Home / Romansa / SERPIHAN DENDAM MASA LALU / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of SERPIHAN DENDAM MASA LALU: Chapter 71 - Chapter 80

115 Chapters

Rafh Lakukan Tugasmu

Bahkan sampai matahari sudah berada di atas Rianne tidak juga muncul, Rafh sudah kembali ke kantor karena ada hal mendesak lain nya. Sekarang tinggallah Roi dan Anita di dalam kedai, keduanya terpaksa menjadi akrab karena seringnya bertemu."Masih menunggu nona?" Tanya Roi."Hem, apakah mungkin dia sudah pergi menemui teman wanitanya itu, ya?" Gumam Anita menyodorkan cappucino pada Roi."Kau yakin tuan akan memberinya izin?"Anita duduk dengan memeluk nampan besi di dadanya, wajahnya tertekuk tetapi tetap terlihat cantik."Aku mengira hidupku yang paling membingungkan dan menyedihkan, tahu nya kehidupan nona juga."Sekali lagi Anita menghela napas berat, dia membaringkan kepala di meja dengan mengabaikan Roi yang menyesap cappucino nya pelan.____"Dimana tuan Alexander?" Tanya Renata yang melihat hanya Rafh saja yang datang."Kalau ada masalah kau bisa tanyakan langsung padaku." Ucap Rafh datar.Renata yang tidak mendapatkan jawaban memuaskan kembali bertanya, "Tuan Rafh, saya hanya
Read more

Jangan Mendekat!

Di perjalanan, hari sudah mulai gelap Viola menoleh pada Rianne yang sudah memegang kepalanya. Sudut bibir Viola terangkat tetapi sangat samar."Apakah masih lama? Kepalaku rasanya sangat pusing." Keluh Rianne."Satu putaran lagi kalau tidak salah, aku jelas melihatnya disana saat itu." Bohong Viola."Hem, semoga Lyora masih berada disana." Ucap Rianne lirih matanya semakin merapat dan tertutup. Rianne tidak sadarkan diri. Viola tertawa senang, "Wanita bodoh ini, bagaimana bisa di cintai oleh Orion dan Alexander. Cih!"Mobil terus membawa keduanya ke tempat dimana mereka mengurung Lyora, sebelum turun dari mobil, Viola memastikan keadaan setelah itu membawa Rianne keluar dengan bantuan dua anak buahnya."Bagaimana? Apakah wanita sialan itu masih sadarkan diri?" Yang Viola maksud adalah Lyora. Si anak buah mengangguk, dan mengatakan Lyora terus berteriak hingga saat ini sangat lelah. Viola tertawa, ketakutan Lyora membuatnya senang.Kemudian dia memerintahkan mereka membawa masuk Ria
Read more

Apakah Mereka Kerabat

Rianne menyeringai, "Bagaimana bisa kau membunuhku? Senjatamu ada padaku." Rianne memang mengambil senjata Viola yang terjatuh tadi, sementara Viola berusaha berdiri menahan punggunggnya yang terus mengeluarkan darah."Sialan kau!" Viola berusaha menyerang Rianne dengan kakinya tetapi dengan mudah Rianne menghindar dan menodongkan senjata tadi pada Viola.Dalam ketegangan itu, suara langkah kaki menggema, Rianne tidak berbalik sama sekali karena fokusnya pada Viola. Sementara Lyora dan Viola sudah berharap banyak pada siapa saja yang muncul untuk menolongnya."Tu-tuan." Viola berkaca-kaca karena melihat Alexander yang muncul, Viola menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan pada Alexander bahwa dirinya wanita yang lemah dan tidak berdaya.Alexander menatap Rianne yang memar dibagian wajah, tatapannya datar, lalu tidak lama satu orang lagi muncul dibelakang Alexander. Wajah Lyora berbinar.Dia adalah Orlando. Entah bagaimana ceritanya Orlando datang bersama Alexander.Rianne masih me
Read more

Rena, Keluarlah!

Renata menelan ludah kasar, ucapan Alexander biasa saja tetapi sebenarnya tersirat rasa tidak suka dikunjungi. Renata menelan ludah kasar, dia jelas melihat otot perut Alexander yang terpampang jelas di hadapannya, sangat menggiurkan, tanpa menunggu lama, Renata berjalan menghampiri sang tuan. Menatap minat ke arah perut yang tidak tertutup apapun, lalu matanya turun ke bawah di antara kedua paha pimpinan Wgrup itu.Perlahan Renata berjongkok, meraba paha Alexander tanpa takut apapun, dia sudah benar, ini yang tuannya sukai. Tidak peduli bagaimana hubungan sang tuan dengan wanita yang baru saja Renata lihat naik ke lantai atas.Baru saja tangannya akan menurunkan celana bahan sang tuan, suara nyaring membuat Renata terkejut. Alexander hanya tersenyum kecil memperhatikan wajah pucat Renata.Langkah panjang Rianne menggema, satu tarikan di kuat Renata rasakan di kepalanya, "Akh ... apa yang kau lakukan?!" Rianne menahan rambutnya, Rianne menariknya sangat kuat sampai Renata langsung be
Read more

Dia Pantas Mendapatkannya

"Kalian sudah menemukan dimana Alexander menyembunyikan wanita itu?" Tanya Orlando dibalik telepon genggam yang dia miliki. Dia meninggalkan ruangan Lyora karena harus segera menemukan dimana keberadaan Viola.Setelah mendapatkan kabar yang baik, Orlando langsung mematikan teleponnya dan kembali ke ruangan Lyora. Dia meminta seseorang untuk menjaga Lyora selama dia mengurus Viola, lebih cepat lebih baik, sebelum Alexander kembali menggagalkan rencananya."Jaga dia baik-baik, jangan biarkan siapapun menjenguknya sebelum aku kembali." "Baik tuan." Seorang wanita cantik berlesung pipi membungkuk sedikit lalu lalu membiarkan Orlando--sang tuan meninggalkan area rumah sakit dengan tergesa.Di perjalanan Orlando terus menghubungi anak buahnya guna memastikan keberadaan Viola, dia tidak akan memaafkan siapapun jika targetnya kali ini hilang."Aku akan membuatnya menyesal karena sudah melakukan kesalahan ini pada Lyora." Geramnya menguatkan pegangannya pada setir mobil.Sekitar setengah jam
Read more

Apakah Itu Istrinya?

"Kau masih marah, Anna?" Alexander mengikuti Rianne dari dalam kamar sampai ruang makan, wanita ini ternyata sangat pemarah, dan Alexander baru mengetahuinya."Tidak. Untuk apa aku marah." Rianne duduk, minum susu coklat miliknya dan mengoleskan roti dengan olesan coklat juga."Kalau begitu kenapa mendiami ku? Bukankah setiap pagi kau tersenyum dan mengucapkan selamat pagi yang romantis?"Rianne membulatkan mata karena Alexander mengatakan itu di depan pelayan. Apakah pria ini tidak malu?"Apa yang kau katakan, kau tidak melihat ada yang mendengar?" Bisik Rianne, Sementara pelayan yang sementara menyiapkan makanan tidak tahu harus bagaimana karena jika meninggalkan pekerjaannya, sudah pasti tuannya akan semakin marah."Aku tidak peduli, kau mendiami ku sepanjang malam, dan--,""Oke, maafkan aku, aku tidak marah padamu, aku hanya masih sangat terkejut dengan apa yang aku alami." Tidak sepenuhnya bohong karena Rianne memang masih trauma dengan apa yang Viola lakukan padanya, tetapi dia j
Read more

Ini Tidak Mungkin

"Kau baik-baik saja?" Tanya Alexander, wajah Rianne semakin pucat saja. Dia memapah Rianne dan membantunya duduk."Hem. Aku baik-baik saja." Rianne memegang perutnya, otaknya tengah bekerja memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, tiba-tiba saja dia melihat ke arah Alexander yang masih terlihat sangat khawatir."Aku harus kembali." Ucapnya langsung berdiri."Kau kenapa? Kita sudah disini, lebih baik langsung menemui Dokter saja." Rianne menggeleng, dia tidak ingin bertemu dengan Dokter siapapun sekarang. Dia ingin pulang tanpa atau dengan Alexander pun."Aku baik-baik saja, percayalah! Aku hanya masuk angin. Lagi, aku sangat membenci bau rumah sakit." Rianne tetap memohon agar Alexander mau menurutinya. Tadinya dia ingin pulang sendiri tetapi merasakan kondisinya yang tidak stabil sepertinya akan sangat berbahaya."Aku mohon." Ucapnya kembali dengan wajah memelas.Alexander yang melihat itu menghela napas lelah, terapi juga curiga pada Rianne yang tiba-tiba saja ingin kembali."Baiklah
Read more

Manisan Mangga

Alexander mencium kening Rianne, lembut, setelah itu mengusap kepalanya sayang, "Aku akan usahakan pulang lebih cepat. Ingin di belikan apa?""Manisan mangga, ada?" Membayangkan itu liur Rianne seperti akan menetes, dia membulatkan mata, mengingat sesuatu, bagaimana kalau Alexander curiga padanya?"Manisan?" Alis Alexander tertaut."Hem, kalau ada, aku melihatnya di sosial media beberapa hari yang lalu, tapi tidak ingat siapa pengunggahnya."Tidak mencurigai apapun Alexander mengangguk, "Aku minta Rafh mencarikannya dan langsung diantar."Rianne menggeleng, "Kau yang lakukan. Selesai rapat tolong carikan. Hem." Alexander berdehem.Dia yang sudah terlambat mencium kembali kening Rianne dan langsung meninggalkan Rianne tanpa curiga sedikitpun. Dia hanya ingat akan bergegas ke kantor kemudian rapat."Bagaimana ini?" Rianne, mengusap perutnya yang masih rata.Membayangkan dirinya hamil saja sudah membuatnya sangat takut. Yang tidak dia mengerti, bagaimana bisa dia hamil, setelah rajin men
Read more

Aku harus membalas Viola

Sampai di mansion, Alexander langsung naik ke lantai atas, dia harus memastikan apa yang Rafh katakan benar. Sejak keluar dari kantor wajahnya terus berbinar, dia bahagia. Ya jelas saja dia harus bahagia karena usahanya mengganti obat Rianne berhasil.Di dalam kamar Alexander masih melihat Rianne yang tidur meringkuk dengan memeluk guling, dan yang membuat Alexander sampai mengernyit karena Rianne mengenakan kemejanya.Alexander masuk ke kamar mandi dengan langkah sepelan mungkin, dia tidak ingin Rianne bangun sebelum dia memastikan apa yang Rafh laporkan.Ruangan berdinding gelap itu terlihat sangat bersih, tetapi mata elang Alexander masih terus mencari sesuatu sampai dia berdiri di depan tempat sampah yang berada disana.Dengan memejamkan mata, berharap langsung menemukan, Alexander membuka bak sampah dan membola saat menemukan benda yang memang seharusnya dilihatnya.Dia mengambil dan memperhatikan dengan baik, mengambil ponsel di saku celana dan mengabadikan benda tersebut."Anna
Read more

Jangan Berbicara Kematian

Orlando menggeleng, dia tidak akan membiarkan adiknya melakukan apapun yang tidak baik, termaksud dengan membalas dendam pada Viola karena itu adalah tugasnya."Lyora, aku sudah berjanji pada paman dan bibi, aku berjanji akan menjagamu dari hal-hal buruk, yang artinya tugas membalas wanita itu adalah tugasku. Mengerti?""Tapi kak?""Kalau ingin membantu, tolong jaga dirimu saja, jauhi Viola."Mau tidak mau Lyora mengangguk, memang lebih tepat saat ini adalah menjauhi Viola, dia akan meminta maaf pada Rianne setelah dia merasa baik-baik saja.Malam harinya, Frea datang dengan Orlando yang menjemputnya langsung ke hotel. Gadis cantik itu sejak siang tidak henti memikirkan bagaimana cara bertemu lagi dengan Alexander lagi."Ini kamarmu, aku harap kamu betah." Orlando membuka pintu untuk Frea dan membawa masuk semua koper milik sekretarisnya."Terima kasih Tuan, saya akan bekerja dengan baik mengurus nona Lyora.""Maafkan aku karena harus memintamu bekerja diluar tugasmu yang sebenarnya,
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status