Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1801 - Bab 1810

2714 Bab

Bab 1801

"Situasi sudah seperti ini, tapi kalian masih berani mengancamku? Benar-benar idiot." Wira terkekeh-kekeh, lalu menarik pelatuknya lagi hingga seorang pria terjatuh ke tanah.Ekspresi pelindung itu terlihat masam. Dia mengernyit dan berkata, "Oke. Kalau begitu, aku akan membunuh wanitamu ini."Sambil berbicara, pelindung itu sontak mengangkat pisau di tangannya, lalu hendak menggores leher Ainur.Ainur seketika berteriak ketakutan dan memejamkan mata. Terdengar suara tembakan, lalu seluruh wajahnya tiba-tiba terkena cairan yang lengket.Ainur tanpa sadar menjulurkan tangan untuk menyeka. Ketika membuka mata, dia mendapati bahwa pelindung itu sudah tewas. Sementara itu, wajah dan tangannya sendiri dipenuhi darah.Wira segera membawa Ainur ke sisinya untuk melindunginya. Kemudian, dia berkata, "Nggak perlu khawatir, aku bisa mengatasinya."Ainur mengangguk dan tidak berani berbicara. Pada saat yang sama, orang-orang itu bertatapan dan hendak melarikan diri, tetapi tiba-tiba terdengar sua
Baca selengkapnya

Bab 1802

Wira akhirnya makin yakin dengan pemikirannya. Aliran Kegelapan ini punya tujuan lain. Mereka bukan hanya sudah masuk ke wilayahnya, tetapi juga sudah melakukan sesuatu pada Ciputra. Sepertinya, dunia ini memang tidak pernah bisa damai."Kami sudah menjelaskan semuanya, sisanya kami nggak tahu lagi ....""Tuan, tolong berbelaskasihan dan lepaskan kami ....""Kami nggak bakal mengganggumu lagi kelak!"Beberapa orang itu sibuk memohon ampun."Gimana menurutmu?" Wira tidak langsung menanggapi mereka, melainkan menatap Ainur yang berdiri di belakangnya.Ainur seperti anak kucing yang ketakutan. Dia menelan ludahnya, lalu menjawab dengan lirih, "Tadi mereka ingin menindasku. Kalau bukan karena pelindung itu, mungkin mereka sudah berhasil. Kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan, 'kan?"Ekspresi orang-orang itu sontak dipenuhi keputusasaan. Bukan hanya Wira yang memahami maksud Ainur, tetapi orang-orang itu juga. Wanita ini menginginkan nyawa mereka!Saat berikutnya, ekspresi Wira berubah d
Baca selengkapnya

Bab 1803

Wira menatap Nafis sembari berkata, "Orang-orang ini dari Aliran Kegelapan. Segera beri tahu Biantara kalau orang-orang ini ingin membunuh Ramath. Suruh dia buat persiapan. Selama aku nggak berada di Dusun Darmadi, dia dan Danu harus mengurus semuanya dengan baik."Nafis segera mengangguk dan membalas, "Tenang saja, Kak. Kami akan mengatur semuanya dengan baik."Dalam sekejap, Wira dan Ainur telah sampai di penginapan. Saat ini, para ahli senjata ada di dalam. Begitu pintu terbuka, mereka langsung berdiri, tetapi tidak berani menatap mata Wira.Mereka sudah mengetahui identitas Wira. Kesenjangan di antara kedua belah pihak sungguh besar. Ketika teringat pada sikap mereka yang sebelumnya dan istri Wira hilang gara-gara mereka, mereka pun menjadi sangat ketakutan. Bagaimanapun, mudah saja bagi Wira untuk membunuh mereka."Ainur, kamu istirahat di kamarmu dulu, ya," ujar Wira. Ainur mengangguk ringan dan keluar. Kedua anggota jaringan mata-mata pun mengikutinya karena khawatir Ainur hilan
Baca selengkapnya

Bab 1804

Wira mengangguk dan menyahut, "Nggak perlu terburu-buru kok. Sekarang, yang penting kalian membantuku membuat senjata. Sisanya bisa dibicarakan lagi nanti. Aku akan mengatur orang untuk mengantar kalian ke Dusun Darmadi. Keselamatan kalian akan terjamin. Setibanya di dusun, kalian hanya perlu fokus bekerja. Aku nggak akan merugikan kalian."Orang-orang itu pun mengangguk dengan tatapan bersyukur. Setelah menyelesaikan kesepakatan ini, mereka tidak perlu mencemaskan biaya hidup lagi. Apalagi, mereka akan membuat senjata dengan besi dingin. Jika orang-orang mengetahuinya, reputasi mereka akan meningkat."Masih ada yang ingin kutanyakan. Waktu di wilayah kalian, aku pernah bilang ada saudaraku yang datang mencari kalian. Dia bahkan membawa surat dari Fredy. Apa kalian pernah melihatnya?" tanya Wira.Orang-orang itu bertatapan sesaat, lalu sama-sama menggeleng. Sarman berkata, "Tuan, kami nggak punya kesan apa pun terhadap orang seperti itu. Kami juga nggak mendapat surat yang ditulis Fred
Baca selengkapnya

Bab 1805

Wira menoleh memandang ke arah sumber suara. Yang memanggilnya adalah seorang pelayan, mereka sempat bertemu di lantai bawah sebelumnya.Wira bertanya dengan heran, "Ada urusan apa?"Pelayan itu menunjuk lantai bawah sambil menjawab, "Ada yang ingin bertemu denganmu di ruang privat lantai 2. Katanya ingin berbicara berdua denganmu."Ketika berbicara, pelayan itu tidak lupa melirik sekilas Nafis yang berada di samping. Jelas, dia sedang memberi peringatan kepada Nafis.Nafis tanpa sadar menyentuh busurnya dengan tatapan waspada. Jelas sekali, pendatang ini punya niat jahat dan telah mengetahui identitas mereka. Kalau yang berbicara ini bukan pelayan, Nafis pasti sudah membunuhnya sejak tadi."Oke, aku akan pergi menemuinya nanti. Kamu sudah bisa melanjutkan pekerjaanmu," ucap Wira sambil melambaikan tangannya kepada pelayan itu.Kemudian, Wira menatap Nafis dan berkata, "Kita nggak tahu siapa orang itu, tapi dia sudah pasti mengetahui jejakku karena tahu ada orang lain bersamaku. Apalag
Baca selengkapnya

Bab 1806

"Sebenarnya, aku sudah melupakan semua permasalahan kita sejak awal." Wira menyesap teh itu, lalu meneruskan, "Aku tiba-tiba datang kemari karena ada urusan lain, bukan untuk mencari masalah denganmu. Jadi, kamu nggak perlu begitu berwaspada dariku.""Jujur saja, Doddy hilang di sini. Setelah menemukannya, aku akan membawa orang-orangku pergi. Aku nggak akan berlama-lama kok. Aku juga khawatir kamu berpikir macam-macam, makanya nggak mengabarimu tentang kedatanganku. Tolong jangan salah paham," ujar Wira dengan sopan.Ciputra menggeleng dan membalas, "Aku nggak menyalahkanmu atas masalah ini. Aku menemuimu juga bukan karena terus mengawasimu. Bagaimanapun, tempat ini wilayahku, pasti ada mata-mataku di sekitar sini.""Makanya, aku bisa langsung tahu begitu kamu tiba di sini. Tapi, aku nggak ngerti, kenapa Doddy bisa hilang?" tanya Ciputra.Wira terus menatap mata Ciputra, tetapi pria ini sepertinya tidak berbohong. Apa mungkin hilangnya Doddy berkaitan dengan Aliran Kegelapan? Tidak mu
Baca selengkapnya

Bab 1807

"Baik!" Pria kekar itu mengiakan, lalu segera menuju ke luar."Tenang saja, aku sudah menyuruh orang menyelidikinya. Aku yakin kita akan segera mendapatkan petunjuk," ujar Ciputra yang beralih menatap Wira. Dulu, dia dan Wira termasuk sahabat baik. Dia tentu tahu betapa dekatnya Wira dengan Doddy."Terima kasih. Kalau kamu berhasil menemukannya, aku pasti akan membalas kebaikanmu kelak," sahut Wira. Kemudian, dia menyesap tehnya lagi.Bisa dibilang, Wira dan Ciputra masih bermusuhan sekarang. Mereka bisa bekerja sama juga karena memiliki kepentingan masing-masing. Wira tidak mungkin membiarkan Ciputra membantunya secara cuma-cuma. Dia hanya akan digosipi kalau seperti itu.Setelah mengobrol sejenak, Wira akhirnya pamit dan kembali ke kamarnya. Saat ini, dia mengadakan rapat bersama Nafis dan lainnya.Ekspresi semua orang tampak masam. Tanpa perlu bertanya, Wira sudah tahu apa yang terjadi. Pasti masih belum ada kabar tentang Doddy."Masa Doddy menghilang begitu saja? Nggak masuk akal s
Baca selengkapnya

Bab 1808

Di belakangnya, tampak Ainur yang perlahan-lahan mendekat dan meletakkan jaket di bahu Wira. "Baguslah kalau sudah ada informasi tentang Doddy. Kalau informasinya benar, kita bisa segera bertemu dengannya!"Saking antusiasnya, Wira sampai mengepalkan tangannya dengan erat. Tertulis jelas lokasi Doddy di atas surat itu.Wira melirik sekilas pria yang mengantar surat itu, lalu berucap, "Sampaikan rasa terima kasihku kepada Ciputra. Kalau lokasinya benar, aku akan datang menemuinya untuk mengucapkan terima kasih."Pria itu tidak menanggapi dan langsung pergi. Sementara itu, Wira menginstruksi, "Segera berkemas, kita akan berangkat sekarang juga. Aku sudah punya lokasi Doddy. Tapi menurut informasi, Doddy terluka dan kesadarannya kurang baik. Kita baru bisa memastikan keadaannya setelah melihatnya."Setelah sibuk tak menentu beberapa hari ini, mereka akhirnya mendapatkan informasi tentang lokasi Doddy. Perjalanan ini memang tidak sia-sia.Sejam kemudian, Wira dan lainnya akhirnya berangkat
Baca selengkapnya

Bab 1809

Alzam mengingatkan, "Yang Mulia, saya rasa cara ini kurang tepat. Tindakan Jenderal Bhurek terlalu gegabah. Kita nggak akan mendapatkan keuntungan apa pun."Bhurek menimpali dengan dingin, "Pak Alzam, sepertinya kamu terlalu takut. Jangan lupa, kita bisa pindah ke sini karena Wira. Sekarang, Wira begitu dekat dengan kita dan dia hanya membawa sedikit bawahan. Masa kita melewatkan kesempatan yang begitu bagus?"Sebagai jenderal Kerajaan Beluana, Bhurek tentu meremehkan orang terpelajar seperti ini. Bagi Bhurek, kalau bukan karena dirinya dan para prajurit yang melindungi Kerajaan Beluana, mana mungkin kerajaan mereka bisa menjadi seperti sekarang ini?Alzam menanggapi, "Jenderal Bhurek, bisa jadi ini bukan kesempatan untuk kita. Kemungkinan besar kita bisa celaka. Jangan lupa, kalaupun kamu membunuh Wira, apa yang kamu dapatkan?""Ratusan ribu pasukan Wira masih ada di Provinsi Lowala dan mereka sangat setia kepada Wira. Kalau terjadi sesuatu kepadanya, pasukan itu pasti akan terus meny
Baca selengkapnya

Bab 1810

Harraz melanjutkan, "Kalau kita terus berperang, takutnya akan timbul banyak masalah. Pada saat itu, apa Jenderal Bhurek mampu bertanggung jawab?"Kata-kata Harraz sangat mengena di hati Bhurek sehingga dia berkeringat dingin. Bhurek pun menggeleng. Ciputra sangat mendukung Alzam dan Harraz, jadi Bhurek tidak berani bicara lagi. Kalau salah bicara, Bhurek bisa celaka.Ciputra berkata, "Jenderal Bhurek, aku tahu kamu berniat membantuku. Tapi, terkadang mengandalkan kekuatan fisik saja nggak bisa menyelesaikan masalah. Sebaiknya, kita pertimbangkan dulu setiap masalah yang dihadapi baik-baik. Kalau nggak, usaha kita akan sia-sia.""Alzam dan Harraz memang nggak pernah ikut berperang, tapi mereka memang kompeten. Selain itu, kalau bukan karena bantuan mereka, sekarang aku nggak mungkin punya kekuasaan sebesar ini dan nggak bisa memegang kekuasaan dengan stabil," lanjut Ciputra.Setelah dinasihati Ciputra, Bhurek mengangguk. Dia tidak berani berkomentar lagi. Ciputra menambahkan, "Aku puny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
179180181182183
...
272
DMCA.com Protection Status