Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1791 - Bab 1800

2714 Bab

Bab 1791

Tepat pada tengah malam, Wira baru saja tertidur, tetapi dia mendengar ada suara langkah yang tergesa-gesa di luar pintu dan diikuti dengan ketukan pintu yang cepat."Kak Wira, kamu sudah tidur?"Setelah mengenakan pakaiannya, Wira keluar dari kamarnya dan langsung melihat Biantara yang berdiri di depan pintu yang saat ini ekspresinya sangat muram."Ada apa?" Saat ini sudah larut malam. Wira berpikir jika Biantara datang mencarinya pada saat ini, kemungkinan besar sedang terjadi masalah besar."Terjadi masalah di Keluarga Birawa ya?" tanya Wira secara refleks."Nggak ada masalah di Keluarga Birawa. Lagi pula, ada Danu yang menjaga mereka, jadi kamu nggak perlu khawatir. Tapi, terjadi masalah dengan Doddy ...," kata Biantara sambil menggertakkan giginya, lalu segera menjelaskan situasinya dengan singkat. Ternyata, Doddy sudah kehilangan kontak sejak kemarin sore. Sebelum Doddy pergi, dia meminta Biantara untuk mengawasi dari samping karena khawatir dengan sifat impulsif Doddy akan menim
Baca selengkapnya

Bab 1792

Biantara segera menjelaskan hubungan yang terkait dalam masalah ini.Ekspresi Wira menjadi sangat serius. Jarinya terus mengetuk keningnya, jelas dia juga sedang memikirkan strategi untuk selanjutnya. Harus diakui, kata-kata Biantara memang sangat masuk akal. Peranannya sekarang penting dan kehidupan dan harta semua orang di Provinsi Lowala dan Dusun Darmadi bergantung kepadanya. Jika terjadi masalah dengannya, mungkin akan berdampak besar dengan mereka. Konsekuensinya memang tidak bisa diprediksi. Namun, dia juga khawatir Biantara tidak bisa menangani situasi ini dengan baik. Jika semua ini benar-benar perbuatan Ciputra, pasti masalahnya tidak semudah itu."Begini saja. Aku sendiri yang pergi ke Provinsi Bina. Tapi, aku akan menyamar sebelum berangkat, pasti nggak akan ketahuan lawan. Aku juga akan membawa beberapa ahli bersamaku, orang-orangmu juga akan membantuku di sepanjang perjalanan. Dengan begini, semuanya pasti akan berjalan dengan lancar." Setelah dipikirkan lagi, Wira tetap
Baca selengkapnya

Bab 1793

"Kak Wira, kami berdua juga ingin ikut," kata Danu.Danu melanjutkan sambil menggertakkan giginya, "Doddy adalah adik kandungku. Sekarang dia menghilang dan nggak diketahui situasinya, aku juga ingin menyelidikinya. Kak Wira, tolong bawa aku juga!"Nafis juga mengangguk, tetapi dia hanya ingin ikut pergi untuk berganti suasana. Melatih prajurit baru setiap hari memang agak membosankan. Kebetulan ada kesempatan sebagus ini, dia tentu saja harus memanfaatkan kesempatan ini untuk membantu Wira.Hal ini juga untuk menenangkan hati pasukan. Nafis memang mahir dalam memanah, tetapi dia tetap sulit untuk mendapatkan pengakuan dari semua orang di kemah militer karena dia masih sangat muda. Semuanya harus bergantung dengan reputasi Wira dan Doddy, sehingga dia ingin mencari cara untuk membuktikan dirinya. Jika tidak, prajurit baru di kemah militer pasti akan meragukan kemampuannya."Nggak boleh! Hanya kalian yang bisa kuandalkan di sini. Kalau kalian semua ikut bersamaku, siapa yang akan menjag
Baca selengkapnya

Bab 1794

Kedua pria itu segera menganggukkan kepala."Kak Wira, aku juga akan membawa anggota jaringan mata-mata untuk bergerak diam-diam. Kita akan saling bekerja sama untuk segera menyelidiki kabar tentang Doddy," kata Biantara dengan cepat.Wira menganggukkan kepala. Setelah memberikan beberapa instruksi kepada Danu, dia pergi bersama beberapa orang di belakangnya ke dalam kegelapan malam.....Di kediaman Wira di Dusun Darmadi. Sebenarnya saat Wira pergi, Wulan dan yang lainnya sudah mendengar suara bising di luar. Namun, mereka tidak keluar untuk memeriksanya. Jika Wira memilih untuk tidak memberi tahu mereka, berarti Wira pasti memiliki alasannya sendiri. Bertanya terlalu banyak hanya akan membuat Wira tidak senang. Saat ini, mereka duduk di depan meja di mana terletak surat yang ditulis Wira tadi."Entah apa yang dipikirkan Wira. Terjadi masalah dengan Doddy di Provinsi Bina adalah masalah yang serius, tentu saja harus ditangani dengan hati-hati. Tapi, dia malah membawa Ainur pergi bersa
Baca selengkapnya

Bab 1795

Penginapan Kencana adalah penginapan terbesar di Provinsi Bina. Saat ini Wira dan yang lainnya sudah memilih kamar, sedangkan Nafis bersama dua anggota jaringan mata-mata sedang menyelidiki kota. Biantara juga sudah menerima kabar dari Biantara. Meskipun semua saudara di markas Provinsi Bina sudah mati mengenaskan, efisiensi kerja Biantara sangat tinggi. Dia segera mengirim orang-orang baru ke sana dan mendirikan markas yang baru."Ayo kita jalan-jalan ke luar sebentar." Setelah mengganti pakaian, Wira dan Ainur berjalan keluar kamar. Setengah jam kemudian, keduanya tiba di depan sebuah pegadaian yang bernama Pegadaian Murni.Setelah masuk ke pegadaian itu dan mengawasi sekeliling sejenak, Wira menatap ke arah pemilik pegadaian itu dan berkata dengan tenang, "Berapa banyak uang yang bisa kudapat dengan giok ini?"Saat mengatakan itu, Wira mengeluarkan sebuah giok dari sakunya. Giok ini diberikan Biantara kepadanya sebelum dia meninggalkan Dusun Darmadi, sebuah lambang dari jaringan mat
Baca selengkapnya

Bab 1796

"Lakukan saja apa yang harus kamu lakukan, nggak perlu khawatirkan hal lain." Setelah mengatakan itu dengan tenang, Wira langsung bangkit dan berjalan menuju pintu dengan diikuti Kusmanto yang mengantarnya. Saat keluar dari pegadaian, ekspresinya masih tetap muram.Ainur yang berada di belakang Wira berbisik, "Sayang, aku dengar sebelumnya kamu menangkap beberapa pengikut Aliran Kegelapan dan kamu juga sudah menyinggung orang dari Aliran Kegelapan karena keluarga kami. Menurutmu, apa masalah ini ada hubungannya dengan Aliran Kegelapan?"Pertanyaan Ainur ini langsung mengingatkan Wira. Apakah hal ini benar-benar ulah dari Aliran Kegelapan? Namun setelah dipikirkan kembali, dia merasa tidak mungkin juga. Meskipun orang dari Aliran Kegelapan ingin melawannya, mereka juga tidak perlu melakukannya di Provinsi Bina. Bukankah ini sama saja mencari masalah bagi mereka sendiri?"Aku tiba-tiba teringat suatu tempat. Kamu temani aku pergi mencari para ahli pembuat senjata itu. Aku rasa mereka mun
Baca selengkapnya

Bab 1797

Di sembilan provinsi, semua orang tahu Wira memiliki senapan, tetapi mereka hanya menganggapnya sebagai senjata rahasia. Pantas saja Fredy memperkenalkan orang-orang ini kepadanya, tampaknya kemampuan mereka memang luar biasa.Pria itu berkata dengan ekspresi muram, "Kekuatan membunuh barang ini sangat besar, bahkan ahli bela diri pun nggak bisa menghindari serangan barang ini. Kalau kamu bisa punya barang ini, pasti latar belakangmu nggak biasa. Tapi, kita nggak ada masalah denganmu sebelumnya, jadi apa maksudmu ini?"Wira mendengus. Setelah menyimpan kembali senapan di tangannya, dia baru perlahan-lahan berkata, "Aku hanya ingin berbicara dengan pemimpin kalian. Setelah dia keluar dan bertemu denganku, kamu akan mengerti maksud kedatanganku ini bukan sebagai musuh."Setelah ragu sejenak, pria berotot itu baru berkata, "Kalau begitu, kamu tunggu aku di sini sebentar, aku akan mencari kakakku."Melihat pria berotot itu pergi, Wira berkata dengan nada kesal, "Memang cari masalah saja."
Baca selengkapnya

Bab 1798

"Baiklah." Setelah pemimpin itu tersenyum, salah seorang pria berotot itu membuka pintu ruangannya. Namun pada detik berikutnya, terlihat mata pria itu langsung membelalak. "Di mana orangnya?"Dalam sekejap, Wira juga menjadi tegang. Dia segera bangkit dan keluar dari ruangan itu, tetapi dia tidak menemukan keberadaan Ainur.Pria yang duduk di kursi pemimpin itu juga bangkit dan berkata sambil mengernyitkan alisnya, "Apa yang terjadi?"Beberapa pria di sampingnya menggelengkan kepala, jelas hal ini tidak ada hubungannya dengan mereka. Mereka semua tadi berada di dalam ruangan itu dan tidak ada yang memperhatikan Ainur yang berada di luar.Sebenarnya, Wira juga tidak terlalu mengkhawatirkan Ainur yang menunggu di luar karena dia mengira paling-paling hanya berada di dalam selama beberapa menit saja. Selain itu, jarak tempat Ainur menunggu juga begitu dekat dengannya. Jika benar-benar terjadi sesuatu, Ainur hanya perlu menjerit saja dan Wira akan segera keluar. Namun, dia tidak menyangka
Baca selengkapnya

Bab 1799

"Ini ...."Ekspresi pria yang memimpin itu terlihat tak berdaya. "Tuan, kami benar-benar nggak tahu di mana istrimu berada. Kalau nggak, kami pasti sudah melepaskannya. Bagaimana mungkin kami mempersulitmu lagi?"Semua orang di sekitar pemimpin itu juga mengiakan perkataan itu.Wira mengernyitkan alis saat melihat mereka sepertinya tidak sedang bercanda. Apakah situasi ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan mereka? Kalau begitu, ke mana perginya Ainur?"Begini saja. Kalian segera bersiap-siap dan ikut aku meninggalkan tempat ini. Aku yakin tempat ini sudah tidak aman lagi." Hilangnya Ainur adalah peringatan bagi Wira bahwa pasti ada orang yang diam-diam mengawasinya di sekitar. Jika orang itu bisa menghindari pengawasan jaringan mata-mata, berarti orang itu memiliki niat buruk dan pasti bukan orang biasa. Dia tidak boleh meremehkan hal ini.Beberapa orang itu saling memandang, lalu segera menganggukkan kepala. Setelah bersiap-siap sebentar, mereka mengikuti Wira keluar. Saat ini,
Baca selengkapnya

Bab 1800

Sementara itu, pria yang dipanggil sebagai ketua itu tetap menutup matanya untuk beristirahat. Setelah mendengar perkataan beberapa orang itu, ekspresinya berubah dan berkata dengan nada dingin, "Gila! Sekarang kita masih punya urusan penting. Kalau Wira mengejar kita, tapi kalian malah sedang bersenang-senang dengan wanitanya. Bagaimana kita bisa melawannya? Dasar bodoh, kalian harus ingat Wira punya senapan. Senjata itu sangat kuat, bisa dibilang adalah senjata terbaik. Kalian semua cari mati ya?"Mendengar perkataan itu, semua pria itu baru membatalkan niat mereka.Sementara itu, Ainur masih ketakutan karena ini pertama kalinya dia mengalami situasi seperti ini."Ketua, aku lupa memberitahumu satu hal. Nama wanita ini adalah Ainur, anggota Keluarga Birawa. Kita ada dendam kesumat dengannya. Jangan lupa, kita bisa menghadapi masalah yang begitu besar semuanya karena ulah ayahnya," kata salah seorang pria.Dalam sekejap, ekspresi pemimpin itu menjadi sangat muram. Dia perlahan-lahan b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
178179180181182
...
272
DMCA.com Protection Status