Share

Bab 1802

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Wira akhirnya makin yakin dengan pemikirannya. Aliran Kegelapan ini punya tujuan lain. Mereka bukan hanya sudah masuk ke wilayahnya, tetapi juga sudah melakukan sesuatu pada Ciputra. Sepertinya, dunia ini memang tidak pernah bisa damai.

"Kami sudah menjelaskan semuanya, sisanya kami nggak tahu lagi ...."

"Tuan, tolong berbelaskasihan dan lepaskan kami ...."

"Kami nggak bakal mengganggumu lagi kelak!"

Beberapa orang itu sibuk memohon ampun.

"Gimana menurutmu?" Wira tidak langsung menanggapi mereka, melainkan menatap Ainur yang berdiri di belakangnya.

Ainur seperti anak kucing yang ketakutan. Dia menelan ludahnya, lalu menjawab dengan lirih, "Tadi mereka ingin menindasku. Kalau bukan karena pelindung itu, mungkin mereka sudah berhasil. Kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan, 'kan?"

Ekspresi orang-orang itu sontak dipenuhi keputusasaan. Bukan hanya Wira yang memahami maksud Ainur, tetapi orang-orang itu juga. Wanita ini menginginkan nyawa mereka!

Saat berikutnya, ekspresi Wira berubah d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dedi Mirsa Nst
1 bab lagiiiii per hari, cape deh.... admin pekok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1803

    Wira menatap Nafis sembari berkata, "Orang-orang ini dari Aliran Kegelapan. Segera beri tahu Biantara kalau orang-orang ini ingin membunuh Ramath. Suruh dia buat persiapan. Selama aku nggak berada di Dusun Darmadi, dia dan Danu harus mengurus semuanya dengan baik."Nafis segera mengangguk dan membalas, "Tenang saja, Kak. Kami akan mengatur semuanya dengan baik."Dalam sekejap, Wira dan Ainur telah sampai di penginapan. Saat ini, para ahli senjata ada di dalam. Begitu pintu terbuka, mereka langsung berdiri, tetapi tidak berani menatap mata Wira.Mereka sudah mengetahui identitas Wira. Kesenjangan di antara kedua belah pihak sungguh besar. Ketika teringat pada sikap mereka yang sebelumnya dan istri Wira hilang gara-gara mereka, mereka pun menjadi sangat ketakutan. Bagaimanapun, mudah saja bagi Wira untuk membunuh mereka."Ainur, kamu istirahat di kamarmu dulu, ya," ujar Wira. Ainur mengangguk ringan dan keluar. Kedua anggota jaringan mata-mata pun mengikutinya karena khawatir Ainur hilan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1804

    Wira mengangguk dan menyahut, "Nggak perlu terburu-buru kok. Sekarang, yang penting kalian membantuku membuat senjata. Sisanya bisa dibicarakan lagi nanti. Aku akan mengatur orang untuk mengantar kalian ke Dusun Darmadi. Keselamatan kalian akan terjamin. Setibanya di dusun, kalian hanya perlu fokus bekerja. Aku nggak akan merugikan kalian."Orang-orang itu pun mengangguk dengan tatapan bersyukur. Setelah menyelesaikan kesepakatan ini, mereka tidak perlu mencemaskan biaya hidup lagi. Apalagi, mereka akan membuat senjata dengan besi dingin. Jika orang-orang mengetahuinya, reputasi mereka akan meningkat."Masih ada yang ingin kutanyakan. Waktu di wilayah kalian, aku pernah bilang ada saudaraku yang datang mencari kalian. Dia bahkan membawa surat dari Fredy. Apa kalian pernah melihatnya?" tanya Wira.Orang-orang itu bertatapan sesaat, lalu sama-sama menggeleng. Sarman berkata, "Tuan, kami nggak punya kesan apa pun terhadap orang seperti itu. Kami juga nggak mendapat surat yang ditulis Fred

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1805

    Wira menoleh memandang ke arah sumber suara. Yang memanggilnya adalah seorang pelayan, mereka sempat bertemu di lantai bawah sebelumnya.Wira bertanya dengan heran, "Ada urusan apa?"Pelayan itu menunjuk lantai bawah sambil menjawab, "Ada yang ingin bertemu denganmu di ruang privat lantai 2. Katanya ingin berbicara berdua denganmu."Ketika berbicara, pelayan itu tidak lupa melirik sekilas Nafis yang berada di samping. Jelas, dia sedang memberi peringatan kepada Nafis.Nafis tanpa sadar menyentuh busurnya dengan tatapan waspada. Jelas sekali, pendatang ini punya niat jahat dan telah mengetahui identitas mereka. Kalau yang berbicara ini bukan pelayan, Nafis pasti sudah membunuhnya sejak tadi."Oke, aku akan pergi menemuinya nanti. Kamu sudah bisa melanjutkan pekerjaanmu," ucap Wira sambil melambaikan tangannya kepada pelayan itu.Kemudian, Wira menatap Nafis dan berkata, "Kita nggak tahu siapa orang itu, tapi dia sudah pasti mengetahui jejakku karena tahu ada orang lain bersamaku. Apalag

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1806

    "Sebenarnya, aku sudah melupakan semua permasalahan kita sejak awal." Wira menyesap teh itu, lalu meneruskan, "Aku tiba-tiba datang kemari karena ada urusan lain, bukan untuk mencari masalah denganmu. Jadi, kamu nggak perlu begitu berwaspada dariku.""Jujur saja, Doddy hilang di sini. Setelah menemukannya, aku akan membawa orang-orangku pergi. Aku nggak akan berlama-lama kok. Aku juga khawatir kamu berpikir macam-macam, makanya nggak mengabarimu tentang kedatanganku. Tolong jangan salah paham," ujar Wira dengan sopan.Ciputra menggeleng dan membalas, "Aku nggak menyalahkanmu atas masalah ini. Aku menemuimu juga bukan karena terus mengawasimu. Bagaimanapun, tempat ini wilayahku, pasti ada mata-mataku di sekitar sini.""Makanya, aku bisa langsung tahu begitu kamu tiba di sini. Tapi, aku nggak ngerti, kenapa Doddy bisa hilang?" tanya Ciputra.Wira terus menatap mata Ciputra, tetapi pria ini sepertinya tidak berbohong. Apa mungkin hilangnya Doddy berkaitan dengan Aliran Kegelapan? Tidak mu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1807

    "Baik!" Pria kekar itu mengiakan, lalu segera menuju ke luar."Tenang saja, aku sudah menyuruh orang menyelidikinya. Aku yakin kita akan segera mendapatkan petunjuk," ujar Ciputra yang beralih menatap Wira. Dulu, dia dan Wira termasuk sahabat baik. Dia tentu tahu betapa dekatnya Wira dengan Doddy."Terima kasih. Kalau kamu berhasil menemukannya, aku pasti akan membalas kebaikanmu kelak," sahut Wira. Kemudian, dia menyesap tehnya lagi.Bisa dibilang, Wira dan Ciputra masih bermusuhan sekarang. Mereka bisa bekerja sama juga karena memiliki kepentingan masing-masing. Wira tidak mungkin membiarkan Ciputra membantunya secara cuma-cuma. Dia hanya akan digosipi kalau seperti itu.Setelah mengobrol sejenak, Wira akhirnya pamit dan kembali ke kamarnya. Saat ini, dia mengadakan rapat bersama Nafis dan lainnya.Ekspresi semua orang tampak masam. Tanpa perlu bertanya, Wira sudah tahu apa yang terjadi. Pasti masih belum ada kabar tentang Doddy."Masa Doddy menghilang begitu saja? Nggak masuk akal s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1808

    Di belakangnya, tampak Ainur yang perlahan-lahan mendekat dan meletakkan jaket di bahu Wira. "Baguslah kalau sudah ada informasi tentang Doddy. Kalau informasinya benar, kita bisa segera bertemu dengannya!"Saking antusiasnya, Wira sampai mengepalkan tangannya dengan erat. Tertulis jelas lokasi Doddy di atas surat itu.Wira melirik sekilas pria yang mengantar surat itu, lalu berucap, "Sampaikan rasa terima kasihku kepada Ciputra. Kalau lokasinya benar, aku akan datang menemuinya untuk mengucapkan terima kasih."Pria itu tidak menanggapi dan langsung pergi. Sementara itu, Wira menginstruksi, "Segera berkemas, kita akan berangkat sekarang juga. Aku sudah punya lokasi Doddy. Tapi menurut informasi, Doddy terluka dan kesadarannya kurang baik. Kita baru bisa memastikan keadaannya setelah melihatnya."Setelah sibuk tak menentu beberapa hari ini, mereka akhirnya mendapatkan informasi tentang lokasi Doddy. Perjalanan ini memang tidak sia-sia.Sejam kemudian, Wira dan lainnya akhirnya berangkat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1809

    Alzam mengingatkan, "Yang Mulia, saya rasa cara ini kurang tepat. Tindakan Jenderal Bhurek terlalu gegabah. Kita nggak akan mendapatkan keuntungan apa pun."Bhurek menimpali dengan dingin, "Pak Alzam, sepertinya kamu terlalu takut. Jangan lupa, kita bisa pindah ke sini karena Wira. Sekarang, Wira begitu dekat dengan kita dan dia hanya membawa sedikit bawahan. Masa kita melewatkan kesempatan yang begitu bagus?"Sebagai jenderal Kerajaan Beluana, Bhurek tentu meremehkan orang terpelajar seperti ini. Bagi Bhurek, kalau bukan karena dirinya dan para prajurit yang melindungi Kerajaan Beluana, mana mungkin kerajaan mereka bisa menjadi seperti sekarang ini?Alzam menanggapi, "Jenderal Bhurek, bisa jadi ini bukan kesempatan untuk kita. Kemungkinan besar kita bisa celaka. Jangan lupa, kalaupun kamu membunuh Wira, apa yang kamu dapatkan?""Ratusan ribu pasukan Wira masih ada di Provinsi Lowala dan mereka sangat setia kepada Wira. Kalau terjadi sesuatu kepadanya, pasukan itu pasti akan terus meny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1810

    Harraz melanjutkan, "Kalau kita terus berperang, takutnya akan timbul banyak masalah. Pada saat itu, apa Jenderal Bhurek mampu bertanggung jawab?"Kata-kata Harraz sangat mengena di hati Bhurek sehingga dia berkeringat dingin. Bhurek pun menggeleng. Ciputra sangat mendukung Alzam dan Harraz, jadi Bhurek tidak berani bicara lagi. Kalau salah bicara, Bhurek bisa celaka.Ciputra berkata, "Jenderal Bhurek, aku tahu kamu berniat membantuku. Tapi, terkadang mengandalkan kekuatan fisik saja nggak bisa menyelesaikan masalah. Sebaiknya, kita pertimbangkan dulu setiap masalah yang dihadapi baik-baik. Kalau nggak, usaha kita akan sia-sia.""Alzam dan Harraz memang nggak pernah ikut berperang, tapi mereka memang kompeten. Selain itu, kalau bukan karena bantuan mereka, sekarang aku nggak mungkin punya kekuasaan sebesar ini dan nggak bisa memegang kekuasaan dengan stabil," lanjut Ciputra.Setelah dinasihati Ciputra, Bhurek mengangguk. Dia tidak berani berkomentar lagi. Ciputra menambahkan, "Aku puny

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status