Share

91. Eksekusi

Kapan Syabil ke mari, Pa? Aku gak ada teman di rumah sakit ini. Jangan lama-lama. Aku repot kalau sendirian.

Send

Pesan itu dikirimkan Jelita pada papanya. Tidak ada tanda dibaca. Jika saja ia sudah bisa buka mulut lebar untuk bicara, pastilah udah keluar semua kekesalannya menunggu asisten papanya yang akan menemaninya di Thailand. Jelita terus menggerutu dari balik perban wajahnya. Jangan ditanya bagaimana rasanya? Tidak bisa dilukiskan, apalagi saat bius dan nyeri bekas operasi itu terasa sesekali. Kulit wajahnya seperti ditarik.

Ia mencari kontak Syabil di dalam grup anak buah papanya. Langsung ia simpan kontak tersebut.

Syabil, ini aku, Jelita. Kamu kapan ke Thailand? Papa udah bilang belum?

Send

Syabil Anak Buah

Oh, iya, Non, juragan udah bilang. Lusa pagi-pagi saya berangkat. Nenek saya masih sakit, Non. Kasihan kalau saya tinggal.

Aku juga sakit. Aku anak atasan kamu

Send

Syabil Anak Buah

Saya lebih baik gak kerja dari pada harus tinggalin nenek saya dalam keadaan sakit. Semog
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yunita Anisyah
syabil pinterrrrrr. semkga pak darmono selamat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status