Semua Bab Uangku Bukan Uangmu, Mas!: Bab 121 - Bab 130

147 Bab

Bab 121

Bab 121"Tidak begitu, Rangga. Tapi... Mengapa kamu mengatakan seperti itu pada mereka? Apa alasannya? Kamu tidak ingin jika aku kembali padanya?"Mendengar kata-kataku tiba-tiba matanya membulat."Tentu saja tidak. Maksudku bukan itu.""Lalu?""Bukankah kamu sudah punya lelaki lain yang menjadi tunanganmu? Jadi, Aku hanya tidak ingin menyakiti hati tunanganmu saja."Aku semakin tidak mengerti ke mana arah pembicaraannya."Tunangan?" Aku membulatkan mata."Sudahlah, Rika. Ini sudah waktunya kita pulang. Kamu butuh istirahat dan waktu luang." ucapnya."Sedangkan kamu?" Aku melihat ke arah netranya."Aku dan David tentu banyak sesuatu yang harus kami selesaikan." ujarnya."Apa itu engenai seputar kasus yang tengah menimpa kami?""Ya," jawabnya."Kalau begitu, tidak sepatutnya aku diam beristirahat, sedangkan kalian kerja keras." Jawabku."Jangan berpikir begitu!""Rangga, kamu selalu saja repot karena aku. Tapi kalau kamu merasa kesusahan, kamu bisa berhenti saja." ucapku."Apa? Kamu bi
Baca selengkapnya

Bab 122

Bab 122Sidang pertama telah usai. Valdi harus menahan getir ketika mengetahui jika muslihatnya ternyata tidak bisa berhasil.Alhasil Valdi masih terus harus ditahan sampai keputusan hakim tiba nanti.Aku patut puas dengan sidang kali ini. Tidak ada kesusahan yang berarti semua berjalan lancar seperti yang aku harapkan.Karena semua telah selesai aku bergegas untuk keluar mencari udara segar.Ketika tengah berjalan, tiba-tiba seseorang datang menghampiriku. Aku sungguh terkejut ketika mendapati wanita paruh baya yang menghampiriku tadi adalah Bu Ratih."Rik!" Dia berseru dengan suara yang tidak terlalu keras. Ini sungguh sangat aneh karena tidak biasanya wanita ini berbicara dengan lembut begini. Entah apa yang menyebabkannya bisa berbicara dengan sopan?Di sampingnya kulihat Mel berdiri berkacak pinggang. Jauh berbanding terbalik dengan sikap berarti yang berusaha untuk sesopan mungkin.Aku menghentikan langkah."Ada apa, Bu? Tapi maaf, aku nggak bisa bicara terlalu lama dengan kali
Baca selengkapnya

Bab 123

Bab 123"Bu, Maaf sekali sepertinya aku nggak bisa untuk menuruti kemauan ibu." Tanpa menunggu lama aku segera menjawab.Dia nampak shock mendengar jawabanku."Me mengapa bisa kamu berkata kayak gitu Rika? Nggak bisakah kamu sedikit aja buat ngerti apa yang Ibu inginkan?" Ucapnya kembali memelas seperti sebelumnya."Aku udah tahu apa yang Ibu maksud dan apa yang Ibu inginkan." Ujarku."Kalau begitu, tolong dengarkan ibu sekali ini aja, ini permohonan Ibu terakhir percayalah, Nak! Ibu nggak bohong! Permintaan Ibu ini bukan hal sulit buat kamu. Kalaupun nanti ada biaya yang harus kamu bebankan karena mencabut laporan itu, ibu akan sangat bersedia untuk membayarnya. Jadi kamu nggak usah takut. Kamu.nggak perlu pakai uang kamu! Ini nggak sulit nak, sangat nggak sulit. Bahkan kalau kamu mau ibu akan kasih kamu uang yang banyak," mantan mertuaku itu berujar kembali."Enggak Bu! Itu nggak bisa. Untuk mencabut laporan memang bukan hal sulit meski mungkin harus mengeluarkan uang. Tapi perkaran
Baca selengkapnya

Bab 124

Bab 124"Kenapa kamu bisa berkata seperti ini padaku, Rika? dari tadi aku selalu berusaha untuk mengambil hatimu? Mulai dari meminta maaf dan merendahkan diri. Apa kamu nggak bisa menghargai usahaku? Aku ini udah tua sudah suruhnya kamu hormat sama aku. Lagi aku ini adalah orang yang pernah menyandang gelar sebagai mertua kamu!"Nah kan, sifat aslinya mulai keluar. Benar apa yang aku pikirkan tadi tentangnya ternyata dia memang benar-benar akting."Aku udah ngelakuin berbagai cara agar kamu bisa ngerti sama keadaan keluarga kami. Tapi apa yang udah kamu lakuin? Kamu tetap memandang aku ini nggak berarti apapun. Padahal aku hanya meminta untuk mencabut laporan atas Valdi. Karena Emang laporanmu itu nggak beralasan." Dia kembali melancarkan ucapan."Bu nanti di pengadilan ibu akan mengetahui semua kebenarannya. Kalau ibu menganggap semua laporanku itu nggak punya alasan yang kuat, maka sudah pasti nanti anak ibu akan terlepas dari jerat hukum. Tapi kalau seandainya laporanku ternyata be
Baca selengkapnya

Bab 125

Bab 125Pria dihadapanku ini menatapku. Baru saja dia membuat marahku naik karena gara-gara mengatakan kata-kata "calon suami" padaku. Aku ini tidak mempunyai calon suami, jangankan calon suami punya kekasih pun tidak. Jadi bagaimana bisa dia mengatakan seolah-olah aku ini akan segera menikah. Berbicara sembarangan saja.Aku memang terlalu sensitif apabila mendengar dia membicarakan soal pasangan hidup.Huuft! "Aku pikir aku tidak akan mau nikah lagi jadi jangan sebut kata-kata itu lagi! Aku tak suka mendengarnya!" cetusku kemudian. Aku ingin dia tahu bila aku benar-benar tak suka dengan tema obrolan seperti demikian."Apa? Kamu bilang tidak akan menikah lagi?" Dia kembali menatapku."Kalau kamu sudah mendengar seharusnya kamu tidak usah bertanya lagi!" Aku menanggapi."Tidak boleh berkata seperti itu, Rika! Di umurmu yang masih muda dan masih energik, siapa tahu Tuhan masih akan menakdirkan seorang jodoh untukmu? Kalau Tuhan menakdirkan begitu, apa mungkin kamu akan menolaknya?" d
Baca selengkapnya

Bab 126

Bab 126"Tidak! Siapa bilang aku cemburu? Bilang saja kalau kamu terlalu percaya diri dengan berani berkata seperti itu! Jadi, simpan saja percaya diri berlebihanmu itu, Rangga!" tandasku cepat."Oh, jadi kau tidak cemburu? Oke, kalau kamu tidak cemburu, aku bisa bercerita lebih banyak padamu," ucapnya lagi.Aku kembali menelan ludah. Sebenarnya hati ini sakit mendengarnya. Tapi aku tidak ada pilihan selain dari berusaha untuk tetap menjadi pendengar yang baik. "Aku berusaha untuk mendukung penuh pilihanmu, Rangga!" Aku melanjutkan."Baik-baik kalau begitu apakah wanita yang aku ceritakan tadi pantas untukku perjuangkan? Bagaimana menurutmu?" Dia bertanya."Apapun yang sudah kamu tetapkan sebagai pilihan, maka rasanya tidak ada yang bisa membuatku mengatakan pilihanmu tak pantas," jawabku."Alasannya?"Mendengar pertanyaannya, serasa aku sedang menjalani sesi pertanyaan pada wawancara saja. "Kau tanya apa alasannya? Semua orang yang mengenalmu pasti berpikiran sama denganku. Kau pri
Baca selengkapnya

Bab 127

Bab 127"Rika! Mengapa kamu tiba-tiba bicara dengan menyebut nama Dira?" Dia terus menodongku dengan pertanyaan itu."Kau menyembunyikan sesuatu, Rangga!" ucapku.Aku tak peduli betapa bodohnya aku karena langsung menghentikan hal itu di depannya. Yang pasti sekarang aku sudah puas telah melontarkan kata-kata itu."Menyembunyikan apa?" Mungkin dia masih ingin pura-pura tidak mengetahui."Baiklah. Kau sendiri merasa menyembunyikan sesuatu atau tidak?" Ucapku menimpali kata-katanya."Sungguh aku tidak pernah menyembunyikan sesuatu dari kamu! Kau terkadang membuatku sangat bingung, Rik! Kalau kamu benar-benar menganggapku merahasiakan sesuatu, boleh kau jelaskan secara gamblang? Aku sendiri penasaran dengan apa yang kusembunyikan menurut versimu." dia berkata seperti itu lagi."Oke, kalau kamu memang tidak merahasiakan apapun, aku tidak masalah. Karena kalau kamu berbohong dengan kata-katamu, artinya kamu telah membohongi diri sendiri. Ya sudah kalau begitu!" ucapku.Aku bergegas melan
Baca selengkapnya

Bab 128

Bab 128Seorang wanita paruh baya kembali datang penampakan batang hidupnya di hadapanku.Melihat perempuan ini rasanya aku muak sekali. Aku membencinya, sangat membencinya."Rika, mengapa kamu tidak bisa sedikit saja menolong kami? Apa harus aku berlutut sama kamu? Kamu kan masih punya hati, tolong kasihani kami, Nak!" Wanita itu berkata sambil menangis di hadapanku.Aku tetap belum berkomentar apa-apa atas kata-kata yang baru saja dia ucapkan. Ini pasti berkaitan dengan Valdi yang sekarang telah berada dalam penjara. Masa bodoh sekali dengan masalahnya. "Tolonglah kami nak Rika aku mohon atas nama kami sekeluarga," dia kembali memohon-mohon."Mau minta tolong apa lagi? Apa karena Valdi? Kalau ini tentang faldi mohon maaf sekali ya Bu aku nggak bisa bantu apapun,"Kulihat ekspresi ibu Ratih langsung seperti melemas Setelah mendengar Aku bicara."Tolong jangan berkata seperti itu, Nak. Ini Ibu sangat memohon sama kamu tolong kasihhani Valdi. Kasihan dia di dalam sana menjadi bulan-b
Baca selengkapnya

Bab 129

Bab 129"Rangga aku rasa kamu tidak perlu berbuat sejauh ini untuk membuktikan ucapan mereka. Kalau kamu terus-terusan seperti ini, aku takut malah kau yang akan terjerat ke dalam kasus mereka," ucapku.Pria di sampingku tersebut hanya tertawa ringan dengan apa yang telah aku ucapkan."Bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu? Tak ada yang perlu kamu khawatirkan dengan diriku, Rika. Kamulah yang harus selalu berhati-hati. Kadang aku khawatir pasti ada orang-orang yang tidak terima dengan keputusan hakim. Terlebih apa yang aku urus juga bukan melulu kasus Clara saja, tapi juga kasus yang melibatkan penyelundupan barang-barang haram dan terlarang lainnya. Tapi mudah-mudahan aku bisa mengatasi semua masalah yang menghampiriku. Jadi yang aku khawatirkan adalah kamu. Aku sungguh berharap Jangan sampai ada orang-orang yang berniat jahat padamu karena kita telah berhasil menumpas kasus itu hingga selesai,"Aku menghela nafas. Memang keputusan hakim beberapa hari yang lalu telah menjerat bany
Baca selengkapnya

Bab 130

Bab 130Sebelum hari mulai menggelap, aku memeriksa satu persatu jendela yang ada di rumah, sebelum kami terlelap Aku ingin memastikan bahwa semuanya sudah terkunci rapat. Tak lupa pula pintu pagar depan juga harus tergembok dengan sempurna. Kapan Rangga kembali terngiang-ngiang di telingaku, memang telah berkata benar bahwasanya aku dan Clara memang harus lebih berhati-hati lagi sekarang. Seperti yang dia katakan bahwa banyak orang yang memusuhi orang-orang yang berniat baik. Sebenarnya aku sudah merasakan ini sejak lama. Selama ini aku selalu berusaha untuk tidak merepotkan orang-orang di sekitarku, pernah meminta lebih pada mereka apalagi memberatkan. Kita memang benar-benar sedang membutuhkan bantuan. Ketika orang membutuhkan pertolongan maka aku akan membantu sebisa yang aku mampu, dan ketika orang-orang merendahkanku aku masih tetap berusaha untuk bersabar. Tapi entah mengapa kurasa ada-ada saja orang yang selalu mencari gara-gara denganku. Bahkan orang yang tidak tahu menahu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status