All Chapters of Pengantin Pengganti Calon Ipar: Chapter 1 - Chapter 10

117 Chapters

01 | Pengantin yang Hilang

“Alison!”“Alison!”Tidur Aliya jadi terganggu akibat teriakan-teriakan yang terdengar dari luar. Saat ia mencabut earphone di telinganya, suara kegaduhan itu semakin jelas terdengar.“ALISON!”Aliya membangun tubuhnya dan mendengus. Apalagi yang dilakukan kembarannya itu? Tidak bisakah ia memberikan waktu yang tenang bagi Aliya untuk beristirahat? Dia selalu saja menimbulkan masalah yang membuat seisi rumah menjadi seperti ini.Dengan berat hati, Aliya berjalan keluar dari kamarnya. Dia melihat seluruh penghuni rumah dihiasi raut wajah khawatir. Bahkan beberapa dari mereka terlihat begitu pucat seperti menghadapi kematian.Apa yang terjadi?Aliya melanjutkan langkahnya untuk mencari keberadaan orang tuanya. Tepat di ruang tamu, ia melihat Ibunya duduk di sofa, tengah menangis tersedu-sedu. Sementara Ayahnya berdiri di sisinya berusaha menenangkan.“Jika seperti ini, bagaimana kelanjutannya?”Aliya mendengar suara yang asing. Ternyata di sana orang tuanya bersama orang lain. Mereka ti
Read more

02 | Terpaksa Menerima

“Aku tidak mau!”Ini masih pagi, bahkan langit belum terang sama sekali. Jam masih menunjukkan pukul 04, dimana para ayam pun masih tertidur pulas sebelum sinar matahari menerpa bumi dan memberi isyarat pada mereka untuk berkokok.Aliya dipaksa untuk bangun dan merias diri untuk bersiap di hari ini sebagai pengantin dadakan.Sialan! Ini bukan yang dia harapkan. Bukan Aliya yang ingin menikah. Kenapa justru ia yang jadi pengantin?!“Aliya, tenanglah sedikit. Ibu berjanji akan memberimu hadiah besar jika kamu menurut untuk melakukan permintaan ini,” ucap Kirana, Ibunya.Aliya duduk dengan wajah cemberut. Dia tidak tega menolak, tapi Aliya juga tidak bisa benar-benar ikhlas melakukan ini semua.Aliya tidak pernah memiliki pikiran untuk menikah di usianya saat ini. Dia masih senang bermain bersama teman-temannya. Jika ia sudah memiliki suami, Aliya pasti tidak akan sebebas dulu lagi.“Kenapa harus aku, Bu?” tanya Aliya memprotes. Padahal mereka masih bisa berusaha mencari Alison, dengan m
Read more

03 | Putri yang Sudah Dewasa

Aliya mendengar apa yang Ibu dan Ayahnya katakan di depan pintu. Dia merasa ikut sedih mendengar tangis Ibunya yang kecewa pada sikap Alison. Kembarannya itu seperti tidak peduli pada kesulitan yang dihadapi mereka. Dia dengan tidak tahu dirinya malah pergi dan membiarkan mereka semua menanggung akibat dari perbuatannya.Aliya menghela napas. Sejujurnya dia sangat ingin pergi dan melarikan diri juga. Tapi Aliya masih memikirkan orang tuanya. Jika ia pergi, bagaimana dengan mereka? Orang tuanya pasti akan mengalami masalah yang lebih besar jika Aliya juga melakukan hal yang sama dengan Alison.Tapi, Aliya tidak yakin untuk menghadapi semua ini. Jika ia harus menikah secepat ini dengan pria yang bahkan tidak ia kenal, akan seperti apa kehidupannya nanti?Aliya mungkin harus bicara dengan pria itu setelah resepsi selesai. Mungkin ia bisa bernegosiasi tentang perceraian setelah pernikahan berlangsung.“Aliya, bagaimana? Apa kamu sudah siap?”Aliya menoleh ke arah pintu ketika mendengar su
Read more

04 | Hari Pernikahan

Argan sudah merasa sangat kesal, meski pernikahan belum dimulai. Tentu saja alasannya adalah karena ini bukan lah pernikahan yang ia inginkan. Jika saja yang menjadi pengantinnya adalah kekasihnya, Alison, Argan tidak akan sekesal ini. Dia mungkin akan jadi pria yang paling bahagia.Tapi, saat ini jangankan untuk bersikap tenang, untuk melengkungkan senyum palsu saja Argan kesulitan. Rasanya dia ingin melarikan diri seperti apa yang Alison lakukan. Tapi, jika ia melakukan itu, maka keluarganya yang akan terkena masalah. Saat ini pernikahan terpaksa dilanjutkan untuk menyelamatkan nama baik keluarga. Jika Argan membatalkan semuanya, maka keluarganya yang akan menanggung malu.Orang tua Argan mungkin tidak akan bisa memaafkannya jika ia melakukan kesalahan sebesar itu.Argan menghela napas kasar. Saat ini, ia terjebak dalam situasi yang tidak terduga.Argan juga tidak mengerti, kenapa Alison sampai tega meninggalkannya seperti ini. Jika ia menolak lamarannya, itu akan lebih baik. Argan
Read more

05 | Photoshoot

Argan tertegun ketika menyadari siapa perempuan di depannya ini. Tapi, ia tidak semudah itu percaya. Bagaimana pun juga, perempuan itu sangat berbeda dengan perempuan yang hari kemarin ia lihat.Dengan kedua tangannya, ia mendorong pundak Aliya hingga jarak mereka menjauh.“Tidak mungkin,” tukas Argan, tidak percaya. “Kamu tidak mungkin wanita itu.”“Kenapa tidak?” balas Aliya, mengangkat dagunya menantang. Ia sendiri tidak tahu mengapa Argan bisa sampai tidak mengenalinya. Padahal, Aliya hanya merias sedikit wajahnya, karena hari ini adalah hari pernikahan mereka. “Apa aku terlihat sangat berbeda hingga kamu tidak mengenalku?”“Kamu tidak mungkin dia,” kekeh Argan. Dia berusaha menampik, walau rasanya semakin jelas terlihat jika dia memang Aliya, calon istrinya.Argan menggigit bibir bawahnya. Dia merasa tidak tenang sekarang. Mengapa perempuan yang sempat ia pandang rendah justru terlihat mengagumkan saat ini? Argan tidak bisa berbohong, ia memang terpesona dengan Aliya saat ini. Pe
Read more

06 | Kemarahan Alison

Prang!Alison mengamuk di tempatnya. Dia merasa marah karena pernikahan itu tidak dibatalkan. Padahal, ia melarikan diri bukan karena tidak mau menikah dengan Argan. Alison hanya belum siap menikah. Dia tahu tidak akan ada yang mendengarkannya, jadi Alison memilih melarikan diri, bersembunyi dari mereka sementara waktu.Alison pikir, kepergiannya akan membuat mereka semua khawatir, dan pernikahan itu akan ditunda hingga mereka bisa menemukannya. Tapi, acara itu justru tetap berjalan sebagaimana mestinya. Hanya saja kini posisinya telah digantikan oleh kembarannya, Aliya.“Ini bukan yang aku inginkan!” jerit Alison. Dia melempar semua barang yang bisa ia jangkau. Demi Tuhan, ia tidak rela memberikan kekasihnya untuk adiknya itu. “Kenapa harus dia? Kenapa mereka malah membuat Argan menikah dengannya?!”“Ini mungkin salahmu.” Teman Alison yang juga tengah berada di sana, akhirnya ikut bicara. Sejak tadi ia menyaksikan Alison yang terus mengamuk seperti orang gila “Keluargamu dan keluarga
Read more

07 | Alison Kembali ke Rumah

Argan terbangun di pagi hari. Saat ia melihat tempat di sisinya kosong, seketika ia merasa panik. Argan meloncat turun dari ranjang dan mencari keberadaan istrinya.“Aliya!”“Aliya!”Argan merasa takut akan kehilangan peerempuannya lagi. Padahal ia baru saja menikah degan perempuan itu.“Aliya!”“Ada apa?”Suara itu membuat Argan menoleh. Ia melihat Aliya berada di dapur memegang semangkok malt dengan ekspresi kesal.“Pagi-pagi begini kamu sudah berteriak,” gerutunya.Helaan napas lega keluar dari mulut Argan. Ia berjalan mendekati istrinya itu, dan memeluknya erat.Syukurlah ia masih menemukan perempuan itu di rumahnya. Ia kira, Aliya akan melakukan hal yang sama seperti Alison. Untuk kali ini, Argan merasa tidak rela jika Aliya benar-benar meninggalkannya.Aliya merasa bingung dengan sikap aneh Argan. Ada apa dengan pria itu sebenarnya? Apa dia baru saja bermimpi buruk?“Lepaskan,” pinta Aliya. Dia mencoba melepaskan Argan, tapi pria itu bersikeras memeluknya.“Tidak. Biarkan sepert
Read more

08 | Alison yang Egois

Addy menenangkan Kirana yang masih terlihat begitu emosi. Tidak lama, perempuan itu pun menangis. Kirana menumpahkan tangisnya sambil memeluknya. Dia mungkin sadar dengan apa yang baru saja terjadi padanya.“Tenanglah, Kirana.” Addy mengusap kepala istrinya itu. Dia tahu bagaimana perasaan istirnya.Orang tua mana yang tidak sakit hati saat posisi mereka disepelekan oleh putri mereka sendiri? Merasa tidak dianggap, tidak dihormati. Beranggapan bahwa setiap kesalahan yang ia lakukan tidak berarti apa-apa.Meski mereka bisa menjadi manusia yang pemaaf untuk anak mereka, tapi jika sudah keterlaluan, mereka juga bisa marah dan merasakan sakit. Sampai kapan sebagai orang tua mereka akan terus mendapatkan sikap seperti ini? Alison hanya tahu menuntut orang tua untuk mengabulkan semua yang ia inginkan, tanpa tahu kesulitan orang tua saat melewati itu semua.“Aku lelah dengan sikapnya, Addy,” ucap Kirana di tengah tangisnya yang belum mere
Read more

09 | Berjalan-jalan

Siang ini terasa sangat membosankan karena tidak ada kegiatan sama sekali. Biasanya Aliya akan disibukkan dengan pekerjaan, atau setidaknya ia akan keluar menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Tapi, kini ia justru terkurung di rumah ini tanpa bisa melakukan apapun.Aliya melirik Argan yang berada tidak jauh darinya. Pria itu tampak sibuk dengan laptopnya. Ia mungkin tengah mengurus pekerjaannya.“Argan.”“Hm?” Argan menyahut tanpa menoleh. Dia terlihat sangat fokus.“Boleh aku keluar bersama teman-temanku?”Argan bergeming.Aliya yang menunggu jawabannya hingga beberapa detik pun dengus kesal.“Argan!” Dia menggoyangkan lengan pria yang kini telah menjadi suaminya itu.Argan berdecak kecil. “Ada apa, Ay?”“Kamu belum menjawab pertanyaanku?” Aliya memberengut. Padahal dia menunggu jawaban dari pria itu, tapi dia terlihat mengabaikannya.“Iya. Iya.” Argan mengangguk dengan enggan.Seketika, kedua mata Aliya berbinar. Senyumnya merekah sempurna.“Benarkah?”“Tentu.”“Yeay!”Aliya bers
Read more

10 | Sifat Asli Alison

Alison mengendap-endap keluar dari rumahnya. Meski sedang dalam masa hukuman, Alison menolak untuk dikurung di kamarnya seharian. Ia tahu orang tuanya marah, tapi tidak harus dengan cara itu mereka melakukannya.“Sial.” Alison menginjak batang rokok yang sudah ia hisap hingga tersisa pendek. Dia meluapkan emosinya dengan menginjak sampah itu. “Aku tidak menyangka keadaan akan jadi seperti ini.”Perempuan itu menyugar rambutnya ke belakang. Tidak banyak yang mengetahui sisinya yang seperti ini. Bahkan Argan pun tidak. Alison, adalah gadis yang menyukai kebebasan. Tapi kebebasan yang dimaksud tentu tidak sama dengan Aliya. Kebebasan Alison lebih ke arah semua hal yang menyenangkan. Dia bahkan tidak peduli jika hal itu akan merugikannya.Alison setia pada Argan. Dia mencintai pria itu. Hanya saja, terkadang ia juga bermain dengan pria lain, tanpa menggunakan hati. Hanya sebuah permainan yang membuatnya senang dan dimanjakan.“Aku harus mencari Argan,” ucap Alison. Dia mengambil handphone
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status