Semua Bab Pengantin Pengganti Calon Ipar: Bab 21 - Bab 30

117 Bab

21 | Peringatan Nial untuk Argan

Aliya kembali masuk kuliah seperti biasanya. Awalnya Argan melarangnya, karena berpikir ia belum sembuh benar, tapi Aliya bersikeras ingin masuk. Ia tidak ingin tertinggal pelajaran terlalu banyak. Setelah cukup lama berdebat, pria itu akhirnya mengalah. Dia juga tidak ingin membuat istrinya marah jika Argan memaksanya menuruti perintahnya.“Apa kamu akan baik-baik saja?” Argan bertanya khawatir.“Ayolah, Argan.” Aliya memutar bola matanya malas. Sudah berapa kali pria itu bertanya pertanyaan yang sama? Apakah ia pikir, perempuan yang baru menjalani malam pertama sama seperti ibu yang baru melahirkan?Aliya hanya merasakan sedikit sakit di bagian itu. Itu pun hanya sehari, esoknya rasa sakit yang ia rasakan berangsur membaik. Aliya juga bisa berjalan dengan baik sekarang. Apalagi yang Argan khawatirkan tentangnya?“Apakah kamu akan terus menahan ku supaya tidak masuk?” tanya Aliya. “Jika seperti itu, kelulusanku akan semakin tertunda.”“Sebenarnya, aku tidak masalah jika kamu berhenti
Baca selengkapnya

22 | Putra Tunggal Alfred

“Katakan padaku apa yang terjadi,” tegas Nial. Dia ingin mendengar sendiri dari Argan alasan mengapa Aliya bisa menggantikan Alison untuk menikah dengan pria itu. Karena Nial tidak bodoh. Dia tahu sesuatu pasti telah terjadi hingga membuat Aliya terpaksa menikah dengan pria itu.“Untuk apa kamu menanyakan ini?” Argan menatapnya sinis. Apa Nial begitu tidak terima karena Aliya menjadi istrinya? Seharusnya pria itu menyerah saja karena sejak menikah dengannya, Aliya sudah resmi menjadi milik Argan, sepenuhnya. “Jangan menanyakan istri orang lain. Kamu hanya membuat masalah untuk dirimu sendiri. Tidakkah kamu memiliki rasa malu?”“Memang apa salahku? Sejak awal, akulah yang lebih dulu mencintai Aliya,” tukas Nial memberikan pembelaan diri. Dia yang berjuang. Argan hanya orang asing yang seenaknya saja masuk di tengah-tengah hubungannya dengan Aliya. Nial yang tengah dalam masa perjuangan tentu saja kalah oleh Argan yang memilih jalan pintas untuk bisa mendapatkan Aliya. Ia bahkan bergera
Baca selengkapnya

23 | Tidak Bisa Menemui Argan

Alison kembali datang ke kantor Argan, berharap bisa bertemu pria itu. Meski sudah pernah menerima penolakan dan peringatan darinya, Alison tidak menyerah begitu saja. Ia yakin, Argan belum sepenuhnya melupakan dirinya. Alison masih bisa mendapatkan pria itu kembali. Yang perlu ia lakukan hanya lebih berusaha lagi.Saat ia melihat Argan yang baru saja tiba, Alison segera mendekatinya dengan senyum merekah. Akhirnya pria yang ia tunggu terlihat juga."Argan."Dia baru berjalan dua langkah, tapi ada seseorang yang langsung menghentikannya, melarangnya untuk melangkah mendekati Argan.Ekspresi Alison seketika berubah menjadi tidak senang."Menyingkir!" Bola matanya menyorot tajam, memperingati orang yang menahannya supaya tidak menghalangi langkahnya untuk mendekati Argan."Nona, anda dilarang mendekat. Tuan Argan sudah memberi perintah pada kami untuk tidak membiarkan anda mendekatinya lagi." Orang itu menjelaskan dengan nada tegas dan wajah tanpa ekspresi."Apa?" Alison tampak bingung.
Baca selengkapnya

24 | Alison Mendatangi Aliya

Argan melirik ke pintu, dimana ada seseorang baru saja memasuki ruangannya. "Dia sudah pergi?" "Sudah, tuan." "Bagus." Argan mengangguk puas. Dia sudah mengira jika Alison akan kembali menemuinya. Untungnya kali ini Argan sudah membuat persiapan. Jika bukan karena bodyguard yang ia tempatkan, mungkin masih mudah bagi Alison untuk bertemu dengannya. Sayangnya, saat ini Argan sudah meneguhkan hatinya. Dia tidak ingin menemui perempuan itu lagi. Argan akan menjalani hubungan yang baru bersama Aliya, perempuan yang menjadi istri sahnya. "Jika dia kembali lagi, pastikan dia tidak bisa memasuki kantor. Aku tidak ingin menerima gangguan apapun. Mengerti?" "Baik, Tuan. Saya mengerti." Bodyguard Argan itu membungkukkan badannya, berpamitan. Ia lalu pergi meninggalkan majikannya itu di sana. Setelah dia pergi, Argan kembali ke meja kerjanya. Dia mendudukkan diri di kursi. Argan termenung, memikirkan Alison yang bisa saja membuat kacau hubungannya dengan Aliya yang baru terajut. Istri keci
Baca selengkapnya

25 | Kepanikan Argan

Max saat ini tengah berada di kantor. Ia tengah mendiskusikan hal penting bersama sahabatnya. Tidak lama, suara handphonenya menghentikan aktivitasnya sejenak. Terpaksa rundingan itu berhenti sesaat. Max meminta ijin pada rekannya untuk mengangkat telepon sebentar.Rekannya hanya melengos malas. Ia sudah hafal, jika Max sudah bersikap seperti ini, itu berarti orang yang menghubunginya adalah kekasihnya sendiri. Satu-satunya orang yang tidak bisa diabaikan olehnya."Hallo, sayang." Nada bicara juga terdengar berbeda jika ia sudah bicara dengan kekasihnya. Sikapnya itu sering membuat orang lain yang melihatnya memutar bola mata mereka."Max, maaf menghubungimu di jam kerja.""Tidak apa." Kekehan kecil keluar dari mulutnya. Dia tidak terlihat seperti ia yang biasanya. Memang hanya saat berhadapan dengan kekasihnya Max akan sangat berbeda. Sepertinya dia sangat mencintai pacarnya itu. "Katakan saja ada perlu apa. Meski tidak penting, aku akan tetap mendengarkan.""Tapi, berjanjilah kamu t
Baca selengkapnya

26 | Menemukan Aliya

Argan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Ia tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di tempat tujuannya. Argan segera berlari mencari keberadaan istrinya. Menurut informasi yang ia dapatkan dari Gill, Aliya ada di tempat ini. Tapi, dimana dia?"ALIYA!" Argan berteriak memanggil. Ia berharap istrinya mendengar suaranya. "ALIYA!""Argan."Akhirnya sebuah suara samar terdengar. Argan segera mendekat ke asal suara. Dia menemukan istrinya terduduk di tanah dengan wajah merah. Argan tidak bodoh, ia menyadari jika itu adalah bekas sebuah tamparan. Selain itu, ada sedikit luka di wajahnya."Sayang." Argan berjongkok, mendekati istrinya. Kedua tangannya menangkup wajah Aliya dengan hati-hati. Sepertinya Alison memperlakukan Aliya cukup buruk. Lihatlah wajah cantik istrinya jadi seperti ini. "Kamu baik-baik saja?"Aliya tersenyum. Tapi, dari matanya ia meneteskan air mata.Dada Argan mencelos melihatnya. Dia menarik Aliya, memeluknya. Isakan tangis istrinya mulai terdengar. Perempuan i
Baca selengkapnya

27 | Mengetahui Hubungan Max dengan Alison

Argan bukan tipe orang yang akan melepaskan seseorang yang sudah membuat masalah dengannya dengan mudah. Meski itu adalah seseorang yang pernah sangat ia cintai, jika ia membuat masalah dengannya, Argan tidak akan hanya diam dan menerimanya.Alison sudah sangat salah memilih berurusan dengan orang sepertinya. Mantan kekasihnya itu terlalu berani mengganggu Aliya, perempuan yang menjadi istri Argan saat ini. Padahal saat ini, Aliya sudah menempati posisi yang cukup istimewa di hidup Argan. Tidak boleh ada orang yang mengusiknya, tanpa terkecuali.Setelah mendapatkan informasi tentang tempat dimana Alison berada saat ini, Argan bergegas mendatanginya. Meski ia sedikit heran, mengapa perempuan itu berada di hotel? Apa yang sedang ia lakukan?“Di mana kamar Alison?” Argan bertanya pada resepsionis di sana setelah sampai di lokasi.“Tuan Alfred?” Resepsionis itu terkejut. Dia terlihat segan, “Apa ada masalah?”“Aku tidak suka membuang waktuku.” Argan tampak tak sabar. Dia hanya ingin seger
Baca selengkapnya

28 | Membuat Bayi

Aliya bangun lebih pagi dari biasanya. Mungkin karena pada hari kemarin ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan tidur. Itu karena Argan yang terlalu mengkhawatirkannya hingga ia tidak mengijinkan Aliya melakukan apapun. Argan hanya menyuruhnya berdiam diri di kamar dan beristirahat.Setelah mendudukkan diri di atas ranjang, Aliya melirik tempat di sampingnya. Ada Argan yang masih tertidur lelap di sana, bertelanjang dada. Aliya mengulurkan tangan, mengusap puncak kepala pria itu. Ia merasakan perhatian yang besar dari Argan. Perasaan Aliya mulai goyah. Terlebih, hampir setiap malam ia menghabiskan waktu panas bersama pria itu. Aliya melirik perutnya yang masih rata. Dia meletakkan tangannya di sana, membayangkan ada janin yang mulai tumbuh di dalamnya.Apa jadinya jika ia benar-benar mengandung? Aliya mungkin akan merasa bahagia karena ia akan menjadi seorang ibu. Akan tetapi, perasaan bersalahnya pada Alison juga akan semakin membesar. Apakah Alison tidak akan semakin marah jika
Baca selengkapnya

29 | Pertengkaran Alison dan Ibunya

Kirana menyambut Alison di depan rumah. Raut wajahnya sudah terlihat tidak bersahabat. Tingkah Alison yang sering pergi datang tanpa pamit itu membuat Kirana harus menahan kesabaran. Kali ini ia sengaja menunggu putrinya itu untuk memberikan ceramahan panjang.“Dari mana saja, kamu?”Langkah Alison seketika berhenti. Dia terkejut melihat ibunya berdiri di depan teras. Sejak tadi Alison sibuk memikirkan kekesalannya pada Aliya, hingga ia tak sadar akan keberadaan ibunya di sana.“Ibu, apa yang ibu lakukan di sana?” tanya Alison. Dia berjalan mendekati ibunya itu.“Ibu bertanya sekali lagi, dari mana kamu, Alison!” Kirana kembali bertanya dengan nada yang lebih tinggi. Dia membuat Alison tersentak kaget. Wajar saja jika ia terkejut, sebelumnya sikap Kirana padanya selalu lembut dan penuh kasih sayang. Kali ini ia justru menunjukkan sikap sebaliknya.“Aku … aku tentu saja baru dari luar.” Alison menjawab terbata-bata. Dia tidak terbiasa menghadapi ibunya yang seperti ini. Karena itu Alis
Baca selengkapnya

30 | Video yang Membuat Alison Marah

Aliya berjalan perlahan sepanjang ia melangkah. Dia melempar tatapan kesal pada Argan yang masih menatapnya dari mobil. Pria itu tampak menahan senyum. Tidak lama, Argan pun turun dan menghampirinya, dia menyampirkan satu tangan Aliya di belakang lehernya lalu menurunkan tubuh seperti hendak menggendongnya. Akan tetapi, Aliya yang lebih cepat menyadari apa yang hendak Argan lakukan seketika berteriak, “STOP!”Argan menatapnya bingung.“Apa yang mau kamu lakukan?” tanya Aliya geram.“Menggendong istriku,” balas Argan polos.Aliya berdecak. Apa yang dipikirkan Argan? Saat ini mereka berada di kampus. Tanpa melakukan apapun, kedatangan mereka saja sudah menarik begitu banyak perhatian. Tidak terbayangkan jika seandainya Argan benar-benar menggendongnya sekarang.“Aku bisa berjalan. Tidak perlu menggendongku,” tolak Aliya. Dia menarik tangannya dan kembali berjalan dengan perlahan.Argan ternyata tidak segera pergi. Dia memilih berjalan di samping Aliya, menemaninya.“Jika berjalan sepert
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status