Tak ada yang bisa dilakukan Diani selain mengatakan yang ia ketahui pada Aliya. Diani akhirnya mengakui dan menceritakan semuanya. Aliya tertunduk lesu. Tangan kanan memegangi dada kirinya, sementara ia tetap mendengarkan semua penuturan Diani. Tentu saja ada perasaan terluka dan terpukul. Ia tidak pernah mengira Elang akan melakukan hal seperti ini padanya, meninggalkannya tanpa berpamitan dan membuat dirinya lupa. Perasaan marah itu timbul kepada Elang. Namun ia berkali-kali menyadarkan diri, bahwa ia bukan siapa-siapa bagi Elang. Elang tidak berkewajiban meminta izin pada dirinya ketika ia hendak pergi jauh. Namun, pindah ke luar negeri? Aliya merasa, seharusnya setidaknya Elang mengatakan sesuatu pada dirinya. Sementara di belahan dunia lainnya. Sebuah ruangan sangat besar di suatu gedung perkantoran yang tinggi di Dusseldorf, Jerman. Ridwan menghela napas tanpa daya. “Ya sudah jalannya. Teh Aliya harus mengingat semuanya, Gan,” tuturnya ketika ia pun mengetahui dari Elang
Read more