Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1301 - Chapter 1310

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1301 - Chapter 1310

3044 Chapters

Bab 1301

Setelah Wira mengatakan hal itu, Yasir dan Berma langsung terdiam. Mereka tidak tahu apa yang ingin dikatakan Wira, tetapi akhirnya tetap menganggukkan kepala."Yasir, kamu dan Berma masih ada jalan lain, nggak perlu mati."Mendengar perkataannya, Berma langsung terdiam dan menatap Wira dengan kebingungan."Berma, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu bertanya-tanya apa alasanku membiarkanmu tetap hidup? Sebenarnya alasannya masih tetap sama, Yasir adalah sahabatku. Aku berharap sahabatku bisa hidup bahagia.""Kalau tadi kamu nggak punya perasaan apa pun padanya, sejujurnya aku akan membunuhmu. Meskipun dia bakal dendam padaku nantinya, aku juga nggak keberatan. Tapi aku bisa melihat bahwa kamu juga punya perasaan terhadap sahabatku ini. Jadi menurutku, kalian pantas mendapat kesempatan.""Yang kamu takutkan hanyalah keluarga Juwanto. Pasukan yang diutus Keluarga Juwanto kali ini sudah mati semuanya, nggak ada satu pun yang tersisa. Jadi, nggak akan ada yang tahu apakah kamu sudah mati
Read more

Bab 1302

Sejujurnya saat tadi mendengar Wira mengatakan bahwa dia tidak membunuh Berma karena menganggap Yasir adalah sahabatnya, Berma masih tidak percaya. Namun sekarang, dia akhirnya percaya. Wira bahkan menyuruhnya ke Dusun Darmadi, bukankah tempat itu adalah daerah kekuasaannya?Berma adalah seorang ahli bela diri. Meskipun Yasir cukup hebat, dia masih bukan tandingan Berma. Jika Berma benar-benar ingin menghadapi Wira dan yang lainnya, dia punya peluang yang sangat besar. Padahal Wira sudah mengetahui semua ini, tapi dia malah tetap menyuruh Berma ke Dusun Darmadi. Bisa dibayangkan, bagaimana pikiran Wira saat ini."Kamu ... nggak takut aku melawanmu?" tanya Berma dengan kaget.Wira tertawa dan berkata, "Takut, tentu saja takut.""Kalau memang takut, kenapa kamu masih memberiku kesempatan seperti ini? Bagaimana kalau aku mengecewakanmu?" tanya Berma.Wira tertawa sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Yang kamu kecewakan itu bukan aku, tapi dirimu sendiri. Kalau kamu membunuhku dan membunu
Read more

Bab 1303

Saat ini, Dewina dan Wira berbaring di ranjang. Dewina tersenyum sembari bertanya, "Suamiku, kamu benar-benar terlalu berbelaskasihan hari ini."Wira pun tertegun mendengarnya. Dia bertanya balik, "Kenapa? Kamu ingin bilang aku munafik, ya?"Dewina segera menggeleng dan menimpali, "Bukan dong. Orang lain mungkin bisa bersikap munafik, tapi kamu nggak. Kamu sampai membuatku terharu."Dengan wajah tersipu, Dewina berbaring di dada Wira. Kemudian, Wira berucap, "Hehe, dasar kamu ini. Kamu belum menyelesaikan tugasmu malam ini lho. Kita mulai sekarang."Wira sontak melemparkan diri ke pelukan Dewina. Saat ini, tawa bahagia memenuhi seluruh ruangan. Dewina berkata, "Hais, kemarin baru ...."Dewina ingin menolak, tetapi segera terlarut dalam gairah. Malam ini, beberapa orang ditakdirkan untuk tidak tidur. Selain mereka berdua, Berma dan Yasir juga tampak sengit di kamar lain."Kita ... sudah menikah. Karena semalam nggak jadi melakukannya, maka malam ini ...," ucap Yasir dengan pelan sambil
Read more

Bab 1304

Ketika mengatakannya, ekspresi Daus tampak agak rumit dan ragu. Wira meliriknya, lalu bertanya, "Tuan Daus, semua itu adalah pangan dan uang donasi untuk korban bencana. Nggak mungkin ada yang punya niat jahat untuk mencurinya, 'kan?"Daus menghela napas mendengarnya. Dia menjawab, "Hal seperti ini sulit untuk dipastikan. Tapi ... seharusnya nggak ada yang berani macam-macam karena Yang Mulia datang ke sana. Hanya saja ... ada banyak orang kaya atau pemimpin yang menindas rakyat di sana. Mereka juga punya anak buah yang banyak. Jadi, sulit untuk dijamin."Hal ini yang dikhawatirkan oleh Daus. Kalau donasi benar-benar dibagikan kepada rakyat, masalah ini tentu bisa diatasi. Akan tetapi, Daus khawatir orang-orang itu tidak bekerja dengan baik karena tidak mendapatkan keuntungan.Wira tentu memahaminya. Dia mengangguk, lalu tertawa sebelum menyahut, "Aku sudah mengerti. Sepertinya, nggak semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan mudah.""Begini saja, berikan dulu sepertiganya kepada para o
Read more

Bab 1305

Dewina seketika tersenyum mendengarnya. Sebenarnya, dia juga sangat menantikan bagaimana Wira akan membuat orang-orang itu menanggung konsekuensinya.Dengan begitu, mereka sama-sama menuju ke Niaga. Sekitar 3 hari kemudian, mereka akhirnya tiba. Namun, sebelum mereka tiba, dua keluarga besar di Niaga dan gubernur di sana sudah mengetahui kedatangan Wira.Saat ini, mereka berkumpul di suatu aula, memikirkan cara untuk melawan Wira. "Tuan, Raja Uttar akan segera datang. Bagaimana cara kita melawannya?" tanya Ongki, Kepala Keluarga Sirait, salah satu dari 2 keluarga terbesar di Niaga.Yusri, Kepala Keluarga Wiguna, pun terkekeh-kekeh sinis mendengarnya. Dia membalas, "Bisa gimana lagi, tentu saja seperti biasa. Niaga sangat jauh dari ibu kota, mana mungkin dia berani bertindak macam-macam. Asalkan kita menolak, mana ada rakyat yang berani mengambil sumbangan tersebut."Ongki pun tergelak. Dia menyahut, "Kamu benar juga. Mereka tentu nggak berani bilang apa-apa. Lagi pula, kita penguasa di
Read more

Bab 1306

"Haha, kamu bisa saja." Luki tertawa mendengarnya. Ongki dan Yusri sama liciknya, tentu tahu apa yang harus dilakukan.Saat ini, seseorang tiba-tiba masuk dan melapor, "Tuan, rombongan kereta Wira sudah hampir masuk ke Kota Niaga."Ekspresi ketiga orang itu pun berubah. Sebelum membawa keduanya keluar, Luki berkata, "Gila, cepat juga. Ayo, kita pergi menyambut mereka."Pada saat yang sama, Wira sudah dekat dengan Kota Niaga. Sekitar 30 menit, dia sudah akan masuk ke kota.Tiba-tiba, Daus bertanya, "Yang Mulia, apa kita perlu melakukan sesuatu?"Daus merasa agak takut. Dia tahu seberapa sombongnya orang kaya di sini. Jika sampai menyinggung mereka, takutnya mereka bisa mati di sini.Wira pun tersenyum mendengarnya. Dia menyahut, "Tuan Daus, kamu tenang saja. Percaya padaku, semua akan baik-baik saja."Daus buru-buru membalas, "Tapi, Yang Mulia, di sini Kota Niaga, kita hanya membawa puluhan orang. Kalau sampai terjadi pertarungan, kita akan rugi. Sebaiknya, buat sedikit persiapan."Daus
Read more

Bab 1307

Rombongan Wira cukup terkejut melihat pemandangan ini. Tentunya, Wira sudah menduga akan hal ini."Kak Wira, mereka benar-benar menyambut kita," ujar Biantara yang terkekeh-kekeh melihat situasi ini.Daus menelan ludahnya melihat ini. "Mereka jelas punya motif tersembunyi," ucapnya. Dia tahu ada yang tidak beres dari penyambutan ini."Hahaha. Tuan Daus, kamu harus bersikap lebih ramah nanti. Kalau nggak, mereka akan tahu niat kita nanti," ujar Wira sambil tersenyum.Daus pun mendengus dingin, lalu menyahut, "Aku menteri perekonomian yang bermartabat, kenapa harus bersikap sopan pada mereka. Konyol sekali."Ekspresi Daus tampak meremehkan. Hal ini membuat Biantara dan Dewina menghela napas. Sesaat kemudian, mereka tiba di hadapan orang-orang itu."Ya ampun, Raja Uttar, Tuan Daus, kalian akhirnya tiba. Kami sangat menantikan kedatangan kalian sejak tadi.""Benar, Yang Mulia, terjadi bencana kelaparan di Niaga. Tolong bantu kami atasi masalah ini.""Kami berterima kasih atas bantuan istan
Read more

Bab 1308

Sesudah Wira mengatakan itu, Luki segera mengangguk mengiakan. "Ya, kita langsung pergi ke kediaman gubernur saja."Luki menuntun jalan. Ketiganya bertatapan, bisa melihat senyuman sinis dari tatapan masing-masing. Sementara itu, Wira dan lainnya kembali ke kereta kuda. Wira tersenyum sembari berucap, "Menarik sekali.""Suamiku, sepertinya beberapa orang ini sulit untuk dihadapi, 'kan?" tanya Dewina yang mendengar ucapan Wira itu.Biantara pun menyahut, "Orang-orang yang pintar bersandiwara seperti ini paling sulit untuk dihadapi. Mereka pantas disebut parasit Kota Niaga."Wira sama sekali tidak peduli. Dia berujar dengan nada datar, "Tenang saja, aku punya cara melawan orang seperti ini."Di sisi lain, Luki dan lainnya sontak tersenyum. "Kalian lihat itu, sekalipun raja atau menteri, mereka tetap bersikap sopan saat bertemu kita.""Ya, mereka juga tahu Niaga bukan istana Kerajaan Agrel. Melawan kita sama saja dengan cari mati." Ongki dan Yusri mengobrol dengan bahagia. Akan tetapi, Lu
Read more

Bab 1309

Begitu melihat Wira, Luki sudah menduga akan hal ini. Hanya ada 2 cara yang bisa diambil Wira. Pertama yaitu menangani masalah secara saksama tanpa menoleransi kesalahan sedikit pun. Cara kedua lebih sederhana, yaitu tidak akan ikut campur masalah ini. Bagaimanapun, membantu korban bencana jelas melelahkan. Mana mungkin bangsawan seperti mereka tahan?Kalaupun Wira bisa tahan lelah, tugas seperti ini sulit untuk dilaksanakan. Dengan kecerdasan yang dimiliki Wira, dia pasti tahu pekerjaan ini sangat merepotkan, bahkan agak berbahaya. Itu sebabnya, dia memilih untuk tidak memedulikannya.Keputusan Wira ini pun membuat Luki kegirangan. Dia segera berkata, "Yang Mulia tenang saja. Kami pasti akan mengatur semuanya dengan baik. Ongki dan Yusri di sini khusus menunggu Anda. Mereka juga memiliki pemikiran yang sama.""Mereka berasal dari keluarga terkaya di Niaga. Mereka punya banyak lahan bagus dan pelayan. Jadi, sudah pasti sangat memahami rakyat miskin. Urusan ini pasti bisa diselesaikan d
Read more

Bab 1310

Wira tidak melakukan apa-apa, melainkan memerintahkan Biantara. Biantara tentu harus memiliki status, jadi Wira memberi tahu orang-orang bahwa dia adalah juru tulis yang harus mencatat kondisi di Niaga.Luki dan lainnya tentu tidak mencurigainya, bahkan merasa Wira sama sekali tidak peduli pada tugas ini sampai-sampai menyuruh juru tulis yang memeriksa semuanya. Hal ini pun membuat ketiga orang itu makin bersemangat."Sudah kubilang, Wira ini nggak akan memedulikan kita. Lagian, dia nggak peduli pada nasib Kerajaan Agrel. Dia orang Kerajaan Nuala!""Benar, dia sudah menguasai Provinsi Lowala, untuk apa memedulikan kita lagi?""Terus, gimana caranya membagi 50% donasi ini?"Luki dan lainnya mulai sibuk berdiskusi. Bisa saja dibagi secara rata, tetapi ada seseorang yang ingin mendapatkan lebih, yaitu Luki. Bagaimanapun, dia seorang gubernur yang memiliki jabatan tinggi.Saat ini, Ongki dan Yusri bertatapan sesaat. Keadaan keluarga mereka berdua berbeda. Ongki punya koneksi luas, memiliki
Read more
PREV
1
...
129130131132133
...
305
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status