Beranda / Romansa / Ayah Untuk Anakku / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab Ayah Untuk Anakku: Bab 121 - Bab 130

294 Bab

Bab 121

“Kenapa Kenzo sering tantrum?” Suara lembut William saat kedua manik matanya mengarah pada Amelia dengan tatapan senada.“Entahlah, mungkin jarang bertemu kamu.” Terdapat keluhan dalam suara Amelia.“Beberapa hari lalu aku sudah kesini.”“Mungkin Kenzo masih merindukanmu.” Kedua mata indah berbinar Amelia beradu tatapan dengan William kala Kenzo sedang berada dalam pangkuan si pria maka degupan jantung William semakin tidak karuan saja, tetapi dirinya harus menekan perasaan ini dan harus dibuang jauh-jauh dengan segera.“Aku akan lebih sering lagi kesini.” Janjinya dengan gugup.“Iya, terimakasih.” Senyuman manis Amelia yang semakin merasa kagum pada William saat memberikan perhatian pada anaknya yang bukan darah daging si pria, “bagaimana dengan Nitara?”“Tadi kepalanya pusing, wajahnya sampai pucat, tapi bibi mengurusnya sangat baik makannya aku tidak terlalu cemas meninggalkan Nitara.”“Heuh, Nitara sakit? Apa parah?” Sikap Amelia selalu di luar dugaan William karena wanita ini mem
Baca selengkapnya

Bab 122

Jantung Bagaswara terasa tertusuk pedang panas yang berhasil membakarnya. Keinginan Erland menikahi Amelia adalah mimpi buruk untuknya karena hingga saat ini di matanya Amelia tetap menjadi sosok yang tidak pantas menjadi anggota keluarga. “Nak, apa kamu yakin akan menikahi wanita itu?” Datarnya.“Tentu. Tapi ..., itu selama Amelia mau bersama Erland. Jika Amelia tidak mau iya sudah Erland tidak akan memaksa.” Terdapat sendu dalam bola matanya yang cekung dan seakan tatapannya selalu kosong sulit mendapatkan fokus, tetapi Bagaswara pikir mungkin itu karena keadaan putranya kini yang sangat kurus.“Apa kamu yakin akan menemukan bahagia jika menikahi Amelia?” Sederet pertanyaan ini sengaja disampaikan Bagaswara untuk mengetahui seberapa besar niat Erland pada Amelia.“Iya, Erland yakin bahagia karena Erland yakin jika Amelia adalah wanita yang sengaja dikirim Tuhan untuk menjadi teman hidup Erland walau mungkin cara kedatangannya berbeda. Tuhan mempertemukan kami dengan cara berbeda den
Baca selengkapnya

Bab 123

Saat ini sulit untuk William memberikan alasan logis, tetapi bukan William-si pria hebat jika tidak dapat mengelak dari masalah. “Bukan, Sayang. Gendongan ini punya Kenzo, ternyata tertinggal di kamar Erland. Dulu papa sempat menggendong Kenzo kesini.” Senyuman lebar dipasang, tetapi dibuat sangat meyakinkan karena wajah jujur ikut dalam aktingnya.“Oh ..., tapi tidak seharusnya kamu pakai kan?” Nitara masih merasa heran.“Hm ..., ingin saja.” William segera membelai perut Nitara, “aku mau latihan untuk nanti saat kita punya anak.” Kalimat dan raut wajahnya sangat selaras, sangat teduh dan menyentuh hingga bagaimana bisa Nitara tidak luluh. Jadi, akhirnya William terlepas dari interogerasi istrinya.Sementara, di dalam sana Erland dan Kenzo sedang menghabiskan rindu satu sama lain. Erland bukan orang baru di mata si balita maka mereka akran dengan cepat. Kini, Erland hanya satu-satunya tuan pemilik rumah besar ini saat keluarganya berlalu. Perawat serta pelayan selalu mendampingi, apa
Baca selengkapnya

Bab 124

Amelia tidak kaget sama sekali dengan kedatangan Tio yang mendadak, tanpa angin dan badai. Gelas berkaki diraihnya sangat anggun, kemudian memberikan jawaban sangat santai, “Hubungan kami baik-baik saja.” Air jeruk di dalamnya disesap perlahan.“Ternyata aku salah menilai kalian,” kekeh Tio seakan kehadirannya disyukuri, seakan dirinya adalah manusia paling menyenangkan di mata semua orang. Namun, sejurus kemudian pria ini berdeham pelan karena guyonannya tidak ditanggapi, kemudian melambaikan tangan, meminta sebuah jus pada pelayan. Seiring menunggu, basa-basi diperlukan. “Mei, bagaimana kabar kamu hari ini, apa setelah ini kamu ada waktu?”“Setelah ini aku tetap bersama papa. Aku akan kembali ke perusahaan.”“Ah ..., begitu rupanya, jadi intinya hari ini kamu tidak punya waktu senggang.” Tio mengusap-usap dagunya. Wajah dan penampilannya memang tidak buruk, setidaknya itu adalah penilain para wanita yang pernah terlibat kencan buta dengannya, kumpulan wanita yang ditolak mentah-ment
Baca selengkapnya

Bab 125

Satpam diperintahkan untuk tidak memberi tahukan informasi apapun tentang Erland, mereka juga mendapatkan tugas supaya Kenzo tetap berada di dalam area tanpa boleh disentuh orang luar kecuali Amelia. “Iya, balita itu bernama Kenzo.”“Saya harus menemui cucu saya. Kenapa Kenzo bisa bersama pria yang tidak bisa berjalan!” cemas Sopia hingga dirinya ingin menelesup lewat celah dua orang bodyguard itu tetapi jelas usahanya gagal.“Maaf Nyonya. Tuan dan nyonya besar sedang tidak di tempat, kami tidak bisa meloloskan siapapun.” Santun satpam, tetapi tetap bersama sikap tegas.“Tapi yang di dalam itu cucu saya. Dan kalian sangat tidak sopan menahan saya di sini, saya besannya nyonya Miranda dan tuan Bagaswara!” lantang Sopia. Namun, sayangnya tidak satu pun dari pria ini yang percaya karena yang mereka tahu besan tuan dan nyonya besar hanya orangtuanya Nitara, sedangkan pernikahan William dan Amelia tidak bocor pada siapapun termasuk satpam.“Maaf Nyonya, jika Nyonya ingin menemui tuan dan n
Baca selengkapnya

Bab 126

William adalah orang yang senyumannya paling cerah. “Tara, kamu hamil?”“Eu, entahlah ....” Nitara tidak dapat memberikan jawaban pasti karena alasan tidak nafsu makannya karena perang dingin dengan Erland, tetapi andaipun benar hamil dirasa tidak aneh karena sudah beberapa bulan mereka menikah.“Besok kita periksa, ya.” Senyuman William semakin cerah merona saja.“Iya ....” Malu Nitara bersama ketidak yakinan. Adhinatha dan Miranda dibuat sangat bahagia andai menantunya hamil dengan cepat, tetapi lain halnya dengan Erland.‘Aku bahagia saat saudaraku bahagia, tapi haruskan kamu mendapatkan seorang anak dari wanita jahat?’Malam ini semua orang sangat bahagia kecuali Erland dan Nitara dengan alasan berbeda. Namun, setidaknya Erland dapat menemukan kebahagiaannya kembali saat bermain dengan buah hatinya dan tidur bersamanya.Keesokan paginya, seperti biasa Nitara dan William hendak pergi ke perusahaan, tetapi sayangnya kali ini Miranda tetap berada di rumah maka Kenzo tidak dapat disem
Baca selengkapnya

Bab 127

William tidak lantas memberikan jawaban, hanya senyuman yang melengkung tipis sebagai sahutannya hingga Nitara melanjutkan pertanyaannya, “Siapa yang paling kamu sayangi. Anak kita atau Kenzo?” Dalam bola matanya terdapat keraguan sekaligus harapan.Saat ini barulah William memberikan jawaban, “Sama, Sayang, tapi ..., rasa sayangnya berbeda makna.” Hatinya melanjutkan. ‘Karena Kenzo adalah keponakan yang juga harus disayangi sepenuh hati, tetapi anak kita nanti adalah segalanya. Aku tidak akan menumpahkan semua kasih sayang pada Kenzo toh Kenzo sudah mendapatkan kasih sayang dari Erland dan Amelia, begitupun anak kita yang akan mendapatkan kasih sayang tambahan dari mereka.’“Berbeda makna bagaimana, bisa kamu jelaskan?” pertanyaan Nitara yang ini kembali membuat William bungkam sesaat.“Kamu akan melihatnya sendiri nanti.” Entah bagaimana caranya menjelaskan, maka William pikir lebih baik sepasang mata indah Nitara yang langsung menilai.Nitara sudah mendapatkan jawaban dari suaminya
Baca selengkapnya

Bab 128

Malam tiba, rupanya William memiliki rencana sendiri menemui Kenzo, bukan karena Kenzo tantrum atau apapun itu. Sebuah mainan menjadi buah tangannya. “Terimakasih.” Senyuman Amelia penuh syukur.“Ini bukan apa-apa.” Senyuman teduh William. Dirinya mendapatkan amanah dari Erland untuk memberikan mainan yang dibelikan olehnya, tetapi tentu saja itu adalah rahasia. Hanya William dan Bagaswara yang tahu.Kenzo segera merangkul William serta mainannya, balita ini juga tersenyum ceria hingga suasana seisi rumah ikut masuk ke dalam perasaan bahagia Kenzo.Sementara, lagi-lagi Nitara merasa tidak aman ditinggalkan oleh William, tetapi curiga juga mulai membumbuinya. “Kenapa William sering sekali pergi di luar jam kerja. Apa benar menemui rekan kuliahnya?” Hal ini terlalu sering maka wajar saja seorang istri menanamkan kecurigaan.Nitara hanya mondar-mandir di dalam kamarnya, tidak berani keluar dari area yang dianggapnya paling aman karena tidak mungkin Erland menjangkaunya. Namun, seorang pe
Baca selengkapnya

Bab 129

Saat ini Nitara masih menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. “Beli di mana?”“Di outlet langganan keluarga.” Senyuman cerah William yang kemudian menatap dirinya dalam pantulan cermin, “ini sangat bagus. Bagus sekali.” Pria ini merasa mantelnya sangat spesial, entah kenapa?Namun, di balik sumringahnya terdapat Nitara yang semakin memiliki perasaan tidak nyaman. “Sudah malam, apa kamu mau tidur sekarang?”William segera berbalik meninggalkan pantulan cermin untuk menatap Nitara. “Tidur saja duluan, aku masih lelah, aku mau merokok sebentar.” Wajah teduh William tidak hilang, tetapi senyuman cerahnya tanpak sangat asing bagi Nitara.‘Apa seperti ini sikap William saat membeli pakaian baru? Itu berlebihan. Selama ini pakaian William sering baru, tapi William bersikap biasa saja.’ Tatapan Nitara serta senyumannya tidak menunjukan apapun yang ada di hatinya, dirinya menyembunyikan perasaan tidak nyaman ini dengan rapih. Maka, si wanita menjamah tempat tidur terlebih dahulu, sedangkan su
Baca selengkapnya

Bab 130

“Amei cuma lelah, Ma ...,” alasan yang dilontarkan Amelia.“Kalau lelah beristirahat saja, jangan memaksakan diri, kasihan Kenzo.” Lembut Sopia bersama belaian di lengan putrinya. Sentuhan lembut nan sayang selalu bisa menenangkan karena dirinya juga seorang ibu, dirinya sangat memahami betapa pentingnya sentuhan dan pelukan bagi seorang anak.Jadi, kini Kenzo diasuh oleh Sopia sedangkan Amelia hanya terpaku di dalam kamar. Adhinatha tidak kemanapun, jadwalnya hari ini sangat tipis, dirinya hanya akan memeriksa perusahaan selama beberapa jam saja. Maka, waktunya dengan Kenzo begitu banyak.“Mana Amei?”“Di kamar, katanya lelah ....”Adhinatha baru saja melihat benjolan di dahi Kenzo. Sontak, dirinya juga sangat khawatir, “Kenzo kenapa, Ma?”“Terbentur ranjang, Amei sedikit tledor. Jadi Mama mengambil Kenzo.”Belaian lembut Adhinatha mengusap dahi cucunya. “Kenzo bermain sama nenek dan kakek saja ya, kasihan mamanya Kenzo,” kekehnya begitu hangat nan penuh kasih sayang.Satu jam berlal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
30
DMCA.com Protection Status