Share

Bab 634

Author: Arif
Wulan langsung terkejut setelah mendengar perkataan Wira. Dia tidak pernah menyangka masalah ini begitu rumit. Wulan berucap, "Suamiku, semua ini terlalu kacau ... aku rasa, lebih baik jadi orang kaya."

Sejak kecil, Wulan tumbuh besar dalam keluarga kaya. Tentu saja, dia tahu pertikaian di dalam pemerintahan sangat kejam. Tidak ada yang benar atau salah, tetapi nyawa siapa pun bisa terancam setiap saat. Kalaupun awalnya berada di posisi netral, kemungkinan seseorang bisa dijatuhkan kapan saja.

Kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Daripada begitu, lebih baik menghindar dari semua ini dan menikmati kehidupan yang tenang. Orang-orang memang akan mentertawakannya karena tidak berambisi, tetapi Wulan hanya seorang wanita biasa yang berharap suaminya sehat dan bahagia. Wulan tidak memedulikan hal lain.

Wira tertawa dan menyentuh hidung Wulan, lalu berucap, "Istriku memang bijak. Terkadang, kekuasaan bisa membuat seseorang menjadi hebat, tapi juga celaka. Daripada hidup dalam kekhawatir
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 635

    "Wira, silakan duduk," ucap Irsyad. Dia sangat cekatan. Selesai bicara, dia menuang teh untuk Wira.Kemudian, Irsyad tersenyum dan berkata, "Hari ini, kamu datang untuk menukar uang kertas, 'kan?"Wira langsung mengangguk, lalu menyahut, "Benar, hari ini aku memang datang untuk menukar uang kertas menjadi uang emas."Setelah itu, Wira menyuruh Danu mengeluarkan tumpukan uang kertas dan menyerahkannya kepada Irsyad. Namun, Irsyad tersenyum canggung ketika melihat uang itu, lalu berucap, "Wira, mohon maaf. Hari ini, uang kertas milikmu nggak bisa ditukar."Wira tertegun sesudah mendengar ucapan Irsyad. Apa maksudnya? Hari ini uangnya tidak bisa ditukar?Saat baru sampai tadi, Wira melihat banyak orang membawa uang perak untuk ditukar menjadi uang kertas. Jadi, kenapa Wira tidak bisa menukarnya?"Irsyad, apa maksudnya?" tanya Wira.Irsyad tersenyum getir dan menjawab, "Wira, kamu mau menukar 18 miliar gabak dan ini bukan nominal kecil. Toko ... toko uang kami nggak bisa mengeluarkan uang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 636

    Irsyad tersenyum begitu mendengar perkataan pria itu, lalu berkata, "Hehe, semua orang bilang Wira sulit dihadapi. Kelihatannya, dia juga nggak begitu hebat. Ayah, tapi kita harus tetap berhati-hati terhadap orang ini."Orang yang datang adalah pengurus Toko Uang Tyaga di Provinsi Jawali, Darsono. Toko Uang Tyaga memang diurus oleh beberapa keluarga terhormat, tetapi toko uang di setiap provinsi dipimpin oleh seorang pengurus. Semua kekayaan pengurus juga berada di toko uang ini.Dari keluarga terhormat sampai orang kaya, bisa dikatakan lebih dari setengah kekayaan orang-orang di Kerajaan Nuala dikelola oleh beberapa pengurus ini.Darsono berucap, "Rakyat nggak akan menang melawan pejabat dan orang miskin nggak akan berselisih dengan orang kaya. Wira bahkan nggak memahami prinsip ini. Benar-benar sebuah keajaiban Wira bisa hidup sampai sekarang. Tapi, setelah menyinggung keluarga terhormat, hidup Wira pasti nggak akan lama lagi."Darsono mencibir, lalu berkata dengan datar, "Kali ini,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 637

    Wira melanjutkan perkataannya, "Sudahlah. Aku mau batu ini dalam jumlah yang banyak. Setelah itu, angkut semua batu ini ke Kampung Silali. Begitu pula dengan wadah keramik itu."Begitu Wira selesai bicara, Danu masih saja kebingungan. Namun, Danu juga tidak ragu-ragu. Dia langsung mulai bekerja sesuai dengan arahan Wira. Hanya saja, Danu masih belum memahami perihal merebut uang yang dikatakan Wira ........Pada saat yang sama, selembar surat yang dikirim dari Provinsi Jawali dengan burung merpati sampai di Kerajaan Agrel. Di istana kerajaan, Ibu Suri yang memakai jubah merah tersenyum sambil memegang surat itu.Ibu Suri berucap, "Rezim Kerajaan Nuala sudah hampir berakhir. Bisa-bisanya orang yang begitu berbakat bernasib seperti ini. Tapi ... orang ini cukup teguh. Sekalipun begitu, dia juga nggak meninggalkan Kerajaan Nuala."Ibu Suri melanjutkan, "Ternyata dia sama saja dengan Panglima Dirga, setia kepada negara dan baik hati! Kalau kamu nggak putus asa, aku akan membantumu ...."I

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 638

    Solomon mengangguk. Mereka sudah menantikan hari ini sejak dulu. Asalkan mulai beraksi, mereka bisa langsung mengendalikan pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino.Rendra melanjutkan, "Selain itu, kamu pergi ke Desa Angindra dan panggil beberapa pemimpin itu. Anggota di Desa Angindra memang nggak banyak, tapi kita akan beraksi dulu dari sana. Kita ... juga harus meminjam reputasi mereka."Solomon tertegun sejenak sesudah mendengar ucapan Rendra, lalu bertanya, "Apa ... mereka akan setuju?" Dia tahu bahwa orang-orang di Desa Angindra sangat garang."Kalau kita memberi imbalan yang besar, mereka pasti akan menyetujuinya. Tenang saja, apa kamu pikir mereka sangat senang tinggal di Kerajaan Nuala?" sahut Rendra.Kemudian, Solomon mengangguk dan berujar, "Oke. Ayah, aku tahu apa yang harus kulakukan."Rendra mengiakannya, lalu berucap sambil memandang bulan, "Besok, kendalikan Kota Pusat Pemerintahan Roino. Tapi, jangan bunuh anggota wali kota, cukup ditahan saja.""Meskipun kita berasal dari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 639

    Selesai menjelaskan, Wira kembali ke Provinsi Jawali. Kala ini, Danu yang mengikuti di belakang sudah bisa menebak kira-kira apa yang akan dilakukan Wira. Dia pun merasa antusias. Danu bertanya, "Kak Wira, kapan kita akan bertindak?"Wira tersenyum, lalu menjawab sembari memandang Danu, "Kamu cari tahu dulu letak uang perak. Lebih baik buat persiapan. Setidaknya, jangan sampai dia mencurigai kita!"Danu tentu memahaminya. Kemudian, dia mulai diam-diam mengutus Pasukan Zirah Hitam untuk menyelinap ke Toko Uang Tyaga. Pasukan Zirah Hitam adalah orang yang berpengalaman. Bagi mereka, menyerang sebuah kota bukan hal yang sulit. Apalagi, mencari tahu masalah sepele seperti ini.....Saat ini, di luar Desa Angindra, Solomon yang memakai baju zirah perak datang ke tempat ini dengan membawa 1.000 orang prajurit. Barraq dan lainnya yang mengetahui situasi ini merasa terkejut!Barraq berkomentar, "Kita nggak pernah berselisih dengan pasukan Kota Pusat Pemerintahan Roino dan nggak pernah menyingg

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 640

    Hari ini, Solomon melakukan transaksi dengan beberapa orang di Desa Angindra. Entah apa yang mereka bicarakan. Namun, setelah Solomon pergi, Haidar, Barraq, dan Kamaludin merasa sangat senang."Nggak disangka, hari kebebasan akan segera tiba!"Mereka bertiga tampak sangat bersemangat."Apa yang harus kita lakukan? tanya Kamaludin dengan tergesa-gesa. Sepertinya dia sudah tidak sabar."Lakukan saja sesuai perintah Tuan Solomon!"....Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang terjadi di Kota Pusat Pemerintahan Roino. Namun saat ini, 30.000 prajurit ditaklukkan oleh Rendra! Kabupaten di Kota Pusat Pemerintahan Roino juga berada di bawah kendalinya.Kantor wali kota langsung dikepung. Nando Batari sedang duduk di halaman belakang. Dia sedang dijaga ketat oleh pasukan militer. Dia menatap Rendra dengan ekspresi terkejut dan tidak percaya. "Rendra, kamu ...." Nando adalah seorang pria yang haus akan kesenangan. Dia tinggal dengan nyaman di Kota Pusat Pemerintahan Roino. Dia awalnya mengira b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 641

    Wira sontak tercengang saat mendengar berita ini."Benar ... aku juga heran. Rakyat Desa Angindra juga nggak bodoh. Kenapa mereka harus berbuat seperti ini?" tanya Danu dengan ekspresi bingung. Desa Angindra sepertinya sudah bosan hidup.Desa Angindra selalu hidup dengan aman selama bertahun-tahun. Mereka bisa memiliki pijakan yang kuat karena selalu berwaspada. Mereka juga tidak pernah bertengkar dengan pemerintah dan selalu bersikap baik dengan gubernur setempat. Namun, mereka memberontak sampai datang ke Provinsi Jawali untuk melakukan penjarahan. Bukankah ini jelas-jelas merupakan pemberontakan terhadap pemerintahan? Terlepas dari jumlah pasukan Provinsi Jawali, sekalipun menjarah semua harta rakyat Provinsi Jawali, mereka akan mati dan tidak bisa menikmati hartanya!Jika mengetahui hal ini, pemerintahan langsung mengirim pasukan dalam jumlah yang besar untuk melenyapkan seluruh penduduk Desa Angindra dalam sekejap. "Ya, masalah ini nggak masuk akal. Mereka nggak melawan pemerint

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 642

    Saat ini, Danu dan lainnya sudah tiba di Toko Uang Tyaga. Meskipun sudah malam, masih ada banyak orang yang menukarkan uang di sini. Sementara itu, Pramana, Fabrian, dan lainnya masuk satu per satu menuju ke gerai yang berbeda. Mereka mengeluarkan uang kertas untuk mulai menukar. "Tuan, mohon tunggu sebentar." Para pejabat kecil ini mengira toko uang akan sepi saat malam hari. Tidak disangka, ternyata begitu banyak orang yang datang!"Cepat, cepat. Aku sedang buru-buru. Kenapa kalian lambat sekali? Bagaimana cara kalian bekerja?" ucap Pramana dengan marah sembari berkacak pinggang. Dia mulai membuat keributan. Para pejabat kecil sontak tertegun sejenak, tetapi mereka tidak berani untuk menyinggung Pramana. Mereka tersenyum dan bergegas mengambil uang perak. Setelah menyerahkan uang perak, Pramana melihat dengan sekilas, lalu berteriak marah, "Kamu jangan main-main denganku. Jumlah uang perak ini nggak sesuai!"Teriakan Pramana membuat para pejabat kecil terkejut. Mereka segera menga

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2974

    "Ketika saat itu tiba, bukannya yang paling menderita adalah orang-orang di Lembah Duka? Karena kamu ada di sini dan pernah berinteraksi dengan Jaran, mari kita diskusi dulu. Mungkin kamu punya cara untuk membantuku mengatasi masalah ini."Bisa dilihat bahwa Arie sama sekali tidak berbohong. Dia benar-benar mencemaskan Lembah Duka. Jika tidak, dia tidak akan bersusah payah seperti ini.Bagaimanapun, putranya ada di sini. Jika orang-orang di atas sana mengambil tindakan untuk membalas dendam, bukan hanya orang-orang di Lembah Duka yang akan mati, tetapi juga satu-satunya putranya ...."Sebenarnya masalah ini sederhana saja. Asalkan kamu meminjamku beberapa orangmu dan aku membawa mereka keluar, mereka seharusnya punya cara untuk melawan Jaran, 'kan? Setelah semua beres, kalian juga nggak perlu cemas lagi. Gimana?"Untuk melawan Jaran yang melarikan diri dari Lembah Duka, mereka hanya bisa menggunakan orang-orang di dalam untuk menurunkan risiko yang ada. Bagaimanapun, mereka sama-sama m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2973

    Begitu membahas topik ini, ekspresi Fikri langsung berubah. Langkah kakinya sontak terhenti, lalu dia menoleh menatap Wira."Sepertinya kamu sudah pernah bertemu dengannya?"Pada saat yang sama, seorang pria menghampiri dengan diikuti beberapa orang berjubah hitam.Sosok pria itu memancarkan tekanan yang kuat, membuat suasana menjadi mencekam. Pria itu tidak lain adalah pemimpin Lembah Duka, Arie."Ayah!" Fikri segera maju dan memberi hormat.Di Lembah Duka, sistem hierarki sangat ketat. Meskipun hubungan mereka adalah ayah dan anak, mereka tetap harus menunjukkan rasa hormat yang sesuai.Orang-orang di sekitar segera mengesampingkan pekerjaan mereka dan menghampiri untuk memberi hormat.Sementara itu, Wira tersenyum sopan. "Salam, Ketua. Maaf karena aku datang tanpa izin dan mengganggumu.""Tapi, aku datang demi kesejahteraan rakyat. Bagaimanapun, orang yang meninggalkan Lembah Duka tanpa izin bukan orang yang mudah dihadapi."Saat teringat pada metode Panji, Wira masih bisa merasa ce

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2972

    Wira mengangguk dengan perlahan, merasa perkataan Fikri cukup masuk akal. Hal ini menunjukkan bahwa yang ada di luar sana hanyalah desas-desus.Fikri melanjutkan, "Mungkin karena kabut beracun di sekitar Lembah Duka, orang-orang pun merasa tempat ini menakutkan. Tapi, semua itu adalah langkah yang terpaksa kami ambil.""Oh? Kenapa begitu?" Wira mengangkat alisnya sambil bertanya.Fikri menjelaskan, "Saat leluhur kami pertama kali datang ke sini, mereka menjalin aliansi dengan wilayah barat. Kami cuma mencari tempat untuk berlindung dan berjanji nggak akan mengganggu kehidupan orang lain.""Selain itu, di Lembah Duka, kami mempelajari ilmu sihir. Jika kami sembarangan muncul, takutnya orang-orang akan merasa terancam, bahkan orang-orang yang berkuasa juga akan merasa takut.""Makanya, kami membuat keputusan untuk tinggal selamanya di Lembah Duka. Mengenai desas-desus yang beredar, mungkin ada yang sengaja menyebarkannya."Ternyata begitu, kini Wira telah mengetahui situasi sebenarnya di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2971

    "Baiklah, aku sangat menghargai keberanianmu ini." Pria itu tersenyum, lalu memberi isyarat tangan mempersilakan. "Aku akan pimpin jalan. Kalau kalian percaya padaku, silakan ikut aku.""Ayo." Wira melambaikan tangan ke orang-orang di belakang, memberi isyarat agar mereka mengikuti.Segera, mereka semua berangkat. Sepanjang perjalanan, tidak ada yang berbicara. Wira dan yang lainnya terus mengikuti langkah kaki pria itu.Setelah berjalan sekitar satu jam, mereka akhirnya tiba di pedalaman hutan. Di sekeliling terdapat bangunan besar yang berdiri kokoh. Meskipun luas, bangunan itu tampak sederhana.Di bawah pimpinan pria itu, mereka segera memasuki Lembah Duka. Di dalam sini seperti dunia yang berbeda. Tampak buah-buahan dan sayuran yang tumbuh dengan subur. Selain itu, terdapat juga banyak ternak yang dipelihara dengan baik.Pantas saja, orang-orang di Lemah Duka tidak pernah keluar dan hidup dengan tenang di sini. Mereka bisa memenuhi segala kebutuhan sendiri tanpa harus bergantung pa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2970

    "Kalau begitu, kita bakar saja semuanya. Kalau nggak bisa dibawa pulang, kita bawa saja abu mereka. Ini satu-satunya cara yang bisa kita lakukan untuk sekarang," sahut Wira.Mereka tewas di hutan ini dengan tubuh yang telah dimakan oleh ular, serangga, tikus, dan semut. Hanya dengan menyentuh mayat-mayat ini, Wira dan lainnya bisa berisiko keracunan. Jadi, mereka harus sangat berhati-hati.Membakar mayat-mayat ini adalah satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan saat ini.Beberapa orang itu mengangguk. Saat Agha dan Dwija mencari kayu bakar, Wendi mengeluarkan sebotol bubuk dari dalam sakunya."Kalian nggak perlu cari kayu bakar. Aku bisa langsung membakar mayat-mayat ini. Setelah aku taburkan bubuk putih ini, tubuh mereka akan terbakar dengan sendirinya. Setelah itu, kita cuma perlu kumpulkan abu mereka."Setelah mendapat izin dari Wira, Wendi menaburkan bubuk itu. Tidak lama kemudian, mayat-mayat itu terbakar dengan api yang menyala hebat.Meskipun api begitu besar, tidak ada pohon-po

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2969

    Ketika Wira dan lainnya memasuki hutan, orang-orang dari Lembah Duka juga sudah mendapatkan berita tentang kedatangan mereka.Pada saat itu, beberapa orang dari Lembah Duka telah memasuki hutan dan mendekati kelompok Wira.Selama bertahun-tahun, tidak ada yang berani memasuki daerah ini. Bukan hanya karena kabut beracun yang ada, tetapi lebih karena hutan ini adalah wilayah Lembah Duka.Bagi orang-orang di wilayah barat, mereka tahu bahwa orang-orang dari Lembah Duka tidak bisa diusik. Jika bertindak sembarangan, mereka mungkin akan berakhir dengan sangat buruk, bahkan kehilangan nyawa. Makanya, tidak ada yang berani mengambil risiko.Seiring berjalannya waktu, melalui rumor yang terus beredar, nama Lembah Duka pun semakin menakutkan. Bahkan, desa-desa di sekitar wilayah mereka berangsur menghilang.Makanya, kedatangan Wira dan lainnya kali ini membuat Lembah Duka agak bingung. Mereka pun mengirim orang untuk memeriksa situasi di dalam hutan.Saat ini, Wira dan lainnya terus bergerak.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2968

    Agha tahu betul apa saja yang terdapat di dalam hutan. Makanya, dia merasa heran. Bagaimana bisa ular, serangga, tikus, dan semut menjadi sesuatu yang menakutkan?Sebelum Wendi sempat berbicara, Wira segera menjelaskan, "Kalau tebakanku nggak salah, ular, serangga, tikus, dan semut di dalam pasti menghirup kabut beracun itu. Makanya, mereka semua menjadi aneh dan beracun.""Kalau digigit oleh makhluk-makhluk itu, akibatnya bisa lebih merepotkan daripada dikejar oleh serigala atau harimau. Sepertinya serigala dan harimau meninggalkan tempat ini karena kabut beracun itu, 'kan? Apa aku benar?"Usai berbicara, Wira menatap Wendi. Wendi mengangguk. "Semua yang Tuan Wira katakan benar, memang seperti itu. Jadi, kalau mau masuk, kita harus sangat berhati-hati.""Aku membawa cukup banyak obat-obatan, jadi bisa melindungi kita semua untuk sementara. Tapi, tetap saja aku nggak bisa menjamin keselamatan kalian 100%."Tidak ada yang tahu apakah akan ada bahaya lain yang muncul di dalam sana. Tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2967

    Saat ini, Wira dan lainnya sedang dalam perjalanan menuju Lembah Duka.Seiring dengan langit yang semakin terang, Wira dan lainnya akhirnya sampai di depan hutan itu.Seperti yang dikatakan oleh Fahri, di depan mereka ada sebuah hutan besar yang tidak terlihat ujungnya. Meskipun sudah pagi, hutan itu tetap memberi nuansa gelap yang agak menakutkan.Meskipun tidak sepenuhnya gelap, jarak pandangnya sangat rendah. Yang paling aneh adalah ... tampaknya ada kabut putih di dalam sana.Hal ini cukup membingungkan. Wira menatap situasi di depan, lalu menatap Wendi di samping. "Sepertinya kami membutuhkan bantuanmu selanjutnya. Kabut di dalam sana sepertinya nggak biasa, 'kan?"Wira sudah berkelana selama bertahun-tahun. Banyak hal yang sudah dilihatnya. Begitu melihat kabut putih itu, dia bisa langsung menebak ada sesuatu yang aneh di dalamnya.Jika mereka masuk dengan ceroboh, mungkin saja mereka akan berakhir dengan nasib yang lebih buruk dari kematian ....Wendi mengangguk perlahan, lalu m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2966

    "Apa mereka benar-benar akan mencari masalah denganmu cuma karena perkataan sepihak dari Wira?" tanya Caraka dengan bingung."Sebenarnya, aku memang menyembunyikan banyak hal tentang identitasku dari kalian. Aku memang berasal dari wilayah barat dan juga orang Lembah Duka.""Sayangnya, ada aturan di Lembah Duka yang melarang orang-orang di dalam untuk keluar. Mereka hanya bisa tinggal di dalam lembah.""Ini merupakan pembatasan yang ditentukan oleh penguasa wilayah barat dengan Lembah Duka sejak bertahun-tahun yang lalu. Selama bertahun-tahun, nggak ada yang berani mematahkan kesepakatan ini.""Ini bukan karena orang-orang di dalam sana nggak mendambakan dunia luar, tapi karena ketua lembah saat ini sangat kolot. Jadi, nggak ada yang berani mengganggunya.""Kalau sampai seseorang membuatnya marah, hasilnya akan jauh lebih buruk dari kematian. Aku bahkan harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk keluar dari Lembah Duka. Untungnya, aku bisa sampai di sini.""Tapi, kalau mereka tahu ke man

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status