"Benar sekali. Orang ini benar-benar nggak kenal takut. Dia sepertinya memang sedang mencari masalah!""Tapi, aku juga mengaguminya. Berbicara seperti ini membutuhkan keberanian. Sebenarnya, siapa yang memberinya nyali sebesar itu?""Nggak perlu membahas yang lain, kalau kita hanya fokus pada puisinya, dari segi sastra, puisi ini sama sekali nggak kalah dari puisi 'Mengenang Dirga'.""Aku juga merasa begitu, tapi pemerintah memang nggak berniat untuk menghargai prestasi Tuan Wahyudi. Jadi, perkataannya ini bukan masalah besar, 'kan?"Orang-orang mulai berkomentar. Sementara itu, begitu Wira duduk, Farrel langsung mengacungkan jempol ke arahnya sembari memuji, "Kak Wira, kamu sungguh mengagumkan!" Farrel memang benar-benar mengaguminya. Bahkan, Keluarga Barus pun tidak berani mengatakan hal semacam ini."Jangan seperti itu. Aku nggak layak menerima pujian darimu," ucap Wira sambil tersenyum."Tapi, puisimu ini mungkin akan menyinggung pemerintah. Apa kamu nggak khawatir bahwa Raja Bakir
Wira tidak mengenal orang ini. Namun, jelas bahwa orang ini memiliki karisma yang luar biasa. Pria ini pasti merupakan keturunan dari keluarga terhormat."Bukannya itu Tuan Irsyad dari Toko Uang Tyaga?" ucap Farrel yang sangat terkejut.Wira tertegun sejenak, lalu segera bertanya, "Oh? Siapa dia?"Farrel menjelaskan, "Pemilik dari Toko Uang Tyaga di Provinsi Jawali adalah Darsono Pratham dan orang ini adalah putranya, Irsyad Pratham!"Perkataan Farrel langsung membangkitkan semangat Wira. Dia pun berkata, "Toko Uang Tyaga sepertinya cukup kaya, bagus sekali." Kemudian, Wira menoleh ke arah Irsyad dan bertanya sambil tersenyum, "Tuan Irsyad, apakah kamu ingin membeli semuanya?"Irsyad mengangguk sembari menjawab, "Tentu, bukannya itu hanya 18 miliar gabak? Aku akan membeli semuanya. Lagi pula, aku bisa menghasilkan banyak keuntungan dengan melelangnya lain kali, 'kan?"Setelah mengucapkan kata-kata ini, Irsyad langsung mengeluarkan segepok uang kertas dan memberikannya kepada Wira. Meli
Sementara itu, Hatta hanya menggeleng dan tidak terlalu peduli. Dia yakin bahwa puisi ini akan tersebar besok dan pada akhirnya akan diketahui oleh pemerintah. Itu sebabnya, Hatta berkata, "Ayah, kita nggak perlu khawatir tentang ini. Begitu Raja Bakir mengetahuinya, dia pasti nggak akan melepaskan Wira begitu saja!"Lukman mengangguk setuju seraya berkata, "Semoga begitu ...." Pada saat yang sama, puisi tersebut telah tersebar luas di Provinsi Jawali. Keesokan harinya, banyak orang telah mengetahui tentang insiden tersebut.Saat ini, di ruang kerja istana Kerajaan Nuala, Raja Bakir tengah membaca puisi itu. Hanya saja, raut wajahnya tampak sangat marah.Dimas segera berkomentar, "Yang Mulia, beraninya Wira mengeluh dan menghina pemerintah. Kita tidak boleh membiarkannya. Hamba menyarankan agar dia segera dieksekusi di depan umum!" Saat ini, keenam menteri hadir di ruang kerja, beserta dengan kedua penasihat.Akan tetapi, faksi penasihat kiri tampak sangat khawatir. Mereka merasa bahwa
Wira sangat terkejut ketika mendengar hal ini. Dia tidak menyangka bahwa Raja Bakir akan benar-benar memberinya sebuah jabatan resmi. Namun, jabatan ini sebenarnya tidak terlalu penting dan hanyalah sebuah jabatan rendah. Sekretaris utama dengan pangkat tingkat kesembilan bahkan lebih rendah daripada pejabat administratif di kantor pemerintah daerah.Wira tersenyum karena telah menduga hal ini sebelumnya, tetapi dia tidak terlalu peduli. Jabatan sekretaris utama hanyalah sebuah gelar, tanpa tanggung jawab yang nyata. Kalaupun Wira ingin bekerja keras, Lukman mungkin tidak akan membuatnya merasa nyaman.Wulan juga terkejut mendengarnya. Dia tidak menyangka bahwa Raja Bakir benar-benar akan memberikan suaminya sebuah jabatan resmi! Ini ... benar-benar sulit dimengerti! Wira hanya tersenyum dan tidak berkomentar apa pun, lalu segera pergi ke kantor gubernur.Begitu melihat Wira, Lukman pun berkata dengan acuh tak acuh, "Wira, Raja Bakir sudah berbaik hati memberimu jabatan sekretaris utam
Itu sebabnya, Raja Bakir ingin menggunakan cara ini untuk mempermalukan Wira. Akan tetapi, Wira tidak peduli. Dia hanya mementingkan identitas ini! Tak peduli jabatan apa pun yang diberikan kepadanya, Wira tidak akan mengindahkannya. Dia tetap akan mencapai kesepakatan dengan Lukman.Apalagi, pejabat tingkat kesembilan memang tidak terlalu penting. Atasan langsung Wira adalah gubernur. Raja Bakir tidak mungkin mengetahui hal ini. Kalaupun Wira hanya bermalas-malasan setiap harinya, selama Lukman tidak marah, orang lain tidak akan bisa mencampuri urusannya. Dengan demikian, Wira kebetulan bisa menunjukkan niat baiknya terhadap Lukman.Jujur saja, mereka sebenarnya tidak memiliki dendam. Wira sendiri juga tidak ingin bermusuhan dengan siapa pun. Daripada bersaing secara diam-diam, lebih baik mencari perdamaian. Bagaimanapun, negara ini adalah milik Raja Bakir. Namun, keberadaan istana begitu jauh dari mereka. Lantas, apa hubungannya kesepakatan yang dicapai oleh Wira dan Lukman dengan p
Wulan langsung terkejut setelah mendengar perkataan Wira. Dia tidak pernah menyangka masalah ini begitu rumit. Wulan berucap, "Suamiku, semua ini terlalu kacau ... aku rasa, lebih baik jadi orang kaya."Sejak kecil, Wulan tumbuh besar dalam keluarga kaya. Tentu saja, dia tahu pertikaian di dalam pemerintahan sangat kejam. Tidak ada yang benar atau salah, tetapi nyawa siapa pun bisa terancam setiap saat. Kalaupun awalnya berada di posisi netral, kemungkinan seseorang bisa dijatuhkan kapan saja.Kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Daripada begitu, lebih baik menghindar dari semua ini dan menikmati kehidupan yang tenang. Orang-orang memang akan mentertawakannya karena tidak berambisi, tetapi Wulan hanya seorang wanita biasa yang berharap suaminya sehat dan bahagia. Wulan tidak memedulikan hal lain.Wira tertawa dan menyentuh hidung Wulan, lalu berucap, "Istriku memang bijak. Terkadang, kekuasaan bisa membuat seseorang menjadi hebat, tapi juga celaka. Daripada hidup dalam kekhawatir
"Wira, silakan duduk," ucap Irsyad. Dia sangat cekatan. Selesai bicara, dia menuang teh untuk Wira.Kemudian, Irsyad tersenyum dan berkata, "Hari ini, kamu datang untuk menukar uang kertas, 'kan?"Wira langsung mengangguk, lalu menyahut, "Benar, hari ini aku memang datang untuk menukar uang kertas menjadi uang emas."Setelah itu, Wira menyuruh Danu mengeluarkan tumpukan uang kertas dan menyerahkannya kepada Irsyad. Namun, Irsyad tersenyum canggung ketika melihat uang itu, lalu berucap, "Wira, mohon maaf. Hari ini, uang kertas milikmu nggak bisa ditukar."Wira tertegun sesudah mendengar ucapan Irsyad. Apa maksudnya? Hari ini uangnya tidak bisa ditukar?Saat baru sampai tadi, Wira melihat banyak orang membawa uang perak untuk ditukar menjadi uang kertas. Jadi, kenapa Wira tidak bisa menukarnya?"Irsyad, apa maksudnya?" tanya Wira.Irsyad tersenyum getir dan menjawab, "Wira, kamu mau menukar 18 miliar gabak dan ini bukan nominal kecil. Toko ... toko uang kami nggak bisa mengeluarkan uang
Irsyad tersenyum begitu mendengar perkataan pria itu, lalu berkata, "Hehe, semua orang bilang Wira sulit dihadapi. Kelihatannya, dia juga nggak begitu hebat. Ayah, tapi kita harus tetap berhati-hati terhadap orang ini."Orang yang datang adalah pengurus Toko Uang Tyaga di Provinsi Jawali, Darsono. Toko Uang Tyaga memang diurus oleh beberapa keluarga terhormat, tetapi toko uang di setiap provinsi dipimpin oleh seorang pengurus. Semua kekayaan pengurus juga berada di toko uang ini.Dari keluarga terhormat sampai orang kaya, bisa dikatakan lebih dari setengah kekayaan orang-orang di Kerajaan Nuala dikelola oleh beberapa pengurus ini.Darsono berucap, "Rakyat nggak akan menang melawan pejabat dan orang miskin nggak akan berselisih dengan orang kaya. Wira bahkan nggak memahami prinsip ini. Benar-benar sebuah keajaiban Wira bisa hidup sampai sekarang. Tapi, setelah menyinggung keluarga terhormat, hidup Wira pasti nggak akan lama lagi."Darsono mencibir, lalu berkata dengan datar, "Kali ini,
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m