja istana Kerajaan Nuala, Raja Bakir tengah membaca puisi itu. Hanya saja, raut wajahnya tampak sangat marah.Dimas segera berkomentar, "Yang Mulia, beraninya Wira mengeluh dan menghina pemerintah. Kita tidak boleh membiarkannya. Hamba menyarankan agar dia segera dieksekusi di depan umum!" Saat ini, keenam menteri hadir di ruang kerja, beserta dengan kedua penasihat.Akan tetapi, faksi penasihat kiri tampak sangat khawatir. Mereka merasa bahwa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 632

    Wira sangat terkejut ketika mendengar hal ini. Dia tidak menyangka bahwa Raja Bakir akan benar-benar memberinya sebuah jabatan resmi. Namun, jabatan ini sebenarnya tidak terlalu penting dan hanyalah sebuah jabatan rendah. Sekretaris utama dengan pangkat tingkat kesembilan bahkan lebih rendah daripada pejabat administratif di kantor pemerintah daerah.Wira tersenyum karena telah menduga hal ini sebelumnya, tetapi dia tidak terlalu peduli. Jabatan sekretaris utama hanyalah sebuah gelar, tanpa tanggung jawab yang nyata. Kalaupun Wira ingin bekerja keras, Lukman mungkin tidak akan membuatnya merasa nyaman.Wulan juga terkejut mendengarnya. Dia tidak menyangka bahwa Raja Bakir benar-benar akan memberikan suaminya sebuah jabatan resmi! Ini ... benar-benar sulit dimengerti! Wira hanya tersenyum dan tidak berkomentar apa pun, lalu segera pergi ke kantor gubernur.Begitu melihat Wira, Lukman pun berkata dengan acuh tak acuh, "Wira, Raja Bakir sudah berbaik hati memberimu jabatan sekretaris utam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 633

    Itu sebabnya, Raja Bakir ingin menggunakan cara ini untuk mempermalukan Wira. Akan tetapi, Wira tidak peduli. Dia hanya mementingkan identitas ini! Tak peduli jabatan apa pun yang diberikan kepadanya, Wira tidak akan mengindahkannya. Dia tetap akan mencapai kesepakatan dengan Lukman.Apalagi, pejabat tingkat kesembilan memang tidak terlalu penting. Atasan langsung Wira adalah gubernur. Raja Bakir tidak mungkin mengetahui hal ini. Kalaupun Wira hanya bermalas-malasan setiap harinya, selama Lukman tidak marah, orang lain tidak akan bisa mencampuri urusannya. Dengan demikian, Wira kebetulan bisa menunjukkan niat baiknya terhadap Lukman.Jujur saja, mereka sebenarnya tidak memiliki dendam. Wira sendiri juga tidak ingin bermusuhan dengan siapa pun. Daripada bersaing secara diam-diam, lebih baik mencari perdamaian. Bagaimanapun, negara ini adalah milik Raja Bakir. Namun, keberadaan istana begitu jauh dari mereka. Lantas, apa hubungannya kesepakatan yang dicapai oleh Wira dan Lukman dengan p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 634

    Wulan langsung terkejut setelah mendengar perkataan Wira. Dia tidak pernah menyangka masalah ini begitu rumit. Wulan berucap, "Suamiku, semua ini terlalu kacau ... aku rasa, lebih baik jadi orang kaya."Sejak kecil, Wulan tumbuh besar dalam keluarga kaya. Tentu saja, dia tahu pertikaian di dalam pemerintahan sangat kejam. Tidak ada yang benar atau salah, tetapi nyawa siapa pun bisa terancam setiap saat. Kalaupun awalnya berada di posisi netral, kemungkinan seseorang bisa dijatuhkan kapan saja.Kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Daripada begitu, lebih baik menghindar dari semua ini dan menikmati kehidupan yang tenang. Orang-orang memang akan mentertawakannya karena tidak berambisi, tetapi Wulan hanya seorang wanita biasa yang berharap suaminya sehat dan bahagia. Wulan tidak memedulikan hal lain.Wira tertawa dan menyentuh hidung Wulan, lalu berucap, "Istriku memang bijak. Terkadang, kekuasaan bisa membuat seseorang menjadi hebat, tapi juga celaka. Daripada hidup dalam kekhawatir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 635

    "Wira, silakan duduk," ucap Irsyad. Dia sangat cekatan. Selesai bicara, dia menuang teh untuk Wira.Kemudian, Irsyad tersenyum dan berkata, "Hari ini, kamu datang untuk menukar uang kertas, 'kan?"Wira langsung mengangguk, lalu menyahut, "Benar, hari ini aku memang datang untuk menukar uang kertas menjadi uang emas."Setelah itu, Wira menyuruh Danu mengeluarkan tumpukan uang kertas dan menyerahkannya kepada Irsyad. Namun, Irsyad tersenyum canggung ketika melihat uang itu, lalu berucap, "Wira, mohon maaf. Hari ini, uang kertas milikmu nggak bisa ditukar."Wira tertegun sesudah mendengar ucapan Irsyad. Apa maksudnya? Hari ini uangnya tidak bisa ditukar?Saat baru sampai tadi, Wira melihat banyak orang membawa uang perak untuk ditukar menjadi uang kertas. Jadi, kenapa Wira tidak bisa menukarnya?"Irsyad, apa maksudnya?" tanya Wira.Irsyad tersenyum getir dan menjawab, "Wira, kamu mau menukar 18 miliar gabak dan ini bukan nominal kecil. Toko ... toko uang kami nggak bisa mengeluarkan uang

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3212

    Semua orang kembali mengangguk. Setelah beberapa saat, Joko berkata, "Kalau begitu, biar aku yang pergi. Aku juga ingin melihat seberapa kuat mereka kali ini. Tapi yang paling penting, kita harus memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Selain itu, banyak hal yang perlu kita selesaikan sekarang."Semua orang setuju. Jika mereka ingin menangani situasi ini, ini adalah langkah yang paling masuk akal.Melihat kedua orang itu tampak bersemangat, Darsa berkata, "Hahaha, semangat kalian memang luar biasa. Tapi, yang paling penting adalah tetap waspada. Jangan sampai musuh memanfaatkan celah sekecil apa pun. Paham?"Joko dan Zaki mengangguk. Setelah beberapa saat, mereka menangkupkan tangan di depan dada, lalu berbalik dan pergi.Begitu mereka pergi, pekerjaan yang tersisa menjadi lebih mudah. Di sisi lain, beberapa orang yang masih berada di tempat itu tampak lebih lega.Ada yang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya aku kurang yakin, tapi sekarang aku semakin yakin. Selain itu, kalian meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3211

    Saat melihat mata-mata masuk dengan tergesa-gesa, Zaki agak terkejut. Menurutnya, semuanya seharusnya sudah beres. Bagaimana mungkin masih ada masalah?Joko dan yang lainnya juga tampak heran. Dalam pandangan mereka, rencana ini benar-benar bisa berhasil. Mereka pun bertanya, "Ada masalah apa?"Mata-mata yang baru masuk itu segera menyahut, "Ini gawat! Entah kenapa, pihak musuh tiba-tiba melepaskan semua kuda perang yang mereka tawan sebelumnya!""Apa? Melepaskan kuda perang?" Zaki tertegun sejenak, lalu berkata dengan bingung, "Ini nggak masuk akal. Apa yang sedang mereka rencanakan? Jangan-jangan mereka berniat mengembalikan kuda ini ke kita? Memangnya mereka sebaik itu?"Joko dan yang lainnya juga merasa bingung. Di sisi lain, ekspresi Darsa sontak berubah. Dia segera berkata dengan suara rendah, "Ini nggak beres. Mereka pasti punya maksud lain. Mereka sedang menghancurkan jebakan kuda kita!"Mendengar hal ini, semua orang termangu sesaat. Kemudian, beberapa orang mulai berseru, "Si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3210

    Di pihak pasukan utara, Zaki dan para bawahannya sedang berkumpul di sekitar peta untuk menyusun rencana.Joko yang berdiri di samping mereka tersenyum dan berkata, "Kita telah menyelesaikan jebakan kawat kuda, sekarang kita harus memikirkan cara untuk menjebak pasukan musuh. Rencana ini seharusnya bisa berjalan dengan baik."Mendengar ini, semua orang tersenyum tipis. Mereka tahu bahwa kunci keberhasilan rencana ini terletak pada langkah terakhir.Memikirkan hal itu, Zaki dan Joko serempak menoleh ke arah Darsa. Darsa tersenyum dan berkata dengan suara rendah, "Langkah paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengalahkan Wira dan pasukannya. Jebakan kawat kuda sudah kita tanam, tapi sekarang kita harus menarik mereka masuk ke perangkap. Siapa di antara kalian yang mau melakukannya?"Mendengar ini, Zaki dan Joko terdiam sejenak, saling menatap, lalu menggeleng. Setelah beberapa saat, seseorang akhirnya berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku saja yang pergi?"Yang berbicara adala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3209

    Melihat beberapa orang tampak kebingungan, Wira tersenyum dan bertanya, "Kalian tahu kenapa aku ingin menggunakan kuda-kuda itu?"Semua orang menggeleng. Mereka benar-benar tidak tahu alasannya. Melihat reaksi mereka, Wira tersenyum tipis, lalu berucap, "Karena kuda-kuda itu telah dilatih oleh pasukan utara. Jadi, kalau kita melepaskan mereka, mereka pasti akan kembali ke perkemahan pasukan utara.""Dengan demikian, mereka akan langsung menghancurkan jebakan kawat kuda yang telah dipasang oleh musuh."Mendengar ini, semua orang termangu sejenak. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa cara seperti ini bisa dilakukan. Jika itu benar, jebakan yang telah dipasang musuh bisa dihancurkan sepenuhnya.Harus diketahui bahwa jebakan kawat kuda adalah alat sekali pakai. Setelah rusak, tidak akan bisa digunakan lagi. Sebelumnya, banyak dari mereka yang masih khawatir tentang cara mengatasi jebakan tersebut. Namun, setelah mendengar rencana Wira, mereka semua langsung merasa bersemangat.Beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3208

    Seolah-olah terpikir akan sesuatu, Nafis yang berdiri di samping sedikit mengerutkan kening. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya berkata dengan pelan, "Tuan, sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita nggak mungkin hanya diam dan membiarkan musuh mengatur segalanya, 'kan?"Wira tersenyum getir. Dia tahu bahwa pasukan musuh sedang memasang jebakan, tetapi bagaimana cara mengatasinya masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti adalah mereka tidak bisa mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu.Hayam tampaknya terpikir akan sesuatu. Dia menatap Wira dan yang lainnya, lalu tertawa sebelum berkata, "Hehe. Tuan, mereka sedang memasang jebakan kawat kuda. Sepertinya taktik kita sebelumnya benar-benar memberi mereka pelajaran."Jebakan kawat kuda? Mendengar hal ini, Nafis dan yang lainnya tidak bisa menahan tawa mereka. Melihat reaksi mereka, Wira juga tersenyum. Setelah berpikir sesaat, dia berujar, "Aku punya cara untuk menghancurkan jebakan mereka."Semua orang terdiam setelah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3207

    Nafis terdiam sejenak, lalu menatap mata-mata di samping dengan dahi berkerut dan berkata, "Langsung saja ke intinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Karena dari sudut pandang kami, situasinya sepertinya nggak sesederhana itu."Semua orang di dalam tenda tampak kebingungan. Menurut mereka, pasukan musuh baru saja mengalami kekalahan. Jika mereka tiba-tiba mengirim pasukan kavaleri untuk berkeliaran tanpa tujuan, itu terdengar seperti sebuah lelucon.Beberapa saat kemudian, Wira yang merenung tiba-tiba tampak menyadari sesuatu. Pada saat yang sama, orang-orang berkata, "Sebelumnya, kita memang nggak terlalu memikirkan hal ini. Tapi, sekarang ada sesuatu yang terasa nggak beres. Yang jelas, musuh pasti sedang merencanakan sesuatu."Semua orang mengangguk setuju. Mereka juga merasa ada konspirasi di balik ini, tetapi tidak ada yang tahu pasti apa yang sedang direncanakan oleh pasukan musuh kali ini.Pada saat ini, Wira menoleh ke arah Adjie dan berucap, "Aku rasa mereka sudah bisa menebak ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3206

    Wira menatap mereka sambil tersenyum dan berkata, "Hehe, jangan terlalu terburu-buru. Aku menduga ini adalah bagian dari siasat musuh. Hayam, bawa beberapa orang untuk mengawasi pergerakan mereka. Kalau ada kabar, segera laporkan padaku."Mendengar perintah itu, Hayam sempat tertegun sejenak, lalu mengangguk dan segera melangkah keluar.Setelah Hayam pergi, beberapa orang di sekitar yang menyaksikan hal itu pun ikut terdiam sejenak. Dari sudut pandang mereka, sulit untuk memahami maksud Wira.Melihat ekspresi penuh kebingungan di wajah mereka, Wira tersenyum tipis sebelum perlahan berujar, "Hehe, kalau dilihat sekilas, situasi ini tampaknya menguntungkan bagi kita. Tapi, aku ingin memastikan sesuatu dulu. Aku curiga ini adalah bagian dari strategi musuh."Mendengar kata-kata itu, semua orang tetap tidak bisa memahami apa sebenarnya rencana pasukan musuh. Melihat mereka yang masih tampak ragu, Wira kembali tersenyum dan meneruskan, "Ya sudah, akan aku beri tahu sedikit. Sebenarnya, pasu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3205

    Jelas semua orang sudah mengetahui rencana Wira sejak awal, tetapi mereka semua juga merasa tidak mudah untuk menyelesaikan masalah kali ini. Selain itu, mereka juga menganggap situasi kali ini cukup rumit untuk ditangani.Adjie yang berdiri di samping berkata, "Kalau Tuan ingin merebut Gunung Linang, kita harus menguasai Pulau Hulu dulu. Setelah berhasil, semuanya akan menjadi lebih mudah."Semua orang menganggukkan kepala karena setuju dengan perkataan itu.Saat semua orang sedang ragu, Arhan tersenyum dan berkata, "Tapi, pasukan musuh nggak akan membiarkan kita merebut Pulau Hulu dengan begitu mudah. Kalau tebakanku nggak salah, mungkin mereka sudah menyiapkan penyergapan di luar sana."Mendengar perkataan Arhan, Wira tersenyum karena dia juga berpikir begitu. Jika memang begitu, mereka harus menyusun rencana mereka dengan lebih matang.Saat semua sedang berdiskusi, Adjie tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita masih belum tahu harus bagaimana menyelesaikan masalah ini, benar-benar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status