"Kamu gak mungkin gak kenal Abdi," kata Jelita saat wanita itu baru saja selesai dibuka perban wajahnya. Syabil ada di sana, tengah berdiri berjaga, layaknya bodyguard."Syabil, aku ngomong sama kamu!" "Iya, Non, saya dengar. Pasti ada lanjutan lagi dari kalimat Non Jelita'kan? Ini lagi saya dengerin," jawab Syabil santai. "Bagus. Kamu harus menjadi anak buah yang patuh kalau masih ingin kerja sama papaku!" Ucapan itu entah sudah berapa kali didengar oleh Syabil, sehingga ia tetap merasa biasa saja. Ancaman Jelita sama sekali tidak menakutkan."Siap, Non." "Apa kamu pernah lihat istri Abdi?" "Oh, Mbak Luisa namanya. Saya pernah lihat pas nikah. Pakai cadar aja cantik, apalagi buka cadar. Kayak artis Korea yang main sama Le min Ho yang jadi duyungnya. Tahu kan, Non? Cantik, tinggi, putih." Jelita memutar bola mata jengah mendengar pujian tulus Syabil terhadap Luisa. "Ck, tidak ada orang yang sempurna kali," balas Jelita sengit. "Sama, Non, baik wanita yang jahat, tidak selamanya
Read more