Di belakang mereka, pria paruh baya itu sudah menyimpan uangnya dan sekarang sedang berdiri bersandar di pintu. Dia memperhatikan Wira dan yang lainnya, lalu berkata dengan tenang, "Aku memang sudah mengobati lukanya, tapi lukanya terlalu parah. Selain itu, obatku juga sangat terbatas. Aku sarankan kalian untuk segera membawanya ke kota yang lebih besar untuk diobati. Kalau nggak, meskipun dia nggak mati, dia juga nggak akan pernah bangun lagi dan hanya bisa berbaring lumpuh di tempat tidurnya.""Krak." Terdengar suara kepalan tangan Wira yang sangat kuat. Tidak bisa, dia tidak akan membiarkan Doddy untuk terus berbaring seperti ini."Nafis, segera siapkan kuda. Kita akan kembali ke Provinsi Bina dan segera mengobati Doddy. Nggak peduli harus menghabiskan berapa banyak uang pun aku akan menyembuhkan Doddy!" perintah Wira.Mendengar perintah Wira, Nafis segera menyiapkan semuanya. Wira dan yang lainnya menaikkan Doddy ke kuda dengan bantuan semua orang dan mereka langsung menuju Provins
Klang!Saat pisau itu hampir mengenai kepala Ramath, terdengar suara yang nyaring dan pisau itu langsung patah menjadi setengah. Sebuah sosok segera muncul dan melindungi Ramath di belakangnya. Orang itu adalah Danu.Danu menatap pria bertopeng di depannya dan tersenyum dingin, lalu berkata dengan nada yang muram, "Kak Wira sudah tahu tentang aksi kalian, kami sudah menunggu lama di sini. Untungnya penantian kami nggak sia-sia, kalian akhirnya datang juga."Setelah berkata demikian, Danu langsung menyerang orang itu. Dalam pertarungan yang singkat, orang itu sudah menunjukkan tanda-tanda akan kalah, jelas orang itu bukan tandingan Danu. Setelah diserang beberapa kali, tubuh orang itu sudah terluka karena serangannya sangat kejam. Meskipun Danu memiliki kesempatan untuk membunuh orang itu, dia memilih untuk tidak melakukannya. Membiarkan orang itu tetap hidup adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan informasi tentang aliran mereka.Satu jam kemudian, pertarungan hampir berakhir dan Da
Tabib di klinik terus memeriksa Doddy, tetapi tetap tidak ada kabar apa pun. Siapa yang bisa tidur dalam situasi seperti ini?Wira merasa sangat gelisah."Tuan, bagaimana dengan kondisi temanku?" Saat tabib keluar dari dalam ruangan, Wira segera mendekatinya dan bertanya."Kondisi temanmu nggak begitu bagus. Aku sudah memberinya obat terbaik dan kondisinya stabil untuk sementara ini. Tapi, apa dia bisa sadar atau nggak, semuanya tergantung dengan takdirnya ...," kata tabib itu sambil menghela napas tak berdaya."Tuan, asalkan kamu bisa menyembuhkan temanku, aku akan sangat berterima kasih!" Wira segera mengeluarkan uang dan menyerahkannya kepada tabib itu.Tabib itu menganggukkan kepala. "Jangan khawatir. Meskipun nggak dibayar, menyelamatkan orang tetap adalah tugasku."Meskipun tabib itu berkata demikian, dia tetap menyimpan uang itu ke dalam sakunya.Setelah perjalanan seharian tanpa berhenti, Wira dan yang lainnya sudah kelelahan dan saat ini mereka juga berusaha menahan rasa kantu
"Aku tentu saja nggak akan membiarkan hal ini begitu saja, ini hanya untuk sementara saja. Kelak aku pasti akan membalas dendam ini pada Ramath!" kata pemimpin Aliran Kegelapan itu dengan dingin. Bagaimana mungkin dia akan melepaskan Ramath begitu saja?"Sudahlah, cukup sampai di sini saja. Terus rekrut lebih banyak orang untuk masuk Aliran Kegelapan. Waktu kebangkitan kita sudah semakin dekat ...."Setelah merespons perintah pemimpin itu, satu per satu pengikut itu pun pamit.....Di Provinsi Bina. Saat Wira dan yang lainnya bangun, hari sudah menjelang sore. Baru saja turun tangga, mereka melihat Ciputra dan orang-orangnya sudah lama menunggunya.Saat ini, Ciputra sedang meminum teh dengan santai. Di lantai satu penginapan, selain Ciputra dan pemilik penginapan, hanya ada beberapa pengawal pribadi Ciputra di sana."Sudah bangun?" tanya Ciputra sambil mengernyitkan alis dan menatap Wira.Setelah meregangkan pinggangnya, Wira langsung duduk di meja yang sama dengan Ciputra dan menuangk
Ekspresi Nafis terlihat agak masam. Wira yang pergi sendirian sama saja dengan memasuki lubang harimau. Jika lalai sedikit saja, dia bisa kehilangan nyawanya. Bagaimana kalau Ciputra menyerang tanpa memedulikan hubungan masa lalu mereka?"Tenang saja, aku yakin dia bukan orang seperti itu. Dia seharusnya nggak akan melakukan apa pun padaku," ujar Wira dengan penuh percaya diri.Meskipun Nafis masih kurang menyetujuinya, dia hanya bisa mengangguk mengiakan. Lagi pula, Wira adalah atasannya.Dua jam kemudian, Wira dan lainnya telah melewati istana. Di belakang istana, terdapat pabrik yang sangat besar. Begitu berjalan masuk, langsung terdengar berbagai suara dentuman. Ketika melihat ke sekeliling, terlihat orang-orang sibuk memproduksi baja. Jelas, semua ini untuk membuat meriam."Sepertinya, kamu benar-benar berusaha keras," ucap Wira yang melipat lengannya dan tersenyum. Tatapannya tertuju pada Ciputra."Tentu saja. Aku akhirnya tahu kehebatan meriam pada perang waktu itu. Meriam tanga
"Aku rasa busur dan panah saja sudah cukup. Memangnya ada senjata yang lebih hebat dari itu?" tanya Nafis dengan ekspresi heran.Ketika Nafis masih kecil, ayahnya sudah mengajarinya teknik memanah. Itu sebabnya, dia menjadi sangat mahir dalam memanah. Menurutnya, tidak ada senjata yang lebih baik daripada busur dan panah.Wira menepuk bahu Nafis, lalu tersenyum dan berujar, "Setelah aku membuatnya, kamu akan tahu kehebatannya. Nanti, kamu pasti akan memohon kepadaku untuk memberimu senjata itu."Wira terkekeh-kekeh misterius. Nada bicaranya dipenuhi kepercayaan diri. Sementara itu, Nafis hanya menggeleng dan tidak menanggapi lagi. Meskipun begitu, dia tetap percaya bahwa busur dan panah adalah senjata terbaik untuknya.....Selama setengah bulan berikutnya, Wira terus mengurung diri di kamar. Entah apa yang disibukkan pria ini.Ainur sering mengantarkan makanan untuk Wira, juga sering melihat beberapa bahan dan gambar di dalam kamar. Akan tetapi, dia sama sekali tidak tahu manfaatnya d
Saat ini, Doddy berjalan keluar dari kamar sebelah. Wajahnya masih agak pucat, tetapi dia bisa beraktivitas seperti biasa.Wira menghampirinya, lalu meninju dada Doddy dan berkata, "Ternyata masih kuat. Sepertinya, pemulihanmu lumayan juga."Doddy menyeringai dan membalas, "Semua ini berkat bantuan Kak Wira. Aku sudah dengar semua. Kalau kamu nggak datang ke Provinsi Bina, mungkin aku sudah mati."Begitu membahas masalah ini, semua orang menjadi murung. Meskipun Doddy sudah siuman dan Wira sudah merasa jauh lebih tenang, mereka masih belum tahu siapa yang telah mencelakai Doddy. Dendam ini harus dibalaskan!"Doddy, kamu jaga Ainur. Aku dan Nafis mau keluar sebentar," ujar Wira. Doddy baru pulih sehingga istirahat adalah pilihan terbaik untuknya sekarang. Wira tidak mungkin membawanya pergi.Bisa dibilang, Wira dan Ciputra telah berteman kembali, bahkan Wira telah mengajari Ciputra cara membuat meriam. Namun, tidak akan ada yang tahu isi pikiran Ciputra.Selain itu, bawahan Ciputra mema
Ekspresi Wira tampak serius. Faktanya, dia masih belum meninggalkan Provinsi Bina karena ingin membalaskan dendam Doddy. Ini bukan hanya masalah Doddy, tetapi masalah mereka semua.Pihak lawan memiliki niat jahat. Jelas, targetnya bukan hanya Doddy, melainkan mereka semua. Jika tidak menemukan orang-orang yang bersembunyi di kegelapan itu, mereka yang akan menanggung konsekuensi fatal.Nafis tidak mengutarakan apa-apa. Kedatangannya ini hanya untuk melindungi Wira. Urusan lainnya tidak ada hubungan dengannya. Meskipun ingin membantu, dia tidak memiliki kecerdasan seperti itu.Ekspresi Kusmanto tampak serius. Setelah ragu-ragu sejenak, dia mengernyit dan berkata, "Tuan, aku terus memikirkan hal yang sama selama 2 hari ini. Menurutmu, apa mungkin semua ini berhubungan dengan Ciputra?""Bagaimanapun, Provinsi Bina adalah wilayah Ciputra. Nggak mungkin ada organisasi misterius yang nggak diketahuinya. Kalau memang ada, keselamatan Ciputra pasti terancam.""Selain itu, aku juga sudah menany
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m