Betapa terkejutnya Rana, karena saat ponselnya menyala, ada delapan puluh panggilan tidak terjawab dari suaminya. Ada juga pesan dan ia masih belum berani buka. Bukannya suaminya sibuk? Kenapa malah meneleponnya berkali-kali? Ya ampun, apa jangan-jangan suaminya sudah tahu? Batin Rana nampak cemas. Ada juga sebuah pesan dari ibu mertuanya. Pesan itulah yang ia buka pertama kali, sedangkan untuk pesan dari suaminya, mana berani ia membukanya. Rana menekan kontak Luisa. Ia merasa perlu bicara pada wanita itu agar jangan terlalu takut atau khawatir tentang suaminya. "Halo, assalamualaikum.""Halo, wa'alaykumussalam. Siapa ini?""Perkenalkan, Mbak. Saya Rana.""Rana? Rana siapa ya?" Luisa tidak ingat sama sekali dengan Rana karena rasa gembiranya karena kehamilannya."Istri Pak Levi.""Oh, i-iya, maaf saya gak inget namanya.""Iya, Mbak, gak papa. Mbak apa kabar?""Saya sehat, lagi hamil.""Wah, selamat, Mbak. Saya juga tengah hamil enam bulan.""Oh, gitu, selamat juga ya." Luisa tidak
Baca selengkapnya