Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1731 - Bab 1740

2718 Bab

Bab 1731

"Kita hanya perlu membangun sebuah rak yang tinggi dan memasang katrol di atasnya, lalu melemparkan talinya ke bawah. Dengan cara ini, kita bisa mengangkut batu dengan tenaga paling sedikit. Selama prosesnya, kita hanya perlu mengoperasikannya," kata Wira sambil tersenyum. Inilah kegunaan otak. Dengan alat ini, dia bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi Osmaro."Apa benda ini benar-benar sehebat itu?" tanya Osmaro dengan agak ragu.Wira berkata sambil tersenyum, "Tentu saja. Nanti saat kamu mengoperasikan katrol ini, kamu akan tahu manfaatnya. Kamu pasti akan terkejut nanti."Osmaro menganggukkan kepala, lalu pergi sambil membawa gambar itu dengan gembira.....Beberapa hari kemudian, telur bitan menjadi sangat populer dan segera tersebar ke seluruh kota.Osmaro juga berhasil membuat katrol dan semua orang menggunakannya untuk mengangkut batu. Masih ada beberapa masalah, tetapi penggunaan tenaga kerja manusia sudah berkurang dan juga menghemat banyak tenaga. Rencana membangun rumah j
Baca selengkapnya

Bab 1732

Dalam sekejap, keduanya sudah tiba di restoran terbesar di Provinsi Lowala, Restoran Salju. Begitu Wira masuk, para pelanggan langsung berdiri dan menatapnya dengan hormat."Tuan Wira akhirnya datang, silakan masuk!" kata pemilik restoran yang segera keluar dan menyambut Wira. Bisa dibilang, Wira bisa datang ke Restoran Salju adalah sebuah kehormatan besar baginya."Aku ada janji dengan seseorang di lantai atas. Kalian sibuk dengan urusan kalian saja, nggak perlu sungkan," kata Wira kepada semua orang sambil melambaikan tangannya. Dalam sekejap, keduanya sudah tiba di lantai dua.Di sebuah ruangan pribadi di lantai dua, seorang pria berjubah sutra sedang duduk di samping dengan dua pengikut di belakangnya. Namun, kedua pengikut itu terlihat sangat angkuh dan ekspresi mereka penuh dengan aura membunuh, jelas mereka adalah ahli bela diri. Saat Wira dan Danu masuk, pria berjubah sutra itu segera bangkit dan berkata sambil tersenyum, "Kamu pasti Tuan Wira, 'kan? Aku benar-benar kagum denga
Baca selengkapnya

Bab 1733

"Oh ya?" Wira mengernyitkan alisnya mendengar hal itu. Ramath adalah orang pertama yang berani berbual di hadapannya. Perlu diketahui, Wira bukan berasal dari zaman sekarang, tentu saja wawasannya lebih luas. Tidak ada satu pun benda yang bisa membuatnya takjub di dunia ini.Karena itu jugalah, Wira bisa mengembangkan wilayahnya dengan lancar hanya dengan mengandalkan Dusun Darmadi dan melangkah sedikit demi sedikit hingga mencapai posisinya sekarang.Sembari berbicara, Ramath mengeluarkan sebuah besi dingin dan meletakkannya di hadapan Wira. "Apakah Tuan Wira tahu benda ini?""Ini ...." Bukan hanya Wira yang merasa terkejut, bahkan Danu juga membelalakkan matanya. Mereka adalah orang yang sering menggunakan senjata, tentu saja mereka tahu besi dingin ini adalah benda bagus. Hanya saja, besi dingin ini sangat langka. Kenapa Ramath bisa memilikinya?"Terus terang saja, aku punya banyak besi seperti ini. Cukup untuk membuat perlengkapan senjata dan zirah," pungkas Ramath dengan tegas. Di
Baca selengkapnya

Bab 1734

Ramath seolah-olah sangat takut Wira akan menolak usulnya."Kalau kamu sudah bilang begitu, aku akan menemui putrimu kalau ada waktu," ujar Wira dengan tenang. Setelah itu, dia langsung berdiri dan berjalan ke luar pintu. Baru saja keluar dari restoran, Wira langsung melambaikan tangannya pada Danu, "Segera hubungi Biantara, suruh dia temui aku. Bilang padanya ada masalah penting yang mau kudiskusikan."Danu tidak banyak bertanya, dia langsung menjalankan perintah Wira.....Dua jam kemudian, Biantara telah tiba di Dusun Darmadi.Pada saat ini, Wira masih fokus meneliti berbagai resep makanan. "Sudah datang ya," katanya tanpa mendongakkan kepala saat mendengar suara langkah kaki dari luar pintu."Kenapa kamu bisa tahu ini aku?" Biantara duduk di satu sisi dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri."Kedengaran dari suara langkah kakimu." Wira meregangkan ototnya, lalu duduk di samping Biantara. "Yang tinggal di halaman ini hanya istri-istriku. Aku sangat memahami mereka. Biasanya, selain
Baca selengkapnya

Bab 1735

"Semua pedagang bisa melakukan jual beli. Jadi, kamu tenang saja. Kalau dia sendiri yang berinisiatif datang mencarimu untuk kerja sama, kamu berikan saja kesempatan ini padanya. Hal ini juga menguntungkan bagimu. Kenapa nggak gunakan kesempatan ini saja?"Wira mengangguk, lalu tertawa. "Baiklah, aku akan percaya padamu kali ini.""Kamu memang harus percaya padaku. Bagaimanapun, aku ini mata-matamu." Biantara tertawa sejenak, kemudian dilanjutkan dengan obrolan singkat antara keduanya sebelum Biantara pergi.Berkat penemuan katrol, pekerjaan pembangunan juga berjalan semakin cepat dan mengurangi beban kerja semua orang. Tentu saja semua orang merasa sangat senang. Bisa dibilang, semuanya sangat bersemangat dalam menjalankan pekerjaan mereka.Pagi-pagi sekali, Wira telah bergegas ke lokasi pembangunan. Sejauh mata memandang, Wira melihat fondasi batu telah mulai dibentuk dan semua orang sedang sibuk bekerja."Tuan Wira sudah datang ya." Salah seorang pekerja bergegas menghampiri Wira da
Baca selengkapnya

Bab 1736

"Mereka muntah dan diare, tapi semua ini hanya gejala masuk angin. Kami jauh lebih menderita saat nggak dapat makan. Sekarang mereka tetap bisa makan meskipun sakit, 'kan?" jawab Galang.Ketika Galang hendak mengalihkan topik pembicaraan, seorang pemuda tiba-tiba menghampiri dengan tergesa-gesa. Pemuda itu berkata dengan napas terengah-engah, "Kak Galang, ini gawat, ada yang meninggal ...."Meninggal? Bukankah situasi seperti ini sangat gawat? Ekspresi Wira pun berubah. Sebelum Galang bertanya, Wira sudah memerintahkan dengan dingin, "Cepat bawa aku ke sana."Galang tidak berani bersikap lalai. Dia segera membawa sekelompok orang dan Wira menuju bagian dalam lokasi konstruksi.Di arena istirahat, terlihat beberapa pria sedang berbaring. Mereka batuk tanpa henti, bahkan ada muntahan di lantai sehingga udara di sini sangat bau.Ketika melihat situasi ini, Wira tanpa sadar menutup hidungnya sambil menginstruksi, "Cepat buka semua jendela supaya ada sirkulasi udara."Wira bukan berasal dar
Baca selengkapnya

Bab 1737

Tabib yang datang dari kota memeriksa di dalam selama 2 jam sebelum akhirnya keluar. Wira dan Galang buru-buru maju untuk bertanya. "Tuan Wira, kondisi orang-orang di dalam kurang baik. Tapi, kamu tenang saja. Mereka bukan terkena wabah, tapi keracunan.""Racun ini sangat aneh. Nggak akan langsung membunuh, tapi sangat menyiksa. Toksisitasnya nggak terlalu tinggi, apalagi tubuh manusia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri. Jadi, mungkin dalam seminggu, mereka akan pulih kembali," jelas tabib itu.Ternyata begitu, Wira pun merasa lebih lega sekarang. Syukurlah kalau bukan wabah. Sementara itu, tabib itu meneruskan, "Maaf kalau aku lancang, tapi aku nggak pernah melihat racun seperti ini. Aku nggak bisa menyembuhkan mereka dalam waktu singkat. Kalau Tuan Wira nggak percaya padaku, silakan cari tabib lain."Tabib itu menghela napas. Dia sudah berkecimpung di bidang medis selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah bertemu situasi seperti ini."Karena kamu sudah menjelaskan se
Baca selengkapnya

Bab 1738

Saat ini, seseorang tiba-tiba berlari menghampiri dengan tergesa-gesa. "Kak Galang, Tuan Wira, gawat! Waktu kami pergi mengambil batu dan kayu tadi, ada yang jatuh pingsan lagi! Gejalanya pun sama dengan yang sebelumnya! Mereka memuntahkan busa dan suhu tubuh terus meningkat!"Wira dan Galang bertatapan. Sepertinya, mereka tidak memerlukan waktu untuk menyelidikinya lagi. Masalahnya sudah ditemukan.Keduanya bergegas menuju ke hutan. Banyak orang yang berkerumun di sana, tetapi tidak ada yang berani mendekati orang-orang yang jatuh pingsan. Kerumunan sibuk bergosip."Apa ada siluman di hutan ini?""Sepertinya begitu.""Kalau nggak ada siluman, kenapa mereka tiba-tiba jatuh pingsan?""Kudengar tempat ini dulunya kuburan massal. Pantas saja, aku meras ngeri setiap kali masuk.""Ehem, ehem." Wira berdeham.Orang-orang pun bergeser saat melihat kedatangan Wira dan Galang.Wira menenangkan orang-orang, "Nggak ada hal seperti itu di dunia ini, jangan menakuti diri sendiri. Segala sesuatu di
Baca selengkapnya

Bab 1739

Dalam sekejap, mata Wira tampak berbinar-binar. Dia bahkan menyunggingkan senyum misterius."Mengerti apa?" tanya Galang yang masih tidak memahami situasi di depan matanya.Wira bertanya balik, "Kamu nggak menyadari ada miasma di sini?"Galang seperti telah memahaminya, tetapi tidak juga. Wira meneruskan, "Orang-orang ini pingsan karena menghirup terlalu banyak miasma di sini. Makanya, mereka muntah busa dan pingsan, bahkan ada yang demam tinggi."Miasma adalah racun yang berasal dari alam. Ada yang fatal untuk nyawa dan ada yang hanya membuat orang jatuh pingsan. Untungnya, miasma di hutan ini tidak terlalu mengerikan. Jika tidak, semua orang ini pasti sudah meninggal sejak tadi."Pasti sulit kalau ingin membersihkan miasma di sini. Selain itu, dengan kemampuan yang sekarang, kita juga nggak bisa melakukannya," ujar Wira yang tampak merenung.Kemudian, Wira seketika membuka matanya dan berkata, "Kalau begitu, jangan bekerja di hutan ini lagi. Ambil kayu dari hutan lain saja supaya ngg
Baca selengkapnya

Bab 1740

Dewina hanya bisa bersabar. Hingga malam hari, Wira akhirnya keluar dari ruang kerja dengan memegang secarik kertas."Cepat serahkan kertas ini kepada Tuan Osmaro. Suruh dia memproduksi yang banyak dalam waktu singkat ini," pesan Wira. Seorang pelayan buru-buru menghampiri, lalu mengambil kertas itu dan berlari ke luar.Di kejauhan, Dewina sedang duduk di depan meja baru. Dia menatap Wira dengan tidak puas. Wira meregangkan pinggang sebelum menghampiri dengan tersenyum. Kemudian, dia bertanya, "Siapa yang sudah membuat Dewina-ku marah?""Siapa lagi kalau bukan kamu? Hanya kamu yang bisa membuatku marah," sahut Dewina sembari memalingkan wajahnya."Kenapa? Memangnya apa yang kulakukan sampai kamu marah?" Raut wajah Wira tampak nakal seperti biasa."Kamu diam-diam meneliti makanan lezat di ruang kerja, tapi berusaha menghindari kami. Jangan-jangan, kamu nggak ingin melihat kita senang?" tanya Dewina dengan jengkel.Wira seketika memahaminya. Sepertinya, Dewina sudah salah paham. Kemudian
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
172173174175176
...
272
DMCA.com Protection Status