“Kendrick.”Kendrick yang sedang fokus dengan laptop pun menoleh, menaikkan sebelah alisnya, dan menatap sang istri yang bergumam.“Katakan,” ucap Kendrick, menunggu apa yang diinginkan oleh Vindry.“Aku ingin durian yang ada di dekat rumah orangtuaku,” ujar Vindry, mengerjapkan kedua matanya, menatap suaminya yang hanya bergeming.“Kau punya nomornya? Tinggal kau pesan, nanti aku bayar,” titah Kendrick, ditanggapi dengan gelengan kepala.“Aku maunya datang langsung ke sana,” ucap Vindry dengan lembut, mengerucutkann bibirnya, berharap suaminya itu menuruti apa yang ia inginkan.“Oke. Aku selesaikan dahulu pekerjaanku.”Vindry spontan memeluk suaminya, lalu mengecup pipi kiri Kendrick, dan tersenyum bahagia. Setidaknya, ia bisa refreshing sejenak, walaupun mungkin tidak lama.“Nanti mampir ke rumah Mamih sama Papih yaa,” ujar Vindry, ditanggapi dengan bergumam dari Kendrick, dan lagi-lagi membuatnya tersenyum menang.Vindry menghubungi kedua orangtuanya, dan Bettyana. Ia rindu dengan
Read more