Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1771 - Chapter 1780

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1771 - Chapter 1780

2714 Chapters

Bab 1771

"Tentu saja punya! Ayo, silakan masuk. Kita mengobrol di dalam!" Ramath merasa agak bingung, tetapi dia tidak berani bersikap lalai terhadap Wira.Segera, ketiga orang itu tiba di ruang tamu. Wira pun mencari alasan untuk menyuruh Ainur pergi. Ramath tidak bodoh, dia juga menyuruh para pelayannya untuk keluar. Dengan begitu, hanya tersisa mereka berdua di ruang tamu yang luas."Tuan Wira, nggak ada siapa pun di sini lagi. Katakan, apa kamu nggak menyukai Ainur? Kalian sudah termasuk suami istri sekarang. Tapi, karena statusmu begitu mulia, aku bersedia membawanya pulang kalau kamu memang nggak menyukainya. Jangan khawatir, aku nggak akan memberi tahu siapa pun tentang ini," ujar Ramath dengan ekspresi serius.Ketika melihat ekspresi Ramath, Wira pun sudah bisa menebak bahwa pria ini memang punya motif lain. Hanya saja, entah apa yang disembunyikannya."Nggak ada yang ingin kamu jelaskan kepadaku?" tanya Wira tiba-tiba.Ramath tampak panik untuk sesaat, bahkan keringat dingin bercucuran
Read more

Bab 1772

"Jujur saja, ada banyak keluarga besar di belakangku. Kemampuan dan kekuasaan mereka jauh di atasku. Keluarga Birawa bisa memiliki pencapaian sekarang juga berkat bantuan mereka. Tapi, aku terus dikendalikan mereka. Bisa dibilang, aku hanya boneka mereka ...." Ekspresi Ramath tampak tak berdaya.Tanpa diduga, Ramath yang merupakan orang terkaya ternyata hanya boneka yang dikendalikan oleh orang lain? Kalau bukan Ramath sendiri yang mengatakannya, Wira tidak mungkin percaya. Siapa pun yang mendengar ini pasti akan merasa tidak masuk akal.Ketika melihat Wira hanya diam, Ramath meneruskan, "Aku tinggal di Provinsi Sutim karena berharap bisa bekerja sama dengan Jihan. Tapi, dia nggak sanggup membantuku terlepas dari mereka. Aku pun kemari dengan harapan kamu bisa membantuku."Semua ini terdengar masuk akal. Wira sudah memahaminya sekarang. Pantas saja, Ramath bersedia mengorbankan putrinya, bahkan menyuplai begitu banyak besi untuk Wira. Ternyata, pria ini punya motif lain dan telah menyu
Read more

Bab 1773

"Sampai sekarang belum." Ramath tidak berani berbohong sehingga memberitahukan segalanya kepada Wira."Sepertinya, orang itu nggak tahu kamu datang ke Provinsi Lowala," gumam Wira yang mengetukkan jarinya ke permukaan meja sambil merenungkan sesuatu."Kalau begitu, kita coba pancing mereka keluar dan lihat siapa orang di balik semua ini. Aku juga ingin tahu, sekaya apa keluarga yang sudah terbentuk sejak bertahun-tahun lamanya," lanjut Wira.Ramath seketika membelalakkan mata, bahkan tidak percaya dengan pendengarannya sendiri. Dia menelan ludah, lalu bertanya, "Tuan Wira, kamu nggak bercanda?""Memangnya aku terlihat seperti sedang bercanda?" Wira mengedikkan bahunya, lalu menunjuk ke sekeliling sambil meneruskan, "Meskipun Provinsi Lowala adalah yang paling lemah untuk sekarang, kami tetap memiliki kelebihan sendiri.""Jadi, nggak peduli siapa orang itu, mereka tetap harus menghargaiku kalau menginjakkan kaki di wilayahku. Selain itu, mereka nggak akan berani memusuhiku secara terang
Read more

Bab 1774

Karena Fredy terluka, Wira tidak mungkin menyuruh orang-orangnya membawanya pulang secara paksa. Apalagi, Biantara adalah orang yang tegas. Fredy mungkin akan menolak mentah-mentah dan masalah ini akan menjadi makin rumit. Demi memastikan semuanya berjalan lancar, Wira memilih untuk pergi sendiri."Fredy ada di Kota Kayuda." Setelah mendapatkan informasi ini, Wira segera mencari Sekar. Dia juga berpamitan dengan Wulan dan lainnya, lalu membawa Ainur dan Sekar ke Kota Kayuda.Kota Kayuda adalah kota kuno berusia ratusan tahun. Tempat ini dikelilingi oleh banyak bunga persik. Hanya saja, lokasinya terlalu terpencil sehingga yang tinggal di sini hanya orang tua. Hal ini yang menyebabkan Kota Kayuda menjadi terbengkalai dan dilupakan seiring berjalannya waktu.Kalau Biantara tidak menemukan jejak Fredy di kota kuno ini, Wira mungkin tidak akan pernah tahu tempat ini untuk selamanya."Maksudmu, ayahku di Kota Kayuda?" Setelah menelan ludah, Sekar yang berada di kereta kuda pun bertanya. Dia
Read more

Bab 1775

Wira mengamati sekeliling, lalu menyahut, "Menurut batas geografis, tempat ini sudah di luar Provinsi Lowala, seharusnya termasuk wilayah Provinsi Yonggu. Bisa dibilang, kota ini adalah wilayah Jihan.""Tapi, tempat ini dikelilingi gunung dan transportasinya nggak efisien. Ditambah lagi, nggak ada kota lain di belakang Kota Kayuda ataupun dusun di sekitarnya. Mungkin karena beberapa alasan itu, tempat ini menjadi terbengkalai. Jihan sekalipun malas mengurusnya."Sebelum kemari, anggota jaringan mata-mata telah memberi tahu Wira kondisi Kota Kayuda secara singkat. Tidak ada banyak tenaga kerja di sini, apalagi berbagai fasilitas belum berkembang. Lantas, siapa yang ingin tinggal di kota seperti ini?Mereka bahkan harus membagi pasukan untuk berjaga di sini. Wira sekalipun tidak ingin melakukan bisnis merugikan seperti ini.Jika wilayah seperti ini diserang, bala bantuan pun tidak akan sempat datang untuk membantu. Kalaupun bala bantuan tiba, mungkin pertarungan telah berakhir dan mereka
Read more

Bab 1776

"Nggak pernah," jawab pria tua itu. Dia jelas-jelas sudah mau mengambil uang Wira, tetapi malah mengurungkan niatnya saat mendengar nama Fredy. Jelas sekali, pria tua ini mengetahui sesuatu!Wira seketika memahami maksud pria tua ini. Dia tersenyum, lalu berucap, "Kamu nggak perlu merahasiakan apa pun dariku, aku tahu apa yang dilakukan Fredy. Aku kemari juga bukan untuk mencari masalah dengannya."Wira menunjuk Sekar, lalu meneruskan sambil tersenyum, "Ini putri Fredy. Ibunya baru meninggal. Kebetulan, aku mendapat informasi tentang Fredy dari ibunya. Aku datang untuk membantunya mencari ayahnya."Pria tua itu termangu. Dia menatap Sekar, lalu menatap Wira lagi dan bertanya dengan hati-hati, "Yang kamu katakan benar?"Wira mengangguk dan membalas, "Tentu saja, silakan tanyakan pada Sekar kalau nggak percaya. Dia masih kecil, nggak mungkin berbohong."Wira merasa gembira melihat situasi ini. Sepertinya, mereka akan berhasil mengorek informasi dari pria tua ini.Seiring memasuki pedalam
Read more

Bab 1777

Itu sebabnya, wajar jika Sekar membenci ayahnya. Wira pun tidak berbicara lagi, hanya terus berjalan ke depan.Setelah berjalan sekitar 500 meter, mereka tiba di pedalaman. Ketika melihat ke kejauhan, mereka menemukan sebuah rumah dengan halaman.Setibanya di depan rumah, pria tua itu berucap dengan pelan, "Tuan, aku akan masuk dulu untuk bertanya. Kalau dia setuju, aku baru akan membawa kalian masuk. Gimana?"Wira mengangguk. Dia tentu memahami etiket sehingga tidak akan bersikap lancang. Sementara itu, Sekar mencebik dan mengejek, "Dasar sombong.""Ayah Angkat, gimana kalau kita pulang saja? Tadi aku masih ingin menemuinya, tapi sekarang nggak lagi. Aku jadi makin kesal setelah mendengar omongan kakek itu," ujar Sekar.Sekar awalnya memang ingin menemui Fredy. Bagaimanapun, mereka memiliki hubungan darah dan ibunya sudah meninggal. Meskipun Wira telah menjadi ayah angkatnya, Sekar tetap ingin memiliki keluarga sendiri ....Namun, begitu tiba di Kota Kayuda, Sekar seketika kehilangan
Read more

Bab 1778

Sesuai dugaan, pria tua itu menunjuk ke dalam sambil berkata, "Ada yang ingin membunuh Fredy! Aku nggak pernah melihat orang yang menendangku keluar tadi! Cepat bantu Fredy!"Ekspresi Wira berubah lagi. Dia segera menyerahkan senapan kepada Ainur dan berpesan, "Kalau ada yang mendekat dan berniat jahat, langsung tarik pelatuknya. Senjata itu jauh lebih kuat dan berguna daripada senjata rahasia apa pun. Itu sudah cukup untuk melindungi kalian!"Setelah menerima senapan itu, Ainur bertanya, "Gimana denganmu?"Sebelum kemari, Ainur sudah mendengar tentang senjata rahasia milik Wira. Itu sebabnya, ahli bela diri sekalipun tidak berani mendekati Wira. Mereka bukan hanya takut pada metode Wira, tetapi juga senjata rahasianya. Sepertinya, senjata mematikan itu tidak lain adalah senapan ini.Wira tersenyum dan membalas, "Aku pernah belajar keterampilan di Sekte Tongkat Sakti, mudah saja bagiku untuk melawan preman. Kamu nggak perlu cemas."Selesai mengatakan itu, Wira langsung menerobos masuk.
Read more

Bab 1779

"Ada banyak hal yang belum kamu ketahui, seperti ibuku sudah meninggal," ujar Sekar dengan dingin. Kebenciannya terhadap Fredy terlihat sangat jelas. Menurutnya, pria ini yang telah mencelakai ibunya.Jika Fredy tidak pernah meninggalkan mereka, mana mungkin masalah menjadi seperti ini? Tanpa bantuan Wira, mungkin ibunya tidak punya tempat untuk dimakamkan dan dirinya masih hidup menderita."Ibumu meninggal? Kok ... kok bisa?" tanya Fredy yang mundur beberapa langkah dengan terhuyung-huyung. Wajahnya menjadi pucat pasi."Ibuku meninggal karena sakit! Lebih tepatnya, semua ini karena dia kelelahan!" jawab Sekar dengan galak. Penampilannya terlihat seperti iblis kecil yang ganas."Karena kamu nggak ada di sisi kami, ibuku harus bekerja keras untuk menghidupiku. Tapi, bukannya menghasilkan banyak uang, dia malah jatuh sakit. Dia mengidap tuberkulosis. Semua ini salahmu, 'kan?" lanjut Sekar.Begitu mendengarnya, Fredy yang tidak bisa menerima kenyataan ini pun menangis dan berlutut di tana
Read more

Bab 1780

"Kamu juga tahu mereka nggak punya kerabat. Kalau nggak ada yang merawat Sekar, anak ini mungkin nggak akan bisa bertahan hidup. Sekar anak yang imut, makanya aku mengadopsinya," ujar Wira.Fredy pun mengangguk dengan puas. Kemudian, Sekar berbicara, "Tanpa bantuan Ayah Angkat, aku nggak bakal punya uang untuk memakamkan Ibu. Ayah Angkat menyediakan pakaian bagus dan makanan lezat untukku, dia sangat berjasa. Ayah, kelak kamu harus membalas kebaikan Ayah Angkat lho!"Fredy mengangguk mendengarnya. Dia tidak menduga istri dan anaknya akan bertemu orang sebaik Wira."Kalau begitu, sebaiknya kita mengobrol di dalam saja. Aku dan istriku juga sudah lelah setelah menempuh perjalanan panjang," ucap Wira sambil merangkul Ainur.Sekar berujar, "Benar. Bibi Ainur berasal dari keluarga kaya, dia nggak pernah menempuh perjalanan sejauh ini. Kalau bukan demi aku, dia nggak mungkin datang kemari."Fredy bangkit. Setelah memastikan pria tua itu baik-baik saja, dia memberinya sedikit uang dan mengant
Read more
PREV
1
...
176177178179180
...
272
DMCA.com Protection Status