Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1291 - Chapter 1300

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1291 - Chapter 1300

3044 Chapters

Bab 1291

Keesokan harinya, matahari terbit seperti biasanya, tetapi hari ini mungkin akan agak berbeda.Wira dan Dewina tidur dengan nyenyak. Begitu pagi tiba, Wira langsung mengalirkan energinya lagi satu kali putaran kecil di halaman. Berlatih di pagi hari hasilnya akan dua kali lipat lebih baik. Setelah menyelesaikan latihannya, dia langsung pergi ke aula istana. Sebelum pergi, Senia telah menentukan waktu untuk rapat pagi dan Wira hanya tersenyum karena dia sangat menyukai rapat pagi ini. Sidang ini rasanya jauh lebih baik daripada rutinitasnya dari jam sembilan pagi hingga lima sore di kehidupan modernnya.Di aula istana, ada empat menteri utama yaitu keempat raja yang berdiri di paling depan. Mereka yang mengurus berbagai urusan penting di istana. Sementara itu, putra mahkota hanya belajar semampunya saja."Yang Mulia, panen Kerajaan Agrel tahun ini nggak begitu bagus. Terjadi kekeringan di daerah Niaga, jadi ... mereka butuh pemerintah untuk mengirimkan bantuan makanan agar rakyat bisa m
Read more

Bab 1292

Raja Kresna langsung merasa malu karena pemikirannya berhasil ditebak Wira. Namun dia tetap berkata sambil menggertakkan giginya, "Itu ... Wira, sebenarnya hal ini memang sebaiknya Raja Ararya yang pergi. Kebetulan dia akan ditempatkan di luar ibu kota agar bisa meredakan ambisinya. Tapi ... Raja Ararya mungkin nggak bisa menangani bantuan korban bencana dengan baik dan dia kejam. Aku takut saat dia nggak bisa menanganinya, dia akan membunuh para warga agar masalahnya segera berakhir!"Kekhawatiran Raja Kresna tentu saja masuk akal, karena Raja Ararya ini memang terlalu kejam.Selain itu, hati Raja Ararya selalu memikirkan masalah pemerintahan Kerajaan Agrel. Meskipun dia pergi ke Niaga, dia mungkin tidak bisa menangani bantuan korban bencana dengan tenang juga.Kemungkinan, dia akan segera mengakhiri bantuan itu hingga para korban kelaparan dan menjadi rusuh, semuanya menjadi sia-sia. Bahkan dana negara mungkin akan disalahgunakan. Jika benar-benar seperti ini, hal ini sungguh tidak b
Read more

Bab 1293

Setelah menyelesaikan ucapannya, Raja Kresna pun langsung pergi. Pada saat itu juga, Biantara buru-buru masuk dan berkata, "Kak Wira, apa kita benar-benar mau pergi menolong korban bencana?"Wira menghela napas, lalu berkata dengan tak berdaya, "Di Kerajaan Agrel ini, banyak sekali yang nggak berguna di saat penting. Ditambah lagi dengan masalah bantuan bencana ini, masalah jadi semakin sulit diatasi. Jadi ... jangan-jangan memang aku adalah kandidat terbaik."Setelah mendengar ucapan Wira, Biantara tak kuasa menimpali, "Aku tahu masalah bantuan korban bencana di Agrel setiap tahun. Situasinya sangat tidak optimis setiap kali. Raja Ararya dan almarhum Raja Byakta selalu saja memperebutkan masalah ini.""Sebab, kerajaan akan memberikan dana besar untuk korban bencana. Sebagian besar, mereka selalu mengorupsi setengah dari dana tersebut, sisanya 20% untuk menyuap petugas lainnya dan hanya 30% yang benar-benar disalurkan ke korban bencana!"Mendengar hal itu, Wira langsung terkesiap. "Han
Read more

Bab 1294

Hari ini Bruno hanya datang untuk melihat-lihat. Jika rencana mereka bisa berhasil, tentu akan lebih bagus. Namun jika tidak berhasil, Bruno tidak akan terlibat di dalamnya. Berma membawa beberapa orang itu masuk ke halaman dan bergegas ke kamar tengah.Mereka membawa pedang dengan tatapan tajam yang penuh dengan niat membunuh. Hanya saja, saat memasuki kamar itu, tidak ada seorang pun di dalamnya."Nggak ada orang?" Berma tercengang sesaat."Bos, tempat ini awalnya adalah kediaman Raja Byakta. Kamar ini ... seharusnya adalah kamar utama, tapi kenapa nggak ada orang sama sekali?" tanya bawahannya dengan wajah bingung. Mendengar hal ini, ekspresi Berma sontak berubah drastis."Gawat, kita kena perangkap!" serunya dengan ekspresi muram. Tanpa ragu-ragu, dia langsung hendak keluar. Namun pada saat mereka hendak keluar dari kamar, ada 30-an orang yang berdiri di sana menunggu dengan pistol yang diarahkan pada mereka."Terobos!" seru Berma. Baru saja dia hendak melayangkan pedangnya, pistol
Read more

Bab 1295

Tebersit tatapan meremehkan dalam pandangan Bruno. Berani sekali Wira ini memprovokasinya langsung. Bukankah sekarang berakhir mengenaskan?"Wira, bukankah lebih aman kalau kamu berada di dalam sana? Kenapa kamu malah mau bertarung denganku? Memangnya kamu kira kamu sehebat itu bisa menandingiku? Jangan bercanda! Hari ini, kamu harus menerima konsekuensi atas kecerobohanmu!" ujar Bruno seraya tertawa bangga. Sebab, misinya sudah hampir berakhir. Namun pada saat ini, Wira menghela napas dan berkata dengan tak berdaya, "Apa yang kamu pikirkan? Memangnya kenapa kalau aku nggak sehebat kamu? Aku punya pistol!" Sambil berkata demikian, Wira mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya kepada Bruno.Wajah Bruno langsung menjadi pucat dan pikirannya juga jadi kosong seketika."Kamu ... licik!" gumamnya.Tanpa menunggu dia selesai bicara, Wira sudah menarik pelatuknya.Dor!Peluru bersarang di kepalanya, Bruno tewas seketika. Wira tidak membiarkannya hidup karena tidak ada gunanya. Wira tahu bah
Read more

Bab 1296

Biantara menggeleng dengan tak berdaya. Dia tidak yakin Yasir bisa kuat menerima semua ini. "Baiklah, akan kuberi tahu. Sebenarnya ... Berma ... adalah bawahan Prabu!" ujar Biantara. Ucapannya ini sontak membuat Yasir tercengang.Setelah terdiam selama beberapa saat, Yasir langsung menoleh dan melihat tidak ada seorang pun di sisi ranjangnya. Dia langsung mengerti apa yang telah terjadi. Biantara bisa mengunjunginya di tengah malam begini dan Berma tidak ada di sisinya, berarti hanya ada satu kemungkinan. Berma pasti sudah ...."Apakah Berma ... sudah ... meninggal?" Suara Yasir gemetaran saat melontarkan pertanyaan tersebut. Dia sangat gugup dan ketakutan. Yasir benar-benar khawatir Berma telah meninggal, tapi juga takut telah terjadi sesuatu pada Wira."Berma nggak meninggal, dia hanya terluka. Tuan juga baik-baik saja. Aku datang untuk memanggilmu karena Tuan menyuruhmu ke sana. Nyawa Berma ... Tuan ingin dengar pendapat darimu. Bagaimanapun, dia adalah kekasihmu ...."Setelah mende
Read more

Bab 1297

Setelah Wira menjelaskan semuanya, Yasir merasa kaget. Ternyata ada begitu banyak hal yang tidak diketahuinya."Yasir, aku benar-benar minta maaf. Kami percaya dengan ketulusanmu, tapi kehadirannya tetap membuat kami waswas, terutama karena kemampuannya lumayan hebat. Jadi ... kami terpaksa mengawasimu dan dia.""Hasil yang kita dapatkan hari ini memang nggak sesuai ekspektasi, aku juga merasa tak berdaya. Berma telah kutangkap. Dia adalah wanita yang kamu cintai, jadi kamu yang tentukan mau bagaimana menanganinya.""Mengingat hubungan kalian selama ini, kamu boleh saja mengampuni nyawanya. Kalau merasa dia adalah musuh dan mempermainkan perasaanmu selama ini, kamu juga boleh membunuhnya. Apa pun keputusanmu, kami akan menghormatinya!""Aku nggak langsung membunuhnya karena nggak ingin ada konflik di antara kita. Karena kamu adalah sahabatku, dan aku menganggapmu sebagai saudara kandung. Aku tulus menginginkan kebaikan untukmu. Jadi, terserah apa keputusanmu! Jangan merasa terbebani!"
Read more

Bab 1298

"Tapi, aku menganggapnya sebagai saudara. Seorang pria yang bahkan sanggup membunuh wanita yang dicintainya, kalian bisa bayangkan sendiri bagaimana hatinya setelah ini. Memang, wanita ini telah membohonginya. Tapi mereka pernah menjalani hubungan sebelumnya, setidaknya saat masih belum mengetahui kenyataannya, Yasir pernah bahagia dengannya. Aku nggak mau Yasir mengubur perasaannya sendiri."Mereka baru mengerti setelah mendengar penjelasan Wira. Ternyata, semua ini bukan demi Berma, melainkan demi perasaan Yasir."Sayang, apakah Yasir akan mengetahui niatmu ini ...." Dewina tersenyum dengan tak berdaya. Wira tidak bisa banyak berkomentar mengenai hal ini, dia hanya bisa mengamati semuanya dengan diam.Sementara itu, saat ini Yasir telah berjalan masuk ke kamar itu. Melihat Berma yang terikat di sana, tatapan Yasir dipenuhi kesedihan. Wanita ini seharusnya adalah istrinya, seseorang yang harus dilindunginya seumur hidup. Namun ... sekarang malah jadi musuhnya dan bahkan mau membunuh W
Read more

Bab 1299

Tebersit berbagai kenangan dalam pandangan Yasir dan perasaan tidak tega. Berma yang mendengar ucapan ini juga terlihat tidak tega, tetapi sorot matanya langsung berubah menjadi dingin dalam sesaat."Yasir, apa kamu ini bodoh? Asal tahu saja, aku nggak pernah menyukaimu. Aku hanya memperalatmu, kamu tahu itu? Bunuh saja aku. Kalau nggak, aku akan tetap membunuh majikanmu. Aku orang yang memegang ucapanku!"Berma hanya ingin mati sekarang juga. Saat mendengar perkataan Yasir tadi, sejujurnya perasaannya terasa rumit dan sakit. Setiap kata yang dilontarkan Yasir bagaikan pisau yang menghujam jantungnya. Mungkin, kematian justru adalah sebuah pembebasan baginya.Namun, Yasir tidak menggubris Berma dan terus berkata, "Aku sudah belajar bela diri sejak kecil. Aku ini yatim piatu dan dibesarkan oleh guruku. Dia mengajariku banyak hal, tapi ... guruku mati di tangan orang licik.""Sampai sekarang aku masih ingat dengan orang itu. Dia adalah tuan tanah yang kaya. Lantaran guruku menegakkan kea
Read more

Bab 1300

Berma hanya tahu menjalankan misi demi misi. Mungkin karena ingin mendapatkan validasi dari pria itu, juga mungkin karena Berma ingin mengabulkan keinginan pria itu. Bagaimanapun, Berma telah melewati banyak sekali bahaya hingga bisa sampai hari ini.Yasir mengatakan bahwa Berma membuatnya terasa seperti dilahirkan kembali untuk ketiga kalinya. Bagaimana tidak? Saat bersama Yasir, Berma baru benar-benar merasakan apa itu hidup! Meski tidak kaya raya, setidaknya semua kebutuhannya terpenuhi dan tidak ada kekhawatiran apa pun.Sejujurnya, Berma sangat menyukai kehidupan seperti ini dan sangat menikmatinya. Hanya saja dia tahu ... semua ini bukan miliknya.Berma benar-benar lelah sekarang. Dia tidak tahu harus bagaimana membuat keputusan, jadi ... dia memilih mati untuk mengakhiri segalanya. Hanya dengan mati, Berma baru merasa bisa terbebaskan dari semua ini."Yasir, bunuhlah aku. Aku nggak ingin hidup lagi, aku sudah lelah .... Aku serius, aku muak dengan hidupku dan diriku sekarang ini
Read more
PREV
1
...
128129130131132
...
305
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status