Beranda / Romansa / SERPIHAN DENDAM MASA LALU / Aku harus membalas Viola

Share

Aku harus membalas Viola

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sampai di mansion, Alexander langsung naik ke lantai atas, dia harus memastikan apa yang Rafh katakan benar. Sejak keluar dari kantor wajahnya terus berbinar, dia bahagia. Ya jelas saja dia harus bahagia karena usahanya mengganti obat Rianne berhasil.

Di dalam kamar Alexander masih melihat Rianne yang tidur meringkuk dengan memeluk guling, dan yang membuat Alexander sampai mengernyit karena Rianne mengenakan kemejanya.

Alexander masuk ke kamar mandi dengan langkah sepelan mungkin, dia tidak ingin Rianne bangun sebelum dia memastikan apa yang Rafh laporkan.

Ruangan berdinding gelap itu terlihat sangat bersih, tetapi mata elang Alexander masih terus mencari sesuatu sampai dia berdiri di depan tempat sampah yang berada disana.

Dengan memejamkan mata, berharap langsung menemukan, Alexander membuka bak sampah dan membola saat menemukan benda yang memang seharusnya dilihatnya.

Dia mengambil dan memperhatikan dengan baik, mengambil ponsel di saku celana dan mengabadikan benda tersebut.

"Anna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jangan Berbicara Kematian

    Orlando menggeleng, dia tidak akan membiarkan adiknya melakukan apapun yang tidak baik, termaksud dengan membalas dendam pada Viola karena itu adalah tugasnya."Lyora, aku sudah berjanji pada paman dan bibi, aku berjanji akan menjagamu dari hal-hal buruk, yang artinya tugas membalas wanita itu adalah tugasku. Mengerti?""Tapi kak?""Kalau ingin membantu, tolong jaga dirimu saja, jauhi Viola."Mau tidak mau Lyora mengangguk, memang lebih tepat saat ini adalah menjauhi Viola, dia akan meminta maaf pada Rianne setelah dia merasa baik-baik saja.Malam harinya, Frea datang dengan Orlando yang menjemputnya langsung ke hotel. Gadis cantik itu sejak siang tidak henti memikirkan bagaimana cara bertemu lagi dengan Alexander lagi."Ini kamarmu, aku harap kamu betah." Orlando membuka pintu untuk Frea dan membawa masuk semua koper milik sekretarisnya."Terima kasih Tuan, saya akan bekerja dengan baik mengurus nona Lyora.""Maafkan aku karena harus memintamu bekerja diluar tugasmu yang sebenarnya,

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Setelah Itu Bereskan Dia

    "Sayang, aku bersalah, aku membuatmu kehilangan kakakmu," Alexander memiringkan tubuhnya menghadap Rianne, mengusap wajah mulus kekasihnya."Jangan dibahas lagi."Menghela napas pelan Alexander mengangguk, dia baru saja akan memejamkan mata, pintunya diketuk seseorang, Alexander yang ingin mengabaikan merasa terganggu karena ketukan itu tidak juga berhenti. "Tunggu disini, aku akan melihat siapa yang sudah berani mengganggu kita."Rianne hanya berdehem, dia memperhatikan Alexander yang melangkah ke arah pintu kemudian menghilang dibaliknya. Rianne memejamkan mata, dia lelah.Tetapi matanya kembali terbuka saat melihat Alexander yang terlihat terburu menggunakan kembali kemejanya."Kau mau kemana?"Alexander berbalik, dengan senyum tulusnya dia mendekati Rianne dan mencium keningnya, "Aku akan memeriksa sesuatu sebentar, mungkin akan kembali terlambat."Tianne mengerutkan kening, "Kemana? Bukankah kau bilang besok kita akan menikah?" Rianne duduk, dia jelas melihat wajah gusar Alexande

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jangan Berani Menyakiti Anakku

    Alexander mengerutkan kening karena tidak biasanya ada yang mencarinya sampai dia sendiri yang meminta.Alexander melihat ke arab Rafh yang langsung diangguki oleh tangan kanannya tersebut."Tuan." Suara lembut dan sangat halus milik Erika, Alexander mengangkat wajah dan menatap lamat wanita yang pernah memuaskan nya saat itu. Beberapa orang yang tadi berjaga sudah keluar semua, termaksud Rafh. Alexander menugaskan nya dengan pekerjaan yang lebih penting.Membuat Framos merasakan akibat karena sudah berani mencari masalah dengan sang tuan."Tuan, Kau terlihat semakin tampan dan panas." Suara Erika mendayu ditelinga Alexander.Wanita itu mengenakan rok merah ketat diatas lutut, bahkan jika duduk isi dalam roknya akan terlihat sangat jelas, belum lagi, pakaian yang digunakannya, wanita itu mengenakan kemben yang juga berwarna merah menyala yang hanya menutupi bagian yang menonjol dan bulat sempurna."Duduklah!" Alexander adalah pria normal, disuguhi dengan hidangan lezat sudah pasti aka

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Dia Dokter Pribadi Anda

    "Anna ... tolong dengarkan aku." Alexander sudah membujuk sejak tadi tetapi Rianne tetap juga tidak tergoyahkan. Dia ingin tidur dan berharap rasa nyeri di perutnya mengurang.Rianne hanya meminum seteguk tetapi kenapa reaksinya harus segera? Sekarang dia menyesal. Sungguh menyesal."Bersihkan dirimu lalu tidur. Aku tidak mau mencium bau wanita lain di tubuhmu." Setelahnya Rianne benar-benar memejamkan mata sambil meringkuk.Melihat itu Alexander hanya menghela napas, dia berjalan memutari ranjang dan menghadap Rianne yang sudah memejamkan mata.Alexander membungkuk sedikit dan mengecup kening Rianne, setelah itu berjalan ke arah kamar mandi, membersihkan diri dalam jangka waktu yang cukup lama.Sementara di tempat yang berbeda, Rafh sudah melakukan tugasnya dengan baik, membawa Erika ketempat yang sudah tuannya perintahkan."Tuan Rafh, lepaskan saya." Erika memberontak karena kaki dan tangannya terikat di tiang ranjang.Rafh hanya diam saja, menghembuskan asap rokok ke sembarang arah

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Berubah

    Alexander menoleh ke belakang, tatapannya lurus pada sosok wanita lain di belakangnya, tidak hanya Alexander, Rianne dan yang lain juga menatap kebelakang, bahkan Rianne sudah meletakkan jus miliknya dan memperhatikan wanita baru yang mendekati suaminya."Alexander, kau kah ini? Kau menikah?" Frea mendekat dan memegang wajah Alexander tanpa rasa takut dan canggung di perhatikan oleh semua orang."Frea." Akhirnya Alexander mengingatnya, beberapa menit tadi kepala nya bekerja keras untuk menemukan wajah siapa yang berada di hadapannya. Alexander menyingkirkan tangan Frea dengan lembut agar tidak menyentuhnya terlalu lama.Rianne sudah duduk, Dokter Maya yang sebagai Dokter pribadinya membantu membawa kursi bersama dengan Arnita.Rianne kembali menyesap jus miliknya, menatap hampa kedua pasangan di hadapannya.Sejak semalam, sejak Alexander bermain bersama wanita lain, rasa percayanya memudar begitu saja. Rianne tahu seperti apa Alexander, tetapi dengan berbohong bahwa dia memiliki peker

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Tuan Tidak Menolakku

    Pelayan yang biasa melayani Rianne berlari tergopoh dengan spatula di tangannya. Mereka memang di minta untuk membuat makanan untuk menyambut tamu tuannya."Dimana Nyonya Rianne?""Maaf Tuan, tapi Nyonya belum kembali." Jawabnya takut.Alexander mengernyit, "Belum pulang?"Alexander memejamkan mata, setelah melihat pelayannya mengangguk yakin, Alexander langsung menelepon Rafh, dia baru tahu bahwa asistennya itu memang tidak terlihat."Kenapa tidak mengabariku, Rafh!" Bentaknya melalui ponselnya.Menghembuskan napas pelan, mencoba tenang dia menatap Frea yang sejak tadi hanya diam saja menyaksikan bagaimana Alexander yang sangat terlihat sangat khawatir."Tolong, bawa Frea di kamar yang biasa Caroline gunakan!"Pelayan wanita yang biasa di panggil Bi Fath itu mengangguk, dan membawa tamu nya ke dalam kamar yang tuannya perintahkan."Apakah Alexander selalu berteriak seperti itu?" Tanya Frea pada si pelayan. Alexander langsung berlari mengendarai mobilnya setelah menutup panggilan dari

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Hanya Kau Wanitaku

    "Kau hanya punya pilihan itu, Nona." Ujarnya menatap datar Erika yang tidak ada menariknya sama sekali.Bagi Rafh satu-satunya wanita menarik menurutnya adalah--Ah, semakin Rafh mengingatnya semakin besar rasa rindunyaSetelah menimbang beberapa menit, akhirnya Erika.mengangguk lemah, dan itu membuat Rafh sedikit lega karena urusannya berkurang satu."Baiklah, besok sore aku akan menjemputmu, aku sendiri yang akan membawamu bertemu dengan nyonya Rianne."Setelahnya, Rafh berlalu lagi, mengabaikan teriakan melemah Erika._____Alexander masuk ke dalam kamar setelah berbicara lama dengan Rafh, memastikan pekerjaan asistennya itu berjalan dengan baik seperti biasa."Sayang, kau tidur lagi?" Alexander mendekati ranjang dan memeriksa sang istri yang sudah memejamkan mata lagi.Menghembuskan napas panjang, Alexander masuk ke dalam kamar mandi membersihkan diri, dan saat itulah Rianne membuka mata.Rianne menunggu sampai Alexander keluar dari kamar mandi, tatapannya lurus pada jam di atas na

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Kenapa?

    Semua menoleh ke arah sumber suara, senyum lebar Frea jelas sekali terlihat oleh Arnita, namun sedetik kemudian menghilang saat melihat seseorang berjalan di belakang sang tuan."Kalian bisa kembali." Titah Alexander pada Arnita dan juga Roi. Keduanya mengangguk dan undur diri. Arnita jelas bahagia karena sudah melihat sang nyonya rasa teman baginya."Frea ... katakan, kau ingin mengatakan apa?" Tuntut Alexander lagi. Rianne berdiri di sebelah suaminya, menatap Frea biasa saja. Adik Arche ini, memang jarang sekali bersikap ramah setelah kepergian kakaknya dan bertemu dengan Alexander."Lebih baik kita bicara di ruang keluarga saja. Aku lelah kalau harus berdiri." Sahut Rianne."Benar. Kita bisa bicara santai di ruang keluarga. Ayo Frea." Alexander sudah melewati Frea dan membimbingnya ke ruang keluarga diikuti oleh Rianne.Mereka bergandengan jadi pasti jalan bersebelahan."Tapi ... aku hanya ingin bicara berdua denganmu." Desaknya pada Alexander.Rianne mengerutkan kening, wanita ham

Bab terbaru

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Hidup Bahagia

    "Tuan, Rafh ... tolong maafkan kami." Frea menangis. Baru saja ayahnya menjelaskan semuanya. Ketidak sengajaannya menembak keluarga Rafh serta bagaimana Rafh kecil yang dibawa kabur oleh orang suruhan ayahnya. Rencana hanya untuk mengancam, tetapi takdir berkata lain. Tuan Frasino menembak habis keluarga Alexander.Karena rasa bersalahnya, tuan Frasino akan merawat kedua anak rivalnya. Alexander dan anak yang diculiknya--Rafhael. Namun, nyatanya seseorang sudah membawa anak itu lebih dulu.Mengetahui bahwa Frea menyukai Alexander dan berakhir dengan penolakan, kemarahan tuan Frasino kembali meledak. Dia mengusir Alexander dan mencibirnya sebagai anak tidak tahu terima kasih."Nona Frea, ayahmu melenyapkan orang tuaku coba jelaskan padaku, bagaimana cara memaafkanmu?" Suara Rafh terdengar semakin dingin."Kau tidak dengar? Ayahku tidak sengaja melepas pelurunya," "Seperti ini?" Satu tembakan tepat di jantung tuan Frasino yang Rafh lepaskan. Frea menjerit karena melihat ayahnya semaki

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Demi Ayah Dan Ibu

    Rianne tidak akan melepas suaminya, perasaannya mendadak tidak enak sama sekali. Bukankah perasaan orang hamil itu sensitif?Alexander memegang wajah istri, mencium seluruh bagian di wajahnya."Hanya beberapa hari saja, hmm." "Memangnya kau mau kemana? Jangan berbohong dengan mengatakan kau akan bekerja. Alexander, aku tahu dirimu."Menghela napas panjang, Alexander memasang senyum secerah mungkin, tidak bisa dia katakan kepergiannya karena kondisi Rianne yang mengandung. "Rafh. Dia harus melihat tempat kerjanya sayang. Perusahaan itu adalah milik orang tuaku yang terbengkalai dan aku berencana menyerahkan pada Rafh. Dia akan membesarkannya," kilahnya tidak sepenuhnya salahAlis Rianne menyatu, masih tidak mengerti, "Rafh adalah keluargaku yang masih tersisa, dia harus bertanggung jawab untuk masa depannya."Mata Rianne membola, lagi-lagi dia dikejutkan dengan berita besar.Alexander mengangguk saat Rianne kembali mengulang kata keluarga. "Aku juga belum mengatakan ini padanya. Dan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jujurlah!

    Tidak tahan lagi, Alexander langsung menyerang sang istri dengan cepat tetapi masih dengan hati-hati.Siang itu, tidak hanya cuaca diluar saja yang panas, tetapi di dalam kamar dengan pendingin juga sudah terasa panasSuami istri yang sudah terpisah beberapa bulan itu, sama-sama melepas rindu di dalam kamar dengan segala macam gaya. Erangan desahan mengalun indah bersama dengan gerakan pasti si pria. "Sayang ... aku ...." Rianne tersengal, napasnya memburu, ada sesuatu yang ingin meledak di bawah sana rasanya."Bersama sayang. Tolong tunggu aku." Alexander menggerakkan pinggangnya semakin cepat, keduanya menegang karena sebentar lagi akan ada ledakan yang dahsyat."Aaaahhhh." Keduanya mendesah panjang bersama, Alexander mendongak begitupun juga dengan Rianne yang berada dibawahnya yang bergetar karena mendapatkan pelepasan bersama.Napas keduanya memburu, senyum cerah keduanya terlihat sebagai tanda bahwa mereka benar-benar menikmati semuanya."Aku mencintaimu." Alexander menjatuhkan

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Sentuh Aku

    Orlando berdecak, dia tidak memikirkan Rianne, dia hanya menyakinkan dirinya kalau Frea memang tidak ada lagi di hatinya."Anna tahu kalau kau yang menabrak keluarganya?" Tanya Richard."Hanya aku yang boleh memanggilnya dengan nama itu." Alexander melanjutkan, "Anna tahu, tetapi tidak tahu kalau dalang dari semua ini adalah keluarga Frea."Sejak tadi Rafh hanya diam saja. Berita besar ini baru saja di dengarnya dan dia tidak menyangka akan serumit ini ceritanya, terlalu berkelok dan berliku."Rafh. Antar Orlando bertemu dengan Frea. Kita akan mengikutinya dari belakang. Selama ini pria tua itu terlalu pandai untuk bersembunyi, aku tidak bisa menemukan keberadaannya."Rafh mengangguk. Sementara itu, Richard yang tidak tahu harus melakukan apa, berencana ikut dengan mereka tetapi Alexander mencegah dengan Alasan para wanita tidak ada yang menjaga.Saat itu juga Alexander menempatkan mereka di tempat yang memang seharusnya mereka tinggali.Rafh akan tetap menjalankan bisnis sang tuan.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Jangan Berani

    Richard mendengus kesal, artinya selama ini hanya dia saja yang merasa menjadi sahabat kedua pria bengis ini. Jadi tidak heran kalau Alexander menerjangnya sampai babak belur saat itu, dan Orlando? Jangan tanyakan pria di sebelahnya ini. Di otaknya hanya ada nama Rianne. Sialnya lagi, mereka bertiga menyukai wanita yang sama. Dan selalu Alexander yang mendapatkan hasilnya."Rafh menelepon dan menceritakan semuanya padaku. Sebagai teman Anna, jelas saja aku ikut prihatin karena seseorang tidak menghargai perasaannya dan aku mengurus semuanya." Sindir Richard."Kalian berdua," tunjuk Orlando pada kedua penjaga yang melaksanakan perintah Rafh tanpa sepengetahuannya."Besok datang ke ruanganku, aku akan memberikan imbalan pada kalian karena sudah menjaga istriku malam itu." Kedua penjaga itu saling pandang, semebtara Rafh membola."Terima kasih Tuan." Jawab mereka bersamaan dengan wajah cerah. Apa yang Alexander katakan selanjutnya mampu membuat mereka menghela napas pelan dan mengangguk

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Menolak?

    Saat kembali ke rumah, Orlando dikejutkan oleh banyaknya mobil mewah berwarna hitam terparkir tepat di depan rumahnya.Bukan hanya itu, beberapa orang berbadan besar sudah menodongkan senjata api di kepalanya dan Lyora. Gadis itu tentu saja pucat, memegang kuat lengan kakaknya dengan badan bergetar."Jangan takut." Bisik Orlando.Lyora mengangguk dan tetap berpegangan teguh di lengan kakaknya, kakinya sudah lemas melihat senjata-senjata itu mengarah tepat di pelipisnya.Orlando berjalan pelan, begitupun dengan mereka yang tetap tidak melepasnya."Turunkan senjata kalian. Kalian tidak melihat adikku ketakutan." Jengah Orlando. Tahu siapa yang bertamu di rumahnya tato kecil berlambang kelabang di leher mereka sudah menunjukkan dari mana asalnya."Ikut saja. Kami tidak akan melakukan apapun selama Tuan tidak melawan." Orlando mendengus, sejak tadi dia diam, tidak melawan tetapi orang-orang ini yang keterlaluan. Sampai di dalam rumahnya. Orlando sudah disambut oleh pria dengan mata tajam

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Mataku Terkena Debu

    "Untuk apa kalian datang? Dan kau Richard, kita sudah berjanji, kau akan rahasiakan ini dari siapapun. Aku kecewa." Richard menghela napas pelan, "Anna, kau tidak merindukannya? Tuan terlihat sangat khawatir."Richard kembali menambahkan, "Dia harus tahu kabar kehamilanmu."Rianne menggeleng, "Jangan beritahu dia, biarkan dia hidup sesukanya, sampai kapanpun Alexander akan tetap seperti itu."Caroline mendekati Rianne, duduk di sebelahnya, tangan halusnya langsung menyentuh perut Rianne, "Bagaimana rasanya hamil?" Tanya nya menatap Rianne, dia melanjutkan, "Sejak awal hubungan kita tidak baik. Tapi, aku akan meluruskan sedikit masalahmu."Sambil mengelus perut Rianne dia melanjutkan, "Beri dia kesempatan sekali lagi. Aku mendukungmu meninggalkannya dan menikah dengan pria lain kalau dia sampai mengkhianatimu lagi."Caroline melanjutkan, "Alexander sudah meninggalkan usaha di rumah pelacuran. Sudah menyerahkan tempat perjudian pada Roi juga. Dan ku dengar markasnya meledak." Caroline

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Manis Sekali

    "Bagaimana? Rafh mengakuinya?" Bukan Alexander yang bertanya tetapi Richard. Caroline masuk ke kamarnya dengan wajah lesu. Di dalam kamar sudah ada Richard, mantan Dokter Alexander ini belum bertemu langsung dengan mantan majikannya.Alasannya karena Alexander yang terus menghilang."Tidak. Dia juga tidak tahu katanya." "Kau yakin? Bisa saja Rafh berbohong."Caroline melepas pakaiannya begitu saja di hadapan Richard, juga mengganti dengan pakaian baru tanpa merasa malu. Richard hanya menggeleng karena kekasihnya ini sangat--berbeda."Tidak. Aku tahu kapan Rafh berbohong dan tidak."Richard berdiri dan memeluk Caroline dari belakang, "Aku cemburu. Sepertinya kau memang ada rasa padanya."Caroline berbalik dan mencubit kedua pipi liat Richard, "Jangan memancing. Kau juga mencintai Rianne kan? Jadi aku harus bagaimana?""Masa lalu. Sekarang masa depanku ada di hadapanku." Richard menaik turunkan alisnya dan Caroline tahu apa maksud kode itu."Tidak sekarang, aku harus menemui Alexander.

  • SERPIHAN DENDAM MASA LALU   Kau Yakin Dia Akan Kembali?

    Sementara itu, Maya sudah melepas rangkulannya dari Rafh saat Caroline datang mendekatinya. Senyum wanita itu masih tetap sama seperti dulu manis dan juga--menawan.Maya berdehem, berniat akan meninggalkan keduanya tetapi Rafh menahan tangannya. Maya jelas merasa tidak enak, mereka bukan tokoh utama dalam cerita ini tetapi Rafh seolah mengambil peran lebih banyak. Itu yang Maya pikirkan."Bagaimana kabarmu?" Caroline menyapa lebih dulu, memperhatikan Rafh seperti biasanya, bahkan tatapannya juga masih sama seperti dulu."Baik, Nona." Caroline menyapa Maya juga, wanita yang bisa Richard bahas saat mereka senggang, "Anda Dokter Maya, bukan?" Maya mengangguk."Panggil Maya saja. Nona."Caroline terkekeh, "Baiklah, senang bertemu denganmu, Richard selalu membahas dirimu." Maya hanya tersenyum kecil.Caroline menoleh ke kiri dan ke kanan, ada yang belum terlihat olehnya, "Dimana Rianne? Aku tidak melihatnya?" Tanyanya pada Rafh."Nyonya, tidak ikut."Alis Caroline naik setengah, "Kenapa?

DMCA.com Protection Status