Share

BAB 122

“Aku….” kalimat Elang terhenti. Sorot matanya meredup.  

Tanpa aba-aba, Elang menaikkan tangannya, meraih tengkuk Aliya dan menariknya kuat. Elang merunduk dan detik selanjutnya ia mendaratkan bibirnya pada bibir Aliya.

Ia mengecup bibir itu sekilas lalu detik berikutnya mengecup lagi sedikit lebih lama. Sama sekali tak mempedulikan kedua bola mata Aliya yang membelalak kaget akibat perbuatannya itu.

“Apa yang kau lakukan!” pekik Aliya lalu mendorong dada Elang hingga menjauh.

Muka Aliya memerah. Dadanya bergemuruh. Ia tak paham apa yang bergolak dalam hatinya saat ini. Namun satu hal yang pasti, rasa panas dalam dadanya ini bukanlah amarah.

“Ka-kau!” Aliya menaikkan sebelah tangan dan menutup mulut dengan punggung tangannya. Ia menggeleng lemah dengan wajah yang memerah. Matanya kini tampak berkaca kaca.

“Jika kau hanya berniat untuk pergi, sekalipun dalam mimpi, jangan pernah muncul lag

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status