Share

Bab 1304

Penulis: Arif
Ketika mengatakannya, ekspresi Daus tampak agak rumit dan ragu. Wira meliriknya, lalu bertanya, "Tuan Daus, semua itu adalah pangan dan uang donasi untuk korban bencana. Nggak mungkin ada yang punya niat jahat untuk mencurinya, 'kan?"

Daus menghela napas mendengarnya. Dia menjawab, "Hal seperti ini sulit untuk dipastikan. Tapi ... seharusnya nggak ada yang berani macam-macam karena Yang Mulia datang ke sana. Hanya saja ... ada banyak orang kaya atau pemimpin yang menindas rakyat di sana. Mereka juga punya anak buah yang banyak. Jadi, sulit untuk dijamin."

Hal ini yang dikhawatirkan oleh Daus. Kalau donasi benar-benar dibagikan kepada rakyat, masalah ini tentu bisa diatasi. Akan tetapi, Daus khawatir orang-orang itu tidak bekerja dengan baik karena tidak mendapatkan keuntungan.

Wira tentu memahaminya. Dia mengangguk, lalu tertawa sebelum menyahut, "Aku sudah mengerti. Sepertinya, nggak semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan mudah."

"Begini saja, berikan dulu sepertiganya kepada para o
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1305

    Dewina seketika tersenyum mendengarnya. Sebenarnya, dia juga sangat menantikan bagaimana Wira akan membuat orang-orang itu menanggung konsekuensinya.Dengan begitu, mereka sama-sama menuju ke Niaga. Sekitar 3 hari kemudian, mereka akhirnya tiba. Namun, sebelum mereka tiba, dua keluarga besar di Niaga dan gubernur di sana sudah mengetahui kedatangan Wira.Saat ini, mereka berkumpul di suatu aula, memikirkan cara untuk melawan Wira. "Tuan, Raja Uttar akan segera datang. Bagaimana cara kita melawannya?" tanya Ongki, Kepala Keluarga Sirait, salah satu dari 2 keluarga terbesar di Niaga.Yusri, Kepala Keluarga Wiguna, pun terkekeh-kekeh sinis mendengarnya. Dia membalas, "Bisa gimana lagi, tentu saja seperti biasa. Niaga sangat jauh dari ibu kota, mana mungkin dia berani bertindak macam-macam. Asalkan kita menolak, mana ada rakyat yang berani mengambil sumbangan tersebut."Ongki pun tergelak. Dia menyahut, "Kamu benar juga. Mereka tentu nggak berani bilang apa-apa. Lagi pula, kita penguasa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1306

    "Haha, kamu bisa saja." Luki tertawa mendengarnya. Ongki dan Yusri sama liciknya, tentu tahu apa yang harus dilakukan.Saat ini, seseorang tiba-tiba masuk dan melapor, "Tuan, rombongan kereta Wira sudah hampir masuk ke Kota Niaga."Ekspresi ketiga orang itu pun berubah. Sebelum membawa keduanya keluar, Luki berkata, "Gila, cepat juga. Ayo, kita pergi menyambut mereka."Pada saat yang sama, Wira sudah dekat dengan Kota Niaga. Sekitar 30 menit, dia sudah akan masuk ke kota.Tiba-tiba, Daus bertanya, "Yang Mulia, apa kita perlu melakukan sesuatu?"Daus merasa agak takut. Dia tahu seberapa sombongnya orang kaya di sini. Jika sampai menyinggung mereka, takutnya mereka bisa mati di sini.Wira pun tersenyum mendengarnya. Dia menyahut, "Tuan Daus, kamu tenang saja. Percaya padaku, semua akan baik-baik saja."Daus buru-buru membalas, "Tapi, Yang Mulia, di sini Kota Niaga, kita hanya membawa puluhan orang. Kalau sampai terjadi pertarungan, kita akan rugi. Sebaiknya, buat sedikit persiapan."Daus

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1307

    Rombongan Wira cukup terkejut melihat pemandangan ini. Tentunya, Wira sudah menduga akan hal ini."Kak Wira, mereka benar-benar menyambut kita," ujar Biantara yang terkekeh-kekeh melihat situasi ini.Daus menelan ludahnya melihat ini. "Mereka jelas punya motif tersembunyi," ucapnya. Dia tahu ada yang tidak beres dari penyambutan ini."Hahaha. Tuan Daus, kamu harus bersikap lebih ramah nanti. Kalau nggak, mereka akan tahu niat kita nanti," ujar Wira sambil tersenyum.Daus pun mendengus dingin, lalu menyahut, "Aku menteri perekonomian yang bermartabat, kenapa harus bersikap sopan pada mereka. Konyol sekali."Ekspresi Daus tampak meremehkan. Hal ini membuat Biantara dan Dewina menghela napas. Sesaat kemudian, mereka tiba di hadapan orang-orang itu."Ya ampun, Raja Uttar, Tuan Daus, kalian akhirnya tiba. Kami sangat menantikan kedatangan kalian sejak tadi.""Benar, Yang Mulia, terjadi bencana kelaparan di Niaga. Tolong bantu kami atasi masalah ini.""Kami berterima kasih atas bantuan istan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1308

    Sesudah Wira mengatakan itu, Luki segera mengangguk mengiakan. "Ya, kita langsung pergi ke kediaman gubernur saja."Luki menuntun jalan. Ketiganya bertatapan, bisa melihat senyuman sinis dari tatapan masing-masing. Sementara itu, Wira dan lainnya kembali ke kereta kuda. Wira tersenyum sembari berucap, "Menarik sekali.""Suamiku, sepertinya beberapa orang ini sulit untuk dihadapi, 'kan?" tanya Dewina yang mendengar ucapan Wira itu.Biantara pun menyahut, "Orang-orang yang pintar bersandiwara seperti ini paling sulit untuk dihadapi. Mereka pantas disebut parasit Kota Niaga."Wira sama sekali tidak peduli. Dia berujar dengan nada datar, "Tenang saja, aku punya cara melawan orang seperti ini."Di sisi lain, Luki dan lainnya sontak tersenyum. "Kalian lihat itu, sekalipun raja atau menteri, mereka tetap bersikap sopan saat bertemu kita.""Ya, mereka juga tahu Niaga bukan istana Kerajaan Agrel. Melawan kita sama saja dengan cari mati." Ongki dan Yusri mengobrol dengan bahagia. Akan tetapi, Lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1309

    Begitu melihat Wira, Luki sudah menduga akan hal ini. Hanya ada 2 cara yang bisa diambil Wira. Pertama yaitu menangani masalah secara saksama tanpa menoleransi kesalahan sedikit pun. Cara kedua lebih sederhana, yaitu tidak akan ikut campur masalah ini. Bagaimanapun, membantu korban bencana jelas melelahkan. Mana mungkin bangsawan seperti mereka tahan?Kalaupun Wira bisa tahan lelah, tugas seperti ini sulit untuk dilaksanakan. Dengan kecerdasan yang dimiliki Wira, dia pasti tahu pekerjaan ini sangat merepotkan, bahkan agak berbahaya. Itu sebabnya, dia memilih untuk tidak memedulikannya.Keputusan Wira ini pun membuat Luki kegirangan. Dia segera berkata, "Yang Mulia tenang saja. Kami pasti akan mengatur semuanya dengan baik. Ongki dan Yusri di sini khusus menunggu Anda. Mereka juga memiliki pemikiran yang sama.""Mereka berasal dari keluarga terkaya di Niaga. Mereka punya banyak lahan bagus dan pelayan. Jadi, sudah pasti sangat memahami rakyat miskin. Urusan ini pasti bisa diselesaikan d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1310

    Wira tidak melakukan apa-apa, melainkan memerintahkan Biantara. Biantara tentu harus memiliki status, jadi Wira memberi tahu orang-orang bahwa dia adalah juru tulis yang harus mencatat kondisi di Niaga.Luki dan lainnya tentu tidak mencurigainya, bahkan merasa Wira sama sekali tidak peduli pada tugas ini sampai-sampai menyuruh juru tulis yang memeriksa semuanya. Hal ini pun membuat ketiga orang itu makin bersemangat."Sudah kubilang, Wira ini nggak akan memedulikan kita. Lagian, dia nggak peduli pada nasib Kerajaan Agrel. Dia orang Kerajaan Nuala!""Benar, dia sudah menguasai Provinsi Lowala, untuk apa memedulikan kita lagi?""Terus, gimana caranya membagi 50% donasi ini?"Luki dan lainnya mulai sibuk berdiskusi. Bisa saja dibagi secara rata, tetapi ada seseorang yang ingin mendapatkan lebih, yaitu Luki. Bagaimanapun, dia seorang gubernur yang memiliki jabatan tinggi.Saat ini, Ongki dan Yusri bertatapan sesaat. Keadaan keluarga mereka berdua berbeda. Ongki punya koneksi luas, memiliki

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1311

    Uang bisa membeli segalanya, membuat segalanya selesai dengan cepat. Mereka pun termasuk telah melakukan yang terbaik.Segera, pangan gelombang pertama ini pun selesai didistribusikan. Setidaknya, ini sudah cukup untuk meredakan keresahan rakyat dalam waktu singkat.Meskipun belum teratasi sepenuhnya, mereka sudah bisa bernapas lega. Wira tentu merasa senang saat mendengar kabar ini."Benar-benar mudah. Mereka bersedia membantu kita melakukan begitu banyak hal. Kita saja nggak akan secepat ini. Kalau mereka terus membantu, bukankah masalah ini akan mudah diatasi?" ucap Wira sambil tersenyum, lalu menyesap tehnya.Sementara itu, Biantara, Daus, dan Dewina yang duduk di samping tersenyum. Hanya saja, senyuman mereka ini tampak berbeda-beda.Daus tersenyum meremehkan sambil membatin, 'Berlebihan sekali. Kalau bukan karena uangmu itu, mana mungkin mereka bersedia membantumu? Kira-kira, apa yang akan dilakukan Wira lagi setelah menyetujui mereka hal itu?'Sementara itu, Biantara tersenyum g

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1312

    Biantara menjelaskan panjang lebar. Setelah mendengarnya, Wira akhirnya mengerti. Kemudian, dia berkata, "Kalau begitu, sepertinya kita harus menyerang dari dalam."Daus tersenyum sinis. Menyerang dari dalam? Apa yang direncanakan Wira? Ketiga orang itu jelas berkomplot. Mereka punya bawahan, kekuasaan, dan uang, pantas untuk disebut penguasa di sini. Jadi, mana mungkin Wira bisa menghancurkan ketiga orang itu? Kecuali, mereka bertiga idiot!Wira melirik Daus. Ketika melihat senyuman sinisnya, dia berucap dengan tidak acuh, "Tuan Daus, katakan saja kalau ada yang ingin disampaikan. Untuk apa tersenyum mengejek begitu?"Daus pun menyahut, "Yang Mulia, saya nggak bermaksud begitu. Saya hanya penasaran, ketiga orang itu bukan idiot, mana mungkin hubungan mereka bisa dihancurkan semudah itu?"Biantara memahami pemikiran Daus, tetapi tidak mengatakan apa pun. Ketiga orang ini bisa dibilang adalah satu kesatuan. Pasti sulit untuk memisahkan mereka.Wira tersenyum dan menjelaskan, "Hal sepert

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3018

    Semua orang itu memahami kepribadian Wira, makanya mereka bersedia berada di sisi Wira dan melayaninya. Meskipun Wira adalah pemimpin yang menyerahkan semua tanggung jawab pada mereka, mereka juga tidak pernah mengeluh. Mereka hanya ingin melakukan tugas mereka dengan baik untuk membantu meringankan beban Wira dan menjaga kestabilan sembilan provinsi.Kresna berkata dengan tegas, "Nggak perlu. Kalau kamu adalah Senia, aku tentu saja akan curiga dia ingin menggunakan Gina untuk mengancamku. Senia memang bisa melakukan hal seperti itu. Tapi, sekarang orang yang ada di depanku adalah kamu, aku tahu sikap dan juga kepribadianmu. Lagi pula, Gina nggak aman di sisiku karena semua orang mengira dia sudah mati.""Kalau dia muncul di hadapan mereka lagi, mungkin itu akan membawa masalah yang nggak perlu bagi Gina. Aku takut bukan hanya nggak membantunya kalau sudah seperti itu, malahan akan membahayakannya ...."Selama tahu Gina masih hidup, itu saja sudah cukup bagi Kresna. Soal kapan mereka a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3017

    Wira berkata, "Baiklah. Kalau kalian berdua tulus ingin bergabung denganku dan bertobat, aku akan melupakan semua hal yang terjadi sebelumnya. Aku akan mengatur langkah selanjutnya. Kalau ingin bersandiwara, kita harus berakting dengan sungguh-sungguh agar kalian juga bisa menjelaskannya saat kembali nanti.""Aku akan bersiap-siap dulu, lalu pergi ke utara untuk bertemu dengan kalian dan melawan Senia bersama-sama."Setelah mengatakan itu, Wira tersenyum yang menunjukkan kerja sama mereka sudah tercapai. Jika bisa mengalahkan Senia tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga, ini juga termasuk hal luar biasa dan dunia ini juga bisa damai untuk sementara waktu. Ini adalah hasil yang selalu diharapkannya. Pada saat itu, dia tidak perlu mengkhawatirkan nasib para rakyat di sembilan provinsi lagi."Terima kasih banyak, Tuan Wira," kata Kresna dan Ararya sambil memberi hormat setelah saling memandang. Mendapatkan pemimpin yang bijaksana adalah sebuah anugerah besar.Setelah semua sudah selesai d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3016

    Kresna pun menghela napas panjang. "Tuan Wira, kamu pasti masih ingat dengan peristiwa yang terjadi di Provinsi Yonggu saat itu, 'kan? Sebenarnya aku juga nggak berniat melakukannya, tapi Senia sudah menyandera seluruh keluargaku. Meskipun enggan, aku juga terpaksa harus melakukannya. Kalau nggak, seluruh keluargaku akan mati dan akhirnya memilih untuk nggak kerja sama denganmu."Setelah mengatakan itu, Kresna menundukkan kepala dan terdiam cukup lama. Saat di Provinsi Yonggu, dia sudah kehilangan salah satu orang kepercayaannya yang paling andal dan sekaligus kekasihnya yaitu Gina. Saat itu, Wira sudah memberinya jalan, tetapi dia tidak memilihnya. Oleh karena itu, sekarang menyesal pun sudah tidak ada gunanya.Ararya yang berada di samping juga segera menambahkan, "Tuan Wira, kami juga punya beberapa kartu truf di tangan kami. Selama bertahun-tahun ini, kami terus merekrut pasukan. Kalau nggak dalam situasi mendesak, kami juga nggak ingin memberontak. Nggak ada orang yang ingin menya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3015

    Di dalam penginapan.Karena penginapan ini terletak di tempat yang terpencil, biasanya tidak banyak tamu yang datang ke sana. Hari ini juga hanya Wira dan rombongannya yang menginap di sana.Setelah sempat keluar, pemilik penginapan yang tidak menyangka Wira dan rombongannya akan kembali lagi terlihat sangat senang dan segera menyiapkan hidangan terbaik lagi. Bagaimanapun juga, mereka sangat murah hati. Hanya menginap satu hari saja, pemilik penginapan sudah menerima penghasilan yang cukup banyak."Kalau semua makanannya sudah dihidangkan, kamu pergi dulu saja. Nggak ada kabar dari kami, kalian jangan masuk ke sini lagi," kata Wira sambil mengeluarkan seratus ribu gabak dan melemparkannya pada pemilik penginapan itu.Mata pemilik penginapan itu langsung bersinar, lalu segera menganggukkan kepala dan pergi dari sana. Penginapan yang begitu luas itu hanya tersisa Wira dan yang lainnya.Wira tidak bernafsu makan karena baru saja selesai makan, bahkan tidak ingin minum. Dia menatap Ararya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3014

    Ekspresi Lucy yang selalu berdiri di belakang Wira juga menjadi dingin."Tuan Wira, kami sama sekali nggak punya niat buruk. Kedatangan kami kali ini hanya untuk membahas sesuatu denganmu. Sejujurnya, kami berdua juga terpaksa bertemu dengan Tuan Wira dengan cara seperti ini," kata Kresna.Ararya dan Kresna segera turun dari kuda mereka dan memerintah pasukan di belakang mereka untuk berhenti, lalu mendekati Wira. Dwipangga juga segera mengikut di belakang mereka."Ada urusan apa kalian mencariku?" tanya Wira. Selama ini, hubungannya dengan kedua orang di depannya ini tidak begitu dekat, meskipun sebelumnya mereka sempat berinteraksi. Namun, sejak hubungannya dengan Senia makin memburuk, hubungan mereka juga makin merenggang.Lagi pula, orang yang berbeda suku pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Apalagi kedua raja di depannya ini juga berasal dari wilayah tandus di utara, Wira tentu saja tidak memiliki kesan baik terhadap mereka."Nggak perlu berpura-pura di depan kami. Kamu sudah l

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3013

    Wira malas untuk menanggapi Agha, jelas Agha ini keras kepala. Meskipun dia terus menjelaskannya, mungkin juga tidak akan berguna dan semuanya hanya bisa bergantung pada Agha sendiri. Mungkin karena Agha masih muda, sehingga masih menolak beberapa hal. Seiring bertambah usianya, mungkin pandangan Agha akan perlahan-lahan berubah.Wira mengalihkan pandangannya pada Wendi dan perlahan-lahan berkata, "Nona Wendi, apa rencanamu selanjutnya? Setelah pulang nanti, bagaimana kalau kamu ikut aku pergi Gedung Nomor Satu. Kelak aku pasti akan memperlakukanmu dengan penuh hormat."Lucy yang duduk di samping juga segera menganggukkan kepala dan berkata, "Aku rasa nggak ada gunanya pergi ke Gedung Nomor Satu. Lebih baik ikut aku saja, kita kembangkan jaringan mata-mata bersama-sama. Kak Wendi pasti pernah dengar tentang jaringan mata-mata, 'kan? Ini adalah organisasi intelijen nomor satu di dunia. Kita butuh bakat seperti Kak Wendi."Dia berpikir Wendi memiliki bakat yang sangat langka dan juga mah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3012

    Wira dan rombongannya juga merasa agak lelah karena mereka menemui banyak masalah saat berada di wilayah barat, sehingga mereka memperlambat langkah mereka dalam perjalanan pulang ke Provinsi Yonggu. Mereka berhenti untuk beristirahat setiap kali melihat penginapan dan membuat perjalanan mereka menjadi jauh lebih lambat.Di sebuah penginapan. Melihat sudah hampir tiba di Provinsi Yonggu, Agha berkata sambil makan dan tersenyum, "Kak Wira, apa kita benar-benar akan pulang begitu saja? Aku sebenarnya nggak suka berada di rumah, lebih menyenangkan berada di luar seperti ini. Berjalan bersama saudara-saudara, bukankah itu adalah hal yang menyenangkan?""Kalau harus terus dikurung di rumah, tulang-tulang di tubuhku terasa berkarat. Kak Dwija, kamu juga merasa begitu, 'kan?"Sebenarnya, Agha hanya ingin terus berpetualang di luar.Begitu sibuk, manusia memang akan terbiasa dengan ritme itu. Namun, begitu bersantai, mereka juga perlahan-lahan menjadi jauh lebih malas. Keinginan untuk bermain

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3011

    Dahlan menatap Senia yang berada di depannya dengan ekspresi khawatir. Mereka sudah berkali-kali mencari masalah dengan Wira, tetapi setiap kali hasilnya selalu tidak menyenangkan karena Wira selalu berhasil mengatasinya dengan baik. Ini semua bukan hanya karena Wira beruntung saja, tetapi karena Wira dikelilingi oleh orang hebat juga. Menghadapi Wira memang hal yang merepotkan.Meskipun kal ini Ararya dan Kresna yang langsung memimpin pasukan mereka dan ditambah dengan banyaknya pasukan elite, Dahlan merasa mungkin hasilnya juga tidak akan memuaskan. Namun, sekarang situasinya sudah mendesak, mereka tidak mungkin mundur lagi. Setidaknya tidak bisa menyerah begitu saja, melainkan harus mempersiapkan diri untuk hasil terburuk terlebih dahulu.Senia yang berada di samping perlahan-lahan berkata, "Kalau mereka kalah, ya sudah. Asalkan kita bisa menguji tekad mereka, itu saja sudah cukup. Ini juga salah satu tujuanku kali ini. Lagi pula, sebentar lagi kita mungkin akan bertarung habis-habi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3010

    Melihat Dahlan yang berjalan mendekat, Senia bertanya dengan nada datar, "Kenapa mencariku malam-malam begini?""Apa Kresna dan Ararya berencana untuk membangkang perintah kita dan memulai perang melawan kita?"Dahlan segera menjawab, "Ibu nggak perlu khawatir tentang hal itu. Mereka berdua sudah mengikuti perintahmu dan telah membawa pasukan untuk mengejar Wira.""Selain itu, aku diam-diam menyelidiki orang-orang yang mereka bawa. Semuanya adalah prajurit terbaik dari yang terbaik. Tampaknya, kali ini mereka benar-benar bertekad untuk membantu kita membunuh Wira."Wira adalah ancaman besar. Keberadaannya bukan hanya membawa masalah besar bagi Dahlan, tetapi juga bagi Senia.Sebelumnya, mereka kehilangan 5 miliar gabak secara cuma-cuma dan Wira menggunakan uang itu untuk memperkuat dukungannya di kalangan rakyat. Kini, status Wira terus meningkat.Di seluruh sembilan provinsi, pengaruhnya tak tergoyahkan. Bahkan di Kerajaan Nuala dan Kerajaan Beluana, pengaruh Wira juga sangat besar. I

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status