Mira berada di rumah Valentino sampai malam, ia melupakan janjinya dengan karyawan cafe miliknya.Asya langsung lengket dengannya, ia tak mau jauh-jauh dari Mira.Valentino merasa bersalah, ia menghampiri mereka setelah ia menyelesaikan pekerjaan kantoryang di bawanya pulang."Asya, hari sudah malam Bunda harus pulang," ucap Valentino."Tidak! Bunda tidak boleh pulang! Bunda harus tetap di sini menemani Asya," tolak Asya."Tapi, sayang ...," ucapan Valentino terpotong oleh Asya yang tiba-tiba menangis dan sekaligus menjerit histeris."TIDAK! BUNDA TIDAK BOLEH PULANG," Teriak Asya. Air matanya meleleh membanjiri wajah cantiknya.Mira merasa iba melihat Asya yang menangis hingga histeris seperti itu."Mas, sudah. Aku akan tinggal sebentar lagi," bisik Mira di sebelah telinganya yang memang kebetulan Valentino duduk di sisinya."Terima kasih, Mir," lirih Valentino tak berdaya.Mira mengangguk, "tak apa," ucapnya.Mira mendekati Asya dan menenangkannya, "cup ... cup! Anak cantik jangan men
Read more