Selagi wanita paruh baya itu tidak memperhatikan, Wira mengerlingkan matanya kepada Sekar. Bagaimanapun, dia terpaksa berbohong karena gadis ini."Maaf sudah merepotkanmu, Tuan." Wanita paruh baya itu berusaha untuk duduk, lalu meneruskan, "Aku masuk angin beberapa waktu lalu, sekarang menjadi makin lemas. Mungkin dia cemas padaku, makanya mencari bantuan. Tuan sangat baik karena sudah bersedia datang."Kemudian, wanita paruh baya itu berkata kepada Sekar, "Sekar, bantu aku nyalakan api. Aku akan masak untukmu nanti.""Aku saja yang masak, Ibu nggak perlu repot-repot," sahut Sekar. Kemudian, dia bersiap-siap untuk keluar.Wira pun mengikutinya. Dia tahu wanita paruh baya itu ingin berbicara berdua dengannya, tetapi ada sesuatu yang harus dilakukannya dulu."Ngapain kamu ikut keluar?" tanya Sekar sambil menatap Wira dengan heran.Wira mengeluarkan uang dari sakunya, lalu menyodorkannya dan berkata, "Kamu bisa pakai uang ini. Kalau nggak bisa masak, beli saja yang sudah jadi. Sisa uangny
Baca selengkapnya