Share

Bab 1296

Author: Arif
Biantara menggeleng dengan tak berdaya. Dia tidak yakin Yasir bisa kuat menerima semua ini. "Baiklah, akan kuberi tahu. Sebenarnya ... Berma ... adalah bawahan Prabu!" ujar Biantara. Ucapannya ini sontak membuat Yasir tercengang.

Setelah terdiam selama beberapa saat, Yasir langsung menoleh dan melihat tidak ada seorang pun di sisi ranjangnya. Dia langsung mengerti apa yang telah terjadi. Biantara bisa mengunjunginya di tengah malam begini dan Berma tidak ada di sisinya, berarti hanya ada satu kemungkinan. Berma pasti sudah ....

"Apakah Berma ... sudah ... meninggal?" Suara Yasir gemetaran saat melontarkan pertanyaan tersebut. Dia sangat gugup dan ketakutan. Yasir benar-benar khawatir Berma telah meninggal, tapi juga takut telah terjadi sesuatu pada Wira.

"Berma nggak meninggal, dia hanya terluka. Tuan juga baik-baik saja. Aku datang untuk memanggilmu karena Tuan menyuruhmu ke sana. Nyawa Berma ... Tuan ingin dengar pendapat darimu. Bagaimanapun, dia adalah kekasihmu ...."

Setelah mende
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1297

    Setelah Wira menjelaskan semuanya, Yasir merasa kaget. Ternyata ada begitu banyak hal yang tidak diketahuinya."Yasir, aku benar-benar minta maaf. Kami percaya dengan ketulusanmu, tapi kehadirannya tetap membuat kami waswas, terutama karena kemampuannya lumayan hebat. Jadi ... kami terpaksa mengawasimu dan dia.""Hasil yang kita dapatkan hari ini memang nggak sesuai ekspektasi, aku juga merasa tak berdaya. Berma telah kutangkap. Dia adalah wanita yang kamu cintai, jadi kamu yang tentukan mau bagaimana menanganinya.""Mengingat hubungan kalian selama ini, kamu boleh saja mengampuni nyawanya. Kalau merasa dia adalah musuh dan mempermainkan perasaanmu selama ini, kamu juga boleh membunuhnya. Apa pun keputusanmu, kami akan menghormatinya!""Aku nggak langsung membunuhnya karena nggak ingin ada konflik di antara kita. Karena kamu adalah sahabatku, dan aku menganggapmu sebagai saudara kandung. Aku tulus menginginkan kebaikan untukmu. Jadi, terserah apa keputusanmu! Jangan merasa terbebani!"

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1298

    "Tapi, aku menganggapnya sebagai saudara. Seorang pria yang bahkan sanggup membunuh wanita yang dicintainya, kalian bisa bayangkan sendiri bagaimana hatinya setelah ini. Memang, wanita ini telah membohonginya. Tapi mereka pernah menjalani hubungan sebelumnya, setidaknya saat masih belum mengetahui kenyataannya, Yasir pernah bahagia dengannya. Aku nggak mau Yasir mengubur perasaannya sendiri."Mereka baru mengerti setelah mendengar penjelasan Wira. Ternyata, semua ini bukan demi Berma, melainkan demi perasaan Yasir."Sayang, apakah Yasir akan mengetahui niatmu ini ...." Dewina tersenyum dengan tak berdaya. Wira tidak bisa banyak berkomentar mengenai hal ini, dia hanya bisa mengamati semuanya dengan diam.Sementara itu, saat ini Yasir telah berjalan masuk ke kamar itu. Melihat Berma yang terikat di sana, tatapan Yasir dipenuhi kesedihan. Wanita ini seharusnya adalah istrinya, seseorang yang harus dilindunginya seumur hidup. Namun ... sekarang malah jadi musuhnya dan bahkan mau membunuh W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1299

    Tebersit berbagai kenangan dalam pandangan Yasir dan perasaan tidak tega. Berma yang mendengar ucapan ini juga terlihat tidak tega, tetapi sorot matanya langsung berubah menjadi dingin dalam sesaat."Yasir, apa kamu ini bodoh? Asal tahu saja, aku nggak pernah menyukaimu. Aku hanya memperalatmu, kamu tahu itu? Bunuh saja aku. Kalau nggak, aku akan tetap membunuh majikanmu. Aku orang yang memegang ucapanku!"Berma hanya ingin mati sekarang juga. Saat mendengar perkataan Yasir tadi, sejujurnya perasaannya terasa rumit dan sakit. Setiap kata yang dilontarkan Yasir bagaikan pisau yang menghujam jantungnya. Mungkin, kematian justru adalah sebuah pembebasan baginya.Namun, Yasir tidak menggubris Berma dan terus berkata, "Aku sudah belajar bela diri sejak kecil. Aku ini yatim piatu dan dibesarkan oleh guruku. Dia mengajariku banyak hal, tapi ... guruku mati di tangan orang licik.""Sampai sekarang aku masih ingat dengan orang itu. Dia adalah tuan tanah yang kaya. Lantaran guruku menegakkan kea

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1300

    Berma hanya tahu menjalankan misi demi misi. Mungkin karena ingin mendapatkan validasi dari pria itu, juga mungkin karena Berma ingin mengabulkan keinginan pria itu. Bagaimanapun, Berma telah melewati banyak sekali bahaya hingga bisa sampai hari ini.Yasir mengatakan bahwa Berma membuatnya terasa seperti dilahirkan kembali untuk ketiga kalinya. Bagaimana tidak? Saat bersama Yasir, Berma baru benar-benar merasakan apa itu hidup! Meski tidak kaya raya, setidaknya semua kebutuhannya terpenuhi dan tidak ada kekhawatiran apa pun.Sejujurnya, Berma sangat menyukai kehidupan seperti ini dan sangat menikmatinya. Hanya saja dia tahu ... semua ini bukan miliknya.Berma benar-benar lelah sekarang. Dia tidak tahu harus bagaimana membuat keputusan, jadi ... dia memilih mati untuk mengakhiri segalanya. Hanya dengan mati, Berma baru merasa bisa terbebaskan dari semua ini."Yasir, bunuhlah aku. Aku nggak ingin hidup lagi, aku sudah lelah .... Aku serius, aku muak dengan hidupku dan diriku sekarang ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1301

    Setelah Wira mengatakan hal itu, Yasir dan Berma langsung terdiam. Mereka tidak tahu apa yang ingin dikatakan Wira, tetapi akhirnya tetap menganggukkan kepala."Yasir, kamu dan Berma masih ada jalan lain, nggak perlu mati."Mendengar perkataannya, Berma langsung terdiam dan menatap Wira dengan kebingungan."Berma, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu bertanya-tanya apa alasanku membiarkanmu tetap hidup? Sebenarnya alasannya masih tetap sama, Yasir adalah sahabatku. Aku berharap sahabatku bisa hidup bahagia.""Kalau tadi kamu nggak punya perasaan apa pun padanya, sejujurnya aku akan membunuhmu. Meskipun dia bakal dendam padaku nantinya, aku juga nggak keberatan. Tapi aku bisa melihat bahwa kamu juga punya perasaan terhadap sahabatku ini. Jadi menurutku, kalian pantas mendapat kesempatan.""Yang kamu takutkan hanyalah keluarga Juwanto. Pasukan yang diutus Keluarga Juwanto kali ini sudah mati semuanya, nggak ada satu pun yang tersisa. Jadi, nggak akan ada yang tahu apakah kamu sudah mati

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1302

    Sejujurnya saat tadi mendengar Wira mengatakan bahwa dia tidak membunuh Berma karena menganggap Yasir adalah sahabatnya, Berma masih tidak percaya. Namun sekarang, dia akhirnya percaya. Wira bahkan menyuruhnya ke Dusun Darmadi, bukankah tempat itu adalah daerah kekuasaannya?Berma adalah seorang ahli bela diri. Meskipun Yasir cukup hebat, dia masih bukan tandingan Berma. Jika Berma benar-benar ingin menghadapi Wira dan yang lainnya, dia punya peluang yang sangat besar. Padahal Wira sudah mengetahui semua ini, tapi dia malah tetap menyuruh Berma ke Dusun Darmadi. Bisa dibayangkan, bagaimana pikiran Wira saat ini."Kamu ... nggak takut aku melawanmu?" tanya Berma dengan kaget.Wira tertawa dan berkata, "Takut, tentu saja takut.""Kalau memang takut, kenapa kamu masih memberiku kesempatan seperti ini? Bagaimana kalau aku mengecewakanmu?" tanya Berma.Wira tertawa sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Yang kamu kecewakan itu bukan aku, tapi dirimu sendiri. Kalau kamu membunuhku dan membunu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1303

    Saat ini, Dewina dan Wira berbaring di ranjang. Dewina tersenyum sembari bertanya, "Suamiku, kamu benar-benar terlalu berbelaskasihan hari ini."Wira pun tertegun mendengarnya. Dia bertanya balik, "Kenapa? Kamu ingin bilang aku munafik, ya?"Dewina segera menggeleng dan menimpali, "Bukan dong. Orang lain mungkin bisa bersikap munafik, tapi kamu nggak. Kamu sampai membuatku terharu."Dengan wajah tersipu, Dewina berbaring di dada Wira. Kemudian, Wira berucap, "Hehe, dasar kamu ini. Kamu belum menyelesaikan tugasmu malam ini lho. Kita mulai sekarang."Wira sontak melemparkan diri ke pelukan Dewina. Saat ini, tawa bahagia memenuhi seluruh ruangan. Dewina berkata, "Hais, kemarin baru ...."Dewina ingin menolak, tetapi segera terlarut dalam gairah. Malam ini, beberapa orang ditakdirkan untuk tidak tidur. Selain mereka berdua, Berma dan Yasir juga tampak sengit di kamar lain."Kita ... sudah menikah. Karena semalam nggak jadi melakukannya, maka malam ini ...," ucap Yasir dengan pelan sambil

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1304

    Ketika mengatakannya, ekspresi Daus tampak agak rumit dan ragu. Wira meliriknya, lalu bertanya, "Tuan Daus, semua itu adalah pangan dan uang donasi untuk korban bencana. Nggak mungkin ada yang punya niat jahat untuk mencurinya, 'kan?"Daus menghela napas mendengarnya. Dia menjawab, "Hal seperti ini sulit untuk dipastikan. Tapi ... seharusnya nggak ada yang berani macam-macam karena Yang Mulia datang ke sana. Hanya saja ... ada banyak orang kaya atau pemimpin yang menindas rakyat di sana. Mereka juga punya anak buah yang banyak. Jadi, sulit untuk dijamin."Hal ini yang dikhawatirkan oleh Daus. Kalau donasi benar-benar dibagikan kepada rakyat, masalah ini tentu bisa diatasi. Akan tetapi, Daus khawatir orang-orang itu tidak bekerja dengan baik karena tidak mendapatkan keuntungan.Wira tentu memahaminya. Dia mengangguk, lalu tertawa sebelum menyahut, "Aku sudah mengerti. Sepertinya, nggak semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan mudah.""Begini saja, berikan dulu sepertiganya kepada para o

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status