Share

Bab 640

Author: Arif
Hari ini, Solomon melakukan transaksi dengan beberapa orang di Desa Angindra. Entah apa yang mereka bicarakan. Namun, setelah Solomon pergi, Haidar, Barraq, dan Kamaludin merasa sangat senang.

"Nggak disangka, hari kebebasan akan segera tiba!"

Mereka bertiga tampak sangat bersemangat.

"Apa yang harus kita lakukan? tanya Kamaludin dengan tergesa-gesa. Sepertinya dia sudah tidak sabar.

"Lakukan saja sesuai perintah Tuan Solomon!"

....

Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang terjadi di Kota Pusat Pemerintahan Roino. Namun saat ini, 30.000 prajurit ditaklukkan oleh Rendra! Kabupaten di Kota Pusat Pemerintahan Roino juga berada di bawah kendalinya.

Kantor wali kota langsung dikepung. Nando Batari sedang duduk di halaman belakang. Dia sedang dijaga ketat oleh pasukan militer. Dia menatap Rendra dengan ekspresi terkejut dan tidak percaya. "Rendra, kamu ...."

Nando adalah seorang pria yang haus akan kesenangan. Dia tinggal dengan nyaman di Kota Pusat Pemerintahan Roino. Dia awalnya mengira b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 641

    Wira sontak tercengang saat mendengar berita ini."Benar ... aku juga heran. Rakyat Desa Angindra juga nggak bodoh. Kenapa mereka harus berbuat seperti ini?" tanya Danu dengan ekspresi bingung. Desa Angindra sepertinya sudah bosan hidup.Desa Angindra selalu hidup dengan aman selama bertahun-tahun. Mereka bisa memiliki pijakan yang kuat karena selalu berwaspada. Mereka juga tidak pernah bertengkar dengan pemerintah dan selalu bersikap baik dengan gubernur setempat. Namun, mereka memberontak sampai datang ke Provinsi Jawali untuk melakukan penjarahan. Bukankah ini jelas-jelas merupakan pemberontakan terhadap pemerintahan? Terlepas dari jumlah pasukan Provinsi Jawali, sekalipun menjarah semua harta rakyat Provinsi Jawali, mereka akan mati dan tidak bisa menikmati hartanya!Jika mengetahui hal ini, pemerintahan langsung mengirim pasukan dalam jumlah yang besar untuk melenyapkan seluruh penduduk Desa Angindra dalam sekejap. "Ya, masalah ini nggak masuk akal. Mereka nggak melawan pemerint

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 642

    Saat ini, Danu dan lainnya sudah tiba di Toko Uang Tyaga. Meskipun sudah malam, masih ada banyak orang yang menukarkan uang di sini. Sementara itu, Pramana, Fabrian, dan lainnya masuk satu per satu menuju ke gerai yang berbeda. Mereka mengeluarkan uang kertas untuk mulai menukar. "Tuan, mohon tunggu sebentar." Para pejabat kecil ini mengira toko uang akan sepi saat malam hari. Tidak disangka, ternyata begitu banyak orang yang datang!"Cepat, cepat. Aku sedang buru-buru. Kenapa kalian lambat sekali? Bagaimana cara kalian bekerja?" ucap Pramana dengan marah sembari berkacak pinggang. Dia mulai membuat keributan. Para pejabat kecil sontak tertegun sejenak, tetapi mereka tidak berani untuk menyinggung Pramana. Mereka tersenyum dan bergegas mengambil uang perak. Setelah menyerahkan uang perak, Pramana melihat dengan sekilas, lalu berteriak marah, "Kamu jangan main-main denganku. Jumlah uang perak ini nggak sesuai!"Teriakan Pramana membuat para pejabat kecil terkejut. Mereka segera menga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 643

    "Kukira Wira ini pria terhormat, nggak kusangka dia akan menyuruh kalian datang mengacau. Kalian pikir dengan berbuat begini, kami akan diam saja?" Irsyad segera melambaikan tangannya dan berkata, "Kalian sengaja datang ke toko kami untuk membuat masalah. Aku persilakan kalian keluar sekarang. Kalau nggak, aku nggak akan segan-segan!"Mendengar ini, Fabrian terbahak, lalu berkata, "Tuan Irsyad, kamu mau menyerangku? Bukannya sombong, tapi aku cukup terkenal lho. Sebaiknya kamu jangan menyentuhku. Kalau kamu berani melakukannya, itu artinya kamu meremehkan istana!"Fabrian sama sekali tidak takut. Dia tahu bahwa para veteran Pasukan Zirah Hitam yang datang bersamanya jago berkelahi. Jika perkelahian benar-benar pecah, mereka pasti bisa mengalahkan para penjaga Toko Uang Tyaga dengan mudah. Namun, hari ini dia datang bukan untuk berkelahi. Tujuannya ke sini adalah untuk mengacaukan situasi di toko uang! Makin kacau makin baik!"Menggelikan, cuma terkenal sedikit saja mau sombong! Aku men

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 644

    Usai berkata begitu, Fabrian dan yang lainnya bergegas keluar, seolah-olah hendak membantu memadamkan api.Irsyad yang marah pun segera mengutus orang untuk memadamkan api. Namun, semuanya malah jadi kacau balau. Orang-orang Toko Uang Tyaga sendiri sudah mengambil air dengan kalang kabut. Ditambah lagi, Fabrian dan yang lainnya sengaja membuat kekacauan. Terkadang, sebelum mencapai gedung yang dilalap api, air saja sudah tumpah.Irsyad yang melihat situasi ini dari kejauhan langsung naik darah. "Fabrian, kalian ngapain? Cepat pergi! Aku nggak butuh bantuan kalian!" seru Irsyad.Fabrian, Pramana, dan yang lainnya tersenyum mendengarnya. "Kenapa sungkan begitu? Hei, hei ... kenapa jalanmu ceroboh sekali? Kamu menumpahkan air lagi. Cepat ambil yang baru, kalau nggak, gedung ini bisa ludes terbakar!" ujar Fabrian.Irsyad geram sekali dengan situasi ini. Namun, dalam situasi kacau ini, semua orang telah pergi untuk memadamkan api, jadi dia tidak punya cara untuk mengusir Fabrian dan yang la

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 645

    Danu tersenyum senang karena rencana mereka berjalan sukses. Wira juga mengangguk puas.Saat ini, Mandra dan timnya menunggangi kuda dan bersembunyi di tengah jalan. Hanya ada beberapa kuda dan kereta kosong yang ditinggalkan di dalam gang gelap. Sementara itu, orang-orangnya sama sekali tidak kelihatan.Irsyad dan orang-orangnya segera tiba di gang itu. Salah satunya lantas berseru, "Tuan, di depan ada kereta! Itu kereta para bandit!""Huh! Mereka pasti tahu kalau mereka nggak bisa keluar kota, makanya mereka meninggalkan hasil rampokan dan kabur!" cemooh Irsyad. Kemudian, dia memimpin orang-orangnya untuk memeriksa kereta-kereta itu. Namun, ekspresi mereka seketika berubah."Tuan, cuma ada kotak-kotak kosong di kereta ini, nggak ada ... nggak ada satu keping perak pun di sini!" seru salah satu bawahan Irsyad.Setelah diperiksa, tidak ada sepeser uang pun di belasan kereta itu. Hal ini seketika membuat wajah Irsyad masam."Apa? Nggak ada uangnya? Mustahil!" ujar Irsyad tidak percaya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 646

    Mendengar ini, semua orang sontak tertegun. Mereka kebingungan, tidak mengerti maksud ucapan Wira.Wira memandang mereka sambil tersenyum. Tahu bahwa dia belum bisa menjelaskannya sekarang, dia pun berkata, "Sudahlah, kita bahas sisanya nanti. Sekarang, mari kita siap-siap menyambut tamu."Danu dan yang lainnya seketika tertegun, sementara Fabrian dan Pramana saling memandang. Fabrian lalu berkata dengan kaget, "Maksudnya ... orang dari Toko Uang Tyaga?""Tentu saja, seperti yang kalian bilang tadi, kita meninggalkan begitu banyak petunjuk. Mereka tentu curiga, lalu datang memeriksa ke sini," jawab Wira.Semua orang langsung memasang tampang cemas. Salah satunya tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Terus, kedua kereta ini ....""Keluarga berada mana yang nggak punya dua kereta?" sahut Wira dengan santai. Kemudian, dia menepuk tangan dan berkata, "Terima kasih atas kerja keras kalian hari ini. Sekarang, mari kita rayakan!"Setelah itu, Wira meminta para koki untuk menghidangkan makan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 647

    Saat berkata begitu, Wira menatap Irsyad dengan ekspresi mengejek."Tuan Irsyad, turut berduka cita ya. Untungnya, kamu cuma kehilangan uang, nggak hilang nyawa. Syukurlah, syukurlah ...," ujar Wira lagi sambil tersenyum dan menangkupkan tinjunya.Wajah Irsyad tampak luar biasa masam saat membalas, "Wira, kamu masih bisa makan dengan santai di sini?""Kenapa nggak? Waktu mendengar Tuan Irsyad mengalami musibah besar, aku malah kegirangan dan ingin minum dua gelas anggur lagi!" kata Wira sambil terbahak. Ucapan ini membuat Irsyad makin meradang."Huh! Wira, jangan kira aku nggak tahu siapa yang merampokku. Kereta-kereta bandit itu diparkir di dalam gang, tapi nggak ada sepeser uang pun di dalamnya. Sekarang, ada dua kereta di halamanmu. Jadi, pasti kamulah yang merampokku. Aku mau menggeledah rumahmu!" seru Irsyad dengan berang.Puluhan orang di belakang Irsyad melempar tatapan tajam pada Wira. Namun, dia hanya bertanya tanpa peduli, "Aku tanya dulu, apa pangkat Tuan Irsyad di kerajaan?

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 648

    Ekspresi Irsyad berubah muram mendengar itu. Harus diakui, kata-kata Wira sangat masuk akal. Tindakannya menerobos masuk rumah Wira tanpa bukti atau membawa dokumen resmi tidak bisa dibenarkan.Ditambah lagi, meskipun Wira tidak disenangi istana, dia tetap seorang sekretaris utama tingkat kesembilan. Irsyad memang berisiko dibunuh jika menerobos masuk rumahnya. Biarpun tidak sampai dibunuh, dia juga tidak bisa menuntut jika dilukai."Wira, paling-paling kamu takut, 'kan? Menggelikan. Kalau gitu, aku akan menyuruh seseorang untuk menggeledah rumahmu besok," ujar Irsyad sambil mendengus dingin."Kamu nggak takut aku mengangkut uang emas itu keluar malam ini? Selain itu, apa kamu seyakin itu kalau seseorang bisa diutus untuk menggeledahku besok? Sobat, kamu harus mendapatkan buktinya dulu. Aku tahu Toko Uang Tyaga cukup cakap, tapi nggak semudah itu untuk meyakinkan Lukman," tantang Wira sambil tersenyum sinis.Ekspresi Irsyad sontak berubah muram. Dia menatap Wira dan tiba-tiba merasa ti

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3216

    Kedua orang itu terkejut mendengar kabar ini. Menurut mereka, situasi kali ini benar-benar di luar nalar.Zaki mengerutkan kening dan bertanya, "Tuan, kalau memang begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Darsa tahu bahwa rencananya kali ini telah digagalkan oleh musuh. Dia hanya bisa menghela napas pelan dan membalas, "Ini agak merepotkan. Semua rencana kita harus ditunda.""Untuk saat ini, biarkan para mata-mata menyelidiki keadaan sekitar, tapi jangan sampai menyusup ke wilayah musuh. Aku menduga musuh sedang mencari cara untuk menangkap mereka."Mendengar ini, kedua orang itu mengangguk. Setelah memastikan rencana baru, Joko tersenyum getir dan berujar, "Aku nggak nyangka situasinya akan menjadi seperti ini. Tapi, dilihat dari situasi sekarang, ini memang lebih sulit dari yang kita bayangkan. Yang terpenting, kita harus memastikan kekuatan kita tetap stabil."Keduanya kembali mengangguk. Setelah selesai menyesuaikan rencana, mereka baru merasa agak lega.Beberapa saat kemudia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3215

    Di pihak pasukan utara, para mata-mata yang sebelumnya diutus masih belum kembali. Setelah memastikan segalanya, Zaki yang berdiri di dalam kemah mengernyit dan bertanya, "Kenapa para mata-mata belum kembali? Apa terjadi sesuatu?"Joko yang berdiri di sampingnya juga ikut mengernyit. Situasi ini memang terasa aneh.Seseorang berkata, "Benar, seharusnya para mata-mata itu sudah kembali. Kenapa masih nggak kelihatan batang hidungnya? Aneh sekali."Orang lainnya juga merasa heran."Ya, aku nggak nyangka kita harus menunggu selama ini. Tampaknya memang ada sesuatu yang mencurigakan. Selain itu, pasukan musuh mulai istirahat. Bukankah ini terlalu cepat?"Banyak orang sependapat, tetapi mereka tidak terlalu peduli. Sementara itu, Darsa yang mendengar kabar itu agak terkejut. Ada sesuatu yang tidak beres.Memikirkan hal ini, Darsa segera memberikan perintah, "Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi! Kalau ada masalah, ini bisa menjadi sesuatu yang merepotkan."Melihat betapa seriusnya Darsa, be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3214

    Orang-orang mengangguk setuju. Selama semuanya bisa disesuaikan dengan baik, segalanya akan lebih mudah untuk diurus. Saat ini, seseorang tertawa dan berkata, "Haha, tapi sekarang hari sudah mulai malam. Apa kita bisa memutuskan semuanya hari ini?"Mendengar pertanyaan mereka, Wira merenung sejenak. Dalam pandangannya, rencana ini memang bisa dijalankan.Orang lain tersenyum dan berujar, "Rencana yang Tuan sebutkan sebelumnya juga bisa diterapkan. Saat ini, pasukan musuh sudah kacau dan panik. Kalau kita bergerak sekarang, pasti akan berhasil.”Mendengar itu, semua orang mengangguk ringan. Dalam pandangan mereka, rencana ini memang layak dijalankan.Saat ini, Wira melihat ke arah langit di luar dan tersenyum. "Kalau begitu, semuanya lebih mudah diatur. Tapi, ini masih tergolong cukup awal bagi kita. Adjie, atur mata-mata kita untuk mengawasi pergerakan musuh. Kalau mereka mulai istirahat, segera laporkan kepada kita."Orang-orang merasa ini adalah keputusan terbaik. Bagaimanapun, ini m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3213

    Mendengar perkataan mereka, Wira tersenyum dan berkata, "Haha, sebelumnya aku memang nggak nyangka, tapi kecepatan musuh kali ini jauh lebih cepat dari yang kuduga."Beberapa orang ikut tersenyum. Setelah memastikan semua di pihak mereka sudah beres, mereka pun tampak sangat bersemangat.Saat ini, seseorang tertawa dan berkata, "Haha, mata-mata yang kita tangkap kali ini harus diinterogasi dengan baik. Kalau nggak, sia-sia perjuangan kita."Mendengar itu, Wira tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya ke mata-mata yang berdiri di dekat perkemahan. Dengan tenang, dia bertanya, "Berapa orang yang kalian tangkap?"Mata-mata itu menangkupkan tangan memberi hormat, lalu menyahut, "Kami berhasil menangkap cukup banyak orang. Dari yang kami perkirakan, ada sekitar lima orang. Sekarang mereka semua sedang menunggu di luar perkemahan. Apa harus dibawa masuk sekarang?"Semua orang mengangguk. Menurut mereka, kali ini rencana mereka benar-benar berjalan baik. Salah satunya tersenyum dan berujar, "

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3212

    Semua orang kembali mengangguk. Setelah beberapa saat, Joko berkata, "Kalau begitu, biar aku yang pergi. Aku juga ingin melihat seberapa kuat mereka kali ini. Tapi yang paling penting, kita harus memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Selain itu, banyak hal yang perlu kita selesaikan sekarang."Semua orang setuju. Jika mereka ingin menangani situasi ini, ini adalah langkah yang paling masuk akal.Melihat kedua orang itu tampak bersemangat, Darsa berkata, "Hahaha, semangat kalian memang luar biasa. Tapi, yang paling penting adalah tetap waspada. Jangan sampai musuh memanfaatkan celah sekecil apa pun. Paham?"Joko dan Zaki mengangguk. Setelah beberapa saat, mereka menangkupkan tangan di depan dada, lalu berbalik dan pergi.Begitu mereka pergi, pekerjaan yang tersisa menjadi lebih mudah. Di sisi lain, beberapa orang yang masih berada di tempat itu tampak lebih lega.Ada yang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya aku kurang yakin, tapi sekarang aku semakin yakin. Selain itu, kalian meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3211

    Saat melihat mata-mata masuk dengan tergesa-gesa, Zaki agak terkejut. Menurutnya, semuanya seharusnya sudah beres. Bagaimana mungkin masih ada masalah?Joko dan yang lainnya juga tampak heran. Dalam pandangan mereka, rencana ini benar-benar bisa berhasil. Mereka pun bertanya, "Ada masalah apa?"Mata-mata yang baru masuk itu segera menyahut, "Ini gawat! Entah kenapa, pihak musuh tiba-tiba melepaskan semua kuda perang yang mereka tawan sebelumnya!""Apa? Melepaskan kuda perang?" Zaki tertegun sejenak, lalu berkata dengan bingung, "Ini nggak masuk akal. Apa yang sedang mereka rencanakan? Jangan-jangan mereka berniat mengembalikan kuda ini ke kita? Memangnya mereka sebaik itu?"Joko dan yang lainnya juga merasa bingung. Di sisi lain, ekspresi Darsa sontak berubah. Dia segera berkata dengan suara rendah, "Ini nggak beres. Mereka pasti punya maksud lain. Mereka sedang menghancurkan jebakan kuda kita!"Mendengar hal ini, semua orang termangu sesaat. Kemudian, beberapa orang mulai berseru, "Si

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3210

    Di pihak pasukan utara, Zaki dan para bawahannya sedang berkumpul di sekitar peta untuk menyusun rencana.Joko yang berdiri di samping mereka tersenyum dan berkata, "Kita telah menyelesaikan jebakan kawat kuda, sekarang kita harus memikirkan cara untuk menjebak pasukan musuh. Rencana ini seharusnya bisa berjalan dengan baik."Mendengar ini, semua orang tersenyum tipis. Mereka tahu bahwa kunci keberhasilan rencana ini terletak pada langkah terakhir.Memikirkan hal itu, Zaki dan Joko serempak menoleh ke arah Darsa. Darsa tersenyum dan berkata dengan suara rendah, "Langkah paling penting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengalahkan Wira dan pasukannya. Jebakan kawat kuda sudah kita tanam, tapi sekarang kita harus menarik mereka masuk ke perangkap. Siapa di antara kalian yang mau melakukannya?"Mendengar ini, Zaki dan Joko terdiam sejenak, saling menatap, lalu menggeleng. Setelah beberapa saat, seseorang akhirnya berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku saja yang pergi?"Yang berbicara adala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3209

    Melihat beberapa orang tampak kebingungan, Wira tersenyum dan bertanya, "Kalian tahu kenapa aku ingin menggunakan kuda-kuda itu?"Semua orang menggeleng. Mereka benar-benar tidak tahu alasannya. Melihat reaksi mereka, Wira tersenyum tipis, lalu berucap, "Karena kuda-kuda itu telah dilatih oleh pasukan utara. Jadi, kalau kita melepaskan mereka, mereka pasti akan kembali ke perkemahan pasukan utara.""Dengan demikian, mereka akan langsung menghancurkan jebakan kawat kuda yang telah dipasang oleh musuh."Mendengar ini, semua orang termangu sejenak. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa cara seperti ini bisa dilakukan. Jika itu benar, jebakan yang telah dipasang musuh bisa dihancurkan sepenuhnya.Harus diketahui bahwa jebakan kawat kuda adalah alat sekali pakai. Setelah rusak, tidak akan bisa digunakan lagi. Sebelumnya, banyak dari mereka yang masih khawatir tentang cara mengatasi jebakan tersebut. Namun, setelah mendengar rencana Wira, mereka semua langsung merasa bersemangat.Beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3208

    Seolah-olah terpikir akan sesuatu, Nafis yang berdiri di samping sedikit mengerutkan kening. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya berkata dengan pelan, "Tuan, sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita nggak mungkin hanya diam dan membiarkan musuh mengatur segalanya, 'kan?"Wira tersenyum getir. Dia tahu bahwa pasukan musuh sedang memasang jebakan, tetapi bagaimana cara mengatasinya masih belum jelas. Namun, satu hal yang pasti adalah mereka tidak bisa mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu.Hayam tampaknya terpikir akan sesuatu. Dia menatap Wira dan yang lainnya, lalu tertawa sebelum berkata, "Hehe. Tuan, mereka sedang memasang jebakan kawat kuda. Sepertinya taktik kita sebelumnya benar-benar memberi mereka pelajaran."Jebakan kawat kuda? Mendengar hal ini, Nafis dan yang lainnya tidak bisa menahan tawa mereka. Melihat reaksi mereka, Wira juga tersenyum. Setelah berpikir sesaat, dia berujar, "Aku punya cara untuk menghancurkan jebakan mereka."Semua orang terdiam setelah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status