Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1831 - Chapter 1840

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1831 - Chapter 1840

2714 Chapters

Bab 1831

Para anggota Keluarga Birawa bertatapan, lalu tersenyum dengan canggung. Ternyata, memang tidak ada yang bisa disembunyikan dari Wira.Ketika berbicara, mereka telah tiba di ruang tamu. Wira berujar, "Justru kami yang bertemu bahaya di perjalanan. Tapi, untung Danu tiba tepat waktu. Kalau nggak, kita mungkin nggak punya kesempatan untuk bertemu lagi."Wira menyesap tehnya dengan santai. Dia tidak terlihat seperti orang yang baru bertemu bahaya. Sebaliknya, wajah Ainur tampak pucat pasi. Meskipun Wira terus berada di sisinya, dia tetap merasa gelisah. Bagaimanapun, mereka hampir tewas!Ramath juga terkejut. Dia segera bertanya, "Di dunia ini, ternyata ada orang yang berani menyerang Tuan Wira? Apa orang itu sudah bosan hidup?"Wira tidak menjelaskan terlalu banyak. Kemudian, dia melambaikan tangan dan membalas, "Sudah, nggak perlu basa-basi begini. Kamu mengeluh panjang lebar tadi, pasti ada yang ingin diminta, 'kan?"Ramath menjilat bibirnya saat Wira mengungkapkan isi pikirannya. Dia
Read more

Bab 1832

Selain itu, status mereka jelas tidak semulia Wira. Atas dasar apa mereka bersikap arogan seperti ini?Sore hari itu juga, seluruh Keluarga Birawa sibuk berkemas untuk pindah rumah, termasuk Ainur. Di sisi lain, Wira tiba di sebuah pangkalan bawah tanah."Di sini panas sekali. Kalau nggak tahu kalian ngapain, aku pasti mengira magma naik ke permukaan bumi!" ujar Wira sambil mengipasi diri sendiri dan menatap Osmaro di sebelah.Selama beberapa waktu ini, Wira tidak berada di Provinsi Lowala dan Danu pergi, jadi semua urusan pemerintahan dan militer menjadi tanggung jawab Osmaro. Sungguh tugas yang melelahkan!"Tuan Wira, semua senjata dan perisai dibuat sesuai keinginanmu. Aku sengaja membangun tempat penempaan di bawah tanah supaya nggak ada yang tahu. Tentunya, aku juga khawatir pihak lain tahu tentang senjata yang akan kita gunakan di masa depan," jelas Osmaro.Pemikiran Osmaro ini benar-benar menyeluruh. Pangkalan bawah tanah ini telah dibangun menjadi gudang senjata.Sarman dan lai
Read more

Bab 1833

Setelah meninggalkan gudang senjata, langit sudah agak gelap. Wira pun memilih untuk pulang."Rupanya kamu masih ingat untuk pulang?" Begitu masuk, Wira langsung mendengar suara Dewina yang dipenuhi nada cemburu.Dian yang berdiri di samping pun menutup mulutnya sambil terkekeh-kekeh. Bisa dibilang, karakter Dian dan Wulan sama.Julian juga sangat patuh. Meskipun dulunya berasal dari Sekte Langit, sekarang dia sudah menjadi manusia biasa. Karena tidak ada yang bersikap sombong, para wanita ini pun berhubungan dengan harmonis."Uhuk, uhuk." Wira terbatuk, lalu tersenyum sambil membalas, "Gimana lagi? Aku terlalu sibuk. Aku pasti sudah pulang sejak awal kalau nggak punya urusan. Pengembara selalu merindukan kampung halaman mereka. Apalagi, ada begitu banyak wanita cantik di rumahku."Dewina mengerlingkan mata dan berkata, "Kemari, biar kucium dulu. Mulutmu benar-benar manis, aku mau lihat mulutmu produksi madu atau nggak."Dian tergelak sampai perutnya sakit. Wira memeluk keduanya, lalu
Read more

Bab 1834

Wira duduk di kursi utama sambil melirik orang-orang di sekitar. Sementara itu, Osmaro berucap, "Tuan, sekarang kamu adalah penguasa Provinsi Lowala. Semua orang jelas sudah tunduk kepadamu. Kami berkumpul di sini karena ingin membujukmu naik takhta. Dengan begini, kami semua baru bisa punya jabatan."Wira seketika mengerti. Ternyata, orang-orang ini ingin dirinya menjadi raja? Pantas saja, mereka bisa berkumpul. Ternyata, karena mereka punya pendapat yang sama."Kalian semua berpikiran sama?" tanya Wira seraya melirik semua orang. Tanpa berpikir, semua orang langsung mengangguk, begitu juga dengan Biantara."Tapi, aku nggak ingin menjadi raja," ujar Wira. Begitu mendengarnya, semua orang menggeleng dan menghela napas. Sepertinya, mereka tidak akan bisa membujuk Wira."Kalian semua adalah teman dan saudaraku. Aku rasa kalian juga memahami pemikiranku. Aku nggak menyukai beberapa sistem, terutama aturan memberi hormat pada raja. Makanya, aku berencana menjadikan Provinsi Lowala sebagai
Read more

Bab 1835

"Semuanya, cepat berdiri," ucap Wira sembari menggeleng saat melihat situasi ini. Perbudakan memang sudah melekat pada orang-orang ini. Dia sudah menyuruh Osmaro menulis dengan begitu jelas, tetapi mereka masih berlutut seperti ini. Sungguh menyedihkan.Namun, sebenarnya tidak ada yang perlu diherankan. Memang tidak mudah untuk mengubah suatu hal yang telah menjadi kebiasaan. Sejak zaman dulu, penguasa adalah eksistensi yang tidak akan bisa digapai oleh mereka. Mereka tentu tidak berani bersikap lalai."Ehem, ehem." Setelah berdeham, Wira berkata, "Semuanya, kalian sudah melihat pengumuman itu, 'kan? Itu bukan sekadar gimik. Aku benar-benar ingin mempromosikan kesetaraan bagi semua orang. Selain itu, semua yang punya kemampuan boleh menjadi pejabat, bahkan boleh merebut posisiku."Begitu mendengarnya, orang-orang terkejut. Mana mungkin mereka berani melakukan hal semacam itu? Menjadi penguasa? Lelucon macam apa itu? Mereka sudah sangat bersyukur jika bisa menjadi pejabat. Siapa pula ya
Read more

Bab 1836

Orang-orang yang mendengarnya pun bertatapan, lalu mengangguk satu per satu. Sistem monarki sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Apakah sistem ini benar-benar akan dihapuskan oleh mereka?Wira melambaikan tangannya. Setelah semua orang sudah lebih tenang, dia baru membalas, "Kalian ingin kehidupan rakyat menjadi lebih baik nggak? Kalian ingin dunia menjadi damai nggak?"Tentu saja, itu adalah niat awal mereka semua. Kalau tidak, mana mungkin mereka duduk di sini. Mereka pasti sudah mencari tempat tinggal yang tenteram untuk melewati masa tua."Sepanjang sejarah, nggak ada satu pun dinasti yang bertahan. Semua ini ada penyebabnya, yaitu perebutan takhta. Aku menerapkan kebijakan seperti ini supaya nggak ada orang-orang seperti itu. Asalkan benar-benar berbakat, siapa pun bisa bergabung dengan kita.""Selain itu, aku berniat berdiskusi dengan Osmaro untuk membiarkan orang-orang mempelajari ilmu pengetahuan barat. Dengan cara ini, kita bisa mengubah pemikiran kita sedikit demi sedikit. Ak
Read more

Bab 1837

"Itu berarti aku salah dan aku bersedia menjadi raja seperti yang kalian inginkan," sahut Wira.Mana mungkin tidak ada negara lain di luar peta ini? Wira bukan berasal dari zaman ini, jadi tahu bahwa bumi itu bulat. Sementara itu, orang-orang di depannya ini tidak tahu apa-apa.Semua orang bertatapan sejenak, lalu bersorak kegirangan. Mereka tentu berharap Wira bersedia menjadi raja. Ini bukan hanya demi kebaikan Wira, tetapi juga demi mereka sendiri.Begitu Wira menjadi raja, mereka akan mendapatkan gelar sehingga status mereka akan meningkat pesat. Meskipun Wira memang penguasa Provinsi Lowala, statusnya ini tidak seresmi penguasa lain.Baik Kerajaan Beluana, Kerajaan Nuala, ataupun Kerajaan Agrel, semuanya adalah dinasti independen. Terlepas dari besar kecilnya wilayah mereka, setidaknya mereka memimpin seluruh rakyat.Namun, hal ini berbeda untuk Wira. Dia hanya termasuk penguasa, sedangkan Osmaro dan lainnya adalah bawahannya. Itu sebabnya, mereka ingin mengubah keadaan ini."Kala
Read more

Bab 1838

Ciputra yang sekarang lebih sering bersenang-senang dan mengabaikan urusan pemerintahan. Itu sebabnya, sebagian besar urusan politik Kerajaan Beluana menjadi tanggung jawab penasihat kiri dan penasihat kanan. Adapun urusan militer, ada Bhurek yang mengurusnya.Meskipun begitu, ada perbedaan antara Ciputra dengan para raja yang tidak becus itu, yaitu dia bisa menilai mana yang genius sesungguhnya dan memanfaatkan mereka dengan baik.Keberadaan penasihat kiri dan penasihat kanan ini bisa saling mengekang, jadi kekuasaan tidak akan jatuh ke tangan mereka. Itu sebabnya, Ciputra bisa bersantai sekarang. Meskipun bersenang-senang sepanjang hari, dia tidak takut dirinya dilengserkan."Di mana orangnya sekarang? Apa kamu tahu lokasi spesifiknya? Aku ingin menemuinya," ujar Wira. Dia tentu penasaran, apalagi mendengar penasihat kiri dan penasihat kanan ditolak mentah-mentah."Syukurlah! Aku memang berharap Tuan menyetujuinya!" sahut Osmaro dengan gembira. Meskipun berbakat, orang itu bisa dibil
Read more

Bab 1839

Ini justru bisa menjadi bumerang. Ke depannya, kalau semua orang berbondong-bondong datang ke Dusun Darmadi, Wira akan sulit menjelaskannya kepada warga dusun. Tentu saja, dia juga tidak ingin Dusun Darmadi berubah.Wira berujar, "Baguslah kalau kamu tahu. Dengan begitu banyak barang, rumah yang kuberikan mungkin nggak akan muat. Lebih baik kamu pertimbangkan baik-baik."Wira lagi-lagi menepuk bahu Ramath, lalu berjalan menuju restoran di kejauhan. Setelah berpisah dengan Wira, barulah konvoi Keluarga Birawa melanjutkan perjalanan menuju Dusun Darmadi.Di Penginapan Sindu.Orang yang disebutkan oleh Osmaro tinggal di penginapan ini. Wira memang belum pernah datang, tetapi dia telah lama mendengar tentang anggur dan tamu-tamu di Penginapan Sindu. Mereka datang dari segala penjuru dan sering membawa pulang beberapa anggur untuk dinikmati di rumah masing-masing.Meskipun Wira adalah penguasa Provinsi Lowala, tempat ini terlalu besar baginya sehingga masih ada banyak hal yang belum diketah
Read more

Bab 1840

Hal ini justru sesuai dengan keinginan Wira. Matanya tampak berkedip sejenak, lalu dia berucap kepada pelayan sambil tersenyum, "Tolong ambilkan dua kendi anggur bagus untukku dan beri tahu nomor kamarnya. Aku akan naik untuk mencarinya sendiri."Pelayan itu terlihat ragu-ragu. Dia menjilat bibirnya, lalu segera berkata, "Tuan, dia pernah bilang nggak ingin diganggu. Kami sama sekali nggak diizinkan untuk memberikan nomor kamarnya kepada siapa pun ....""Kalau nggak, dia mungkin nggak akan pernah datang lagi ke sini. Itu bisa merusak reputasi kami. Bos kami juga tahu bahwa dia orang yang cukup berpengaruh, jadi aku sepertinya nggak bisa memenuhi permintaanmu ...," lanjut si pelayan.Huben baru saja datang dan tinggal di sini selama 3 hari, tetapi sudah ada banyak orang yang mendatanginya. Ini cukup untuk membuktikan bahwa dia memiliki kemampuan luar biasa. Pelayan tentu tidak berani mengusik orang seperti itu.Wira pun mengeluarkan sekeping emas dari dalam pakaiannya dan meletakkannya
Read more
PREV
1
...
182183184185186
...
272
DMCA.com Protection Status