Share

Bab 1772

Author: Arif
"Jujur saja, ada banyak keluarga besar di belakangku. Kemampuan dan kekuasaan mereka jauh di atasku. Keluarga Birawa bisa memiliki pencapaian sekarang juga berkat bantuan mereka. Tapi, aku terus dikendalikan mereka. Bisa dibilang, aku hanya boneka mereka ...." Ekspresi Ramath tampak tak berdaya.

Tanpa diduga, Ramath yang merupakan orang terkaya ternyata hanya boneka yang dikendalikan oleh orang lain? Kalau bukan Ramath sendiri yang mengatakannya, Wira tidak mungkin percaya. Siapa pun yang mendengar ini pasti akan merasa tidak masuk akal.

Ketika melihat Wira hanya diam, Ramath meneruskan, "Aku tinggal di Provinsi Sutim karena berharap bisa bekerja sama dengan Jihan. Tapi, dia nggak sanggup membantuku terlepas dari mereka. Aku pun kemari dengan harapan kamu bisa membantuku."

Semua ini terdengar masuk akal. Wira sudah memahaminya sekarang. Pantas saja, Ramath bersedia mengorbankan putrinya, bahkan menyuplai begitu banyak besi untuk Wira. Ternyata, pria ini punya motif lain dan telah menyu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1773

    "Sampai sekarang belum." Ramath tidak berani berbohong sehingga memberitahukan segalanya kepada Wira."Sepertinya, orang itu nggak tahu kamu datang ke Provinsi Lowala," gumam Wira yang mengetukkan jarinya ke permukaan meja sambil merenungkan sesuatu."Kalau begitu, kita coba pancing mereka keluar dan lihat siapa orang di balik semua ini. Aku juga ingin tahu, sekaya apa keluarga yang sudah terbentuk sejak bertahun-tahun lamanya," lanjut Wira.Ramath seketika membelalakkan mata, bahkan tidak percaya dengan pendengarannya sendiri. Dia menelan ludah, lalu bertanya, "Tuan Wira, kamu nggak bercanda?""Memangnya aku terlihat seperti sedang bercanda?" Wira mengedikkan bahunya, lalu menunjuk ke sekeliling sambil meneruskan, "Meskipun Provinsi Lowala adalah yang paling lemah untuk sekarang, kami tetap memiliki kelebihan sendiri.""Jadi, nggak peduli siapa orang itu, mereka tetap harus menghargaiku kalau menginjakkan kaki di wilayahku. Selain itu, mereka nggak akan berani memusuhiku secara terang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1774

    Karena Fredy terluka, Wira tidak mungkin menyuruh orang-orangnya membawanya pulang secara paksa. Apalagi, Biantara adalah orang yang tegas. Fredy mungkin akan menolak mentah-mentah dan masalah ini akan menjadi makin rumit. Demi memastikan semuanya berjalan lancar, Wira memilih untuk pergi sendiri."Fredy ada di Kota Kayuda." Setelah mendapatkan informasi ini, Wira segera mencari Sekar. Dia juga berpamitan dengan Wulan dan lainnya, lalu membawa Ainur dan Sekar ke Kota Kayuda.Kota Kayuda adalah kota kuno berusia ratusan tahun. Tempat ini dikelilingi oleh banyak bunga persik. Hanya saja, lokasinya terlalu terpencil sehingga yang tinggal di sini hanya orang tua. Hal ini yang menyebabkan Kota Kayuda menjadi terbengkalai dan dilupakan seiring berjalannya waktu.Kalau Biantara tidak menemukan jejak Fredy di kota kuno ini, Wira mungkin tidak akan pernah tahu tempat ini untuk selamanya."Maksudmu, ayahku di Kota Kayuda?" Setelah menelan ludah, Sekar yang berada di kereta kuda pun bertanya. Dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1775

    Wira mengamati sekeliling, lalu menyahut, "Menurut batas geografis, tempat ini sudah di luar Provinsi Lowala, seharusnya termasuk wilayah Provinsi Yonggu. Bisa dibilang, kota ini adalah wilayah Jihan.""Tapi, tempat ini dikelilingi gunung dan transportasinya nggak efisien. Ditambah lagi, nggak ada kota lain di belakang Kota Kayuda ataupun dusun di sekitarnya. Mungkin karena beberapa alasan itu, tempat ini menjadi terbengkalai. Jihan sekalipun malas mengurusnya."Sebelum kemari, anggota jaringan mata-mata telah memberi tahu Wira kondisi Kota Kayuda secara singkat. Tidak ada banyak tenaga kerja di sini, apalagi berbagai fasilitas belum berkembang. Lantas, siapa yang ingin tinggal di kota seperti ini?Mereka bahkan harus membagi pasukan untuk berjaga di sini. Wira sekalipun tidak ingin melakukan bisnis merugikan seperti ini.Jika wilayah seperti ini diserang, bala bantuan pun tidak akan sempat datang untuk membantu. Kalaupun bala bantuan tiba, mungkin pertarungan telah berakhir dan mereka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1776

    "Nggak pernah," jawab pria tua itu. Dia jelas-jelas sudah mau mengambil uang Wira, tetapi malah mengurungkan niatnya saat mendengar nama Fredy. Jelas sekali, pria tua ini mengetahui sesuatu!Wira seketika memahami maksud pria tua ini. Dia tersenyum, lalu berucap, "Kamu nggak perlu merahasiakan apa pun dariku, aku tahu apa yang dilakukan Fredy. Aku kemari juga bukan untuk mencari masalah dengannya."Wira menunjuk Sekar, lalu meneruskan sambil tersenyum, "Ini putri Fredy. Ibunya baru meninggal. Kebetulan, aku mendapat informasi tentang Fredy dari ibunya. Aku datang untuk membantunya mencari ayahnya."Pria tua itu termangu. Dia menatap Sekar, lalu menatap Wira lagi dan bertanya dengan hati-hati, "Yang kamu katakan benar?"Wira mengangguk dan membalas, "Tentu saja, silakan tanyakan pada Sekar kalau nggak percaya. Dia masih kecil, nggak mungkin berbohong."Wira merasa gembira melihat situasi ini. Sepertinya, mereka akan berhasil mengorek informasi dari pria tua ini.Seiring memasuki pedalam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1777

    Itu sebabnya, wajar jika Sekar membenci ayahnya. Wira pun tidak berbicara lagi, hanya terus berjalan ke depan.Setelah berjalan sekitar 500 meter, mereka tiba di pedalaman. Ketika melihat ke kejauhan, mereka menemukan sebuah rumah dengan halaman.Setibanya di depan rumah, pria tua itu berucap dengan pelan, "Tuan, aku akan masuk dulu untuk bertanya. Kalau dia setuju, aku baru akan membawa kalian masuk. Gimana?"Wira mengangguk. Dia tentu memahami etiket sehingga tidak akan bersikap lancang. Sementara itu, Sekar mencebik dan mengejek, "Dasar sombong.""Ayah Angkat, gimana kalau kita pulang saja? Tadi aku masih ingin menemuinya, tapi sekarang nggak lagi. Aku jadi makin kesal setelah mendengar omongan kakek itu," ujar Sekar.Sekar awalnya memang ingin menemui Fredy. Bagaimanapun, mereka memiliki hubungan darah dan ibunya sudah meninggal. Meskipun Wira telah menjadi ayah angkatnya, Sekar tetap ingin memiliki keluarga sendiri ....Namun, begitu tiba di Kota Kayuda, Sekar seketika kehilangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1778

    Sesuai dugaan, pria tua itu menunjuk ke dalam sambil berkata, "Ada yang ingin membunuh Fredy! Aku nggak pernah melihat orang yang menendangku keluar tadi! Cepat bantu Fredy!"Ekspresi Wira berubah lagi. Dia segera menyerahkan senapan kepada Ainur dan berpesan, "Kalau ada yang mendekat dan berniat jahat, langsung tarik pelatuknya. Senjata itu jauh lebih kuat dan berguna daripada senjata rahasia apa pun. Itu sudah cukup untuk melindungi kalian!"Setelah menerima senapan itu, Ainur bertanya, "Gimana denganmu?"Sebelum kemari, Ainur sudah mendengar tentang senjata rahasia milik Wira. Itu sebabnya, ahli bela diri sekalipun tidak berani mendekati Wira. Mereka bukan hanya takut pada metode Wira, tetapi juga senjata rahasianya. Sepertinya, senjata mematikan itu tidak lain adalah senapan ini.Wira tersenyum dan membalas, "Aku pernah belajar keterampilan di Sekte Tongkat Sakti, mudah saja bagiku untuk melawan preman. Kamu nggak perlu cemas."Selesai mengatakan itu, Wira langsung menerobos masuk.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1779

    "Ada banyak hal yang belum kamu ketahui, seperti ibuku sudah meninggal," ujar Sekar dengan dingin. Kebenciannya terhadap Fredy terlihat sangat jelas. Menurutnya, pria ini yang telah mencelakai ibunya.Jika Fredy tidak pernah meninggalkan mereka, mana mungkin masalah menjadi seperti ini? Tanpa bantuan Wira, mungkin ibunya tidak punya tempat untuk dimakamkan dan dirinya masih hidup menderita."Ibumu meninggal? Kok ... kok bisa?" tanya Fredy yang mundur beberapa langkah dengan terhuyung-huyung. Wajahnya menjadi pucat pasi."Ibuku meninggal karena sakit! Lebih tepatnya, semua ini karena dia kelelahan!" jawab Sekar dengan galak. Penampilannya terlihat seperti iblis kecil yang ganas."Karena kamu nggak ada di sisi kami, ibuku harus bekerja keras untuk menghidupiku. Tapi, bukannya menghasilkan banyak uang, dia malah jatuh sakit. Dia mengidap tuberkulosis. Semua ini salahmu, 'kan?" lanjut Sekar.Begitu mendengarnya, Fredy yang tidak bisa menerima kenyataan ini pun menangis dan berlutut di tana

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1780

    "Kamu juga tahu mereka nggak punya kerabat. Kalau nggak ada yang merawat Sekar, anak ini mungkin nggak akan bisa bertahan hidup. Sekar anak yang imut, makanya aku mengadopsinya," ujar Wira.Fredy pun mengangguk dengan puas. Kemudian, Sekar berbicara, "Tanpa bantuan Ayah Angkat, aku nggak bakal punya uang untuk memakamkan Ibu. Ayah Angkat menyediakan pakaian bagus dan makanan lezat untukku, dia sangat berjasa. Ayah, kelak kamu harus membalas kebaikan Ayah Angkat lho!"Fredy mengangguk mendengarnya. Dia tidak menduga istri dan anaknya akan bertemu orang sebaik Wira."Kalau begitu, sebaiknya kita mengobrol di dalam saja. Aku dan istriku juga sudah lelah setelah menempuh perjalanan panjang," ucap Wira sambil merangkul Ainur.Sekar berujar, "Benar. Bibi Ainur berasal dari keluarga kaya, dia nggak pernah menempuh perjalanan sejauh ini. Kalau bukan demi aku, dia nggak mungkin datang kemari."Fredy bangkit. Setelah memastikan pria tua itu baik-baik saja, dia memberinya sedikit uang dan mengant

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status