Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1811 - Bab 1820

2714 Bab

Bab 1811

Di sebuah desa pegunungan yang terpencil. Wira dan yang lainnya mengikuti petunjuk dari peta dan baru tiba di desa pegunungan itu pada petang hari. Saat mereka melihat ke sekeliling, hanya ada puluhan rumah di desa itu dan sekitarnya terlihat sangat sepi. Namun, masih terlihat asap dari dapur di rumah-rumah itu, jadi jelas masih ada orang yang tinggal di desa ini."Kalian semua cepat turun dari kuda, kita akan masuk dengan jalan kaki dan cari tahu tentang kabar Doddy," perintah Wira kepada semua orang sambil menggendong Ainur untuk turun dari kuda. Nafis dan yang lainnya pun segera mengikutinya.Dalam sekejap, mereka sudah memasuki desa."Siapa kalian? Kenapa kalian datang ke sini?" Begitu Wira dan yang lainnya masuk ke desa, terlihat seorang pemuda mendekati mereka dari samping dan menghalangi di depan mereka.Wira berkata sambil tersenyum, "Anak Muda, temanku hilang, jadi aku datang ke sini untuk mencarinya."Setelah itu, Wira menggambarkan penampilan Doddy dengan singkat kepada pemu
Baca selengkapnya

Bab 1812

Di belakang mereka, pria paruh baya itu sudah menyimpan uangnya dan sekarang sedang berdiri bersandar di pintu. Dia memperhatikan Wira dan yang lainnya, lalu berkata dengan tenang, "Aku memang sudah mengobati lukanya, tapi lukanya terlalu parah. Selain itu, obatku juga sangat terbatas. Aku sarankan kalian untuk segera membawanya ke kota yang lebih besar untuk diobati. Kalau nggak, meskipun dia nggak mati, dia juga nggak akan pernah bangun lagi dan hanya bisa berbaring lumpuh di tempat tidurnya.""Krak." Terdengar suara kepalan tangan Wira yang sangat kuat. Tidak bisa, dia tidak akan membiarkan Doddy untuk terus berbaring seperti ini."Nafis, segera siapkan kuda. Kita akan kembali ke Provinsi Bina dan segera mengobati Doddy. Nggak peduli harus menghabiskan berapa banyak uang pun aku akan menyembuhkan Doddy!" perintah Wira.Mendengar perintah Wira, Nafis segera menyiapkan semuanya. Wira dan yang lainnya menaikkan Doddy ke kuda dengan bantuan semua orang dan mereka langsung menuju Provins
Baca selengkapnya

Bab 1813

Klang!Saat pisau itu hampir mengenai kepala Ramath, terdengar suara yang nyaring dan pisau itu langsung patah menjadi setengah. Sebuah sosok segera muncul dan melindungi Ramath di belakangnya. Orang itu adalah Danu.Danu menatap pria bertopeng di depannya dan tersenyum dingin, lalu berkata dengan nada yang muram, "Kak Wira sudah tahu tentang aksi kalian, kami sudah menunggu lama di sini. Untungnya penantian kami nggak sia-sia, kalian akhirnya datang juga."Setelah berkata demikian, Danu langsung menyerang orang itu. Dalam pertarungan yang singkat, orang itu sudah menunjukkan tanda-tanda akan kalah, jelas orang itu bukan tandingan Danu. Setelah diserang beberapa kali, tubuh orang itu sudah terluka karena serangannya sangat kejam. Meskipun Danu memiliki kesempatan untuk membunuh orang itu, dia memilih untuk tidak melakukannya. Membiarkan orang itu tetap hidup adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan informasi tentang aliran mereka.Satu jam kemudian, pertarungan hampir berakhir dan Da
Baca selengkapnya

Bab 1814

Tabib di klinik terus memeriksa Doddy, tetapi tetap tidak ada kabar apa pun. Siapa yang bisa tidur dalam situasi seperti ini?Wira merasa sangat gelisah."Tuan, bagaimana dengan kondisi temanku?" Saat tabib keluar dari dalam ruangan, Wira segera mendekatinya dan bertanya."Kondisi temanmu nggak begitu bagus. Aku sudah memberinya obat terbaik dan kondisinya stabil untuk sementara ini. Tapi, apa dia bisa sadar atau nggak, semuanya tergantung dengan takdirnya ...," kata tabib itu sambil menghela napas tak berdaya."Tuan, asalkan kamu bisa menyembuhkan temanku, aku akan sangat berterima kasih!" Wira segera mengeluarkan uang dan menyerahkannya kepada tabib itu.Tabib itu menganggukkan kepala. "Jangan khawatir. Meskipun nggak dibayar, menyelamatkan orang tetap adalah tugasku."Meskipun tabib itu berkata demikian, dia tetap menyimpan uang itu ke dalam sakunya.Setelah perjalanan seharian tanpa berhenti, Wira dan yang lainnya sudah kelelahan dan saat ini mereka juga berusaha menahan rasa kantu
Baca selengkapnya

Bab 1815

"Aku tentu saja nggak akan membiarkan hal ini begitu saja, ini hanya untuk sementara saja. Kelak aku pasti akan membalas dendam ini pada Ramath!" kata pemimpin Aliran Kegelapan itu dengan dingin. Bagaimana mungkin dia akan melepaskan Ramath begitu saja?"Sudahlah, cukup sampai di sini saja. Terus rekrut lebih banyak orang untuk masuk Aliran Kegelapan. Waktu kebangkitan kita sudah semakin dekat ...."Setelah merespons perintah pemimpin itu, satu per satu pengikut itu pun pamit.....Di Provinsi Bina. Saat Wira dan yang lainnya bangun, hari sudah menjelang sore. Baru saja turun tangga, mereka melihat Ciputra dan orang-orangnya sudah lama menunggunya.Saat ini, Ciputra sedang meminum teh dengan santai. Di lantai satu penginapan, selain Ciputra dan pemilik penginapan, hanya ada beberapa pengawal pribadi Ciputra di sana."Sudah bangun?" tanya Ciputra sambil mengernyitkan alis dan menatap Wira.Setelah meregangkan pinggangnya, Wira langsung duduk di meja yang sama dengan Ciputra dan menuangk
Baca selengkapnya

Bab 1816

Ekspresi Nafis terlihat agak masam. Wira yang pergi sendirian sama saja dengan memasuki lubang harimau. Jika lalai sedikit saja, dia bisa kehilangan nyawanya. Bagaimana kalau Ciputra menyerang tanpa memedulikan hubungan masa lalu mereka?"Tenang saja, aku yakin dia bukan orang seperti itu. Dia seharusnya nggak akan melakukan apa pun padaku," ujar Wira dengan penuh percaya diri.Meskipun Nafis masih kurang menyetujuinya, dia hanya bisa mengangguk mengiakan. Lagi pula, Wira adalah atasannya.Dua jam kemudian, Wira dan lainnya telah melewati istana. Di belakang istana, terdapat pabrik yang sangat besar. Begitu berjalan masuk, langsung terdengar berbagai suara dentuman. Ketika melihat ke sekeliling, terlihat orang-orang sibuk memproduksi baja. Jelas, semua ini untuk membuat meriam."Sepertinya, kamu benar-benar berusaha keras," ucap Wira yang melipat lengannya dan tersenyum. Tatapannya tertuju pada Ciputra."Tentu saja. Aku akhirnya tahu kehebatan meriam pada perang waktu itu. Meriam tanga
Baca selengkapnya

Bab 1817

"Aku rasa busur dan panah saja sudah cukup. Memangnya ada senjata yang lebih hebat dari itu?" tanya Nafis dengan ekspresi heran.Ketika Nafis masih kecil, ayahnya sudah mengajarinya teknik memanah. Itu sebabnya, dia menjadi sangat mahir dalam memanah. Menurutnya, tidak ada senjata yang lebih baik daripada busur dan panah.Wira menepuk bahu Nafis, lalu tersenyum dan berujar, "Setelah aku membuatnya, kamu akan tahu kehebatannya. Nanti, kamu pasti akan memohon kepadaku untuk memberimu senjata itu."Wira terkekeh-kekeh misterius. Nada bicaranya dipenuhi kepercayaan diri. Sementara itu, Nafis hanya menggeleng dan tidak menanggapi lagi. Meskipun begitu, dia tetap percaya bahwa busur dan panah adalah senjata terbaik untuknya.....Selama setengah bulan berikutnya, Wira terus mengurung diri di kamar. Entah apa yang disibukkan pria ini.Ainur sering mengantarkan makanan untuk Wira, juga sering melihat beberapa bahan dan gambar di dalam kamar. Akan tetapi, dia sama sekali tidak tahu manfaatnya d
Baca selengkapnya

Bab 1818

Saat ini, Doddy berjalan keluar dari kamar sebelah. Wajahnya masih agak pucat, tetapi dia bisa beraktivitas seperti biasa.Wira menghampirinya, lalu meninju dada Doddy dan berkata, "Ternyata masih kuat. Sepertinya, pemulihanmu lumayan juga."Doddy menyeringai dan membalas, "Semua ini berkat bantuan Kak Wira. Aku sudah dengar semua. Kalau kamu nggak datang ke Provinsi Bina, mungkin aku sudah mati."Begitu membahas masalah ini, semua orang menjadi murung. Meskipun Doddy sudah siuman dan Wira sudah merasa jauh lebih tenang, mereka masih belum tahu siapa yang telah mencelakai Doddy. Dendam ini harus dibalaskan!"Doddy, kamu jaga Ainur. Aku dan Nafis mau keluar sebentar," ujar Wira. Doddy baru pulih sehingga istirahat adalah pilihan terbaik untuknya sekarang. Wira tidak mungkin membawanya pergi.Bisa dibilang, Wira dan Ciputra telah berteman kembali, bahkan Wira telah mengajari Ciputra cara membuat meriam. Namun, tidak akan ada yang tahu isi pikiran Ciputra.Selain itu, bawahan Ciputra mema
Baca selengkapnya

Bab 1819

Ekspresi Wira tampak serius. Faktanya, dia masih belum meninggalkan Provinsi Bina karena ingin membalaskan dendam Doddy. Ini bukan hanya masalah Doddy, tetapi masalah mereka semua.Pihak lawan memiliki niat jahat. Jelas, targetnya bukan hanya Doddy, melainkan mereka semua. Jika tidak menemukan orang-orang yang bersembunyi di kegelapan itu, mereka yang akan menanggung konsekuensi fatal.Nafis tidak mengutarakan apa-apa. Kedatangannya ini hanya untuk melindungi Wira. Urusan lainnya tidak ada hubungan dengannya. Meskipun ingin membantu, dia tidak memiliki kecerdasan seperti itu.Ekspresi Kusmanto tampak serius. Setelah ragu-ragu sejenak, dia mengernyit dan berkata, "Tuan, aku terus memikirkan hal yang sama selama 2 hari ini. Menurutmu, apa mungkin semua ini berhubungan dengan Ciputra?""Bagaimanapun, Provinsi Bina adalah wilayah Ciputra. Nggak mungkin ada organisasi misterius yang nggak diketahuinya. Kalau memang ada, keselamatan Ciputra pasti terancam.""Selain itu, aku juga sudah menany
Baca selengkapnya

Bab 1820

Saat berikutnya, beberapa orang di belakang langsung menyerbu ke depan. Namun, mereka tiba-tiba melihat Doddy yang telah maju untuk mengadang di depan pintu. Para ahli bela diri dari Provinsi Lowala juga telah tiba untuk berhadapan dengan para pria berpakaian hitam."Sialan! Kita sudah begitu berhati-hati, tapi masih ketahuan," ujar pria yang memimpin itu dengan tatapan dingin. Meskipun begitu, dia sama sekali tidak terlihat takut.Dalam sekejap, para pria berpakaian hitam mengeluarkan belati dari saku mereka dan memasang postur siap menyerang."Bunuh semuanya selain pria yang memimpin itu! Berani sekali mereka datang untuk mencuri! Cari mati!" seru Doddy. Dia menderita cedera parah dan baru pulih sehingga hatinya dipenuhi amarah.Karena ada yang berinisiatif untuk mengantar nyawa, Doddy tentu harus memberi mereka pelajaran untuk meredakan amarah dalam hatinya. Dia tidak peduli apa hubungan mereka dengan orang yang menyerangnya, tetapi yang pasti para pendatang ini berniat jahat.Seket
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
180181182183184
...
272
DMCA.com Protection Status