Share

Bab 635

Author: Arif
"Wira, silakan duduk," ucap Irsyad. Dia sangat cekatan. Selesai bicara, dia menuang teh untuk Wira.

Kemudian, Irsyad tersenyum dan berkata, "Hari ini, kamu datang untuk menukar uang kertas, 'kan?"

Wira langsung mengangguk, lalu menyahut, "Benar, hari ini aku memang datang untuk menukar uang kertas menjadi uang emas."

Setelah itu, Wira menyuruh Danu mengeluarkan tumpukan uang kertas dan menyerahkannya kepada Irsyad. Namun, Irsyad tersenyum canggung ketika melihat uang itu, lalu berucap, "Wira, mohon maaf. Hari ini, uang kertas milikmu nggak bisa ditukar."

Wira tertegun sesudah mendengar ucapan Irsyad. Apa maksudnya? Hari ini uangnya tidak bisa ditukar?

Saat baru sampai tadi, Wira melihat banyak orang membawa uang perak untuk ditukar menjadi uang kertas. Jadi, kenapa Wira tidak bisa menukarnya?

"Irsyad, apa maksudnya?" tanya Wira.

Irsyad tersenyum getir dan menjawab, "Wira, kamu mau menukar 18 miliar gabak dan ini bukan nominal kecil. Toko ... toko uang kami nggak bisa mengeluarkan uang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 636

    Irsyad tersenyum begitu mendengar perkataan pria itu, lalu berkata, "Hehe, semua orang bilang Wira sulit dihadapi. Kelihatannya, dia juga nggak begitu hebat. Ayah, tapi kita harus tetap berhati-hati terhadap orang ini."Orang yang datang adalah pengurus Toko Uang Tyaga di Provinsi Jawali, Darsono. Toko Uang Tyaga memang diurus oleh beberapa keluarga terhormat, tetapi toko uang di setiap provinsi dipimpin oleh seorang pengurus. Semua kekayaan pengurus juga berada di toko uang ini.Dari keluarga terhormat sampai orang kaya, bisa dikatakan lebih dari setengah kekayaan orang-orang di Kerajaan Nuala dikelola oleh beberapa pengurus ini.Darsono berucap, "Rakyat nggak akan menang melawan pejabat dan orang miskin nggak akan berselisih dengan orang kaya. Wira bahkan nggak memahami prinsip ini. Benar-benar sebuah keajaiban Wira bisa hidup sampai sekarang. Tapi, setelah menyinggung keluarga terhormat, hidup Wira pasti nggak akan lama lagi."Darsono mencibir, lalu berkata dengan datar, "Kali ini,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 637

    Wira melanjutkan perkataannya, "Sudahlah. Aku mau batu ini dalam jumlah yang banyak. Setelah itu, angkut semua batu ini ke Kampung Silali. Begitu pula dengan wadah keramik itu."Begitu Wira selesai bicara, Danu masih saja kebingungan. Namun, Danu juga tidak ragu-ragu. Dia langsung mulai bekerja sesuai dengan arahan Wira. Hanya saja, Danu masih belum memahami perihal merebut uang yang dikatakan Wira ........Pada saat yang sama, selembar surat yang dikirim dari Provinsi Jawali dengan burung merpati sampai di Kerajaan Agrel. Di istana kerajaan, Ibu Suri yang memakai jubah merah tersenyum sambil memegang surat itu.Ibu Suri berucap, "Rezim Kerajaan Nuala sudah hampir berakhir. Bisa-bisanya orang yang begitu berbakat bernasib seperti ini. Tapi ... orang ini cukup teguh. Sekalipun begitu, dia juga nggak meninggalkan Kerajaan Nuala."Ibu Suri melanjutkan, "Ternyata dia sama saja dengan Panglima Dirga, setia kepada negara dan baik hati! Kalau kamu nggak putus asa, aku akan membantumu ...."I

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 638

    Solomon mengangguk. Mereka sudah menantikan hari ini sejak dulu. Asalkan mulai beraksi, mereka bisa langsung mengendalikan pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino.Rendra melanjutkan, "Selain itu, kamu pergi ke Desa Angindra dan panggil beberapa pemimpin itu. Anggota di Desa Angindra memang nggak banyak, tapi kita akan beraksi dulu dari sana. Kita ... juga harus meminjam reputasi mereka."Solomon tertegun sejenak sesudah mendengar ucapan Rendra, lalu bertanya, "Apa ... mereka akan setuju?" Dia tahu bahwa orang-orang di Desa Angindra sangat garang."Kalau kita memberi imbalan yang besar, mereka pasti akan menyetujuinya. Tenang saja, apa kamu pikir mereka sangat senang tinggal di Kerajaan Nuala?" sahut Rendra.Kemudian, Solomon mengangguk dan berujar, "Oke. Ayah, aku tahu apa yang harus kulakukan."Rendra mengiakannya, lalu berucap sambil memandang bulan, "Besok, kendalikan Kota Pusat Pemerintahan Roino. Tapi, jangan bunuh anggota wali kota, cukup ditahan saja.""Meskipun kita berasal dari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 639

    Selesai menjelaskan, Wira kembali ke Provinsi Jawali. Kala ini, Danu yang mengikuti di belakang sudah bisa menebak kira-kira apa yang akan dilakukan Wira. Dia pun merasa antusias. Danu bertanya, "Kak Wira, kapan kita akan bertindak?"Wira tersenyum, lalu menjawab sembari memandang Danu, "Kamu cari tahu dulu letak uang perak. Lebih baik buat persiapan. Setidaknya, jangan sampai dia mencurigai kita!"Danu tentu memahaminya. Kemudian, dia mulai diam-diam mengutus Pasukan Zirah Hitam untuk menyelinap ke Toko Uang Tyaga. Pasukan Zirah Hitam adalah orang yang berpengalaman. Bagi mereka, menyerang sebuah kota bukan hal yang sulit. Apalagi, mencari tahu masalah sepele seperti ini.....Saat ini, di luar Desa Angindra, Solomon yang memakai baju zirah perak datang ke tempat ini dengan membawa 1.000 orang prajurit. Barraq dan lainnya yang mengetahui situasi ini merasa terkejut!Barraq berkomentar, "Kita nggak pernah berselisih dengan pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino dan nggak pernah menyingg

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 640

    Hari ini, Solomon melakukan transaksi dengan beberapa orang di Desa Angindra. Entah apa yang mereka bicarakan. Namun, setelah Solomon pergi, Haidar, Barraq, dan Kamaludin merasa sangat senang."Nggak disangka, hari kebebasan akan segera tiba!"Mereka bertiga tampak sangat bersemangat."Apa yang harus kita lakukan? tanya Kamaludin dengan tergesa-gesa. Sepertinya dia sudah tidak sabar."Lakukan saja sesuai perintah Tuan Solomon!"....Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang terjadi di Kota Pusat Pemerintahan Roino. Namun saat ini, 30.000 prajurit ditaklukkan oleh Rendra! Kabupaten di Kota Pusat Pemerintahan Roino juga berada di bawah kendalinya.Kantor wali kota langsung dikepung. Nando Batari sedang duduk di halaman belakang. Dia sedang dijaga ketat oleh pasukan militer. Dia menatap Rendra dengan ekspresi terkejut dan tidak percaya. "Rendra, kamu ...." Nando adalah seorang pria yang haus akan kesenangan. Dia tinggal dengan nyaman di Kota Pusat Pemerintahan Roino. Dia awalnya mengira b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 641

    Wira sontak tercengang saat mendengar berita ini."Benar ... aku juga heran. Rakyat Desa Angindra juga nggak bodoh. Kenapa mereka harus berbuat seperti ini?" tanya Danu dengan ekspresi bingung. Desa Angindra sepertinya sudah bosan hidup.Desa Angindra selalu hidup dengan aman selama bertahun-tahun. Mereka bisa memiliki pijakan yang kuat karena selalu berwaspada. Mereka juga tidak pernah bertengkar dengan pemerintah dan selalu bersikap baik dengan gubernur setempat. Namun, mereka memberontak sampai datang ke Provinsi Jawali untuk melakukan penjarahan. Bukankah ini jelas-jelas merupakan pemberontakan terhadap pemerintahan? Terlepas dari jumlah pasukan Provinsi Jawali, sekalipun menjarah semua harta rakyat Provinsi Jawali, mereka akan mati dan tidak bisa menikmati hartanya!Jika mengetahui hal ini, pemerintahan langsung mengirim pasukan dalam jumlah yang besar untuk melenyapkan seluruh penduduk Desa Angindra dalam sekejap. "Ya, masalah ini nggak masuk akal. Mereka nggak melawan pemerint

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 642

    Saat ini, Danu dan lainnya sudah tiba di Toko Uang Tyaga. Meskipun sudah malam, masih ada banyak orang yang menukarkan uang di sini. Sementara itu, Pramana, Fabrian, dan lainnya masuk satu per satu menuju ke gerai yang berbeda. Mereka mengeluarkan uang kertas untuk mulai menukar. "Tuan, mohon tunggu sebentar." Para pejabat kecil ini mengira toko uang akan sepi saat malam hari. Tidak disangka, ternyata begitu banyak orang yang datang!"Cepat, cepat. Aku sedang buru-buru. Kenapa kalian lambat sekali? Bagaimana cara kalian bekerja?" ucap Pramana dengan marah sembari berkacak pinggang. Dia mulai membuat keributan. Para pejabat kecil sontak tertegun sejenak, tetapi mereka tidak berani untuk menyinggung Pramana. Mereka tersenyum dan bergegas mengambil uang perak. Setelah menyerahkan uang perak, Pramana melihat dengan sekilas, lalu berteriak marah, "Kamu jangan main-main denganku. Jumlah uang perak ini nggak sesuai!"Teriakan Pramana membuat para pejabat kecil terkejut. Mereka segera menga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 643

    "Kukira Wira ini pria terhormat, nggak kusangka dia akan menyuruh kalian datang mengacau. Kalian pikir dengan berbuat begini, kami akan diam saja?" Irsyad segera melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian sengaja datang ke toko kami untuk membuat masalah. Aku persilakan kalian keluar sekarang. Kalau nggak, aku nggak akan segan-segan!"Mendengar ini, Fabrian terbahak, lalu berkata, "Tuan Irsyad, kamu mau menyerangku? Bukannya sombong, tapi aku cukup terkenal lho. Sebaiknya kamu jangan menyentuhku. Kalau kamu berani melakukannya, itu artinya kamu meremehkan istana!"Fabrian sama sekali tidak takut. Dia tahu bahwa para veteran Pasukan Zirah Hitam yang datang bersamanya jago berkelahi. Jika perkelahian benar-benar pecah, mereka pasti bisa mengalahkan para penjaga Toko Uang Tyaga dengan mudah. Namun, hari ini dia datang bukan untuk berkelahi. Tujuannya ke sini adalah untuk mengacaukan situasi di toko uang! Makin kacau makin baik!"Menggelikan, cuma terkenal sedikit saja mau sombong! Aku men

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3212

    Semua orang kembali mengangguk. Setelah beberapa saat, Joko berkata, "Kalau begitu, biar aku yang pergi. Aku juga ingin melihat seberapa kuat mereka kali ini. Tapi yang paling penting, kita harus memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Selain itu, banyak hal yang perlu kita selesaikan sekarang."Semua orang setuju. Jika mereka ingin menangani situasi ini, ini adalah langkah yang paling masuk akal.Melihat kedua orang itu tampak bersemangat, Darsa berkata, "Hahaha, semangat kalian memang luar biasa. Tapi, yang paling penting adalah tetap waspada. Jangan sampai musuh memanfaatkan celah sekecil apa pun. Paham?"Joko dan Zaki mengangguk. Setelah beberapa saat, mereka menangkupkan tangan di depan dada, lalu berbalik dan pergi.Begitu mereka pergi, pekerjaan yang tersisa menjadi lebih mudah. Di sisi lain, beberapa orang yang masih berada di tempat itu tampak lebih lega.Ada yang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya aku kurang yakin, tapi sekarang aku semakin yakin. Selain itu, kalian meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3211

    Saat melihat mata-mata masuk dengan tergesa-gesa, Zaki agak terkejut. Menurutnya, semuanya seharusnya sudah beres. Bagaimana mungkin masih ada masalah?Joko dan yang lainnya juga tampak heran. Dalam pandangan mereka, rencana ini benar-benar bisa berhasil. Mereka pun bertanya, "Ada masalah apa?"Mata-mata yang baru masuk itu segera menyahut, "Ini gawat! Entah kenapa, pihak musuh tiba-tiba melepaskan semua kuda perang yang mereka tawan sebelumnya!""Apa? Melepaskan kuda perang?" Zaki tertegun sejenak, lalu berkata dengan bingung, "Ini nggak masuk akal. Apa yang sedang mereka rencanakan? Jangan-jangan mereka berniat mengembalikan kuda ini ke kita? Memangnya mereka sebaik itu?"Joko dan yang lainnya juga merasa bingung. Di sisi lain, ekspresi Darsa sontak berubah. Dia segera berkata dengan suara rendah, "Ini nggak beres. Mereka pasti punya maksud lain. Mereka sedang menghancurkan jebakan kuda kita!"Mendengar hal ini, semua orang termangu sesaat. Kemudian, beberapa orang mulai berseru, "Si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3210

    Di pihak pasukan utara, Zaki dan para bawahannya sedang berkumpul di sekitar peta untuk menyusun rencana.Joko yang berdiri di samping mereka tersenyum dan berkata, "Kita telah menyelesaikan jebakan kawat kuda, sekarang kita harus memikirkan cara untuk menjebak pasukan musuh. Rencana ini seharusnya bisa berjalan dengan baik."Mendengar ini, semua orang tersenyum tipis. Mereka tahu bahwa kunci keberhasilan rencana ini terletak pada langkah terakhir.Memikirkan hal itu, Zaki dan Joko serempak menoleh ke arah Darsa. Darsa tersenyum dan berkata dengan suara rendah, "Langkah paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengalahkan Wira dan pasukannya. Jebakan kawat kuda sudah kita tanam, tapi sekarang kita harus menarik mereka masuk ke perangkap. Siapa di antara kalian yang mau melakukannya?"Mendengar ini, Zaki dan Joko terdiam sejenak, saling menatap, lalu menggeleng. Setelah beberapa saat, seseorang akhirnya berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku saja yang pergi?"Yang berbicara adala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3209

    Melihat beberapa orang tampak kebingungan, Wira tersenyum dan bertanya, "Kalian tahu kenapa aku ingin menggunakan kuda-kuda itu?"Semua orang menggeleng. Mereka benar-benar tidak tahu alasannya. Melihat reaksi mereka, Wira tersenyum tipis, lalu berucap, "Karena kuda-kuda itu telah dilatih oleh pasukan utara. Jadi, kalau kita melepaskan mereka, mereka pasti akan kembali ke perkemahan pasukan utara.""Dengan demikian, mereka akan langsung menghancurkan jebakan kawat kuda yang telah dipasang oleh musuh."Mendengar ini, semua orang termangu sejenak. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa cara seperti ini bisa dilakukan. Jika itu benar, jebakan yang telah dipasang musuh bisa dihancurkan sepenuhnya.Harus diketahui bahwa jebakan kawat kuda adalah alat sekali pakai. Setelah rusak, tidak akan bisa digunakan lagi. Sebelumnya, banyak dari mereka yang masih khawatir tentang cara mengatasi jebakan tersebut. Namun, setelah mendengar rencana Wira, mereka semua langsung merasa bersemangat.Beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3208

    Seolah-olah terpikir akan sesuatu, Nafis yang berdiri di samping sedikit mengerutkan kening. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya berkata dengan pelan, "Tuan, sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita nggak mungkin hanya diam dan membiarkan musuh mengatur segalanya, 'kan?"Wira tersenyum getir. Dia tahu bahwa pasukan musuh sedang memasang jebakan, tetapi bagaimana cara mengatasinya masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti adalah mereka tidak bisa mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu.Hayam tampaknya terpikir akan sesuatu. Dia menatap Wira dan yang lainnya, lalu tertawa sebelum berkata, "Hehe. Tuan, mereka sedang memasang jebakan kawat kuda. Sepertinya taktik kita sebelumnya benar-benar memberi mereka pelajaran."Jebakan kawat kuda? Mendengar hal ini, Nafis dan yang lainnya tidak bisa menahan tawa mereka. Melihat reaksi mereka, Wira juga tersenyum. Setelah berpikir sesaat, dia berujar, "Aku punya cara untuk menghancurkan jebakan mereka."Semua orang terdiam setelah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3207

    Nafis terdiam sejenak, lalu menatap mata-mata di samping dengan dahi berkerut dan berkata, "Langsung saja ke intinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Karena dari sudut pandang kami, situasinya sepertinya nggak sesederhana itu."Semua orang di dalam tenda tampak kebingungan. Menurut mereka, pasukan musuh baru saja mengalami kekalahan. Jika mereka tiba-tiba mengirim pasukan kavaleri untuk berkeliaran tanpa tujuan, itu terdengar seperti sebuah lelucon.Beberapa saat kemudian, Wira yang merenung tiba-tiba tampak menyadari sesuatu. Pada saat yang sama, orang-orang berkata, "Sebelumnya, kita memang nggak terlalu memikirkan hal ini. Tapi, sekarang ada sesuatu yang terasa nggak beres. Yang jelas, musuh pasti sedang merencanakan sesuatu."Semua orang mengangguk setuju. Mereka juga merasa ada konspirasi di balik ini, tetapi tidak ada yang tahu pasti apa yang sedang direncanakan oleh pasukan musuh kali ini.Pada saat ini, Wira menoleh ke arah Adjie dan berucap, "Aku rasa mereka sudah bisa menebak ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3206

    Wira menatap mereka sambil tersenyum dan berkata, "Hehe, jangan terlalu terburu-buru. Aku menduga ini adalah bagian dari siasat musuh. Hayam, bawa beberapa orang untuk mengawasi pergerakan mereka. Kalau ada kabar, segera laporkan padaku."Mendengar perintah itu, Hayam sempat tertegun sejenak, lalu mengangguk dan segera melangkah keluar.Setelah Hayam pergi, beberapa orang di sekitar yang menyaksikan hal itu pun ikut terdiam sejenak. Dari sudut pandang mereka, sulit untuk memahami maksud Wira.Melihat ekspresi penuh kebingungan di wajah mereka, Wira tersenyum tipis sebelum perlahan berujar, "Hehe, kalau dilihat sekilas, situasi ini tampaknya menguntungkan bagi kita. Tapi, aku ingin memastikan sesuatu dulu. Aku curiga ini adalah bagian dari strategi musuh."Mendengar kata-kata itu, semua orang tetap tidak bisa memahami apa sebenarnya rencana pasukan musuh. Melihat mereka yang masih tampak ragu, Wira kembali tersenyum dan meneruskan, "Ya sudah, akan aku beri tahu sedikit. Sebenarnya, pasu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3205

    Jelas semua orang sudah mengetahui rencana Wira sejak awal, tetapi mereka semua juga merasa tidak mudah untuk menyelesaikan masalah kali ini. Selain itu, mereka juga menganggap situasi kali ini cukup rumit untuk ditangani.Adjie yang berdiri di samping berkata, "Kalau Tuan ingin merebut Gunung Linang, kita harus menguasai Pulau Hulu dulu. Setelah berhasil, semuanya akan menjadi lebih mudah."Semua orang menganggukkan kepala karena setuju dengan perkataan itu.Saat semua orang sedang ragu, Arhan tersenyum dan berkata, "Tapi, pasukan musuh nggak akan membiarkan kita merebut Pulau Hulu dengan begitu mudah. Kalau tebakanku nggak salah, mungkin mereka sudah menyiapkan penyergapan di luar sana."Mendengar perkataan Arhan, Wira tersenyum karena dia juga berpikir begitu. Jika memang begitu, mereka harus menyusun rencana mereka dengan lebih matang.Saat semua sedang berdiskusi, Adjie tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita masih belum tahu harus bagaimana menyelesaikan masalah ini, benar-benar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status