Home / Romansa / SERPIHAN DENDAM MASA LALU / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of SERPIHAN DENDAM MASA LALU: Chapter 91 - Chapter 100

115 Chapters

Dia Tidak Akan Hamil

Ketiganya menelan ludah dengan susah payah. Ketiganya saling pandang, mereka sama-sama tidak tahu kalau pria di hadapannya tahu rencana mereka."Tuan, maafkan saya," Erika yang lebih dulu membuka suara. Dia yang paling takut. Rumor tentang kekejaman sang tuan sudah menyebar di asrama wanita. Tidak ada yang tidak tahu bagaimana pria pemilik tempat perjudian itu jika marah. Sudah banyak nyawa yang melayang, walau terkadang bukan tangannya yang membunuh. Tetapi tetap saja, jika bibir menggoda itu sudah memberi perintah maka, tidak akan ada yang bisa mereka lakukan."Saya melakukannya karena saya menyukai Anda." Jujur Erika."Cinta seperti apa? Kau bahkan membuat berita bahwa istriku bukan wanita baik di asrama, kau sadar, siapa pemilik asrama itu Erika?"Erika menangis, dia bersalah, dia memang menyebarkan berita bohong, menjelekkan nama Rianne kepada seluruh penghuni asrama. Dia memang pernah melihat Rianne sesekali di kedai, jelas saja dia tahu, karena semua tentang Alexander ditelusu
Read more

Rianne Aku Membencimu

"Hahaha!" Arnita tertawa keras, "Kau pikir aku takut? Ayo ... lakukan, aku ingin melihat seberapa hebat, adik Arche ini.""Arnita, aku bilang, turunkan pisau itu. Kau kenapa?" Rianne mencoba bernego sambil memikirkan situasi ini, dia tidak tahu, bagaimana mungkin wanita yang dia anggap sahabat selama ini melakukan hal mengerikan seperti sekarang."Oh. Sayang sekali. Kau tahu, Rianne ... sejak pertama kali melihatmu, aku sudah ingin membunuhmu." Rianne mengernyitkan kening. Ada apa dengan Arnita sebenarnya."Kau bingung ya? Suamimu, pria bodoh itu sudah memudahkan langkahku, dia ... membawaku lebih dekat dengan tujuanku selama ini." Arnita menatap Rianne remeh, "Membunuhmu."Sekarang giliran Rianne yang terkekeh, dia merasa sangat memprihatinkan, tidak satupun dari orang terdekatnya yang benar-benar tulus padanya. Tidak satupun termasuk suaminya--Alexander."Kalian semua ternyata saja saja. Sengaja menggunakan topeng malaikat untuk mengelabuiku." Rianne kembali tertawa, tetapi dadanya
Read more

Jangan Berbicara Sebelum Dipersilahkan

Alexander memanggil para pengawal untuk membawa Arnita ke rumah sakit miliknya. Dokter Maya yang ingin ikut dengan para pengawal di cegah oleh Alexander, karena tugasnya adalah merawat Rianne bukan yang lain.Dokter Maya mengangguk patuh. Sudah kewajibannya untuk mengikuti semua yang diperintahkan Tuan dan Nyonya kepadanya. Apalagi setelah menyaksikan bagaimana sang nyonya membalas perlakuan asisten rumah tangganya.Ya, Dokter Maya tahu, kalau Arnita adalah asisten pribadi Rianne yang di anggap seperti saudara. Tetapi siapa sangka bahwa apa yang wanita itu katakan membuat semua orang terkejut termasuk Rianne."Paman ... ada apa?" Jonas juga berlari saat melihat Alexander yang mencoba menahan Rianne untuk ikut dengan para rombongan."Aku harus memastikan dia baik-baik saja.""Setelah dia menyerangmu?""Alexander, dia ... dia seperti itu karena kak Arche. Kau tidak akan paham." Rianne masih bersikeras, walaupun dia juga merasa tidak sehat sama sekali "Bibi ... tenanglah! Wajahmu sangat
Read more

Cerita Yang Tidak Masuk Akal

Semuanya mengangguk serempat. Mereka semua sudah tahu kalau tuannya sudah menikah dan wajah sang nyonya juga sudah mereka lihat. Rafh dengan suka rela memberikan mereka tontonan gratis bahwa sang tuan surah menikah. Hal itu dilakukan untuk menjaga agar tidak satupun mereka mengganggu Rianne, tetapi siapa sangka bahwa Erika begitu nekad dan meremehkan peringatan.Sebelum Alexander berdiri, dia meminta kepada wanita tua yang selama ini dipercaya menjadi ketua mereka, untuk melakukan perpisahan terakhir kepada Erika.Mereka akan mengadakan pemakaman privat untuk mencegah dunia luar tahu apa yang terjadi di dalam ranah mereka.Karena bagi Alexander, semakin sedikit yang tahu kepergian salah satu orangnya, maka semakin aman usahanya.Alexander bukan tidak tahu, bahwa apa yang di kembangkannya adalah dosa. Tetapi, dia meyakini kalau apa yang dilakukannya adalah bentuk pertolongan kepada banyak pihak. Termasuk orang-orang yang bekerja di tempat perjudiannya.Wanita yang bertugas menjadi pela
Read more

Kau Cemburu?

"Bagaimana kondisi Arnita? Aku berencana menjenguknya hari ini, kau ingin ikut?"Alexander yang ingin melepas kancing kemejanya menoleh pada Rianne sekilas, "Kau tidak akan kemana-mana. Perhatikan kesehatanmu."Alexander masuk ke dalam kamar mandi, tidak menunggu Rianne mengeluarkan suara lagi. Sementara Rianne yang melihat itu menghela napas dalam dan memungut kemeja Alexander yang berserakan di bawah ranjang.Beberapa menit kemudian, Alexander keluar dari kamar mandi, langsung masuk ke walk in closet miliknya, di dalam sudah ada Rianne yang memilih pakaian untuk nya."Gunakan ini." Katanya meminta Alexander duduk di sofa bundar depan cermin besar. Rianne melanjutkan, "Aku ingin mendengar cerita lain darinya. Aku tidak percaya kalau Kak Arche menghamilinya."Alexander bergeming, Rianne melanjutkan, "Kau percaya tidak kalau kak Arche benar-benar melakukan itu?""Hanya kau yang mengenali kakakmu. Benar tidaknya apa yang Arnita katakan, tanyakan itu pada hatimu."Rianne menghentikan gera
Read more

Semua Binasa

Frea menoleh pada atasannya, dengan senyum getir dia menggeleng, tetapi, yang dihadapinya adalah Orlando, pria itu tahu bagaimana rasanya berada di posisi Frea. "Kita bisa mencari tempat makan yang lain." Orlando sudah akan berdiri tetapi Frea menahannya. Makanan sudah berada diatas meja, akan sangat disayangkan kalau di tinggal tanpa di sentuh."Aku tidak tahu kalau mereka juga akan makan di tempat ini." Kata Orlando pada Frea yang masih mendongak pada pasangan bahagia diatas dasana."Tuan tidak salah," menghela napas panjag Frea kembali memusatkan perhatiannya pada Orlando dan makanan mereka yang masih terlihat menggiurkan dan hangat. "Lebih baik kita segera makan, aku lapar." Putus Frea tanpa sungkan.Orlando mengangguk pelan tetapi siapa sangka bahwa hatinya juga remuk redam. Melihat bagaimana Rianne yang tersenyum hangat dan memancarkan cinta pada musuhnya sungguh membuat hatinya memanas."Aku akan membalasmu, Alexander." Batinnya menahan rasa nyeri di hati. Ia mulai memakan ma
Read more

Lihatlah Apa Yang Aku Bawa

Seseorang menepuk pundak Rafh beberapa kali, menyadarkan lria itu bahwa bukan saatnya untuk menangisi sesuatu yang belum pasti kebenarannya."Tuan. Orang di rumah melaporkan bahwa tuan Alexadander berada di mansion." Rafh mendongak, mencerna apa yang baru saja didengarnya."Kau bilang apa?""Tuan ... sudah berada di rumah, penjaga mengatakan bahwa ada mobil hitam membawa tuan dan ... melemparnya." Rafh berdiri, tidak malu mengusap air yang membasahi wajahnya tadi. Dia meminta anak buahnya kembali mengatakan apa yang tadi di dengarnya, "Bisa kau jelaskan lagi?""Itu ... Tuan berada di rumah."Rafh langsung berlari ke.arah mobil, mendengar itu membuat jantungnya berdebar kencang, Alexander adalah penyelamatnya selama ini.Di perjalanan, dia terus menelepon dokter Maya memberi titah agar menyiapkan semuajyang di butuhkan. "Oh, Tuhan, terima kasih karena tuan masih selamat."Sepanjang jalan Rafh tidak henti mengucapkan kata syukur karena kedua atasnya bisa selamat dari bahayanya Orlando
Read more

Dia Sudah Mau Bicara?

Sampai di sebuah ruangan yang tidak terlalu besar. Maya melihat seorang wanita gempal tengah terbaring di sana. Alexander mendekat dengan raut muka tanpa ekspresi seperti biasanya."Dokter, tolong periksa dia!"Dokter Maya mengangguk dan duduk di kursi yang sudah disediakan. Wanita gempal itu memandang Alexander dengan tatapan seperti ingin mengucapkan terima kasih tetapi bibirnya masih mengatup."Saya akan menyerahkan asrama wanita ini untuk Anda." Si wanita gempal ini mengernyit bingung. Tubuhnya yang berat tidak bisa bergerak untuk sekarang."Istriku, dia tidak menyukai tempat ini." Dokter Maya menoleh juga, tatapan tuannya sangat sendu, kerinduannya pada sang nyonya sudah sangat besar."Aku merasa jika dia enggan kembali karena aku yang masih berada ditempat seperti ini." Alexander mengingat semua kejadian hilangnya sang istri, juga karena orang-orang di dalam sini istrinya mendapat masalah."Untuk itu, tetaplah sehat. Kau bisa mengelola rumah wanita ini dengan namaku. Bukankah in
Read more

Kau Khawatir?

Dan hari yang sudah disepakati terjadi, Alexander dan Rafh sudah bersedia akan berangkat malam nanti. Beberapa orang mereka sudah lebih dulu melakukan perjalanan dan menjaga pergerakan Orlando lebih dekat."Aku akan menjemputmu sayang." Alexander mengusap wajah istrinya, yang disimpan pada liontin berbentuk bulat di lehernya.Malam nanti adalah malam yang di nantinya selama ini. Alexander berjanji akan membuat Orlando mendapatkan balasan yang setimpal karena sudah membuatnya dan Rianne terpisah."Kau mau kemana?" Tiba-tiba saja, seseorang memeluk Alexander dari belakang, menempelkan wajahnya pada punggung kekar nan hangat milik pria yang selama ini di idamkannya."Frea, lepaskan!" Alexander mencoba melepas pelukan Frea yang erat."Tidak. Jawab dulu, kau mau kemana?"Alexander membiarkan pelukan itu di perutnya, sudut bibirnya terangkat sangat simetris, "Menjemput Anna."Pelukan Frea melonggar, fan Alexander tersenyum melihatnya. Gadis itu berjalan ke depan saling bertemu tatap dengan
Read more

Lepaskan Dia

Sosok itu mendekat dengan perlahan agar suara kakinya tidak terdengar bahkan oleh cicak sekalipun.Ia mengeluarkan sapu tangan hitam dan membekap Rianne dengan cepat. Istri Alexander itu sempat membuka mata sebelum dia benar-benar tak sadarkan diri.Dengan gerakan tangan memanggil temannya yang lain, beberapa orang masuk melalui jalan yang sama seperti pria yang pertama tadi."Bawa Nona Rianne dengan hati-hati. Dan dalam hitungan ke 10 kita ledakkan tempat ini, mengerti." Ke-4 orang itu mengangguk sambil mengangkat jempol tanda setuju dan mengerti.Tidak lama, hanya dengan gerakan tangan menginterupsi teman-temannya, semuanya sudah keluar lagi.Sementara itu, Orlando yang keluar dari kamar Rianne tadi menuju ruang kerja miliknya, ruang yang dilengkapi dengan cctv dimana dia bisa melihat apapun yang Rianne lakukan di dalam kamarnya.Baru saja dia akan memasuki ruangan miliknya, teriakan Lyora kembali mengagetkannya. Orlando tidak menunggu lama untuk melihat itu. Dia berlari kencang ke
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status