Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1751 - Chapter 1760

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1751 - Chapter 1760

2718 Chapters

Bab 1751

"Terima kasih banyak." Setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi, tabib itu menyimpan uangnya dan meninggalkan tempat itu.Sementara itu, Wira kembali lagi ke dalam kamar itu. Entah apa yang dikatakan wanita paruh baya itu kepada Sekar. Sebab, saat ini Sekar sedang memeluk tangan wanita paruh baya itu sambil terus menangis. Orang yang melihat adegan itu pun merasa sangat sedih."Tuan sudah kembali." Saat melihat Wira, wanita paruh baya itu segera menepuk bahu Sekar, lalu buru-buru berkata, "Apa kamu sudah lupa apa pesanku padamu tadi?"Setelah menggertakkan giginya dan mengusap air mata di wajahnya, Sekar berlutut di hadapan Wira."Apa maksudnya ini?" kata Wira dengan ekspresi bingung.Sekar berkata dengan tegas, "Sekar memberi hormat kepada Ayah. Kelak Sekar adalah putrimu."Wira merasa agak bingung. Dia hanya keluar sebentar, sekarang malah jadi tambah seorang putri.Wanita paruh baya itu bersusah payah bangkit dari tempat tidurnya dan perlahan-lahan berjalan ke depan Wira. Dia la
Read more

Bab 1752

Ramath di samping mengambil cangkir teh. Setelah menatap Ainur sebentar, dia berkata dengan nada dingin, "Gadis berengsek ini tadi sudah menolak Tuan Wira dan bahkan menunjukkan ekspresi yang nggak ingin peduli dengan Tuan Wira. Sekarang kamu ingin aku mencari Tuan Wira lagi, kalian ingin harga diriku ditaruh di mana?"Ramath berbicara dengan kesal.Biasanya, Ainan adalah orang yang memiliki paling banyak ide cerdas dan juga yang paling disukai. Dia segera duduk di samping Ramath dan berkata sambil menarik tangan Ramath."Ayah, kamu salah kalau bicara seperti ini. Kamu juga tahu kepribadian Ainur, 'kan? Ainur adalah seorang gadis pemalu. Selain itu, selama bertahun-tahun ini dia nggak pernah berinteraksi dengan lawan jenis, sekarang kamu malah tiba-tiba menjodohkannya. Bukan hanya dia, bahkan aku pun mungkin akan sulit langsung menerimanya. Bukankah aku dan Kak Adanu sudah meyakinkannya? Ini membuktikan Ainur ada perasaan terhadap Tuan Wira. Asalkan kamu bantu kami menghubunginya sekal
Read more

Bab 1753

Keesokan paginya saat matahari mulai bersinar, Wira sedang bersiap untuk mandi dan sarapan. Begitu keluar dari kamar, dia melihat Sekar yang berdiri di luar halaman. Saat mata mereka bertemu, Sekar langsung berlutut di tanah dan bersujud kepadanya."Apa yang sedang kamu lakukan?" Wira segera mendekat dan bertanya."Ibuku sudah meninggal. Aku harap Ayah Angkat bisa memberiku sedikit uang untuk memakamkan ibuku dengan layak," ujar Sekar. Matanya berkaca-kaca dan sembap, tetapi tidak meneteskan air mata lagi. Sepertinya dia sudah menangis sepanjang malam, sehingga air matanya sudah habis.Setelah mendekati Sekar dan membantunya berdiri, Wira berbisik, "Jangan khawatir. Serahkan saja urusan ibumu padaku, aku pasti akan membantumu memakamkan ibumu dengan layak. Selain itu, kelak aku juga akan membantumu mencari ayah kandungmu. Kalau dia masih hidup, aku akan membawa ayah kandungmu untuk bertemu denganmu."Setelah mengatakan itu, Wira membersihkan debu di pakaian Sekar. Dewina dan yang lainn
Read more

Bab 1754

Danu menyilangkan kedua lengannya dan melihat ke sekeliling sekilas. Dia melihat halaman rumah itu begitu bobrok, jelas ini adalah rumah orang miskin. Dia ingat Wira tidak memiliki kerabat yang miskin. Jika hanya sekedar membantu saja, Wira juga tidak perlu seheboh ini. Lagi pula, ada banyak sekali orang yang butuh bantuan di dunia ini, Wira tidak mungkin sanggup membantu semuanya.Wira berkata dengan tenang, "Wanita ini kasihan sekali, tapi putrinya punya bakat yang luar biasa. Aku sudah menerima putrinya sebagai putri angkatku, kelak pasti akan sangat berguna bagi kita. Meskipun aku nggak tahu kenapa ibunya tiba-tiba meninggal, kemungkinan besar pasti nggak ingin merepotkan Sekar ...."Wira tidak tahu apa yang telah terjadi semalam, tetapi dia sudah bisa menebak kemungkinannya.Mendengar perkataan itu, Danu menganggukkan kepala dan tidak bertanya lebih banyak lagi. Dia segera memerintahkan bawahannya untuk sibuk bekerja kembali. Dalam sekejap, kesibukan mereka menarik perhatian banya
Read more

Bab 1755

Saat Danu bersiap untuk bertindak, Wira menghalanginya dengan tangan. Dia merasa lebih baik tidak berkelahi di depan rumah duka, ini juga termasuk penghormatan terakhir bagi yang meninggal."Kamu ada urusan apa?" tanya Wira sambil menatap Dusan sambil mengernyitkan alisnya."Kalau nggak ada urusan, untuk apa aku datang ke rumah duka bobrok seperti ini?" kata Dusan dengan kesal."Sebelumnya, keluarga ini masih berutang 1 juta gabak padaku. Sekarang dia punya kerabat kaya, jadi segera bayar utangnya!"Mendengar ucapannya, semua orang di tempat itu membelalakkan mata mereka. Mereka berpikir, Dusan sendiri saja bahkan sepertinya tidak memiliki 1 juta gabak. Jelas sekali mereka sengaja datang untuk memeras uang setelah melihat orang lain memiliki kerabat yang kaya. Mereka semua merasa marah, tetapi tidak ada yang berani melawannya."Kenapa? Kamu nggak percaya?"Melihat Wira tetap diam, Dusan menatap ke kerumunan orang yang berada di belakangnya dan berkata sambil menunjuk mereka, "Mereka se
Read more

Bab 1756

Meskipun demikian, Dusan tetap tidak berani mengungkapkan kemarahannya. Dia berlutut di hadapan Danu dan tidak berani mengatakan apa pun. "Tuan, kamu sudah memberiku pelajaran. Jadi, sekarang bisakah kamu membiarkanku pergi?"Saat mengatakan itu, Dusan tersenyum manis.Danu tersenyum dingin dan berkata dengan cuek, "Sekarang kamu sudah tahu takut? Saat kamu menindas para tetangga dulu, kenapa kamu nggak mikir bakal jadi seperti sekarang ini?"Dusan tidak berani mengatakan apa pun. Jika tahu lawannya sekejam ini, Dusan sudah pasti tidak mungkin datang ke sini. Jelas sekali, sekarang ini dia sedang cari masalah sendiri."Tuan, sekarang aku sudah tahu kesalahanku. Asalkan kamu melepaskanku, kelak aku pasti nggak akan cari masalah lagi denganmu. Selain itu, aku juga janji nggak akan mengganggu orang-orang di sekitar sini lagi!" Dusan berusaha mencari alasan untuk menyelamatkan dirinya sendiri."Oh ya. Aku yakin kamu juga tahu peraturan di Provinsi Lowala, 'kan? Kita punya peraturan di sini
Read more

Bab 1757

"Ayah Angkat, terima kasih untuk urusan ibuku." Saat ini, Sekar mendekat ke belakang Wira sedang duduk minum teh di halaman belakang rumahnya dan berbisik.Sejak saat itu, Sekar tidak pernah kembali ke rumahnya. Dia sudah bertekad untuk mengubah gaya hidupnya karena ini juga keinginan ibunya."Apa yang terjadi semalam?" tanya Wira sambil menatap Sekar.Saat Wira mengungkit hal itu, ekspresi Sekar jelas berubah. Setelah ragu sejenak, dia baru berbisik, "Semalam ibuku memberitahuku banyak hal, tapi sebagian besar adalah pesan terakhirnya. Dia juga menceritakan penyakitnya yang sebenarnya padaku. Bagi ibuku, bertahan hidup hanya penderitaan saja. Jadi saat dia berniat untuk bunuh diri, aku juga nggak menghalanginya. Mungkin bagi ibuku, ini termasuk sebuah pembebasan. Bertahan hidup hanya akan menderita," kata Sekar dengan nada yang tegas.Namun, Wira masih bisa mendengar dari nada suaranya bahwa Sekar ini hanya berpura-pura tenang.Kemudian Sekar melanjutkan, "Kelak, aku akan tetap berada
Read more

Bab 1758

"Meskipun dia sudah mati, aku juga akan menggali makamnya dan membawa jasadnya padamu," kata Biantara, lalu meneguk tehnya dan berdiri untuk pergi.Melihat kepergian Biantara, Wira menggelengkan kepalanya dengan ekspresi tak berdaya. "Untuk apa jasadnya bagiku?"Bukankah ini sama saja menambah kesedihan Sekar?....Tiga hari kemudian, situasi sudah menjadi tenang kembali. Selama beberapa hari ini, Sekar sudah berbaur dengan keluarga Wira dan sangat akrab dengan Wulan dan yang lainnya. Para wanita itu tentu saja juga sangat menyukainya. Meskipun tubuhnya memiliki aura dunia persilatan, Sekar sangat bijaksana dan juga menjadi makin sopan. Dia tidak terlihat seperti dirinya yang ditemui Wira di jalanan dulu. Sepertinya, orang bisa berubah.....Di tempat yang gelap, terdapat sebuah istana besar yang terlihat aneh. Meskipun istana ini megah dan sangat luas, di sekitarnya adalah hutan yang tak berujung. Tidak ada apa pun dalam radius 100 meter selain istana ini.Di dalam istana, ada beberap
Read more

Bab 1759

Malam itu, di kediaman Keluarga Birawa. Pada saat Aliran Kegelapan sedang menjalankan kegiatan mereka secara rahasia, Wira sama sekali tidak menyadari adanya bahaya apa pun dan tiba di kediaman Keluarga Birawa. Awalny dia tidak ingin datang bertamu ke tempat itu, tetapi dia terpaksa datang karena berbisnis dengan Ramath. Lagi pula, Ramath masih memiliki sumber daya besi dingin yang melimpah, ini merupakan alasan utamanya. Oleh karena itu, Wira tetap harus datang meskipun enggan.Saat baru saja memasuki pintu, Wira melihat anggota Keluarga Birawa berkumpul di depan pintu untuk menyambutnya. Yang berdiri di paling depan adalah Ramath, sedangkan di belakangnya adalah Adanu, Ainur, dan Ainan yang berdiri berdampingan dengan tatapan yang sangat hormat. Ainur tidak berani menatap mata Wira dan tetap menundukkan kepala."Tuan Ramath, bukankah sebelumnya kita sudah selesai membahas bisnis? Kenapa kamu tiba-tiba mengundangku ke sini? Apa ada hal lain?" kata Wira sambil mendekat dan tersenyum, t
Read more

Bab 1760

"Inilah yang membuatmu merasa dia nggak menghargaimu. Setelah mengerti perasaan putriku, aku segera mengundangmu makan malam. Aku harap Tuan Wira bisa mempertimbangkan kembali apa kamu bersedia menikahi putriku, Ainur?" Sikap Ramath sudah terlihat sangat jelas, dia memutuskan menjadikan Wira sebagai menantunya.Wajah Ainur pun makin memerah.Pandangan Wira samar-samar tertuju kepada Ainur. Hanya sekali tatapan saja, dia mulai berpikir dalam hatinya, 'Gadis ini menarik sekali. Padahal aku belum bicara apa pun, tapi dia sudah semalu ini. Dia memang berbeda dengan istri-istriku di rumah. Bagus juga kalau bisa membawanya pulang.'Melihat Wira masih belum merespons, hati Ramath merasa sangat gelisah. Apakah Wira tidak menyukai Ainur? Putrinya memang cantik dan menawan, tetapi untuk masalah percintaan, perasaan lebih penting daripada kesan terhadap penampilan. Jika pembahasan pernikahan kali ini gagal, dia benar-benar akan sangat malu."Nona Ainur, aku punya sesuatu yang ingin kudiskusikan d
Read more
PREV
1
...
174175176177178
...
272
DMCA.com Protection Status