Share

Bab 1818

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Saat ini, Doddy berjalan keluar dari kamar sebelah. Wajahnya masih agak pucat, tetapi dia bisa beraktivitas seperti biasa.

Wira menghampirinya, lalu meninju dada Doddy dan berkata, "Ternyata masih kuat. Sepertinya, pemulihanmu lumayan juga."

Doddy menyeringai dan membalas, "Semua ini berkat bantuan Kak Wira. Aku sudah dengar semua. Kalau kamu nggak datang ke Provinsi Bina, mungkin aku sudah mati."

Begitu membahas masalah ini, semua orang menjadi murung. Meskipun Doddy sudah siuman dan Wira sudah merasa jauh lebih tenang, mereka masih belum tahu siapa yang telah mencelakai Doddy. Dendam ini harus dibalaskan!

"Doddy, kamu jaga Ainur. Aku dan Nafis mau keluar sebentar," ujar Wira. Doddy baru pulih sehingga istirahat adalah pilihan terbaik untuknya sekarang. Wira tidak mungkin membawanya pergi.

Bisa dibilang, Wira dan Ciputra telah berteman kembali, bahkan Wira telah mengajari Ciputra cara membuat meriam. Namun, tidak akan ada yang tahu isi pikiran Ciputra.

Selain itu, bawahan Ciputra mema
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1819

    Ekspresi Wira tampak serius. Faktanya, dia masih belum meninggalkan Provinsi Bina karena ingin membalaskan dendam Doddy. Ini bukan hanya masalah Doddy, tetapi masalah mereka semua.Pihak lawan memiliki niat jahat. Jelas, targetnya bukan hanya Doddy, melainkan mereka semua. Jika tidak menemukan orang-orang yang bersembunyi di kegelapan itu, mereka yang akan menanggung konsekuensi fatal.Nafis tidak mengutarakan apa-apa. Kedatangannya ini hanya untuk melindungi Wira. Urusan lainnya tidak ada hubungan dengannya. Meskipun ingin membantu, dia tidak memiliki kecerdasan seperti itu.Ekspresi Kusmanto tampak serius. Setelah ragu-ragu sejenak, dia mengernyit dan berkata, "Tuan, aku terus memikirkan hal yang sama selama 2 hari ini. Menurutmu, apa mungkin semua ini berhubungan dengan Ciputra?""Bagaimanapun, Provinsi Bina adalah wilayah Ciputra. Nggak mungkin ada organisasi misterius yang nggak diketahuinya. Kalau memang ada, keselamatan Ciputra pasti terancam.""Selain itu, aku juga sudah menany

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1820

    Saat berikutnya, beberapa orang di belakang langsung menyerbu ke depan. Namun, mereka tiba-tiba melihat Doddy yang telah maju untuk mengadang di depan pintu. Para ahli bela diri dari Provinsi Lowala juga telah tiba untuk berhadapan dengan para pria berpakaian hitam."Sialan! Kita sudah begitu berhati-hati, tapi masih ketahuan," ujar pria yang memimpin itu dengan tatapan dingin. Meskipun begitu, dia sama sekali tidak terlihat takut.Dalam sekejap, para pria berpakaian hitam mengeluarkan belati dari saku mereka dan memasang postur siap menyerang."Bunuh semuanya selain pria yang memimpin itu! Berani sekali mereka datang untuk mencuri! Cari mati!" seru Doddy. Dia menderita cedera parah dan baru pulih sehingga hatinya dipenuhi amarah.Karena ada yang berinisiatif untuk mengantar nyawa, Doddy tentu harus memberi mereka pelajaran untuk meredakan amarah dalam hatinya. Dia tidak peduli apa hubungan mereka dengan orang yang menyerangnya, tetapi yang pasti para pendatang ini berniat jahat.Seket

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1821

    "Sebagian besar pencuri itu sudah kami bunuh, hanya sisa satu pemimpin mereka sedang kabur menuju ke luar kota!" jawab salah seorang dengan tergesa-gesa."Baiklah, aku mengerti. Apa orang itu mengenakan pakaian hitam dan menutupi wajahnya?" tanya Wira lagi.Orang itu segera berkata, "Benar!""Kalian segera kembali untuk menjaga Doddy dan Ainur, barangnya sudah bersamaku. Nggak peduli apa pun yang terjadi, kalian harus pastikan keamanan mereka berdua."Seiring perintah Wira, semua prajurit Wira segera kembali ke penginapan. Sementara itu, Wira dan Nafis langsung menuju ke luar kota.Kecepatan keduanya sangat luar biasa dan pemimpin pencuri itu juga sudah lelah karena sudah berlari sejauh itu, sehingga jarak antaranya dan Wira makin dekat. Begitu keluar kota, dia melihat hutan di sekitarnya dan segera masuk ke dalamnya."Ingin lari? Sayangnya, kamu nggak punya kesempatan itu," kata Wira sambil tersenyum dingin. Tadi, dia hanya terus mengejar pemimpin pencuri itu tanpa membunuhnya dan jug

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1822

    Namun, Ciputra merasa pemimpin para ahli yang dikirimnya juga sudah terbunuh."Senjata tersembunyi apa yang disimpan di dalam kotak itu? Kenapa kekuatannya begitu luar biasa? Jarak mereka setidaknya ada ratusan meter, tapi senjata tersembunyi itu malah langsung mengenai orang kita. Kalau aku nggak melihatnya langsung, mungkin aku nggak akan percaya saat mendengar laporan ini dari orang lain," kata Ciputra dengan ekspresi yang sangat muram.Ciputra berpikir Wira benar-benar musuh yang mengerikan. Bukan hanya sangat cerdik, Wira juga bisa menciptakan begitu banyak barang aneh. Baik senapan, Meriam Darmadi, ataupun senapan runduk ini, semuanya adalah senjata membunuh yang luar biasa."Raja, bagaimana menurutmu kalau kita manfaatkan kesempatan ini untuk langsung membunuh Wira? Dengan begitu, kita juga bisa merebut kotak itu. Asalkan para sarjana kita menyelidikinya dengan baik, aku yakin kita akan segera menemukan prinsip senjata itu. Pada saat itu, kita juga bisa menciptakan senjata aneh

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1823

    Sesuai dengan pemahaman Nafis, senjata yang memiliki kekuatan besar biasanya adalah senjata jarak dekat. Senjata tersembunyi jarak jauh seperti busur biasanya tidak memiliki kekuatan yang begitu besar. Sekarang, dia makin penasaran dengan nama senjata yang disimpan di dalam kotak itu dan mengapa senjata itu bisa memiliki kekuatan membunuhnya yang begitu besar."Kak Wira, bagaimana kalau kamu berikan benda ini padaku? Saat itu kamu juga menciptakannya untukku, 'kan? Asalkan kamu mengajariku cara menggunakannya, aku akan berlatih dengan tekun. Aku yakin nggak butuh waktu yang lama, aku sudah mahir menggunakannya," kata Nafis sambil menggosok tangannya dan menatap kotak misterius di punggung Wira dengan sangat bersemangat.Nafis sangat menyukai senjata ini. Jika dia tahu lebih awal bahwa senjata ini begitu luar biasa, saat itu dia tidak akan menolak tawaran Wira. Kekuatan senjata ini jauh lebih unggul daripada busur dan lebih mudah dibawa. Jika bisa memiliki senjata ini, kelak kemampuanny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1824

    Nafis tidak akan membiarkan apa pun terjadi pada Wira. Jika tidak, dia tidak akan bisa mempertanggungjawabkan hal ini pada Danu dan yang lainnya. Selain itu, dia juga akan mengecewakan kerja keras semua orang.Hari sudah hampir petang saat keduanya kembali ke penginapan, tetapi matahari masih belum tenggelam. Wira memanggil semuanya ke dalam kamarnya dan saat ini semuanya sudah berkumpul."Kenapa memilih bergerak pada malam hari? Lagi pula, sekarang kita masih belum menemukan siapa yang menyerangku waktu itu. Benar-benar mau pergi begitu saja?" kata Doddy dengan nada yang tak puas. Ini adalah pertama kalinya dia diserang orang secara diam-diam, tentu saja dia ingin membalas dendam ini.Ainur tidak mengatakan apa-apa karena dia merasa dia tidak berhak untuk berbicara. Asalkan Wira sudah membuat keputusannya, dia akan mengikuti Wira.Jari Wira mengetuk meja beberapa kali dengan lembut, lalu ekspresinya tiba-tiba menjadi serius dan berkata, "Sekarang aku sudah yakin orang-orang yang menye

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1825

    Meskipun Wira dan yang lainnya bergerak secara diam-diam, gerakan mereka tetap ketahuan oleh Ciputra karena semua mata-mata Ciputra mengawasi di depan penginapan itu.Alzam dan Harraz segera datang menghadap dan saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar Ciputra."Raja, jangan ragu-ragu lagi. Wira dan yang lainnya sudah bersiap untuk keluar kota. Kalau melewatkan kesempatan ini, nggak akan ada kesempatan lagi ...," kata Harraz dengan tergesa-gesa dan ekspresinya terlihat mengerikan.Alzam juga menyetujui pendapat Harraz. Saat ini adalah kesempatan paling baik untuk membunuh Wira dan tidak boleh dilewatkan. Jika tidak, nanti konsekuensinya akan besar.Ciputra terus-menerus mengelus keningnya. Dia juga memikirkan apakah tindakan ini layak dijalankan atau tidak dan tidak bisa langsung membuat keputusannya.Alzam dan Harraz terlihat gelisah. Sekarang, Wira sedang melarikan diri dan mungkin sebentar lagi akan meninggalkan Provinsi Bina. Jika sudah keluar dari provinsi itu, mereka mungki

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1826

    Danu langsung melempar surat di tangannya ke atas meja, lalu mengenakan baju besinya dan segera mengayunkan tangan ke arah beberapa perwira di sampingnya. "Kalian segera bersiap-siap dan ikut aku keluar kota. Ada orang yang mengancam keselamatan Kak Wira, kita harus segera menuju Provinsi Bina untuk membantu Kak Wira!"Sekelompok perwira itu langsung menganggukkan kepala."Sebelum itu, pertahanan di Provinsi Lowala juga harus disiapkan dengan baik, nggak boleh membiarkan musuh memanfaatkan kesempatan ini. Meskipun keselamatan Kak Wira penting, keamanan Provinsi Lowala lebih penting."Setengah jam kemudian, semua orang sudah bersiap-siap dan mengikuti Danu pergi keluar kota. Semua urusan pemerintahan ataupun militer di Provinsi Lowala diserahkan kepada Osmaro untuk sementara waktu. Sementara itu, Danu memimpin sepuluh ribu kavaleri untuk segera menuju ke Provinsi Bina. Malam ini, semuanya pasti tidak akan bisa tidur nyenyak.....Saat ini, Wira dan yang lainnya sudah keluar dari kota da

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status