Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1741 - Bab 1750

2718 Bab

Bab 1741

Di sebuah restoran. Setelah meninggalkan rumahnya, Wira langsung menuju ke restoran ini dan datang ke ruang privatnya.Ramath duduk di seberang Wira dan sampingnya adalah seorang wanita cantik yang mengenakan terusan panjang. Wanita ini terus menunduk karena tidak berani menatap mata Wira. Dia merasa sangat malu. Justru penampilannya yang seperti ini yang membuat orang makin kasihan padanya.Setelah mengamati wanita itu sesaat, Wira bertanya dengan nada datar, "Jadi, kamu putrinya Tuan Ramath? Cantik."Ramath tertawa, lalu melirik sekilas Ainur yang berada di sampingnya dan berucap, "Putriku jarang sekali keluar rumah, jadi kurang mengerti etiket. Tuan sudah masuk dari tadi, tapi dia nggak tahu cara menyapa. Tolong dimaklumi."Wira tersenyum sambil melambaikan tangannya. Dia sama sekali tidak merasa keberatan. Lagi pula, dia bukan orang yang terlalu memperhatikan etiket."Tapi, kulihat Nona Ainur nggak tertarik padaku. Kalau memang begitu, lupakan saja pernikahan ini," ujar Wira.Ramat
Baca selengkapnya

Bab 1742

Ramath adalah orang yang cerdik sehingga tidak akan melupakan keuntungan untuk diri sendiri. Tidak peduli dengan cara apa, yang penting dia bisa mendekatkan hubungannya dengan Wira. Jadi, sebelum datang ke Provinsi Lowala, dia telah memikirkan banyak cara.Cara pertama adalah menggunakan besi untuk memenangkan hati Wira. Asal tahu saja, jumlah besi yang dimilikinya sudah cukup untuk membuat semua kelompok iri. Ini juga merupakan batu loncatan yang baik baginya."Bukan masalah, tapi kapan aku bisa melihat besi-besi itu? Aku percaya pada Tuan Ramath, tapi aku lebih percaya pada mataku sendiri," ujar Wira sambil tersenyum.Ucapan ini cukup masuk akal. Ramath mengangguk sambil membalas, "Akan kuatur sekarang. Besok pagi, kamu sudah bisa melihat besi-besi itu. Baik itu kualitas ataupun kuantitasnya, aku jamin kamu akan merasa sangat puas!"Wira tersenyum, lalu mengambil gelasnya untuk bersulang. "Senang bekerja sama denganmu."Mereka meneguk habis anggur itu. Kemudian, Ramath melirik Ainur
Baca selengkapnya

Bab 1743

"Dia ...." Ainur tampak ragu-ragu untuk berbicara. Dia teringat pada paras tampan Wira sekaligus kalimat bijaksananya itu. Jujur saja, Wira telah membuatnya terpesona dan jauh berbeda dari yang dibayangkannya.Ainan langsung bertanya, "Sepertinya, nggak sesuai dengan keinginanmu? Kalau begitu, aku akan membujuk Ayah. Pokoknya, aku nggak akan membiarkanmu menikah dengan orang yang nggak kamu cintai."Ainan duduk di samping meja dan menuangkan air untuk diri sendiri. Dilihat dari ekspresinya, dia terlihat sangat gusar.Kemudian, Ainan mulai mengomel, "Aku sangat kesal dengan sikap Ayah selama ini. Dia terlalu egois, kita ini hanya alatnya. Dia menikahkanku dengan pria jelek, sekarang aku seperti nggak punya suami karena si jelek itu terus bersenang-senang di luar. Bukankah Ayah sama dengan menjerumuskan kita ke lubang api?""Kehidupanku sudah sangat gawat, tapi Ayah masih ingin mencelakaimu. Pokoknya, aku nggak akan menyetujui pernikahan ini. Kalau dia bersikeras, aku akan memberimu uang
Baca selengkapnya

Bab 1744

"Wira adalah penguasa Provinsi Lowala. Kerajaan Beluana dan Kerajaan Nuala sekalipun nggak berani menyinggungnya. Sembilan provinsi bisa tenang juga berkat dia. Pria ini bukan hanya cerdik, tapi juga seorang jenderal berbakat.""Aku yakin dia bisa memperluas wilayah dan memiliki pencapaian besar di kemudian hari. Kalau mengikutinya, masa depanmu pasti akan sangat cemerlang, bahkan Kakak harus mengandalkanmu," jelas Adanu segera.Ainan dan Ainur bertatapan, apa benar Wira sehebat itu?"Pantas saja, aku merasa dia sangat berwibawa saat melihatnya. Ternyata instingku nggak salah, dia memang genius berbakat," ucap Ainur.Ainan ikut berkata, "Aku yakin Kak Adanu nggak mungkin menipu kita. Kalau begitu, coba bicarakan dengan Ayah lagi. Kamu akan sangat beruntung kalau menikah dengan orang seperti itu. Keluarga kita pun akan mengandalkanmu kelak. Gimana menurutmu?"Manusia memang bisa berubah dengan cepat. Ainur tersenyum getir sambil menyahut, "Aku sudah bersikap lalai barusan, mungkin dia n
Baca selengkapnya

Bab 1745

Setelah mengobrol sesaat, mereka bertiga kembali ke kamar masing-masing. Sementara itu, Wira dan Ramath juga sudah pergi setelah minum-minum cukup banyak.Di bawah langit malam, karena Wira sudah melakukan reformasi di Provinsi Lowala, tempat ini pun masih ramai meskipun sudah malam.Ada pasar malam di sekitar, banyak makanan, minuman, dan hiburan yang menarik perhatian orang-orang. Semua ini adalah ide Wira."Provinsi Lowala makin ramai saja ...," gumam Wira sambil melipat lengannya dan tertawa dengan puas.Mungkin, hanya dia seorang yang bisa membangun kota seperti ini. Bagaimanapun, pemikirannya lebih maju daripada orang-orang zaman sekarang. Orang biasa nggak mungkin bisa menang darinya.Ketika Wira sedang larut dalam pemandangan malam yang indah, terdengar seruan dari kerumunan. "Copet! Ada copet! Cepat hentikan dia!"Suasana seketika menjadi heboh. Wira tanpa sadar memandang ke arah sumber suara, lalu melihat sebuah sosok.Sosok itu mengenakan jubah polos, wajahnya ditutup kain
Baca selengkapnya

Bab 1746

Sementara itu, si gadis masih menunggu di gang."Kukira kamu bakal kabur, sepertinya kamu nggak jahat-jahat amat," ucap Wira sambil tersenyum.Kemudian, Wira berkata, "Ya sudah, bawa aku temui ibumu. Kalau yang kamu bilang memang fakta, kuanggap masalah hari ini nggak terjadi dan aku akan mencarikan tabib terhebat untuk ibumu. Tapi, kalau kamu menipuku, jangan salahkan aku bertindak kejam. Meskipun kamu masih kecil, di mataku ini hanya ada kebaikan dan kejahatan."Meskipun nada bicara Wira tidak terdengar terlalu tegas, jelas dia sedang menceramahinya. Gadis di depannya ini lebih muda beberapa tahun daripada Ainur, paling-paling baru berumur 16 tahun. Meskipun masih terlihat kekanak-kanakan, dia memiliki paras yang cukup cantik."Aku sudah berubah. Sejak kamu mengeluarkan undang-undang dan perintah baru, aku nggak pernah mencuri lagi," gumam gadis itu dengan suara rendah."Hah? Sepertinya kamu sudah sering melakukannya? Kamu masih muda, tapi sudah mencuri barang. Memangnya kamu nggak k
Baca selengkapnya

Bab 1747

"Panggil saja aku Bunga, soalnya namaku berkaitan dengan itu. Kamu juga nggak perlu tahu nama asliku karena aku nggak suka," sahut gadis itu dengan cemberut."Hm? Biar kutebak, pasti namamu Sekar?" Wira menyeringai, lalu melipat lengannya di depan dada sambil menatap gadis itu."Sialan, kok kamu tahu! Aku nggak suka orang memanggil namaku!" Sekar menjulurkan lidahnya dan hendak menuju ke dalam gang.Sebelum berjalan jauh, Wira sontak meraih kerah bajunya dan menariknya kembali. "Bukannya kamu mau membawaku menemui ibumu? Kamu mau kabur, ya? Kalau ibumu nggak sakit, berarti kamu bohong dan aku nggak akan melepaskanmu lho."Nada bicara Wira terdengar agak kesal. Dia sangat pintar membaca karakter orang. Dia tahu Sekar ini adalah gadis yang polos, tetapi alasannya menguasai kemampuan mencopet yang begitu luar biasa masih belum diketahui. Namun, dia pasti bisa menemukan jawabannya setelah berhubungan lama dengan gadis ini."Ya, ya, kamu kira aku takut?" Sekar pun mengalah, lalu membawa Wir
Baca selengkapnya

Bab 1748

Selagi wanita paruh baya itu tidak memperhatikan, Wira mengerlingkan matanya kepada Sekar. Bagaimanapun, dia terpaksa berbohong karena gadis ini."Maaf sudah merepotkanmu, Tuan." Wanita paruh baya itu berusaha untuk duduk, lalu meneruskan, "Aku masuk angin beberapa waktu lalu, sekarang menjadi makin lemas. Mungkin dia cemas padaku, makanya mencari bantuan. Tuan sangat baik karena sudah bersedia datang."Kemudian, wanita paruh baya itu berkata kepada Sekar, "Sekar, bantu aku nyalakan api. Aku akan masak untukmu nanti.""Aku saja yang masak, Ibu nggak perlu repot-repot," sahut Sekar. Kemudian, dia bersiap-siap untuk keluar.Wira pun mengikutinya. Dia tahu wanita paruh baya itu ingin berbicara berdua dengannya, tetapi ada sesuatu yang harus dilakukannya dulu."Ngapain kamu ikut keluar?" tanya Sekar sambil menatap Wira dengan heran.Wira mengeluarkan uang dari sakunya, lalu menyodorkannya dan berkata, "Kamu bisa pakai uang ini. Kalau nggak bisa masak, beli saja yang sudah jadi. Sisa uangny
Baca selengkapnya

Bab 1749

Hanya dalam sekilas, Wira mampu menebak pemikiran wanita di depannya. Dia bertanya, "Kamu ingin aku mengadopsi Sekar?"Wanita paruh baya itu menjawab, "Benar. Aku nggak punya keluarga atau siapa pun yang bisa diandalkan di Provinsi Lowala. Karena kamu sudah datang ke sini, apalagi terlihat sangat hebat dan sepertinya adalah orang baik, jadi aku memberanikan diri untuk minta tolong padamu.""Tolong kasihani aku yang sudah sekarat ini, kabulkanlah permintaanku," ucap wanita paruh baya itu sambil terus bersujud. Meskipun batuk berulang kali, sikapnya tetap teguh.Wira bergegas membantunya berdiri, lalu segera berkata, "Sebenarnya, aku juga sangat menyukai Sekar. Gadis ini memang menarik. Aku juga ingin dia berada di sisiku."Tentunya, apa yang menarik bagi Wira bukanlah sosok Sekar. Dia memang merasa iba terhadap gadis itu, tetapi jauh lebih mengagumi triknya. Kemampuan Sekar dalam mencuri benar-benar langka.  Terlebih dia sudah memiliki keahlian seperti itu ketika masih muda. Ke depannya
Baca selengkapnya

Bab 1750

Wira hendak mengubah topik pembicaraan agar wanita paruh baya itu tidak merasa canggung. Namun, dia malah melambaikan tangan dan langsung berkata, "Karena kamu sudah bertanya, apalagi aku juga berutang budi padamu dan sekarang kamu akan mengadopsi Sekar, aku rasa nggak ada yang perlu disembunyikan lagi."Wanita paruh baya itu melanjutkan, "Sebenarnya, putriku bisa memahami semua itu karena ayahnya. Ayahnya bernama Fredy, dulunya dia adalah seorang pahlawan di hutan. Biasanya, dia merampok orang kaya untuk membantu orang miskin, jadi lama-kelamaan menguasai keterampilan ini. Sekar pun terpengaruh. Itu sebabnya, dia perlahan mahir dalam mencuri.""Tapi karena terjadi beberapa hal, Fredy akhirnya terjebak. Aku nggak ingin Sekar terus mencuri supaya nggak bernasib sama dengan ayahnya ...." Menurut wanita paruh baya itu, Fredy mungkin sudah meninggal. Kalau tidak, kenapa pria itu tidak pernah muncul lagi?Kalau Fredy benar-benar bersembunyi, itu hanya akan membuktikan bahwa pria itu adalah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
173174175176177
...
272
DMCA.com Protection Status