All Chapters of Merelakan Suami Bersama Mantan Kekasihnya: Chapter 61 - Chapter 70

98 Chapters

Bab 61

Alan yang melihat Mira meninggalkannya segera menyusulnya dengan langkah yang lebar."Tunggu!" panggil Alan. Ia dengan cepat meraih lengan Mira dan hal itu telah membuat Mira hampir jatuh ketarik ke pelukan Alan.Sebelum Mira masuk ke dalam pelukan Alan, dari belakang tangannya ada yang menarik dengan kuat dan akhirnya Mira masuk ke dalam pelukan orang itu.Mata Mira melotot tak percaya dengan penglihatannya, dalam hati ia menggerutu kesal."Apa-apaan ini? Kenapa ada dia di sini dan ikut campur urusan orang lain?" gerutu Mira dalam hati.Lama Mira berada dalam pelukan orang itu, mata mereka pun saling tatap dalam diam. Rasa terkejut Mira membuat ia lambat merespon apa yang terjadi."Mau sampai kapan kalian akan saling berpelukan seperti itu?! Apa kamu sudah begitu gatal sehingga begitu inginnya di peluk oleh orang yang baru kamu kenal?" ucap Alan dengan nada menyindir.Mira yang mendapat sindiran dari Alan justru malah semakin mengeratkan pelukannya pada orang itu yang ternyata adalah
Read more

Bab 62

Miya mengeratkan pegangan pada kemudi stir, ia meremas kuat kemudi stir itu."Aku akan memberimu pelajaran yang tak akan bisa kamu lupakan selamanya!" sengit Miya bermonolog sendiri.Miya mengeluarkan handphonenya dan mulai menelepon seseorang."Mas, lakukanlah sesuatu pada Mira. Aku tak tenang selama Mira masih berdiri tegak dan bernafas," ucap Miya meminta pada seseorang yang ada di seberang telepon untuk melenyapkan nyawa Mira."Maskudmu kita harus melenyapkan Mira selamanya dari muka bumi ini?" tanya orang itu."Benar. Tapi, bukan kita. Melainkan kamu seorang, aku tidak mau terseret kedalamnya dan masuk penjara," ucap Miya."Jangan enak sendiri! Jika aku tertangkap maka kamu pun sama, kamu pikir aku mau meringkuk di jeruji besi yang dingin itu sendirian, ha?!" sentak orang itu marah.Miya terdiam, ia tak berkutik ketika orang itu sudah marah. Miya tak melanjutkan ucapannya, ia memilih untuk menghentikan sambungan telepon itu dari pada harus bertengkar dan ujung-ujungnya dirinya di
Read more

Bab 63

"Jangan-jangan Miya adalah ... gawat jika benar!" ucap Sani ketakutan sendiri."Apa yang harus aku lakukan? Mengadukannya pada Alan atau menyelidikinya sendiri? Jika menyelidikinya sendirian kalau ketahuan sama Miya akan sangat berbahaya, apa aku cerita saja sama Mas Karto? Mas Karto tak bisa diandalkan, aahhh! Pusing!" ucap Sani bermonolog sendiri.Sani meninggalkan kamar Mira, ia pergi ke dapur sesuai rencana awalnya. Sepanjang jalan ia terus berpikir. Tanpa ia sadari, ia telah salah ambil jalan. Sani bukannya ke dapur justru malah pergi ke taman belakang.Begitu menyadari Sani menggerutu sendiri,"aduh kenapa malah ke taman? Dasar!" Sani memutar arah membalikan badan kembali ke dapur. Sesampainya di dapur tidak ada siapa-siapa."Kemana pembantu itu?" tanya Sani bergumam pada dirinya sendiri."Jadi pembantu di sini kerjanya enak banget, cuma beres-beres doang. Selesai beres-beres masuk kamar mainan HP. Bukannya nyiapin makanan buat Ibu mertuanya makan malam, malah pada enggak ada di
Read more

Bab 64

Miya tersenyum lalu raut wajahnya berubah sedih. "Apa pun akan aku lakukan demi untukmu!" ucap Miya sendu. Tak terasa air matanya menetes."Kenapa hidupku seperti ini?" rintihnya dalam hati, ia meratapi perjalanan hidupnya yang tak seindah bayanganya."Bagaimana caranya agar aku bisa terlepas darinya?" kembali Miya bergumam dalam hatinya.Ia dengan cepat menyelesaikan mandinya dan bersiap untuk menyambut suaminya Alan.Miya gegas memakan baju rumahan dan memulas wajahnya dengan make up tipis.Miya mengambil ponselnya, ia menghubungi seseorang yang ada di kontak teleponnya."Halo," terdengar suara barito dari seberang telepon."Halo, bos," sapa Miya membalas sapaan laki-laki itu."Ada apa? Kupikir kamu sudah melupakanku setelah menikahi seorang CEO perusahan Real Estate," ucap laki-laki itu."Tentu saja tidak Bos, anda tetap ada dalam pikiranku," ucap Miya."Hahaha ... hanya dalam pikiranmu. Jadi ketika kamu membutuhkanku saja baru ingat aku, benar?" ucap laki-laki itu."Katakan ada ap
Read more

Bab 65

Miya beringsut turun dari ranjang panasnya, ia membersihkan tubuhnya dengan mandi kembali.Miya keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit di dadanya, rambut basahnya di tutupi handuk kecil yang di sanggul ke atas.Alan menatap mesum tubuh Miya yang hanya di balut oleh handuk saja, paha mulusnya nampak begitu menggoda, Alan menelan slavinanya seteguk demi seteguk.Alan turun dari ranjang menghampiri Miya, ia memeluk pinggang Miya dari belakang lalu mengecup tengkuk lehernya yang panjang dan mulus.Miya mengedikkan bahunya menahan geli."Kamu begitu menggoda, aku tersihir oleh pesonamu. Seandainya waktu maghrib masih panjang aku ingin kita melakukannya sekali lagi," rayu Alan sambil terus menciumi dan menghisap aroma tubuh Miya yang begitu segar."Kita lakukan nanti malam saja, bagaimana? Kamu bisa melakukannya sepuasnya," ucap Miya menghibur Alan dengan memberi angin segar padanya."Baik. Kalau begitu aku akan mandi sekarang," ucap Alan dengan nada senang.Miya
Read more

Bab 66

Miya beringsut turun dari ranjang panasnya, ia membersihkan tubuhnya dengan mandi kembali.Miya keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit di dadanya, rambut basahnya di tutupi handuk kecil yang di sanggul ke atas.Alan menatap mesum tubuh Miya yang hanya di balut oleh handuk saja, paha mulusnya nampak begitu menggoda, Alan menelan salivanya seteguk demi seteguk.Alan turun dari ranjang menghampiri Miya, ia memeluk pinggang Miya dari belakang lalu mengecup tengkuk lehernya yang panjang dan mulus.Miya mengedikan bahunya menahan geli."Kamu begitu menggoda, aku tersihir oleh pesonamu. Seandainya waktu maghrib masih panjang aku ingin kita melakukannya sekali lagi," rayu Alan sambil terus menciumi dan menghisap aroma tubuh Miya yang begitu segar."Kita lakukan nanti malam saja, bagaimana? Kamu bisa melakukannya sepuasnya," ucap Miya menghibur Alan dengan memberi angin segar padanya."Baik. Kalau begitu aku akan mandi sekarang," ucap Alan dengan nada senang.Miya m
Read more

Bab 67

Alan meninggalkan mereka berdua, ia lelah. Alan pergi ke ruang kerjanya dan memutuskan untuk mengunci pintunya.Alan sedang tak ingin di ganggu, hatinya terasa sakit saat mengenang Mira. Ada rasa kehilangan yang teramat sangat dalam relung hatinya yang terdalam.Alan menelungkupkan wajahnya di meja kerjanya dengan berbantalkan kedua tangannya yang di lipat."Perasaan apa ini? Kenapa rasanya begitu sakit?" gumam Alan."Kenapa juga kini aku merasakan kehilangan pada Mira?" tanya Alan pada dirinya sendiri.Alan menengadahkan wajahnya, ia menjambak rambutnya dengan kedua tangannya."Kenapa jadi begini? Seharusnya aku bahagia bersama Miya, orang yang selama ini aku cintai. Tapi, kenapa sekarang justru tumbuh perasaan kehilangan padanya? Aaarrrggghhhh!" Alan berteriak setelah ia bergumam."Sialan!" maki Alan pada dirinya sendiri.Pintu kamar ada yang mengetuk, Alan menghiraukannya.Ia saat ini sedang ingin sendiri dan tak ingin di ganggu.Bahkan dirinya belum sempat menemui ibunya yang baru
Read more

Bab 68

"Miya, kamu layani mereka sampai puas. Jangan khawatir, aku akan menambahkan bayarannya jika mereka puas dengan pelayananmu. Tapi, sebaliknya jika mereka tidak puas dan sampai menolak keeja sama dengan perusahaanku maka aku akan membuatmu menyesal telah meminta bantuan padaku," ancam laki-laki pada Miya sambil tersenyum mengejek."Perjanjiannya tidak seperti ini. Kamu menipuku!" sentak Miya pada laki-laki itu."Siapa yang telah menipumu? Aku? Hahaha ... kamu keliru. Aku tak pernah menipumu, coba kamu ingat-ingat kembali apa yang telah aku ucapkan padamu. Aku mengatakan padamu kalau aku akan menghubungimu jika aku menginginkamu. Aku tak pernah mengatakan kalau kamu harus melayaniku 'kan?" jelas laki-laki itu pada Miya.Miya diam, ia mencerna setiap kalimat yang laki-laki itu ucapkan. Apa yang dikatakan padanya benar adanya, Miya merasa telah ditipu. Namun, ia tak mampu melakukan apa pun selain menuruti semua keinginannya.Laki-laki itu pergi keluar dari kamar hotel meninggalkan Miya ber
Read more

Bab 69

Karto sedang sibuk memindahkan kaki istrinya yang menindih perutnya dengan perlahan.Lalu ia dengan berjingjit berjalan menghampiri lemari di mana Sani menyimpan peehiasan hasil mencurinya.Karto membuka pintu lemari dengan sangat hati-hati agar tak terdengar suara sekecil apa pun yang bisa membangunkan Sani dari tidurnya.Karto menyingkap tumbukan baju di mana Sani menyimpan perhiasan itu tapi, ternyata Karto tak menemukannya."Sial! Di mana gqjah bunting menyimpan perhiasan itu?" gerutu Karto dalam hati.Karto masih terus mencari kotak peehiasan itu dengan sangat hati-hati sambil sesekali melirik ke arah Sani yang masih tertidur pulas. Suara dengkurannya nyaring terdengar menyanyikan kesyahduan.Karto masih dengan setia mengubrak abrik isi lemari, hingga tiba-tiba tangannya menyentuh benda keras yang ada di balik tumpukan baju paling atas.Karto seketika tersenyum, "pasti ini benda yang aku cari." gumamnya lirih dengan senyum yang semakin mengembang lebar. Lalu ia pun mengambil benda
Read more

Bab 70

Sebelum berangkat kerja Alan memberikan sejumlah uang kepada Sani."Bude, ini ada uang untuk jajan di jalan," ucap Alan sambil menyodorkan setumpuk uang yang ada di tangannya ke arah Sani."Terima kasih," ucap Sani sambil mengambil uang itu."Bude mau pulang hari ini? Biar aku pesankan tiket pesawatnya," tanyq Alan. Sani mengangguk.Alan mengeluarkan ponselnya, lalu sedikit mengulik dan tak lama kemudian tiket pesawat pun sudah di pesan."Jam penerbangannya sore, apa Bude keberatan?" tanya Alan. Dan Sani pun menggeleng."Apa ibu sudah tahu kalau Bude mau pulang hari ini?" tanya Alan."Sudah," jawab Sani singkat."Baiklah. Aku akan menemui Ibu, ayo Miya," ajak Alan pada Miya.Alan melihat Ibunya sedang duduk bersender di kepala ranjang, Euis sedang menyuapinya sarapan."Ibu," panggil Alan."Kamu sudah mau berangkat kerja?" tanya Prapty."Iya. Bude mau pulang hari ini, apa Ibu sudah tahu?" tanya Alan untuk memastikan."Sudah. Pagi-pagi sekali dia berpamitan pada Ibu. Dan masalah Karto ju
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status