All Chapters of Ibu Pengganti untuk Bayi Bapak Kos: Chapter 91 - Chapter 100

126 Chapters

Bagian 91

"Sayang, mau ke mana?" Sofyan yang berhasil menyusul Eva langsung mencekal tangannya dan bertanya."Ah, maaf Sofyan. Aku harus segera pulang," jawab Eva menepis tangan Sofyan. Dia celingak-celinguk mencari taksi atau ojek yang bisa membawanya pulang ke rumah secepatnya."Apa ada masalah? Kenapa kamu mau pulang?" tanya Sofyan khawatir. Dia bisa melihat raut wajah Eva yang tidak tenang. Tercetak kecemasan di sana. "Arumi sakit," jawab Eva. Dia tidak menyadari bahwa dirinya sedang berbicara dengan Sofyan. Isi kepalanya sedang kalut. Dia khawatir kalau sakit Arumi parah. Dia juga menyalakan dirinya sendiri yang lebih memilih jalan bersama Sofyan dibanding menemani bayinya yang baru selesai imunisasi.Sofyan membentuk lipatan kecil di dahinya. "Arumi? Siapa Arumi?" tanya Sofyan bingung.Eva tidak menjawab. Dia melihat ada taksi yang melaju hendak melewati jalan di depan Eva. Gadis itu berlari ke tengah jalan agar bisa menghentikan taksi. Aksi nekat itu membuat Sofyan segera menarik Eva se
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Bagian 92

"Kita bawa ke rumah sakit aja, Pak. Kasihan Arumi. Apalagi tuh bekas suntiknya sampai bengkak gitu. Ini yang aku takutin. Arumi masih kecil, kenapa disuntik segala sih? Apa nggak bisa ditunda imunisasinya sampai besar. Pak, Arumi kasihan." Eva mengomel dengan mata berkaca-kaca. Hatinya merasa terluka melihat bayi itu kesakitan."Kalau nunggu dia besar, nggak lengkap dong imunisasinya," timpal Rafa. Di wajahnya juga tercetak kecemasan, tapi pria itu tetap bersikap tenang. Saat ini, dia bisa lebih lega karena Arumi sudah tertidur. Berbeda dengan setengah jam yang lalu saat dia baru tiba di rumah. Arumi menangis kejer. Rafa, Eva dan Bu Siti sampai kelimpungan menenangkan Arumi. Meskipun sudah diingatkan oleh dokter bahwa akan ada efek dari vaksin DPT dan Polio suntik, Rafa tetap saja dibuat kaget saat mengetahui Arumi demam. Apalagi ketika melihat bekas suntikan di paha bagian atas Arumi yang merah dan bengkak. "Sakitnya Arumi bisa dibagi ke aku aja nggak sih? Dia tuh masih kecil, belu
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Bagian 93

"Loh, Eva? Belum mandi ya?" tanya Rafa saat berpapasan dengan Eva di dapur. Dia baru selesai mengambil segelas air."Males mandi, Pak.," jawab Eva cuek. Sepertinya, kesadaran gadis itu belum terkumpul sepenuhnya. Eva berjalan santai di depan Rafa dengan penampilan yang jauh dari kata anggun. Pakaian tidur yang kusut, bahkan sebelah lengannya melorot panjang sebelah hingga memperlihatkan bahunya yang putih mulus, juga rambut yang dicepol asal hingga beberapa anak rambut masih terjuntai bebas di sekitar wajah Eva. Rafa berdeham dan mengalihkan pandangannya. Sejak Eva tiba, matanya terpaku pada leher dan bahu Eva yang terekspos. Dia meminum airnya dan duduk di tepian meja makan."Memangnya kamu nggak ke kampus?" tanya Rafa menatap Eva kembali. Posisi menyamping Eva sudah tidak memperlihatkan bahunya. Eva membuka lemari es dan mengambil sebotol air mineral. Tanpa menggunakan gelas, Eva langsung menjepit ujung botol dan meminum isinya. Rafa menelan salivanya saat mendengar suara air yang
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

Bagian 94

"Jadi pacar aku!" "Gila ya kamu!" umpat Eva.Rafa melotot kepada Kausar. Dia segera menarik Eva ke belakang tubuhnya. "Jangan ngawur kamu! Dia istri saya. Berani sekali meminta istri saya jadi pacar kamu di depan saya. Pergi dari sini!" Rafa mengusir."Aduh, bukan maksud mau merebut Eva dari Pak Rafa. Makanya dengarin dulu, semuanya!" Kausar bergeming di tempatnya dan berusaha agar Rafa dan Eva mau mendengar penjelasannya."Pak Rafa, sepertinya Kausar memang ada masalah. Kita dengerin aja dulu." Eva berbisik. Dia merasa kasih pada sahabatnya itu."Nggak bisa, Eva. Dia mencoba mempermainkan kamu. Cowok macam dia harus segera disingkirkan." Rafa menolak. Dia menarik Eva agar bersembunyi lebih dalam di balik punggungnya. "Kamu pergilah dari sini. Jangan temui Eva lagi!" Kausar mengacak rambutnya frustasi. Dia duduk di lantai sambil bersedekap. Dia mendongak menatap Rafa dan Eva. "Dengerin dulu, Pak, Eva. Ini mempertaruhkan masa depan saya."Berbeda dengan Rafa ya
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Bagian 95

"Pak Rafa, kok nggak bilang kalau hape saya ada di sini?" Eva mengangkat ponselnya yang baru ditemukan setelah mencari ke semua ruangan. Rafa yang sedang mengeringkan rambutnya langsung menoleh. Alih-alih menjawab pertanyaan Eva, Rafa malah balik bertanya yang menyerang Eva. "Kamu ngapain masuk kamar saya tanpa ketuk dulu? Kalau seandainya, saya lagi nggak pakai baju, kamu mau liat?"Eva berdeham. "Maaf, Pak. Saya ... saya cuma ... pintu kamar Pak Rafa kebuka sih, trus saya dengar ringtone panggilan punya saya di kamar ini. Makanya saya langsung masuk. Maaf ya, Pak. Kalau gitu saya keluar dulu.""Sini!" panggil Rafa. Saat Eva mendekat, hairdryer yang digunakan Rafa mengeringkan rambut segera berpindah ke tangan Eva. "Bantu saya keringkan rambut."Eva melongo. "Pak Rafa bisa sendiri 'kan? Ngapain minta bantuan saya? Nih, ambil lagi. Saya punya urusan yang lebih mendesak." Eva mengembalikan hairdryer. Kemudian, dia melenggang pergi dari kamar Rafa. "Pasti berurusan dengan Sofyan," guma
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Bagian 96

"Mbak Eva!" tegur Bu Siti diiringi tepukan di bahu Eva.Teguran mendadak itu membuat Eva yang sedang melamun sambil mengaduk kopi langsung kaget. Sehingga tanpa sengaja menarik gelas dari mini bar dapur. Kejadian berlangsung dengan cepat dan kedua perempuan itu kompak memekik kaget melihat gelas itu terjun bebas ke lantai. Bahkan kopi panas itu menyiram kaki Eva."Ah, panas-panas," jerit Eva meloncat-loncat rendah.Bu Siti ikutan panik dan langsung mengambil baskom yang telah diisi air dari keran. "Mbak Eva masukin kakinya di sini!"Eva mendudukkan dirinya di kursi lalu merendam kakinya di baskom. Eva mengeluarkan desahan lega. Kaki yang merasakan panas itu lenyap digantikan kesejukan. "Makasih, Bu Siti," ucap Eva."Maafin saya, Mbak Eva. Nggak seharusnya, saya kejutkan Mbak Eva. Jadi tersiram air panas. Maaf ya, Mbak Eva." Bu Siti mengucapkan dengan rasa bersalah.Eva tersenyum. "Saya nggak apa-apa, Bu Siti. Lagian cuma kena air panas." "Tetap saja, saya salah," ucap Bu Siti. "Nggak
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

Bagian 97

"... Kamu istri aku," kata Rafa penuh penekanan. Dia ingin mengingatkan kepada Eva bahwa ada ikatan di antara mereka. Tiba-tiba, Eva tertawa. Dia merasa lucu mengetahui Rafa cemburu. "Ngapain sih cemburu segala. Pak Rafa 'kan tau kalau aku pacaran sama Sofyan. Orang pacaran itu kayak gimana? Bersikap manja dan manis di depan pacar udah biasa." "Putus saja sama pacarmu!" tuntut Rafa seraya mengangkat wajah. Ditatapnya Eva dengan lamat-lamat. Dia menunggu respon yang akan diberikan Eva."Loh, kok mendadak ngomong gitu? Bukannya Pak Rafa bakalan beri aku waktu untuk menentukan siapa yang akan saya pilih. Nggak adil dong buat Sofyan, kalau Pak Rafa tiba-tiba nyuruh saya putuskan dia. Ini sama aja, Pak Rafa minta aku segera memilih Pak Rafa." Eva menarik kakinya dan berdiri dengan raut kesal. "Saya nggak tahan ....""Saya lebih-lebih nggak tahan dengan sikap Pak Rafa. Kalau Pak Rafa nggak bisa terima saya pacaran sama Sofyan, mending kita cerai saja. Toh, pernikahan kit
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Bagian 98

"Eva! Eva! Bertahanlah di sini. Jangan tinggalin saya. Siapa yang akan membantu saya jaga Arumi kalau kamu pergi?" Rafa memeluk erat Eva dari belakang. Dia tidak akan membiarkan Eva keluar selangkah pun dari rumah utama. Melihat Eva yang membawa tas besar keluar kamar membuat Rafa panik. "Lepasin, Pak! Saya nggak akan tinggal di sini lagi. Pak Rafa segera urus perceraian kita. Kalau Pak Rafa nggak mau, biar saya yang urus." Eva menepis kedua tangan Rafa dari tubuhnya. Rafa menggeleng lalu berusaha memeluk Eva lagi. Namun, Eva dengan gesit menghindar hingga Rafa memeluk angin. Rafa menoleh dengan raut wajah memelas. "Eva, saya nggak mau ada perceraian di antara kita. Saya tidak akan pernah melakukannya. Kamu harus tetap di sini. Bersama aku dan Arumi!" Rafa menekankan dengan tegas."Hubungan kita nggak bisa dilanjutin lagi, Pak. Saya akan bersama Sofyan. Masa bodoh dengan Arumi. Dia anak Pak Rafa, bukan anak saya!" Eva mengatakannya dengan nada tinggi. Rafa mengusap kasar wajahnya, l
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

Bagian 99

"Arumi, gimana Bu Siti?" tanya Eva mendekati keranjang tidur Arumi. "Udah sembuh, Mbak Eva. Semalam 'kan udah dicek." Bu Siti tersenyum hangat."Syukurlah. Aku pikir, demamnya naik lagi. Ternyata udah beneran sembuh. Kalau gitu, aku beneran masuk kampus hari ini." Bu Siti mengangguk. "Mbak Eva tenang saja. Ada saya yang jagain Arumi. Mbak Eva fokus saja sama kuliahnya. Kemarin udah bolos, hari ini jangan ditambahin lagi." "Iya, Bu Siti. Saya udah mau berangkat kok. Cuma singgah liat Arumi," ucap Eva mengangkat tas laptopnya dan mengibas roknya. "Nih, laptop dan pakaian saya udah rapi. Tinggal jalan.""Dianterin Pak Rafa ya?" tanya Bu Siti.Seketika, semangat yang tercetak di wajah Eva meredup. Tidak ada harapan untuk diantar Rafa. Mereka saja belum berbaikan sejak kemarin. "Saya jalan sendiri aja, Bu Siti.""Loh, kenapa mb—""Saya berangkat ya, Bu Siti. Titip Arumi. Kabari kalau ada apa-apa. Bye-bye, Bu Siti." Eva memotong cepat dengan pamit. Bu Siti hanya bisa geleng kepala. Dia m
last updateLast Updated : 2023-06-08
Read more

Bagian 100

"Aku harus menghampiri mereka!" perintah Rafa pada dirinya sendiri. Namun, kakinya berat untuk digerakkan. Ada sesuatu yang menahan dan mendorongnya dalam waktu yang sama. Rafa merasakan tubuhnya bergerak penuh keraguan.Sebuah gelengan menghentikan kakinya yang sudah terangkat hendak maju. "Nggak-nggak, nggak bisa Rafa! Kalau benar itu pacar Eva, kamu harus tahu diri. Kamu nggak ada di mata Eva."Mulut dan logika Rafa memang bisa mengatakan itu dengan lancar. Kenyataan yang ada, hati Rafa justru menuntunnya bergerak ke arah dua orang yang sedang memecahkan celengan rindu. Hilang sudah niat untuk membiarkan Eva bermesraan dengan pria yang diduga Rafa adalah pacar istrinya. Dia tidak bisa membohongi diri sendiri bahwa kecemburuan yang dimiliki tidak bisa ditutupi lagi.Di depan sana, istrinya sedang diperlakukan begitu manis oleh pria lain. Terang-terangan Eva menerima setiap sikap yang ditunjukkan oleh pria itu. Termasuk saat pria itu lancang merapikan rambut Eva dengan menyelipkan ke
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status